Share

Bab 509

Widia tampak berlinang air mata. Sepertinya dia sudah mabuk.

Setelah melampiaskan emosinya, perasaannya kini jauh lebih baik dan lebih tenang. Dia mengambil tisu untuk menyeka air matanya.

"Widia, jangan terlalu sedih."

"Karena dia nggak pantas, buat apa kamu terus menantikannya? Lagian, di luar sana ada begitu banyak pria hebat yang mengejarmu. Mengapa kamu harus sedih untuk pria tak tahu malu seperti itu?" hibur Tania.

Widia mengangguk. Mungkin ini saatnya dia melepaskan pria itu. Hanya saja, teringat besok dia harus pergi ke kantor sipil, hatinya terasa sakit sekali.

Pedih menyayat jiwa.

Di saat Widia hendak berbicara, tiba-tiba sekelompok pria berpakaian tidak biasa melirik mereka dan berjalan mendekat, "Dua gadis cantik, lagi minum-minum? Tak adakah pria yang menemani kalian? Mau bergabung nggak?"

"Terutama gadis cantik ini, sepertinya kamu barusan nangis. Siapa yang berani mengganggumu? Katakan padaku, aku akan balas dendam untukmu."

Melihat itu, Tania langsung berkata dengan din
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status