"Tenang saja, aku masih punya aset. Selain itu, aku juga punya beberapa rumah, jadi aku pasti akan membayarmu.""Nggak bisa, aku nggak percaya. Barusan kamu bilang kita hanya perlu berpura-pura, lantas apa yang terjadi? Lihat saudara-saudaraku. Adakah di antara mereka yang bisa berdiri sekarang?" kata Iwan sambil mendengus dingin."Bagaimana? Aku nggak punya waktu menunggumu di sini. Aku beri kamu sepuluh detik. Kalau kamu nggak menjawab, jangan harap kelak hidupmu akan berjalan mulus," ancam Iwan lagi.Lantaran dia mendengar suara ambulans di luar."Kalau begitu, se ... sekali saja, aku hanya akan melayanimu sekali saja. Kalau nggak, aku juga nggak akan setuju.""Selain itu, kalau kamu setuju sekali saja, aku tetap memberimu satu miliar untuk biaya pengobatan."Tania masih berpegang teguh pada tekadnya. Tujuan utamanya hanyalah Tobi dan dia masih belum ingin menyerah.Dia tidak boleh bergaul dengan pria seperti itu terus-menerus. Kalau tidak, bagaimana dia bisa menikah dengan Tobi kel
Widia sengaja mengulur waktu. Hingga jam 08.59 pagi, barulah Widia memarkir mobilnya dengan enggan.Dia memang sengaja datang terlambat. Sebelum turun dari mobil, dia melirik ke arah pintu kantor sipil, tetapi tidak menemukan sosok Tobi di sana, jadi dia pun berjalan dengan santai.Sesampainya di depan pintu, Widia melirik jam tangannya sekilas.Sudah lewat jam sembilan!Tobi masih belum muncul juga!'Huh! Bajingan ini mulutnya saja yang tajam. Ini sudah lewat jam sembilan, tapi masih belum datang juga.''Tampaknya dia nggak tega bercerai denganku.''Begini baru benar. Toh aku begitu cantik dan juga berbakat, pria mana yang bisa menolak diriku?'Makin dipikir, Widia makin senang. Kegugupan, kecemasan dan kekhawatiran yang dia rasakan sebelumnya telah sirna.Dia bahkan mengeluarkan ponselnya dan bersiap untuk menelepon Tobi.Dia ingin tahu kenapa pria itu masih belum datang?Namun, begitu dia menelepon, terdengar suara ponsel berdering di belakangnya. Mau tak mau, tubuhnya agak gemetar.
Saat ini, suasana hatinya baik, jadi dia bisa mendengarkan dengan sabar.Tiba-tiba ponsel Widia berdering. Begitu melihat layar ponsel, ternyata Tania yang meneleponnya.Berbicara tentang Widia, dia sangat marah.Tadi malam, lantaran Iwan terluka, pria itu tidak jadi berhubungan badan dengannya. Namun, dia dipaksa untuk memuaskan nafsunya dengan menggunakan mulut saat berada di rumah sakit.Hal ini tentu membuat Tania merasa mual. Setelah pulang ke rumah, dia berkumur berkali-kali, tetapi masih merasa tidak nyaman.Dia merasa ini semua gara-gara Tobi dan Widia.Jika bukan karena dikacaukan Tobi, Widia dan Gavin pasti telah bersama. Dengan begitu, dirinya juga tidak perlu menderita seperti ini.Jika Widia tidak meninggalkannya sendirian, dia juga tidak akan berada dalam situasi seperti itu."Tania, kamu baik-baik saja? Apa wajahmu masih sakit?" tanya Widia dengan perhatian. Tadi malam, demi membantunya, Tania benar-benar telah mengerahkan seluruh kekuatannya.Berbicara tentang ini, so
Setelah mendengar kata-kata Widia, Tobi pun menyetujuinya.Sebenarnya dia sendiri juga enggan, tetapi Widia bersikeras, jadi dia terpaksa menuruti permintaan Widia. Selain itu, menjadi direktur juga ada manfaatnya, jadi tidak boleh dilewatkan begitu saja.Setelah beberapa hari menghilang, Tobi akhirnya muncul di perusahaan. Hal itu seketika menarik perhatian banyak orang.Baru-baru ini, banyak rumor yang mengatakan Tobi menjadi sombong setelah mencetak beberapa prestasi kecil. Ada juga yang mengatakan Widia tidak senang dengannya dan ingin memecatnya.Apalagi, semua karyawan menerima surel yang berisikan Tobi telah dicopot dari jabatannya sebagai ketua tim penjualan dan Susan mengambil alih menggantikannya.Saat Yuli membaca surel ini, dia agak kaget.Walaupun Susan telah memberitahunya beberapa hari yang lalu, tetapi tak terlihat ada pergerakan sedikit pun. Ditambah lagi, ada begitu banyak rumor buruk mengenai Tobi. Dia mulai bertanya-tanya, jangan-jangan rencana itu telah dibatalkan?
"Huh! Siapa yang dendam kepadamu? Bukankah banyak gadis di perusahaan yang matanya buta dan tergila-gila kepadamu? Kami nggak tahan melihatnya."Mendengar itu, Tobi akhirnya mengerti, lalu berkata dengan nada datar, "Menurutku, mereka nggak buta. Sebaliknya, kalianlah yang buta.""Leo, pergilah ke departemen SDM nanti, lalu pecat mereka semua."Kata-kata itu seketika membuat mereka terpengarah.Begitu juga dengan Leo.'Kak Tobi, memecat orang-orang ini sekaligus bukanlah hal mudah. Apalagi dirimu sendiri juga belum tertolong, sekarang kamu masih berpikir untuk memecat mereka?' pikir Leo dalam hati.Yang lain juga tertegun sejenak, kemudian langsung mengejeknya, "Huh! Masih berlagak. Kamu pikir dirimu masih Pak Tobi si ketua tim yang hebat seperti sebelumnya?""Ya, aku memang nggak memegang jabatan ketua tim lagi.""Tapi tak lama lagi, aku akan menjadi direktur departemen penjualan," kata Tobi dengan ringan.Semua orang tidak percaya, "Apa? Tak mungkin!"Leo juga kebingungan."Tak mungk
Tobi tidak tahu dirinya kembali menjadi sasaran Gavin lagi. Bukan karena dia tidak bisa memantau pergerakan Gavin, tetapi dia merasa tidak perlu sama sekali.Pecundang kecil seperti itu tidak layak membuat tangannya kotor.Di mata Susan, Tobi yang terlihat mendominasi itu makin keren.Terutama saat melihat penampilan pria itu yang begitu mendominasi di depan semua orang, jantungnya tak kuasa berdebar kencang dan wajahnya pun merona.Mungkin ini ada hubungannya dengan ledekan Yuli barusan. Akibatnya, dia malah mengaitkan dirinya dengan Tobi.Melihat Tobi selesai menangani masalah ini, dia langsung menyambutnya dengan gembira, "Kak Tobi, akhirnya kamu kembali.""Ya, kalian semua telah bekerja keras beberapa hari ini."Tobi menyadari gelagat aneh Susan. 'Jangan-jangan gadis ini menyukaiku?' batinnya."Nggak, kok. Hanya saja, Kak Tobi nggak datang ke perusahaan akhir-akhir ini, jadi aku agak khawatir," ucap Susan sambil menunjukkan sorot mata penuh arti.Asalkan tidak bodoh, siapa pun bisa
"Nggak, tentu saja nggak!" seru Shinta buru-buru."Lantas, kenapa kamu begitu senang?""Jangan gunakan alasan lain untuk membohongiku. Aku mau kamu jujur, apa kamu menyukai Tobi?""Nggak, nggak, kok." Shinta buru-buru menyangkalnya, tetapi rona merah di wajahnya tak kuasa disembunyikan. Lantaran Helen menanyakan hal ini langsung kepadanya, apalagi dirinya juga memiliki perasaan yang berbeda kepada Tobi.Jika Tobi berinisiatif mengejarnya, apa dia akan setuju?Begitu pertanyaan ini muncul di benaknya, otaknya tidak perlu berpikir keras dan langsung mengeluarkan jawaban setuju.Melihat ekspresi Shinta, dia merasa tebakannya mungkin benar. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Shinta, jangan bilang aku nggak mengingatkanmu. Tobi memang sangat baik, tapi jangan sampai jatuh cinta kepadanya.""Mengapa? Bu Helen tahu sesuatu?" tanya Shinta penasaran. Sebenarnya, dia ingin tahu identitas Tobi yang sebenarnya."Aku kurang paham, tapi yang aku tahu, dia sudah punya pasangan."Helen merasa T
Pengangkatan jabatan ini tentu menimbulkan kehebohan dan beragam pendapat.Namun, tidak ada seorang pun yang keberatan dengan pengangkatan jabatan ini.Alasannya, tak peduli siapa dalang di balik masalah terakhir kali, nama Tobi telah berhasil mencuri perhatian dan termasuk memberikan kontribusi besar kepada perusahaan.Selain itu, yang juga paling penting, hampir semua orang yang menentang Widia di perusahaan kini telah lenyap.Berkat bantuan Tobi, Grup Lianto kini perlahan-lahan telah didominasi oleh Widia.Berkat bantuan Tobi, prestise Widia telah mencapai tingkat yang menakjubkan, bahkan melampaui prestise kakeknya di perusahaan sebelumnya.Mengenai pengangkatan jabatan yang dibuat oleh Widia, Tobi tidak terkejut sama sekali. Dia hanya menjelaskan secara singkat apa yang perlu diperhatikan oleh Leo.Meski dia tidak ingin mengambil alih, dia juga tidak ingin perusahaan menderita kerugian hanya karena kurangnya pengalaman Leo.Setelah menjelaskan semuanya, sorenya, Tobi langsung pula
"Bagus!"Lastri tidak tahan lagi dan bergumam kecil. Hanya saja, dia takut Yaldora tidak senang, jadi dia tidak berani berteriak.Yaldora menggelengkan kepalanya tak berdaya dan berkata dengan datar, "Lastri, kamu salah!""Nona, kenapa aku salah? Bukankah kamu paling benci laki-laki? Kenapa orang sepertinya ....""Sudahlah. Kamu nggak perlu bicara lagi. Nanti kamu akan tahu sendiri."Yaldora diam-diam menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya pria hebat seperti Tobi tidak bisa menangani masalah sepele ini.Memang benar demikian. Tobi tidak sabar lagi dan mengerutkan kening. "Baiklah. Apa sudah selesai diskusinya?"Mendengar itu, semua orang tertegun.Padahal, bocah ini sudah tertangkap basah melakukan hal yang tidak senonoh. Dilihat dari nada bicaranya yang begitu sombong, sepertinya dia masih belum bertobat.Benar saja. Kinan langsung mengamuk. "Bocah, kamu masih berani sombong di sini? Apa kamu memandang sebelah mata semua orang di sini?""Jangan banyak omong lagi. Kamu mau balas de
Karena perkataan Isander, Ivy langsung menjadi gugup.Padahal, jika dilihat dari penampilan, Tobi tidak terlihat seperti orang seperti itu. Sebaliknya, Kinan tampak begitu mendominasi.Tidak peduli benar atau salah, bukankah sebaiknya menyerahkan masalah ini kepada polisi untuk diselidiki dan ditangani?Hanya saja, tuan muda Keluarga Yudistira yang terlihat bermartabat dan sopan ini sepertinya punya latar belakang yang menakutkan. Dia bahkan mengenal Pak Retno dan tampaknya tidak takut dengan atasan mereka.Namun, jika Ivy tidak ikut campur, apa yang akan terjadi pada pria ini? Hati nuraninya pasti tidak akan tenang. Apa yang harus dia lakukan?"Kenapa kamu masih berdiri di sana? Percayalah, asalkan ada aku di sini, nggak akan terjadi apa-apa. Kalau kamu masih khawatir, kamu bisa simpan nomor Whatsapp-ku. Aku pasti akan melindungimu," ucap Isander dengan cepat.Hari ini dia hanya perlu menaklukkan dua wanita cantik ini dulu. Dia tidak perlu khawatir dengan pramugari ini. Lagi pula, dia
"Nggak bisa. Beraninya dia menyentuh adikku. Aku harus menghadapinya sendiri hari ini," kata Kinan dengan kesal.Mendengar itu, Ivy masih mau berbicara.Isander langsung mendahuluinya dan berkata dengan nada tegas, "Sudahlah. Nona Cantik, kamu nggak bisa mengatasinya sendiri, jadi buat apa ikut campur dalam urusan orang lain? Selain itu, aku juga kenal Pak Retno dari perusahaan kalian.""Kamu nggak perlu khawatir dengan masalah ini. Nanti aku akan sampaikan masalah ini kepadanya langsung.""Ka ... kamu kenal Pak Retno?" tanya Ivy dengan ekspresi terkejut."Tentu saja. Bagi tuan muda Keluarga Yudistira di Jatra sepertiku, mengenal CEO maskapai penerbangan bukanlah masalah besar. Sebaliknya, itu seharusnya menjadi kehormatan baginya," kata Isander dengan ekspresi bangga.Dia sengaja mengatakan semua ini dengan suara lantang agar bisa memamerkan statusnya yang luar biasa kepada semua orang, terutama kepada wanita-wanita cantik itu.Jika demikian, tingkat keberhasilan mendapatkan wanita-wa
Mendapati wanita yang mengikuti Yaldora juga ikut mengomentari, Isander segera mengambil kesempatan untuk unjuk gigi dan memenangkan hati wanita pujaannya.Begitu mendengar itu, Lastri langsung memperlihatkan ekspresi kekaguman dan buru-buru berkata, "Benar, mereka sama-sama bermarga Yudistira, tapi kenapa kesenjangannya begitu besar? Yang satunya preman yang nggak tahu malu. Yang satunya lagi justru pemuda tampan yang punya rasa keadilan!"Isander kegirangan mendengar pujian itu. Dia sangat antusias sampai bergegas berkata, "Nona, kamu terlalu memuji. Tapi wanita memang seharusnya dilindungi pria. Bagaimana mereka bisa diintimidasi seperti ini? Benar-benar parah sekali.""Nona nggak perlu khawatir. Aku pasti akan memberinya hukuman setimpal hari ini agar dia nggak berani melakukan hal nggak tahu malu seperti itu lagi."Wajah Tobi tampak tidak berdaya. Ketiga orang ini jelas tampak seperti satu komplotan. Mereka bertindak seolah-olah itu adalah masalah yang serius.Yaldora, yang duduk
Isander mengerutkan kening."Siapa peduli dengan taktik yang dia gunakan. Orang yang nggak tahu malu seperti ini kurang diberi pelajaran." Kinan segera berkata, "Kak Isander, jangan khawatir. Aku sudah menyusun rencana. Aku jamin kamu pasti akan memperlihatkan kehebatanmu.""Siapa tahu kamu bisa memikat hati para wanita cantik ini. Saat itu, kamu bisa menikmati dilayani oleh mereka, 'kan?"Mendengar itu, wajah Isander tampak penuh dengan ekspresi kegembiraan. Dua wanita cantik ini benar-benar menggiurkan. Jika dia bisa memiliki keduanya, bukankah dia akan menjadi pria paling bahagia di dunia ini?Kinan kemudian menatap adiknya, Miya, sambil berkata, "Aku serahkan kepadamu!"Meski Miya enggan, dia juga ingin bersama Isander. Namun, dia tahu dia tidak boleh ragu saat ini. Jika tidak, dia bahkan tidak akan punya kesempatan untuk mengikuti Isander lagi ke depannya.Dia buru-buru berkata, "Kak Isander, kamu tenang saja. Serahkan saja kepadaku!"Usai mengatakan itu, mereka pun kembali ke kab
Perkataan itu seketika membuat Yaldora gemetar tanpa alasan.Sebenarnya, sejak pertemuan pertama mereka, Yaldora telah memiliki kesan yang mendalam terhadap Tobi. Apalagi, itu adalah kesan yang sangat nyaman dan baik.Hanya saja, dia mengira mereka tidak mungkin punya kesempatan untuk bertemu lagi. Siapa sangka mereka akan bertemu lagi secepat ini. Apalagi, target dari misi yang diberikan gurunya juga pria itu.Jika bukan karena target kali ini adalah Tobi, Yaldora pasti akan langsung menolak 'jebakan wanita cantik' yang disarankan gurunya. Bahkan, lebih mustahil untuk turun gunung dengan tujuan seperti ini.Meski Yaldora berutang budi kepada gurunya, dia juga tidak bisa memenuhi permintaan seperti ini!Ekspresi wajah Yaldora kembali normal. Dia pun berkata dengan tenang, "Sudah kubilang, aku hanya fokus berkultivasi. Aku nggak tertarik dengan pria.""Aku nggak bisa memaksamu, tapi bukan hanya karena kamu nggak tertarik sama pria, kamu juga akan melarangku menyukaimu, 'kan?" kata Tobi
"Mempermainkanmu?"Tobi tertegun sejenak. Sebenarnya, itu hanya lelucon saja."Memangnya bukan?""Kalau kamu orang seperti itu, nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan." Yaldora tampak kesal. Sebenarnya, dia menganggap Tobi sebagai orang baik.Jika tidak, mana mungkin dia akan mendatanginya dan masuk ke dalam untuk duduk.Namun, setelah dilihat sekarang, semua perkataan Tobi itu penuh dengan kebohongan. Dia tidak jujur seperti yang tampak dari tampangnya.Tanpa sadar, hal ini malah membuatnya marah. Dia bahkan melupakan tugas gurunya.Kali ini, Tobi benar-benar bingung. Padahal, dia hanya mengatakan yang sebenarnya. Sekalipun dia berbohong, Yaldora juga tidak perlu marah seperti itu, 'kan?Mungkinkah tebakannya salah?Gadis ini mendekatinya tanpa tujuan apa pun? Murni hanya karena memiliki kesan baik terhadap dirinya?Jika bukan demikian, kenapa masalah sepele seperti itu bisa membuatnya marah?Apalagi, dilihat dari ekspresinya, Yaldora tidak terlihat seperti sedang berakting. Tobi se
Yaldora menghampiri Tobi. Dia tidak langsung duduk, tetapi bertanya dengan dingin, "Kamu mencariku?""Ya, duduklah."Tobi mengangguk dan tersenyum. Lantaran Laurin telah mengundangnya kemari, dia tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.Yaldora melirik sekilas. Laurin duduk di bagian dalam, sedangkan Tobi tidak berniat berdiri untuk membiarkannya masuk. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk berjalan melewati tempat duduk Tobi, tetapi dengan bokong mengarah kepada pria itu.Karena gurunya telah berpesan kepadanya agar mendekati Tobi. Jika dia bahkan tidak bisa melakukan hal kecil seperti ini, bagaimana dia bisa menyelesaikan tugas gurunya dan mendapatkan liontin giok?Sosok anggun itu melewatinya, apalagi bokong indahnya menghadap ke arahnya. Terutama, Tobi dalam posisi duduk, sedangkan Yaldora berdiri. Dari ketinggian dan jarak seperti itu, sulit untuk tidak melihat langsung.Namun, Yaldora bergegas duduk dan memandang Tobi, seakan bertanya mengapa dia memintanya datan
Kemunculan Laurin langsung menarik perhatian banyak orang, terutama sekelompok anak muda, dua pria dan satu wanita. Pandangan kedua pria itu seakan tidak lepas dari Laurin sedetik pun.Tak lama kemudian, Yaldora dan Lastri juga muncul. Meski paras Lastri masih kalah dari Yaldora, dia juga termasuk wanita cantik. Saat keduanya muncul, juga mencuri perhatian banyak orang.Terutama dua pemuda yang mengenakan pakaian bermerek dan terlihat sombong itu.Saat melihat Tobi, Yaldora sepertinya tidak terkejut sama sekali. Rupanya, dia juga menyadari keberadaan Tobi barusan. Wanita itu pun mengangguk kepada Tobi.Tobi tertegun sejenak. Kemudian, balas mengangguk kepadanya.Namun, pemandangan itu membuat kedua pria tersebut cemburu, terutama pria bernama Isander. Pemuda yang satunya lagi bernama Kinan. Sedangkan, wanita di samping itu adalah adik perempuannya Kinan. Namanya Miya.Sebenarnya, Kinan selalu mengikuti Isander. Sedangkan adiknya, Miya, menyukai Isander. Kinan juga ingin adiknya bersama