Saat ini, suasana hatinya baik, jadi dia bisa mendengarkan dengan sabar.Tiba-tiba ponsel Widia berdering. Begitu melihat layar ponsel, ternyata Tania yang meneleponnya.Berbicara tentang Widia, dia sangat marah.Tadi malam, lantaran Iwan terluka, pria itu tidak jadi berhubungan badan dengannya. Namun, dia dipaksa untuk memuaskan nafsunya dengan menggunakan mulut saat berada di rumah sakit.Hal ini tentu membuat Tania merasa mual. Setelah pulang ke rumah, dia berkumur berkali-kali, tetapi masih merasa tidak nyaman.Dia merasa ini semua gara-gara Tobi dan Widia.Jika bukan karena dikacaukan Tobi, Widia dan Gavin pasti telah bersama. Dengan begitu, dirinya juga tidak perlu menderita seperti ini.Jika Widia tidak meninggalkannya sendirian, dia juga tidak akan berada dalam situasi seperti itu."Tania, kamu baik-baik saja? Apa wajahmu masih sakit?" tanya Widia dengan perhatian. Tadi malam, demi membantunya, Tania benar-benar telah mengerahkan seluruh kekuatannya.Berbicara tentang ini, so
Setelah mendengar kata-kata Widia, Tobi pun menyetujuinya.Sebenarnya dia sendiri juga enggan, tetapi Widia bersikeras, jadi dia terpaksa menuruti permintaan Widia. Selain itu, menjadi direktur juga ada manfaatnya, jadi tidak boleh dilewatkan begitu saja.Setelah beberapa hari menghilang, Tobi akhirnya muncul di perusahaan. Hal itu seketika menarik perhatian banyak orang.Baru-baru ini, banyak rumor yang mengatakan Tobi menjadi sombong setelah mencetak beberapa prestasi kecil. Ada juga yang mengatakan Widia tidak senang dengannya dan ingin memecatnya.Apalagi, semua karyawan menerima surel yang berisikan Tobi telah dicopot dari jabatannya sebagai ketua tim penjualan dan Susan mengambil alih menggantikannya.Saat Yuli membaca surel ini, dia agak kaget.Walaupun Susan telah memberitahunya beberapa hari yang lalu, tetapi tak terlihat ada pergerakan sedikit pun. Ditambah lagi, ada begitu banyak rumor buruk mengenai Tobi. Dia mulai bertanya-tanya, jangan-jangan rencana itu telah dibatalkan?
"Huh! Siapa yang dendam kepadamu? Bukankah banyak gadis di perusahaan yang matanya buta dan tergila-gila kepadamu? Kami nggak tahan melihatnya."Mendengar itu, Tobi akhirnya mengerti, lalu berkata dengan nada datar, "Menurutku, mereka nggak buta. Sebaliknya, kalianlah yang buta.""Leo, pergilah ke departemen SDM nanti, lalu pecat mereka semua."Kata-kata itu seketika membuat mereka terpengarah.Begitu juga dengan Leo.'Kak Tobi, memecat orang-orang ini sekaligus bukanlah hal mudah. Apalagi dirimu sendiri juga belum tertolong, sekarang kamu masih berpikir untuk memecat mereka?' pikir Leo dalam hati.Yang lain juga tertegun sejenak, kemudian langsung mengejeknya, "Huh! Masih berlagak. Kamu pikir dirimu masih Pak Tobi si ketua tim yang hebat seperti sebelumnya?""Ya, aku memang nggak memegang jabatan ketua tim lagi.""Tapi tak lama lagi, aku akan menjadi direktur departemen penjualan," kata Tobi dengan ringan.Semua orang tidak percaya, "Apa? Tak mungkin!"Leo juga kebingungan."Tak mungk
Tobi tidak tahu dirinya kembali menjadi sasaran Gavin lagi. Bukan karena dia tidak bisa memantau pergerakan Gavin, tetapi dia merasa tidak perlu sama sekali.Pecundang kecil seperti itu tidak layak membuat tangannya kotor.Di mata Susan, Tobi yang terlihat mendominasi itu makin keren.Terutama saat melihat penampilan pria itu yang begitu mendominasi di depan semua orang, jantungnya tak kuasa berdebar kencang dan wajahnya pun merona.Mungkin ini ada hubungannya dengan ledekan Yuli barusan. Akibatnya, dia malah mengaitkan dirinya dengan Tobi.Melihat Tobi selesai menangani masalah ini, dia langsung menyambutnya dengan gembira, "Kak Tobi, akhirnya kamu kembali.""Ya, kalian semua telah bekerja keras beberapa hari ini."Tobi menyadari gelagat aneh Susan. 'Jangan-jangan gadis ini menyukaiku?' batinnya."Nggak, kok. Hanya saja, Kak Tobi nggak datang ke perusahaan akhir-akhir ini, jadi aku agak khawatir," ucap Susan sambil menunjukkan sorot mata penuh arti.Asalkan tidak bodoh, siapa pun bisa
"Nggak, tentu saja nggak!" seru Shinta buru-buru."Lantas, kenapa kamu begitu senang?""Jangan gunakan alasan lain untuk membohongiku. Aku mau kamu jujur, apa kamu menyukai Tobi?""Nggak, nggak, kok." Shinta buru-buru menyangkalnya, tetapi rona merah di wajahnya tak kuasa disembunyikan. Lantaran Helen menanyakan hal ini langsung kepadanya, apalagi dirinya juga memiliki perasaan yang berbeda kepada Tobi.Jika Tobi berinisiatif mengejarnya, apa dia akan setuju?Begitu pertanyaan ini muncul di benaknya, otaknya tidak perlu berpikir keras dan langsung mengeluarkan jawaban setuju.Melihat ekspresi Shinta, dia merasa tebakannya mungkin benar. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Shinta, jangan bilang aku nggak mengingatkanmu. Tobi memang sangat baik, tapi jangan sampai jatuh cinta kepadanya.""Mengapa? Bu Helen tahu sesuatu?" tanya Shinta penasaran. Sebenarnya, dia ingin tahu identitas Tobi yang sebenarnya."Aku kurang paham, tapi yang aku tahu, dia sudah punya pasangan."Helen merasa T
Pengangkatan jabatan ini tentu menimbulkan kehebohan dan beragam pendapat.Namun, tidak ada seorang pun yang keberatan dengan pengangkatan jabatan ini.Alasannya, tak peduli siapa dalang di balik masalah terakhir kali, nama Tobi telah berhasil mencuri perhatian dan termasuk memberikan kontribusi besar kepada perusahaan.Selain itu, yang juga paling penting, hampir semua orang yang menentang Widia di perusahaan kini telah lenyap.Berkat bantuan Tobi, Grup Lianto kini perlahan-lahan telah didominasi oleh Widia.Berkat bantuan Tobi, prestise Widia telah mencapai tingkat yang menakjubkan, bahkan melampaui prestise kakeknya di perusahaan sebelumnya.Mengenai pengangkatan jabatan yang dibuat oleh Widia, Tobi tidak terkejut sama sekali. Dia hanya menjelaskan secara singkat apa yang perlu diperhatikan oleh Leo.Meski dia tidak ingin mengambil alih, dia juga tidak ingin perusahaan menderita kerugian hanya karena kurangnya pengalaman Leo.Setelah menjelaskan semuanya, sorenya, Tobi langsung pula
Bahkan dirinya sendiri juga akan merasa kesulitan.Sapta mengangguk. Melihat betapa hebatnya Pandu, dia juga tak mau kalah. Dalam sekejap, seluruh tubuhnya menghilang dari sana.Beberapa kilatan mendadak muncul di depan Tobi dan tampak sebuah belati hitam melesat di udara.Sorot mata Tobi menunjukkan kekaguman. Tentu saja, ini bukanlah ancaman baginya.Namun, jika dihadapkan pada seorang ahli Guru Besar, dia pasti sudah mati.Lambaian ringan dari tangan kanannya bisa dengan mudah membuat mundur Sapta. Meski hanya satu gerakan, baik itu Teknik Pemungkas maupun Teknik Bayangan Hantu yang digunakannya cukup bagus.Sapta diam-diam menghela napas. Sesuai dugaannya, teknik yang dianggapnya paling kuat itu sama sekali tidak membahayakan Tuan, tekniknya hanya seperti permainan anak kecil di hadapan Tuan.Hal ini makin membuat dirinya termotivasi untuk berlatih keras.Tobi sangat puas dengan penampilannya dan mengangguk, "Bagus sekali, teruslah berlatih. Seandainya kamu bisa memasuki alam Guru
Mendengar kata itu, Pandu tak kuasa menahan tawa lagi. Dia pernah bertemu orang yang ingin mati, tetapi belum pernah bertemu dengan orang yang begitu ingin mati seperti ini.Bahkan, Sapta, yang biasanya berwajah serius dan dingin itu juga tidak bisa mengendalikan mimik wajahnya. Tanpa sadar, sudut mulutnya terangkat sedikit.Ahli bela diri Kekuatan Transformasi tingkat menengah malah bersikap arogan di depan mereka, apalagi di hadapan Tuan.Tetua Harun merasa aneh ketika melihat ekspresi mereka, tetapi dia percaya dengan kekuatannya sendiri. Hanya saja, Kekuatan Transformasi tingkat menengahnya masih terlalu lemah. Itu sebabnya, dia tidak bisa melihat dengan jelas kekuatan Tobi dan lainnya.Sembari memasang ekspresi marah, dia berkata dengan dingin, "Kamu masih berani tertawa? Awalnya aku berencana menyisakan jasad tubuh kalian, tapi setelah dilihat sekarang, sepertinya nggak perlu sama sekali."Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tenang, "Memandang usiamu yang tak muda lag