Mendengar itu, Tania buru-buru memasang ekspresi kesulitan dan berkata, "Widia, kamu juga tahu kalau aku menentang kamu bersama Tobi dari awal. Kalau kamu tanya, aku pasti nggak mendukungnya.""Karena kita semua tahu kalau ini bukan pertama kalinya Tobi kedapatan bersama wanita lain. Kelak, dia pasti akan terlibat dengan wanita lainnya. Bisakah kamu menerimanya?"Berbicara tentang ini, gambaran Tobi bersama wanita lain mendadak muncul di benak Widia. Terbayang hal itu, hatinya makin terasa sesak."Selain itu, tahukah kamu kenapa begitu banyak orang yang menentang kalian bersama?""Karena kebanyakan orang pasti akan mencari pasangan yang status sosialnya setara. Mungkin saat ini kamu bisa melakukan apa saja demi cinta, tapi setelah menikah nanti, akan ada lebih banyak masalah lagi," kata Tania."Aku nggak peduli dengan semua itu, tapi aku nggak bisa menerima dia bersama wanita lain.""Ya, kamu memang nggak peduli, tapi bagaimana dengan orang tua dan kakekmu? Apa kamu ingin putus hubunga
"Gavin? Yang mana?" tanya Tania dengan ekspresi bingung, padahal hatinya sangat senang."Tuan muda dari Keluarga Gumilar, yang kemarin membantu kita menagih utang.""Tuan Gavin, yang kemarin Tobi pura-pura ambil jasanya itu.""Oh!""Dia kelihatan sopan, layaknya pria sejati. Latar belakang keluarganya juga luar biasa, apalagi aku juga belum pernah mendengar rumor buruk mengenai dirinya. Yang lainnya aku nggak tahu, tapi aku rasa dia sangat kuat."Tania bersikap layaknya tidak tahu."Oh.""Bagaimanapun juga, dia termasuk calon pewaris Keluarga Gumilar. Wanita yang bisa menikah dengannya pasti sangat beruntung. Entah wanita mana yang bernasib baik seperti itu.""Oh ya, kenapa kamu tiba-tiba menanyakan soal dia?""Bukan apa-apa!"Widia tidak banyak bicara, tapi jauh di lubuk hatinya dia mulai tertarik kepada Gavin.Setelah mobil melaju beberapa saat, kebetulan mereka melewati sebuah bar. Tania melirik ke samping dan berkata, "Widia, suasana hatimu lagi buruk, 'kan? Bagaimana kalau kita pe
Widia tampak berlinang air mata. Sepertinya dia sudah mabuk.Setelah melampiaskan emosinya, perasaannya kini jauh lebih baik dan lebih tenang. Dia mengambil tisu untuk menyeka air matanya."Widia, jangan terlalu sedih.""Karena dia nggak pantas, buat apa kamu terus menantikannya? Lagian, di luar sana ada begitu banyak pria hebat yang mengejarmu. Mengapa kamu harus sedih untuk pria tak tahu malu seperti itu?" hibur Tania.Widia mengangguk. Mungkin ini saatnya dia melepaskan pria itu. Hanya saja, teringat besok dia harus pergi ke kantor sipil, hatinya terasa sakit sekali.Pedih menyayat jiwa.Di saat Widia hendak berbicara, tiba-tiba sekelompok pria berpakaian tidak biasa melirik mereka dan berjalan mendekat, "Dua gadis cantik, lagi minum-minum? Tak adakah pria yang menemani kalian? Mau bergabung nggak?""Terutama gadis cantik ini, sepertinya kamu barusan nangis. Siapa yang berani mengganggumu? Katakan padaku, aku akan balas dendam untukmu."Melihat itu, Tania langsung berkata dengan din
Pria itu lengah dengan aksi mendadak itu. Alhasil, tubuhnya juga terdorong.Tania langsung menyambar wajah dua pria di sebelahnya dengan ganas.Ini semua adalah skenario yang direncanakannya dari awal.Sebentar lagi, Gavin akan muncul dan menyelamatkan Widia.Sebaliknya, Widia yang tadinya sudah putus asa itu tak menyangka Tania berani memberontak.Demi menyelamatkannya, Tania bahkan bertarung melawan pria itu.Ternyata Tania selalu memprioritaskan dirinya. Yang dia lakukan selama ini semuanya demi Widia. Sekalipun dia disalahpahami seperti itu, dia tetap saja berusaha keras untuk menyelamatkannya.Saat ini juga, Widia tidak peduli begitu banyak lagi dan langsung memanfaatkan celah tersebut, bangkit dan berlari keluar.Dia berpikir dalam hati, 'Tania, tunggulah. Aku pasti akan menyelamatkanmu.'"Sialan! Gadis busuk! Cari mati!"Pria itu marah dengan kelakuan Tania, kemudian kembali menamparnya dengan keras sebanyak dua kali. Setelah itu, dia mendorongnya menjauh dan berkata dengan nada
Widia yang putus asa itu mendongakkan kepalanya. Barulah dia sadar, ternyata pria yang menolongnya itu adalah Tobi.Dia sempat mengira penglihatannya bermasalah.Pasti karena dia terlalu banyak berpikir hingga bisa terjadi situasi seperti ini.Hanya saja, detik berikutnya, suara khasnya Tobi terdengar lagi.Suara itu begitu lembut, begitu tegas dan begitu mendominasi. Widia merasa dirinya seakan-akan terhipnotis.Saat ini, Tobi telah memapah Widia berdiri."Ke ... kenapa kamu ada di sini?" tanya Widia kebingungan. Perpaduan antara rasa gembira, tersentuh dan emosi lainnya membuat hatinya kalut."Di sini berbahaya, mana mungkin aku nggak ke sini?" jawab Tobi dengan nada datar.Begitu mendengar kata-kata itu, pertahanan diri Widia langsung runtuh. Emosinya tidak terkendali dan hampir melemparkan dirinya ke dalam pelukan pria itu.Sebaliknya, Gavin yang menyaksikan adegan ini sangat marah, seakan-akan berharap dirinya bisa menelan Tobi hidup-hidup.'Tapi nggak masalah. Tobi, kamu tunggu s
"Kamu!""Cari mati!"Iwan tampak emosi dan segera meminta semua orang untuk maju bersama.Seberapa bagus seni bela dirimu pun tak ada gunanya. Kedua tanganmu tidak akan bisa mengalahkan banyak orang. Pada akhirnya, kamu akan berakhir tragis.Hanya saja, detik berikutnya, Iwan baru menyadari pemikirannya salah besar. Di hadapan Tobi, anak buahnya hanyalah lawan kelas teri. Dalam sekejap, semuanya tergeletak di lantai sambil mengaduh kesakitan.Bukan hanya itu saja, seluruh tubuh mereka cedera parah, bahkan tak luput dari luka dalam.Sedangkan Iwan sendiri, mungkin karena dia bosnya, Tobi lebih memperhatikannya.Kedua tangannya patah.Namun, Tobi menyadari bahwa kejadian itu telah menarik perhatian banyak orang, bahkan ada yang mulai merekam dengan ponsel. Dia segera menutupi wajah Widia dan berlalu dari sana.Dia tidak ingin dirinya dijadikan berita hangat.Melihat keduanya berlalu, Iwan langsung buru-buru menelepon ambulans, lalu menatap Tania dengan marah sambil berkata, "Nona Tania,
Di saat Tania masih memikirkan cara untuk memenuhi permintaan Gavin, tiba-tiba Widia meneleponnya.Ternyata, ketika Tobi muncul, Widia sempat melupakan Tania. Setelah beberapa saat, barulah dia ingat sahabatnya masih terjebak di dalam bar.Dia berkata dengan panik, "Tobi, Tania masih belum keluar.""Tenang saja. Dia baik-baik saja," jawab Tobi."Benarkah?""Ya, lagian mereka komplotan, mana mungkin bisa terjadi sesuatu?""Sembarangan!""Tadi kamu nggak lihat seberapa parah Tania ditampar sama orang-orang itu, tapi dia masih berjuang keras membantuku, mana mungkin mereka berkomplotan? Lagi pula, buat apa dia menyuruh mereka membuat masalah?"Sebenarnya Tobi ingin mengatakan ini semua hanyalah skenario yang dibuat Tania. Tujuannya agar Gavin bisa menyelamatkan Widia.Namun, tak disangka, malah Tobi yang berhasil menolong Widia."Tobi, aku bersyukur kamu bisa muncul tepat waktu untuk menyelamatkanku, tapi Tania nggak mungkin berkomplot dengan mereka.""Aku tahu kamu masih punya prasangka
"Tenang saja, aku masih punya aset. Selain itu, aku juga punya beberapa rumah, jadi aku pasti akan membayarmu.""Nggak bisa, aku nggak percaya. Barusan kamu bilang kita hanya perlu berpura-pura, lantas apa yang terjadi? Lihat saudara-saudaraku. Adakah di antara mereka yang bisa berdiri sekarang?" kata Iwan sambil mendengus dingin."Bagaimana? Aku nggak punya waktu menunggumu di sini. Aku beri kamu sepuluh detik. Kalau kamu nggak menjawab, jangan harap kelak hidupmu akan berjalan mulus," ancam Iwan lagi.Lantaran dia mendengar suara ambulans di luar."Kalau begitu, se ... sekali saja, aku hanya akan melayanimu sekali saja. Kalau nggak, aku juga nggak akan setuju.""Selain itu, kalau kamu setuju sekali saja, aku tetap memberimu satu miliar untuk biaya pengobatan."Tania masih berpegang teguh pada tekadnya. Tujuan utamanya hanyalah Tobi dan dia masih belum ingin menyerah.Dia tidak boleh bergaul dengan pria seperti itu terus-menerus. Kalau tidak, bagaimana dia bisa menikah dengan Tobi kel
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K