Jika Widia benar-benar bisa bertahan dari krisis ini, kelak apa pun kebijakan yang dia ambil, dia bisa menerapkannya dengan mudah. Saat itu, barulah Widia bisa mewujudkan ambisinya.Di saat itu, kekuasaan perusahaan akan berada di tangannya dan dia bisa menyatukan seluruh orang.Tak disangka, Tobi si bajingan ini telah berpikir sejauh ini.Namun, hanya mengandalkan rekaman yang tidak menyebutkan detail lainnya, mereka kesulitan untuk membuktikan kesalahan Almer.Jadi, rekaman itu masih belum cukup, kecuali dia masih punya bukti lainnya.Bagaimanapun juga, Tobi hanyalah orang biasa. Bisa mendapatkan rekaman itu saja telah berada di luar imajinasi Widia, apa mungkin pria itu bisa menemukan bukti lainnya?Kini akhirnya Helen mengerti juga. Lantaran dia tahu Bu Widia sama sekali tidak menyadari semua ini, melainkan terkejut dan bingung.Namun, penjelasan Tobi seketika membuat Widia seolah-olah sudah mengetahui segalanya dari awal dan mampu mengatasi masalah ini.Jika krisis ini bisa terata
Dibandingkan dengan yang lainnya, Almer tampak gelisah, apalagi melihat pria itu dibawa masuk, ekspresinya makin suram.Pria yang dibawa masuk itu memang bukan ancaman besar bagi dirinya, tetapi bukankah itu membuktikan Tobi telah mengetahui kebenarannya?Tania diam-diam merasa getir. Tobi bukan hanya kuat, tetapi kemampuannya juga sangat luar biasa. Dia bahkan bisa membalikkan situasinya dalam sekejap.Namun, kenapa hati pria itu hanya terpaut pada Widia? Kenapa dia tidak bisa menyukai Tania, yang selalu berada di samping Widia?Selain latar belakang keluarga, bagaimana Tania tidak bisa dibandingkan dengan Widia?Itu semua salahnya Widia. Kenapa dia bersikeras mengikat Tobi di sisinya padahal dia jelas-jelas tidak menyukai pria itu? Sungguh tidak tahu malu.Ketika saksi itu dibawa keluar, pandangan semua orang tertuju kepadanya. Hanya saja, mereka tidak mengenal pria ini.Mona mengerutkan kening, seolah-olah mengenali pria itu. Kenapa dia ada sini?Ini bukanlah akhir yang diinginkan M
Kali ini, dia mulai panik.Seandainya itu orang lain, Almer masih tidak peduli begitu banyak, tetapi Mansur telah mengikutinya selama bertahun-tahun. Dia juga sangat terampil dan cermat, apalagi dia juga telah melakukan banyak hal untuk Almer.Bagaimana dia bisa jatuh ke tangan Tobi?Tak berselang lama, seorang pria dibawa masukAlmer mendongakkan kepalanya dan melihat sekilas. Tidak salah lagi, itu adalah sopirnya, Mansur.Wajah Almer berubah drastis dan berkata dengan kesal, "Tobi, apa yang sebenarnya kamu inginkan? Demi menjebakku, kamu benar-benar berusaha sekeras itu?""Mana mungkin, tapi kelihatannya kamu panik. Jangan-jangan kamu merasa bersalah?""Lucu sekali. Aku nggak melakukan apa-apa, bagaimana bisa merasa bersalah?"Almer segera menyangkalnya dan berkata dengan lantang, "Mansur, meski kamu itu sopirku, perhatikan ucapanmu baik-baik. Seandainya kamu berani menjebakku, aku juga nggak akan segan-segan lagi.""Wah, kamu mulai mengancamnya sekarang?" ledek Tobi."Siapa yang men
Bukan hanya Widia saja yang merasa geram, bahkan semua orang pun tidak tahan mendengar ucapan itu.Lagi pula, masalah telah sampai di titik ini, semua orang juga bisa melihat fakta dengan jelas dan beranggapan ini semua ulah Almer.Namun, Almer masih bersikeras tidak mengakuinyaBukan hanya mereka saja, bahkan para penonton yang berada di luar juga merasa geram.Begitu rupanya. Ternyata bajingan inilah yang membuat onar dan mengakibatkan banyak flek hitam di wajah mereka.Yang paling penting lagi, mereka telah berobat ke dokter, tetapi saat ini masih belum ada solusi penanganannya.Tobi memang berjanji kepada mereka dan menyuruh mereka menunggu dengan sabar. Setelah masalah selesai, dia pasti akan membantu mereka menghilangkan flek hitam itu, tetapi siapa yang berani menjamin pria itu benar-benar bisa melakukannya?Jika flek hitam itu tidak bisa hilang, kelak mereka harus bagaimana?Bahkan, sempat tebersit keinginan untuk menerobos masuk ke dalam perusahaan dan mencekik Almer.Hanya sa
"Menuntutku?""Haha. Masih keras kepala. Kalau begitu, coba kamu lihat itu siapa."Di bawah instruksi Tobi, ada orang yang muncul di luar pintu lagi.Kali ini, juga seorang gadis. Hanya saja, ketika Almer melihatnya, wajahnya berubah drastis. Dia tidak lagi mempertahankan ketenangannya dan berteriak dengan marah, "Ririn, apa yang kamu lakukan di sini!"Ririn tidak menjawab pertanyaan itu dan berjalan maju ke depan.Semua orang menatapnya lekat-lekat. Mungkin mereka tidak mengenali yang lainnya, tetapi gadis di hadapan mereka ini sama sekali tidak asing. Dia adalah sekretarisnya Pak Almer, Ririn, mana mungkin ada yang tidak mengenalnya?Bisa dikatakan, dia bisa mewakili Pak Almer ke mana pun dia pergi. Ditambah lagi, Pak Almer sangat percaya kepadanya."Ririn, aku bisa memberimu segalanya, tapi aku juga bisa menghancurkannya. Sebaiknya, jaga ucapanmu."Almer tidak peduli begitu banyak lagi dan langsung terang-terangan mengancamnya.Bagi Almer sekarang, dia tidak peduli dengan perkara re
Wajah Yuli terlihat suram. Hal yang dia lakukan itu mungkin akan membuatnya dikeluarkan dari perusahaan, tetapi dia lebih takut dirinya harus bertanggung jawab. Itu sebabnya, dia terus memohon."Susan, kumohon, bantulah aku. Kalau kamu nggak membantuku, aku pasti akan mati."Saat ini, dia tidak lagi sombong seperti sebelumnya.Dia juga tidak lagi mengatakan ingin menyingkirkan Tobi.Susan menggelengkan kepalanya dan berkata tak berdaya, "Maaf, aku benar-benar nggak bisa membantumu. Hubunganku dengan Pak Tobi nggak begitu baik, apalagi kesalahan yang kamu buat sangat serius."Usai mengatakan itu, Susan tampak heran dan berkata, "Mengapa gambarnya hilang lagi?"Benar saja, siaran langsung terputus lagi.Semua orang yang berada di luar juga tidak bisa menontonnya lagi, tetapi mereka juga tidak begitu tertarik lagi.Lagi pula, banyak kebenaran telah terungkap.Selanjutnya, yang paling penting adalah menangani dampaknya, menyelesaikan masalah dan kompensasi.Apalagi, begitu banyak orang yan
"Hais, sampai sekarang, kamu masih nggak menghargai kebaikan Bu Widia.""Kalau begitu, nggak usah dengar pendapat Bu Widia, lakukan berdasarkan keinginanku saja. Biarlah polisi beserta Biro Industri Komersial turun tangan untuk melakukan penyelidikan menyeluruh. Biar kamu dipenjara dan diberi denda."Sembari berbicara, Tobi langsung mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Aku akan menelepon polisi sekarang."Pria itu terlihat serius. Akibatnya, semua orang pun menatap lekat-lekat ponsel yang berada di tangannya itu.Begitu pula dengan Widia. Kapan dia punya rencana seperti itu? Sebenarnya, Widia tidak ingin memanggil polisi untuk menangani masalah ini. Dia bahkan sempat berpikir untuk menghentikan Tobi.Hanya saja, Almer mendahuluinya. Pria itu mengira karena dirinya termasuk veteran perusahaan, setidaknya dia tidak akan diperlakukan seperti itu, tetapi siapa sangka dia akan berhadapan dengan orang gila seperti Tobi.Almer buru-buru berkata, "Bagaimana kalau kita dengar pendapat Bu Widia
Mendengarkan percakapan mereka berdua, Widia diam-diam menahan senyum pahit.Bisa dikatakan, membeli saham Almer seharga 200 miliar termasuk sangatlah murah. Hanya saja, dirinya tidak mampu membayar 200 miliar saat ini.'Tobi bahkan tidak bertanya, apa aku punya uang sebanyak itu?' pikirnya dalam hati.Terlebih lagi, perusahaan kini terkena dampaknya dan kelak mungkin akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi.Menghabiskan 200 miliar untuk membeli saham Almer saat ini bukanlah keputusan yang tepat.Namun, Widia tidak mungkin menyela pembicaraan mereka.Kata-kata Tobi membuat Almer terdiam.Perkataan Tobi memang benar. Dengan reformasi drastis yang dilakukan Widia, meski awalnya mereka merasa kesulitan, seiring berjalan waktunya, semuanya telah berjalan lancar.Apalagi, baru-baru ini mereka telah bergabung dengan Serikat Dagang Lawana, lalu bekerja sama dengan Tuan Haris dalam bisnis Kosmetik Botanika, ditambah dengan kerja sama bank, semuanya tengah menuju perkembangan pesat.Hanya
Alam kultivasi yang sangat luar biasa!Begitu memasuki alam kultivasi ini, baik itu kekuatan fisik atau kekuatan mentalnya, jauh lebih kuat dari sebelumnya. Bahkan, dia bisa memobilisasi energi langit dan bumi sesuka hatinya.Seakan-akan semua energi yang ada tercipta untuknya. Tobi langsung menggenggam dengan tangan kanannya. Tiba-tiba ada kilat dan guntur yang muncul di telapak tangannya. Tampak sangat menakutkan, tetapi tidak ada kekuatan yang bocor sama sekali."Se ... sepertinya telah mencapai tingkat menengah dari hukum langit dan bumi." Vamil terkejut. Padahal, Tobi baru saja memahami hukum langit dan bumi, tetapi kekuatannya kini bahkan tidak jauh berbeda dari dirinya yang telah mencapai tingkat puncak.Raja Naga Tua dan yang lainnya juga merasakan tekanan yang mengerikan. Mereka bahkan hampir berlutut.Setelah itu, Tobi segera menyimpan kembali kekuatannya dan bergegas mendekati Widia. Kekuatan spiritualnya langsung memasuki tubuh Widia untuk memeriksa kondisinya. Tak lama kem
Begitu mendengar suara menyakitkan Tobi, Vamil merasa sangat pilu, tersiksa, dan juga sangat menyesal.Namun tepat di saat ini, dia merasakan perubahan pada tubuh Tobi. Wajahnya penuh dengan keterkejutan"Ini?""Keturunan naga?"Tobi juga merasakan hal yang aneh pada dirinya. Energi yang menakutkan mulai keluar dari tubuhnya. Bahkan tubuhnya yang biasanya melebihi kerasnya baja pun merasakan sakit yang parah.Hal ini membuatnya tanpa sadar membaringkan Widia kembali. Lantaran dia takut kekuatan fisiknya akan melukai Widia. Kemudian, Tobi berdiri agak jauh untuk menyalurkan energi yang dia miliki.Meski napas Widia terus melemah, Tobi tidak akan menyerah hingga saat-saat terakhir.Sembari menyerap energi keturunan naga, Tobi juga terus-terusan memperhatikan kondisi Widia. Dia bisa merasakan napas wanita itu makin lama makin pelan.Vamil menyaksikan semua ini dengan kaget. Padahal, dia mengangkat masalah keturunan naga hanya untuk mengelabui lawan. Siapa sangka, ternyata hal itu benar-be
Jika tidak, mungkin dia memerlukan waktu setidaknya beberapa bulan untuk pulih.Hirawan juga memiliki pemikiran yang sama. Saat melihat Luniver juga melarikan diri, dia segera bergabung dengannya dan pergi dengan cepat.Begitu Indira melihat mereka tidak punya peluang lagi, sekalipun rudal diluncurkan, mungkin hasilnya akan sia-sia saja. Dia terpaksa menyerah sepenuhnya. Dia hanya bisa menunggu sampai mereka dan Raja Naga Tua mengunjungi Gunung Simeru secara langsung.Meski Tobi membuat serangan yang menakutkan di akhir pertarungan, dia telah menggunakan teknik terlarang untuk mengerahkan energi pedang yang jauh melebihi kekuatan biasanya.Dampak dari serangan pedang ini juga sangat jelas. Tobi bisa dengan jelas merasakan kekosongan dan kerapuhan tubuhnya. Dia kini tidak bisa berdiri tegak.Bahkan, terhuyung sejenak. Dia menyadari bahwa wajah Widia tampak pucat pasi. Sekujur tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Tampaknya, wanita itu dalam kondisi kritis.Wajah Tobi memucat. Dia segera
Setelah mengingatkannya, tanpa ragu sedikit pun, Hirawan langsung berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan gesit.Saat ini, dia tidak peduli dengan hidup matinya Luniver lagi. Sekalipun pesuruhnya, Hirawan juga mengabaikannya begitu saja.Saat Luniver mendengar perkataan Hirawan, wajahnya berubah drastis. Dia mengumpat dengan marah, "Sialan!" Kemudian, segera berbalik dan bersiap melarikan diri dari tempat itu.Lagi pula, Vamil sudah mau mati. Prabu juga sudah mati. Hirawan dari Negara Melandia bersedia menjadi antek-anteknya. Semuanya berakhir dengan sempurna.Saat kekuatannya pulih, dia masih bisa kembali untuk mengambil nyawa dua orang ini.Di sisi lain, Indira kembali memandang Radiya dengan cemas. Maksud tatapannya sangat jelas. Sekarang telah mencapai momen paling kritis. Jika mereka tidak segera mengambil tindakan, maka tidak akan ada peluang lagi.Namun, Radiya masih terdiam. Pria itu hanya menatap layar dan tidak mengucapkan kata apa pun.Dia masih menunggu.Menunggu kode d
Yang paling malang adalah orang yang mengadang Tobi barusan. Pria yang mengkhianati Vamil itu bahkan tidak punya waktu untuk menghindar sama sekali. Dia menjerit dan langsung bergerak mundur.Jika tidak mundur dengan cepat, mungkin dia sudah kehilangan separuh nyawanya.Sialan! Kekuatan sekelompok orang ini sangat menakutkan. Terutama Tobi. Sepertinya kekuatan bocah ini lebih kuat dari dirinya sekarang.Menghadapi kedua kekuatan ini, Prabu juga merasakan teror. Dia mengerang beberapa kali dan mundur terus menerus. Tubuhnya jelas terluka parah.Sialan!Tak disangka, begitu kedua orang ini bergabung, kekuatan mereka akan begitu mengerikan. Bahkan, membuat lukanya bertambah parah. Jika bukan karena dia punya pil penyembuh, setidaknya dia butuh beberapa bulan untuk memulihkan dirinya.Sebenarnya Luniver bisa membantu Prabu, tetapi dia sengaja mundur. Saat melihat luka yang dialami Prabu makin parah, ada niat membunuh yang muncul di matanya.Jika memungkinkan, dia pasti akan menyingkirkan P
Mendengar itu, Tobi mengangguk. Pria itu langsung memeluk Widia sambil bergumam, "Baiklah. Hari ini, kita sebagai suami istri berjanji akan menjadi pasangan sehidup semati di sini!"Widia sangat senang mendengar perkataan itu. Sejak mereka bercerai, kata 'suami istri' baru pertama kalinya keluar dari mulut Tobi.Apalagi, mereka masih belum menikah kembali."Sungguh pasangan yang mesra. Sayangnya, kalian ditakdirkan mati hari ini," ucap Luniver dengan nada mengejek.Amderika, yang dipimpin oleh Barat, telah menggunakan segala cara untuk menekan Negara Harlanda dalam segala aspek teknologi militer. Sebagai pelindung Amderika tentu saja tidak mengizinkan seni bela diri Negara Harlanda terus menghasilkan kultivator yang menakutkan dan berkuasa.Jadi, kedua orang ini harus mati hari ini."Benar. Apa pun yang terjadi, kalian akan mati hari ini. Sekarang, biarlah aku mengakhiri nyawa kalian." Prabu tampak penuh emosiBagaimana dia bisa melepaskan dua bocah ini begitu saja?"Kalau begitu, bert
Jangankan Tobi baru saja mendapat pencerahan, sekalipun dia telah memahami hukum langit dan bumi, tanpa berlatih selama beberapa tahun, bagaimana kekuatannya bisa dibandingkan dengan para senior lainnya?Lantaran barusan tidak punya kesempatan, jadi Hirawan langsung pamer sekarang. Dia berkata dengan dingin, "Bocah, karena kamu begitu ingin mati, aku akan mengabulkan keinginanmu!"Meski tidak bisa mengalahkan Vamil, mana mungkin dia tidak bisa mengalahkan bocah kecil ini?Sekalipun kekuatannya kini hanya tersisa 20 persen, menyingkirkan seorang bocah adalah hal yang mudah baginya. Dia langsung meluncur ke depan dan Pedang Kekuatan Iblis di tangannya langsung menghantam dengan keras.Ekspresi Tobi berubah gelap. Dia mengumpulkan kekuatan besar dalam tubuhnya. Kemudian, mengeluarkan Pedang Diraya dari Cincin Spasial, lalu mengayunkannya dengan keras.Energi pedang itu bagaikan aliran sungai yang mengalir deras. Apalagi, serangan itu seakan-akan lautan yang marah dan ombak yang bergejolak
Begitu selesai berbicara, kekuatan menakjubkan langsung melanda dirinya.Wajah Tobi berubah. Dia segera mengayunkan pedangnya dengan kuat. Energi sejati yang kuat di tubuhnya mengalir ke pedangnya. Dalam sekejap, cahaya pedang bersinar terang.Benturan kedua kekuatan itu menghasilkan energi yang luar biasa.Bam ....Dua kekuatan yang berbenturan itu membuat cahaya pedang menyebar ke segala arah. Tobi tidak tahan lagi dan langsung mengerang. Dia juga mundur beberapa langkah. Meski orang ini tidak sekuat Vamil dan tiga lainnya, dia masih lebih unggul dari Tobi.Yang paling penting lagi, orang ini mencegah Vamil dan Tobi meninggalkan tempat itu.Wajah Vamil berubah muram. Dia tidak menyangka pengkhianat ini akan muncul. Terlebih lagi, orang ini menyembunyikan auranya dengan sempurna. Bahkan, Vamil sendiri pun tidak menyadarinya sama sekali.Kemungkinan besar, orang ini satu komplotan dengan Prabu. Keduanya menyembunyikan aura dengan metode yang sama.Dalam waktu singkat itu, Luniver, Hira
Saat serangan pertama, Hirawan berdiri di belakang Luniver. Jika tidak, luka yang dia derita mungkin akan lebih serius.Orang yang paling tidak beruntung adalah Prabu. Dia baru saja keluar dari tempat persembunyian dan kebetulan berdiri di posisi paling depan. Meski Luniver berada di sampingnya, setidaknya posisinya masih sedikit ke belakang.Prabu tidak peduli begitu banyak. Dia terus mengerahkan kekuatannya. Seakan-akan tidak gentar menghadapi musuh, dia juga terus mengeluarkan serangan.Hanya dengan satu pukulan, area beberapa mil ditekan secara hebat. Pukulan kuat itu sepertinya melenyapkan segala sesuatu di sekitarnya dan memancarkan cahaya keemasan.Energi itu seakan-akan matahari dan terus melaju ke depan secara gila-gilaanKini, tubuh Luniver sepenuhnya diselimuti kegelapan. Kedua belas sayapnya berubah menjadi hitam. Dia mengangkat tangan kanannya dan seluruh ruang langsung bergetar.Kemudian, sebuah telapak tangan terangkat. Seketika, kegelapan memadat.Tiba-tiba, memberikan