Apa yang terjadi?Apa masalahnya benar-benar seperti ini?Namun, apa yang dikatakan Pak Almer memang benar. Tanpa perintah Bu Widia, mana mungkin karyawan penjualan kecil seperti Tobi bisa memiliki kemampuan dan keberanian seperti itu?Hanya saja, apa benar rekaman itu palsu?Dilihat dari penampilan putra sulung Keluarga Sunaldi barusan, sepertinya rekaman tidak palsu.Jika tidak, putra sulung Keluarga Sunaldi tidak mungkin pergi begitu saja.Widia bertambah emosi. Bukan seperti itu masalahnya. Dari awal sampai akhir, dia hanya si bodoh yang terseret dalam berbagai hal dan tidak memiliki kendali sama sekali.Tobi masih terlihat tenang, lalu menanggapinya dengan suara keras, "Almer, kamu benar. Dari awal, Bu Widia memang nggak bermaksud untuk mengambil tanggung jawab ini."Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Tobi, semua orang kebingungan.Mata semua orang membelalak dan meragukan apa yang ditangkap oleh telinga mereka.Apa yang terjadi? Apa Tobi membantu Pak Almer?Jika hanya Almer s
Jika Widia benar-benar bisa bertahan dari krisis ini, kelak apa pun kebijakan yang dia ambil, dia bisa menerapkannya dengan mudah. Saat itu, barulah Widia bisa mewujudkan ambisinya.Di saat itu, kekuasaan perusahaan akan berada di tangannya dan dia bisa menyatukan seluruh orang.Tak disangka, Tobi si bajingan ini telah berpikir sejauh ini.Namun, hanya mengandalkan rekaman yang tidak menyebutkan detail lainnya, mereka kesulitan untuk membuktikan kesalahan Almer.Jadi, rekaman itu masih belum cukup, kecuali dia masih punya bukti lainnya.Bagaimanapun juga, Tobi hanyalah orang biasa. Bisa mendapatkan rekaman itu saja telah berada di luar imajinasi Widia, apa mungkin pria itu bisa menemukan bukti lainnya?Kini akhirnya Helen mengerti juga. Lantaran dia tahu Bu Widia sama sekali tidak menyadari semua ini, melainkan terkejut dan bingung.Namun, penjelasan Tobi seketika membuat Widia seolah-olah sudah mengetahui segalanya dari awal dan mampu mengatasi masalah ini.Jika krisis ini bisa terata
Dibandingkan dengan yang lainnya, Almer tampak gelisah, apalagi melihat pria itu dibawa masuk, ekspresinya makin suram.Pria yang dibawa masuk itu memang bukan ancaman besar bagi dirinya, tetapi bukankah itu membuktikan Tobi telah mengetahui kebenarannya?Tania diam-diam merasa getir. Tobi bukan hanya kuat, tetapi kemampuannya juga sangat luar biasa. Dia bahkan bisa membalikkan situasinya dalam sekejap.Namun, kenapa hati pria itu hanya terpaut pada Widia? Kenapa dia tidak bisa menyukai Tania, yang selalu berada di samping Widia?Selain latar belakang keluarga, bagaimana Tania tidak bisa dibandingkan dengan Widia?Itu semua salahnya Widia. Kenapa dia bersikeras mengikat Tobi di sisinya padahal dia jelas-jelas tidak menyukai pria itu? Sungguh tidak tahu malu.Ketika saksi itu dibawa keluar, pandangan semua orang tertuju kepadanya. Hanya saja, mereka tidak mengenal pria ini.Mona mengerutkan kening, seolah-olah mengenali pria itu. Kenapa dia ada sini?Ini bukanlah akhir yang diinginkan M
Kali ini, dia mulai panik.Seandainya itu orang lain, Almer masih tidak peduli begitu banyak, tetapi Mansur telah mengikutinya selama bertahun-tahun. Dia juga sangat terampil dan cermat, apalagi dia juga telah melakukan banyak hal untuk Almer.Bagaimana dia bisa jatuh ke tangan Tobi?Tak berselang lama, seorang pria dibawa masukAlmer mendongakkan kepalanya dan melihat sekilas. Tidak salah lagi, itu adalah sopirnya, Mansur.Wajah Almer berubah drastis dan berkata dengan kesal, "Tobi, apa yang sebenarnya kamu inginkan? Demi menjebakku, kamu benar-benar berusaha sekeras itu?""Mana mungkin, tapi kelihatannya kamu panik. Jangan-jangan kamu merasa bersalah?""Lucu sekali. Aku nggak melakukan apa-apa, bagaimana bisa merasa bersalah?"Almer segera menyangkalnya dan berkata dengan lantang, "Mansur, meski kamu itu sopirku, perhatikan ucapanmu baik-baik. Seandainya kamu berani menjebakku, aku juga nggak akan segan-segan lagi.""Wah, kamu mulai mengancamnya sekarang?" ledek Tobi."Siapa yang men
Bukan hanya Widia saja yang merasa geram, bahkan semua orang pun tidak tahan mendengar ucapan itu.Lagi pula, masalah telah sampai di titik ini, semua orang juga bisa melihat fakta dengan jelas dan beranggapan ini semua ulah Almer.Namun, Almer masih bersikeras tidak mengakuinyaBukan hanya mereka saja, bahkan para penonton yang berada di luar juga merasa geram.Begitu rupanya. Ternyata bajingan inilah yang membuat onar dan mengakibatkan banyak flek hitam di wajah mereka.Yang paling penting lagi, mereka telah berobat ke dokter, tetapi saat ini masih belum ada solusi penanganannya.Tobi memang berjanji kepada mereka dan menyuruh mereka menunggu dengan sabar. Setelah masalah selesai, dia pasti akan membantu mereka menghilangkan flek hitam itu, tetapi siapa yang berani menjamin pria itu benar-benar bisa melakukannya?Jika flek hitam itu tidak bisa hilang, kelak mereka harus bagaimana?Bahkan, sempat tebersit keinginan untuk menerobos masuk ke dalam perusahaan dan mencekik Almer.Hanya sa
"Menuntutku?""Haha. Masih keras kepala. Kalau begitu, coba kamu lihat itu siapa."Di bawah instruksi Tobi, ada orang yang muncul di luar pintu lagi.Kali ini, juga seorang gadis. Hanya saja, ketika Almer melihatnya, wajahnya berubah drastis. Dia tidak lagi mempertahankan ketenangannya dan berteriak dengan marah, "Ririn, apa yang kamu lakukan di sini!"Ririn tidak menjawab pertanyaan itu dan berjalan maju ke depan.Semua orang menatapnya lekat-lekat. Mungkin mereka tidak mengenali yang lainnya, tetapi gadis di hadapan mereka ini sama sekali tidak asing. Dia adalah sekretarisnya Pak Almer, Ririn, mana mungkin ada yang tidak mengenalnya?Bisa dikatakan, dia bisa mewakili Pak Almer ke mana pun dia pergi. Ditambah lagi, Pak Almer sangat percaya kepadanya."Ririn, aku bisa memberimu segalanya, tapi aku juga bisa menghancurkannya. Sebaiknya, jaga ucapanmu."Almer tidak peduli begitu banyak lagi dan langsung terang-terangan mengancamnya.Bagi Almer sekarang, dia tidak peduli dengan perkara re
Wajah Yuli terlihat suram. Hal yang dia lakukan itu mungkin akan membuatnya dikeluarkan dari perusahaan, tetapi dia lebih takut dirinya harus bertanggung jawab. Itu sebabnya, dia terus memohon."Susan, kumohon, bantulah aku. Kalau kamu nggak membantuku, aku pasti akan mati."Saat ini, dia tidak lagi sombong seperti sebelumnya.Dia juga tidak lagi mengatakan ingin menyingkirkan Tobi.Susan menggelengkan kepalanya dan berkata tak berdaya, "Maaf, aku benar-benar nggak bisa membantumu. Hubunganku dengan Pak Tobi nggak begitu baik, apalagi kesalahan yang kamu buat sangat serius."Usai mengatakan itu, Susan tampak heran dan berkata, "Mengapa gambarnya hilang lagi?"Benar saja, siaran langsung terputus lagi.Semua orang yang berada di luar juga tidak bisa menontonnya lagi, tetapi mereka juga tidak begitu tertarik lagi.Lagi pula, banyak kebenaran telah terungkap.Selanjutnya, yang paling penting adalah menangani dampaknya, menyelesaikan masalah dan kompensasi.Apalagi, begitu banyak orang yan
"Hais, sampai sekarang, kamu masih nggak menghargai kebaikan Bu Widia.""Kalau begitu, nggak usah dengar pendapat Bu Widia, lakukan berdasarkan keinginanku saja. Biarlah polisi beserta Biro Industri Komersial turun tangan untuk melakukan penyelidikan menyeluruh. Biar kamu dipenjara dan diberi denda."Sembari berbicara, Tobi langsung mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Aku akan menelepon polisi sekarang."Pria itu terlihat serius. Akibatnya, semua orang pun menatap lekat-lekat ponsel yang berada di tangannya itu.Begitu pula dengan Widia. Kapan dia punya rencana seperti itu? Sebenarnya, Widia tidak ingin memanggil polisi untuk menangani masalah ini. Dia bahkan sempat berpikir untuk menghentikan Tobi.Hanya saja, Almer mendahuluinya. Pria itu mengira karena dirinya termasuk veteran perusahaan, setidaknya dia tidak akan diperlakukan seperti itu, tetapi siapa sangka dia akan berhadapan dengan orang gila seperti Tobi.Almer buru-buru berkata, "Bagaimana kalau kita dengar pendapat Bu Widia