Sebelumnya mereka juga pernah mendengar banyak kasus menantu laki-laki yang membunuh seluruh keluarganya karena marah. Menakutkan sekali.Ekspresi Widia tampak berubah. Dia pun berkata dengan panik, "Bu Polisi, apa ada kesalahan di sini? Tobi itu orang yang jujur. Dia nggak mungkin akan melakukan hal seperti itu.""Bukankah itu akan terbukti setelah kami menyelidikinya?""Borgol dia!"Polisi wanita itu memerintahkan bawahannya.Tobi sama sekali tidak melawan. Pria itu hanya mengerutkan kening, "Bu Polisi, aku nggak tahu dari mana kamu mendapatkan informasi, tapi kamu pasti salah orang."Polisi wanita itu terlihat dingin. Semua tahanan yang ditangkap pasti tidak akan mengakui kejahatannya. "Entah itu salah atau nggak, aku pasti akan mencari tahu, tapi sekarang kamu harus ikut denganku.""Setidaknya, beri tahu aku, kenapa aku menjadi tersangka? Siapa yang aku bunuh?""Kamu akan mengetahuinya begitu sampai di kantor polisi.""Bawa dia!"Petugas polisi wanita itu tidak mengatakan, semua wa
Setelah duduk di dalam mobil polisi, Susan tampak gugup dan bertanya dengan suara pelan, "Pak Tobi, apa aku mengatakan hal yang salah dan malah memperkeruh situasi?""Menurutmu?"Tobi memutar bola matanya."Maaf. Sebenarnya aku ingin membantumu.""Nggak masalah. Lagian bukan masalah besar.""Benarkah? Pak Tobi, apa kamu kenal atasan mereka?" tanya Susan dengan penasaran."..."Tobi tidak bisa berkata-kata. Perlukah gadis ini membicarakan hal ini di depan polisi?Apa ini sikap yang dimiliki seorang karyawan penjualan hebat?Polisi wanita yang duduk di sebelahnya itu pun berkata dengan nada dingin, "Itu karena dia tersangka pembunuhan dan hal yang barusan kamu sebut itu hanya masalah kecil.""Hah? Apa?"Susan terkejut. 'Pembunuhan?''Nggak mungkin.'"Jangan dengar omong kosongnya. Aku nggak melakukan apa pun," ujar Tobi menghiburnya."Aku harap begitu, tapi kalau kamu jatuh ke tanganku, jangan harap bisa kabur. Selam kamu terbukti melakukan kejahatan, sekalipun kamu kenal atasan kami, ak
"Dia meninggal?""Sepertinya karmanya telah berbuah.""Apa katamu?" tanya Devi tampak marah."Bukan apa-apa. Maksudku, apa kalian punya bukti kalau aku yang membunuhnya? Apa hanya berdasarkan aku punya konflik dengannya, kalian mencurigaiku sebagai seorang pembunuh?" balas Tobi."Kamu pikir alibimu sudah sempurna? Sebelum Rendi meninggal, dia meninggalkan bukti."Devi mendengus dingin dan berkata, "Tapi aku akan memberimu kesempatan untuk mengakui kesalahanmu.""Nggak perlu. Keluarkan saja kalau kamu punya bukti.""Baik. Lihatlah ini."Devi kemudian menunjukkan sebuah video yang direkam Rendi tadi malam. Pria itu mengaku sangat gugup setelah diancam oleh orang yang memukulinya dan mengatakan dia akan dibunuh.Selain itu, masih ada foto yang memperlihatkan dia menulis nama "Tobi" di sebelahnya sebelum meninggal.Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kamu percaya dengan hal-hal seperti ini? Bukankah sangat jelas ini semuanya sengaja dipalsukan?"Devi balik bertanya, "Maksudmu, ada o
Sebenarnya, Devi tidak ingin melepaskan Tobi begitu saja, tetapi Pak Zainal telah mengatakan demikian, dia juga tidak bisa menentangnya.Meskipun ayahnya termasuk atasannya Pak Zainal, dia paling tidak suka memanfaatkan status keluarganya. Bahkan anggota komisi lainnya juga tidak mengetahui dirinya adalah putri Pak Hilman.Setelah menutup telepon, Devi pun menyuruh anak buahnya untuk membuka borgol Tobi, lalu berkata dengan dingin, "Tobi, kamu sangat hebat. Apa kamu merasa puas sekarang?""Nggak juga, lagian aku memang nggak melakukannya. Mengenai masalah ini, aku harap Bu Devi akan menyelidikinya secara mendalam dan menemukan pelaku sebenarnya."“Jangan khawatir, aku pasti akan melakukan tugasku. Jangan sempat aku menemukan bukti yang mengarah ke dirimu, saat itu, nggak akan ada yang bisa menyelamatkanmu.""Nggak akan!"Tobi tersenyum tipis, lalu berdiri dan berkata, "Bu Devi, kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai jumpa.""Kita pasti akan bertemu lagi," kata Devi dengan dingin.Diam-di
"Terserah kamu."Widia pun menutup telepon dengan girang.Saat ini, dia akhirnya mengerti apa itu cinta.Di saat ini juga, dia baru menyadari dirinya sangat menyukai Tobi,Sekalipun bajingan ini hanya seorang pecundang dan tidak punya apa-apa dan kelak dia pasti akan menjadi pembicaraan orang lain jika menikah dengan pria itu.Namun, dia mulai merasa kalau semua itu tidak penting lagi.Dia tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan. Asalkan dirinya menyukainya.Hanya saja, dia mungkin tidak bisa melewati rintangan orang tuanya. Selain itu, masih ada kakeknya yang saat ini sedang berada jauh dari rumah. Entah bagaimana sikapnya nanti saat mengetahui hal itu.Hais!Mengapa masalah yang dia hadapi begitu sulit?Saat ini, Widia diam-diam membuat keputusan.Dia pasti akan mengasah Tobi dengan baik agar membuat pria itu makin hebat dan bahkan menjadi andalan perusahaan.Saat itu, dia pasti akan lebih bisa menerima pria itu.Tiba-tiba Widia teringat dengan film "Love is Love". Apa diriny
Mendengar suara itu, Susan juga terpaku di tempat. Dia tampak kaget.Apa yang terjadi? Sepertinya itu suara Pak Tobi? Jangan-jangan dia berhalusinasi saking khawatirnya?Dia buru-buru berbalik dan menolehkan kepalanya. Ternyata benar, itu Pak Tobi. Seketika wajahnya tampak sumringah.'Cepat sekali Pak Tobi kembali? Apa itu berarti dia baik-baik saja?' gumamnya dalam hati.Tobi berjalan mendekat, lalu memandang wajah Yuli yang ketakutan itu sambil bertanya, "Yuli, aku lagi bertanya kepadamu, mengapa kamu diam saja?"Wajah Yuli menjadi pucat, lalu dia buru-buru menjelaskan, "Pak Tobi, ini semua salah paham. Aku hanya sembarangan bicara saja."Tobi tersenyum tipis. Kilatan dingin muncul di sorot matanya, "Kamu kira aku akan percaya?""Aku ... aku ....""Lihat, betapa pengecutnya dirimu!"Tobi menggelengkan kepalanya. Tatapannya tampak menghina. Sebelum pergi, dia meninggalkan satu kalimat."Yuli, kuperingatkan, jangan lakukan hal-hal di luar kemampuanmu. Kalau nggak, suatu hari nanti kamu
"Oh ya, mulai sekarang, lebih fokuslah pada bisnis perusahaan. Jangan biarkan Leo melakukan segalanya. Sekarang, kamu memiliki sudah prestasi dan kinerja. Kalau aku menemukan kesempatan, aku akan mempromosikanmu ke posisi yang lebih tinggi."Widia sengaja menjelaskan hal itu sekaligus memberi motivasi kepada Tobi.Namun, saat Tobi mendengar itu, dia langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak perlu repot-repot. Posisiku sekarang sudah bagus.""Sudah cukup? Kenapa kamu begitu nggak ingin membuat kemajuan?""Aku rasa nggak perlu.""Nggak perlu? Kamu kira dirimu sudah hebat karena mendapatkan banyak uang? Kamu pikir ada orang yang mau menikahimu?"Hampir saja kalimat ini keluar dari mulut Widia, 'Memangnya kamu sudah layak bersanding dengan diriku?'Tobi sepertinya menangkap maksud Widia, "Maksudmu, asalkan aku bekerja keras dan sukses, kamu bersedia menjadi istriku?""Huh. Aku nggak bilang.""Kalau begitu, lupakan saja. Aku nggak mau melakukan pekerjaan yang nggak ada gunanya."
"Kristin ...."Setelah meninggalkan perusahaan, Tobi pun mengunjungi Kristin.Meskipun sudah lama tidak bertemu, Kristin masih senantiasa mengenakan rok panjang sederhana, yang langsung memperlihatkan tubuh rampingnya.Wajah mulusnya membuatnya terlihat makin cantik, ditambah lagi, kulitnya juga cerah.Pria mana pun mungkin akan terpikat oleh kecantikannya."Kak Tobi, kamu datang!"Kristin juga sangat senang melihat Tobi. Sebenarnya, sempat tebersit pikiran untuk mengunjungi pria itu berkali-kali, tetapi dia takut tindakannya akan merusak rumah tangga Tobi."Ya, kangen sama kamu.""Aku nggak percaya." Wajah Kristin tersipu malu, tetapi hatinya merasa sangat senang.Setelah mereka berdua duduk, Tobi pun menanyakan kabar Kristin belakangan ini.Dia baru tahu ternyata Kristin telah mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya dan sedang mencari pekerjaan baru. Saat ini, dia tidak perlu khawatir masalah uang lagi. Dia hanya ingin mencari pekerjaan yang cocok untuknya.Dia bahkan sempat meng
Alam kultivasi yang sangat luar biasa!Begitu memasuki alam kultivasi ini, baik itu kekuatan fisik atau kekuatan mentalnya, jauh lebih kuat dari sebelumnya. Bahkan, dia bisa memobilisasi energi langit dan bumi sesuka hatinya.Seakan-akan semua energi yang ada tercipta untuknya. Tobi langsung menggenggam dengan tangan kanannya. Tiba-tiba ada kilat dan guntur yang muncul di telapak tangannya. Tampak sangat menakutkan, tetapi tidak ada kekuatan yang bocor sama sekali."Se ... sepertinya telah mencapai tingkat menengah dari hukum langit dan bumi." Vamil terkejut. Padahal, Tobi baru saja memahami hukum langit dan bumi, tetapi kekuatannya kini bahkan tidak jauh berbeda dari dirinya yang telah mencapai tingkat puncak.Raja Naga Tua dan yang lainnya juga merasakan tekanan yang mengerikan. Mereka bahkan hampir berlutut.Setelah itu, Tobi segera menyimpan kembali kekuatannya dan bergegas mendekati Widia. Kekuatan spiritualnya langsung memasuki tubuh Widia untuk memeriksa kondisinya. Tak lama kem
Begitu mendengar suara menyakitkan Tobi, Vamil merasa sangat pilu, tersiksa, dan juga sangat menyesal.Namun tepat di saat ini, dia merasakan perubahan pada tubuh Tobi. Wajahnya penuh dengan keterkejutan"Ini?""Keturunan naga?"Tobi juga merasakan hal yang aneh pada dirinya. Energi yang menakutkan mulai keluar dari tubuhnya. Bahkan tubuhnya yang biasanya melebihi kerasnya baja pun merasakan sakit yang parah.Hal ini membuatnya tanpa sadar membaringkan Widia kembali. Lantaran dia takut kekuatan fisiknya akan melukai Widia. Kemudian, Tobi berdiri agak jauh untuk menyalurkan energi yang dia miliki.Meski napas Widia terus melemah, Tobi tidak akan menyerah hingga saat-saat terakhir.Sembari menyerap energi keturunan naga, Tobi juga terus-terusan memperhatikan kondisi Widia. Dia bisa merasakan napas wanita itu makin lama makin pelan.Vamil menyaksikan semua ini dengan kaget. Padahal, dia mengangkat masalah keturunan naga hanya untuk mengelabui lawan. Siapa sangka, ternyata hal itu benar-be
Jika tidak, mungkin dia memerlukan waktu setidaknya beberapa bulan untuk pulih.Hirawan juga memiliki pemikiran yang sama. Saat melihat Luniver juga melarikan diri, dia segera bergabung dengannya dan pergi dengan cepat.Begitu Indira melihat mereka tidak punya peluang lagi, sekalipun rudal diluncurkan, mungkin hasilnya akan sia-sia saja. Dia terpaksa menyerah sepenuhnya. Dia hanya bisa menunggu sampai mereka dan Raja Naga Tua mengunjungi Gunung Simeru secara langsung.Meski Tobi membuat serangan yang menakutkan di akhir pertarungan, dia telah menggunakan teknik terlarang untuk mengerahkan energi pedang yang jauh melebihi kekuatan biasanya.Dampak dari serangan pedang ini juga sangat jelas. Tobi bisa dengan jelas merasakan kekosongan dan kerapuhan tubuhnya. Dia kini tidak bisa berdiri tegak.Bahkan, terhuyung sejenak. Dia menyadari bahwa wajah Widia tampak pucat pasi. Sekujur tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Tampaknya, wanita itu dalam kondisi kritis.Wajah Tobi memucat. Dia segera
Setelah mengingatkannya, tanpa ragu sedikit pun, Hirawan langsung berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan gesit.Saat ini, dia tidak peduli dengan hidup matinya Luniver lagi. Sekalipun pesuruhnya, Hirawan juga mengabaikannya begitu saja.Saat Luniver mendengar perkataan Hirawan, wajahnya berubah drastis. Dia mengumpat dengan marah, "Sialan!" Kemudian, segera berbalik dan bersiap melarikan diri dari tempat itu.Lagi pula, Vamil sudah mau mati. Prabu juga sudah mati. Hirawan dari Negara Melandia bersedia menjadi antek-anteknya. Semuanya berakhir dengan sempurna.Saat kekuatannya pulih, dia masih bisa kembali untuk mengambil nyawa dua orang ini.Di sisi lain, Indira kembali memandang Radiya dengan cemas. Maksud tatapannya sangat jelas. Sekarang telah mencapai momen paling kritis. Jika mereka tidak segera mengambil tindakan, maka tidak akan ada peluang lagi.Namun, Radiya masih terdiam. Pria itu hanya menatap layar dan tidak mengucapkan kata apa pun.Dia masih menunggu.Menunggu kode d
Yang paling malang adalah orang yang mengadang Tobi barusan. Pria yang mengkhianati Vamil itu bahkan tidak punya waktu untuk menghindar sama sekali. Dia menjerit dan langsung bergerak mundur.Jika tidak mundur dengan cepat, mungkin dia sudah kehilangan separuh nyawanya.Sialan! Kekuatan sekelompok orang ini sangat menakutkan. Terutama Tobi. Sepertinya kekuatan bocah ini lebih kuat dari dirinya sekarang.Menghadapi kedua kekuatan ini, Prabu juga merasakan teror. Dia mengerang beberapa kali dan mundur terus menerus. Tubuhnya jelas terluka parah.Sialan!Tak disangka, begitu kedua orang ini bergabung, kekuatan mereka akan begitu mengerikan. Bahkan, membuat lukanya bertambah parah. Jika bukan karena dia punya pil penyembuh, setidaknya dia butuh beberapa bulan untuk memulihkan dirinya.Sebenarnya Luniver bisa membantu Prabu, tetapi dia sengaja mundur. Saat melihat luka yang dialami Prabu makin parah, ada niat membunuh yang muncul di matanya.Jika memungkinkan, dia pasti akan menyingkirkan P
Mendengar itu, Tobi mengangguk. Pria itu langsung memeluk Widia sambil bergumam, "Baiklah. Hari ini, kita sebagai suami istri berjanji akan menjadi pasangan sehidup semati di sini!"Widia sangat senang mendengar perkataan itu. Sejak mereka bercerai, kata 'suami istri' baru pertama kalinya keluar dari mulut Tobi.Apalagi, mereka masih belum menikah kembali."Sungguh pasangan yang mesra. Sayangnya, kalian ditakdirkan mati hari ini," ucap Luniver dengan nada mengejek.Amderika, yang dipimpin oleh Barat, telah menggunakan segala cara untuk menekan Negara Harlanda dalam segala aspek teknologi militer. Sebagai pelindung Amderika tentu saja tidak mengizinkan seni bela diri Negara Harlanda terus menghasilkan kultivator yang menakutkan dan berkuasa.Jadi, kedua orang ini harus mati hari ini."Benar. Apa pun yang terjadi, kalian akan mati hari ini. Sekarang, biarlah aku mengakhiri nyawa kalian." Prabu tampak penuh emosiBagaimana dia bisa melepaskan dua bocah ini begitu saja?"Kalau begitu, bert
Jangankan Tobi baru saja mendapat pencerahan, sekalipun dia telah memahami hukum langit dan bumi, tanpa berlatih selama beberapa tahun, bagaimana kekuatannya bisa dibandingkan dengan para senior lainnya?Lantaran barusan tidak punya kesempatan, jadi Hirawan langsung pamer sekarang. Dia berkata dengan dingin, "Bocah, karena kamu begitu ingin mati, aku akan mengabulkan keinginanmu!"Meski tidak bisa mengalahkan Vamil, mana mungkin dia tidak bisa mengalahkan bocah kecil ini?Sekalipun kekuatannya kini hanya tersisa 20 persen, menyingkirkan seorang bocah adalah hal yang mudah baginya. Dia langsung meluncur ke depan dan Pedang Kekuatan Iblis di tangannya langsung menghantam dengan keras.Ekspresi Tobi berubah gelap. Dia mengumpulkan kekuatan besar dalam tubuhnya. Kemudian, mengeluarkan Pedang Diraya dari Cincin Spasial, lalu mengayunkannya dengan keras.Energi pedang itu bagaikan aliran sungai yang mengalir deras. Apalagi, serangan itu seakan-akan lautan yang marah dan ombak yang bergejolak
Begitu selesai berbicara, kekuatan menakjubkan langsung melanda dirinya.Wajah Tobi berubah. Dia segera mengayunkan pedangnya dengan kuat. Energi sejati yang kuat di tubuhnya mengalir ke pedangnya. Dalam sekejap, cahaya pedang bersinar terang.Benturan kedua kekuatan itu menghasilkan energi yang luar biasa.Bam ....Dua kekuatan yang berbenturan itu membuat cahaya pedang menyebar ke segala arah. Tobi tidak tahan lagi dan langsung mengerang. Dia juga mundur beberapa langkah. Meski orang ini tidak sekuat Vamil dan tiga lainnya, dia masih lebih unggul dari Tobi.Yang paling penting lagi, orang ini mencegah Vamil dan Tobi meninggalkan tempat itu.Wajah Vamil berubah muram. Dia tidak menyangka pengkhianat ini akan muncul. Terlebih lagi, orang ini menyembunyikan auranya dengan sempurna. Bahkan, Vamil sendiri pun tidak menyadarinya sama sekali.Kemungkinan besar, orang ini satu komplotan dengan Prabu. Keduanya menyembunyikan aura dengan metode yang sama.Dalam waktu singkat itu, Luniver, Hira
Saat serangan pertama, Hirawan berdiri di belakang Luniver. Jika tidak, luka yang dia derita mungkin akan lebih serius.Orang yang paling tidak beruntung adalah Prabu. Dia baru saja keluar dari tempat persembunyian dan kebetulan berdiri di posisi paling depan. Meski Luniver berada di sampingnya, setidaknya posisinya masih sedikit ke belakang.Prabu tidak peduli begitu banyak. Dia terus mengerahkan kekuatannya. Seakan-akan tidak gentar menghadapi musuh, dia juga terus mengeluarkan serangan.Hanya dengan satu pukulan, area beberapa mil ditekan secara hebat. Pukulan kuat itu sepertinya melenyapkan segala sesuatu di sekitarnya dan memancarkan cahaya keemasan.Energi itu seakan-akan matahari dan terus melaju ke depan secara gila-gilaanKini, tubuh Luniver sepenuhnya diselimuti kegelapan. Kedua belas sayapnya berubah menjadi hitam. Dia mengangkat tangan kanannya dan seluruh ruang langsung bergetar.Kemudian, sebuah telapak tangan terangkat. Seketika, kegelapan memadat.Tiba-tiba, memberikan