"Terserah kamu."Widia pun menutup telepon dengan girang.Saat ini, dia akhirnya mengerti apa itu cinta.Di saat ini juga, dia baru menyadari dirinya sangat menyukai Tobi,Sekalipun bajingan ini hanya seorang pecundang dan tidak punya apa-apa dan kelak dia pasti akan menjadi pembicaraan orang lain jika menikah dengan pria itu.Namun, dia mulai merasa kalau semua itu tidak penting lagi.Dia tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan. Asalkan dirinya menyukainya.Hanya saja, dia mungkin tidak bisa melewati rintangan orang tuanya. Selain itu, masih ada kakeknya yang saat ini sedang berada jauh dari rumah. Entah bagaimana sikapnya nanti saat mengetahui hal itu.Hais!Mengapa masalah yang dia hadapi begitu sulit?Saat ini, Widia diam-diam membuat keputusan.Dia pasti akan mengasah Tobi dengan baik agar membuat pria itu makin hebat dan bahkan menjadi andalan perusahaan.Saat itu, dia pasti akan lebih bisa menerima pria itu.Tiba-tiba Widia teringat dengan film "Love is Love". Apa diriny
Mendengar suara itu, Susan juga terpaku di tempat. Dia tampak kaget.Apa yang terjadi? Sepertinya itu suara Pak Tobi? Jangan-jangan dia berhalusinasi saking khawatirnya?Dia buru-buru berbalik dan menolehkan kepalanya. Ternyata benar, itu Pak Tobi. Seketika wajahnya tampak sumringah.'Cepat sekali Pak Tobi kembali? Apa itu berarti dia baik-baik saja?' gumamnya dalam hati.Tobi berjalan mendekat, lalu memandang wajah Yuli yang ketakutan itu sambil bertanya, "Yuli, aku lagi bertanya kepadamu, mengapa kamu diam saja?"Wajah Yuli menjadi pucat, lalu dia buru-buru menjelaskan, "Pak Tobi, ini semua salah paham. Aku hanya sembarangan bicara saja."Tobi tersenyum tipis. Kilatan dingin muncul di sorot matanya, "Kamu kira aku akan percaya?""Aku ... aku ....""Lihat, betapa pengecutnya dirimu!"Tobi menggelengkan kepalanya. Tatapannya tampak menghina. Sebelum pergi, dia meninggalkan satu kalimat."Yuli, kuperingatkan, jangan lakukan hal-hal di luar kemampuanmu. Kalau nggak, suatu hari nanti kamu
"Oh ya, mulai sekarang, lebih fokuslah pada bisnis perusahaan. Jangan biarkan Leo melakukan segalanya. Sekarang, kamu memiliki sudah prestasi dan kinerja. Kalau aku menemukan kesempatan, aku akan mempromosikanmu ke posisi yang lebih tinggi."Widia sengaja menjelaskan hal itu sekaligus memberi motivasi kepada Tobi.Namun, saat Tobi mendengar itu, dia langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak perlu repot-repot. Posisiku sekarang sudah bagus.""Sudah cukup? Kenapa kamu begitu nggak ingin membuat kemajuan?""Aku rasa nggak perlu.""Nggak perlu? Kamu kira dirimu sudah hebat karena mendapatkan banyak uang? Kamu pikir ada orang yang mau menikahimu?"Hampir saja kalimat ini keluar dari mulut Widia, 'Memangnya kamu sudah layak bersanding dengan diriku?'Tobi sepertinya menangkap maksud Widia, "Maksudmu, asalkan aku bekerja keras dan sukses, kamu bersedia menjadi istriku?""Huh. Aku nggak bilang.""Kalau begitu, lupakan saja. Aku nggak mau melakukan pekerjaan yang nggak ada gunanya."
"Kristin ...."Setelah meninggalkan perusahaan, Tobi pun mengunjungi Kristin.Meskipun sudah lama tidak bertemu, Kristin masih senantiasa mengenakan rok panjang sederhana, yang langsung memperlihatkan tubuh rampingnya.Wajah mulusnya membuatnya terlihat makin cantik, ditambah lagi, kulitnya juga cerah.Pria mana pun mungkin akan terpikat oleh kecantikannya."Kak Tobi, kamu datang!"Kristin juga sangat senang melihat Tobi. Sebenarnya, sempat tebersit pikiran untuk mengunjungi pria itu berkali-kali, tetapi dia takut tindakannya akan merusak rumah tangga Tobi."Ya, kangen sama kamu.""Aku nggak percaya." Wajah Kristin tersipu malu, tetapi hatinya merasa sangat senang.Setelah mereka berdua duduk, Tobi pun menanyakan kabar Kristin belakangan ini.Dia baru tahu ternyata Kristin telah mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya dan sedang mencari pekerjaan baru. Saat ini, dia tidak perlu khawatir masalah uang lagi. Dia hanya ingin mencari pekerjaan yang cocok untuknya.Dia bahkan sempat meng
Kristin tidak mau melewatkan kesempatan itu begitu saja. Setelah menutup telepon, dia merasa senang sekaligus gugup. Dia langsung menjelajah banyak pertanyaan wawancara di Google dan membacanya tanpa henti.Bersiap untuk tampil baik besokKeesokan paginya, Kristin pun bersiap-siap untuk berangkat. Setelah tiba di lantai bawah di Grup Transera, dia sangat gugup dan menarik napas dalam-dalam beberapa kali sebelum masuk.Begitu sampai di depan pintu, ada karyawan yang menyambutnya sambil tersenyum, "Halo, apa Anda Nona Kristin?""Be ... benar!""Silakan lewat sebelah sini. Aku akan mengantarmu ke atas."Kristin tercengang. Apa Grup Transera begitu sopan kepada calon karyawan mereka? Apalagi kakak yang satu ini memiliki temperamen yang baik dan bahkan datang menjemputnya secara khusus.Dia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya dan bertanya, "Halo, Kak, apa perusahaan kalian begitu sopan kepada calon karyawan?"Gadis itu tertegun sejenak. Sepertinya Kristin belum menyadari situasinya sama s
Keesokan paginya, Widia pun berangkat ke kantor seperti biasanya dan sibuk mengerjakan urusannya, tetapi tak lama kemudian, Tania masuk ke ruangannya dan berkata dengan panik, "Widia, terjadi masalah besar!""Ada apa?" tanya Widia kaget.Setelah diingatkan oleh Tania, Widia pun mengambil ponselnya dan mulai menelusuri berita.Akhirnya, dia mengetahui apa yang terjadi. Wajahnya seketika kusut.Ternyata di internet ada yang mengeluh produk Kosmetik Botanika milik Grup Lianto tidak sesuai. Setelah diaplikasikan, produk itu bukannya memutihkan dan meremajakan kulit, tetapi justru membuat banyak flek hitam muncul di wajah.Melalui penjual, akhirnya menemukan perusahaan, tetapi perusahaan bukan hanya menolak mengakui kesalahan, mereka juga bersikukuh tidak ada yang salah dengan produknya dan mengatakan itu semua adalah kesalahan konsumen sendiri.Mereka juga mengatakan Bu Widia, selaku direktur perusahaan, juga mengancam jika mereka berani menyebarkan rumor dan merusak reputasi perusahaan, m
Setelah mengetahui situasi itu, dia tentu harus menanyainya."Maaf, aku sedang menyelidiki apa yang terjadi. Begitu ada hasil, aku akan segera memberi kabar kepada Pak Haris," kata Widia."Ok, aku akan menunggu laporanmu. Andai aku menderita kerugian besar karena kesalahanmu, aku pasti akan meminta pertanggungjawabanmu." Haris langsung menutup telepon. Ada tatapan dingin di matanya.Dari awal, masalah ini telah melewati persetujuan Haris. Jika tidak, Almer tidak akan berani mengambil tindakan. Apalagi, bukan hanya Grup Lianto yang dirugikan, tetapi hal sama juga akan menimpa Keluarga Sunaldi.Karena Keluarga Sunaldi juga berinvestasi di dalamnya.Namun, Almer termasuk kejam. Jika masalah ini tidak ditangani dengan baik, ini akan menjadi pukulan besar bagi Grup Lianto, bahkan Almer sendiri juga akan menderita kerugian besar.Wajah Widia terlihat kusut. Saat ini, dia masih belum tahu alasan di balik semua ini. Ketika melihat Mona sampai, dia langsung menanyainya dengan marah.Apalagi, me
Melihat Tobi memeluk gadis cantik seperti itu, Gavin pun berkata dengan getir, "Tobi ini memang bernasib mujur. Bisa-bisanya dia mengenal dua gadis yang begitu menakjubkan ini. Dia bahkan berhubungan dengan dua wanita sekaligus.""Benar, tapi latar belakang gadis ini nggak sederhana.""Oh?""Dia adalah putri kesayangan Damar, pemimpin Serikat Dagang Lawana.""Putrinya Damar?""Begitu rupanya. Pantas nggak ada satu pun foto yang beredar, apalagi polisi segera melepaskannya. Ternyata itu karena Damar.""Benar, jadi ini nggak bisa membuktikan kemampuan bocah itu. Aku rasa dia hanya beruntung saja. Andai putri Damar nggak terlibat, dia mungkin nggak akan dibebaskan.""Kemungkinan besar. Kalau begitu, kita jangan bertindak dulu. Tunggu dan lihat bagaimana bocah ini memperlakukan putri Damar. Lagian, Damar si pria jahat itu pasti nggak akan melepaskannya begitu saja," ucap Gavin dengan nada datar. 'Beraninya kamu bersaing wanita denganku, cepat atau lambat, kamu akan mati.'Tobi bukan hanya
Alam kultivasi yang sangat luar biasa!Begitu memasuki alam kultivasi ini, baik itu kekuatan fisik atau kekuatan mentalnya, jauh lebih kuat dari sebelumnya. Bahkan, dia bisa memobilisasi energi langit dan bumi sesuka hatinya.Seakan-akan semua energi yang ada tercipta untuknya. Tobi langsung menggenggam dengan tangan kanannya. Tiba-tiba ada kilat dan guntur yang muncul di telapak tangannya. Tampak sangat menakutkan, tetapi tidak ada kekuatan yang bocor sama sekali."Se ... sepertinya telah mencapai tingkat menengah dari hukum langit dan bumi." Vamil terkejut. Padahal, Tobi baru saja memahami hukum langit dan bumi, tetapi kekuatannya kini bahkan tidak jauh berbeda dari dirinya yang telah mencapai tingkat puncak.Raja Naga Tua dan yang lainnya juga merasakan tekanan yang mengerikan. Mereka bahkan hampir berlutut.Setelah itu, Tobi segera menyimpan kembali kekuatannya dan bergegas mendekati Widia. Kekuatan spiritualnya langsung memasuki tubuh Widia untuk memeriksa kondisinya. Tak lama kem
Begitu mendengar suara menyakitkan Tobi, Vamil merasa sangat pilu, tersiksa, dan juga sangat menyesal.Namun tepat di saat ini, dia merasakan perubahan pada tubuh Tobi. Wajahnya penuh dengan keterkejutan"Ini?""Keturunan naga?"Tobi juga merasakan hal yang aneh pada dirinya. Energi yang menakutkan mulai keluar dari tubuhnya. Bahkan tubuhnya yang biasanya melebihi kerasnya baja pun merasakan sakit yang parah.Hal ini membuatnya tanpa sadar membaringkan Widia kembali. Lantaran dia takut kekuatan fisiknya akan melukai Widia. Kemudian, Tobi berdiri agak jauh untuk menyalurkan energi yang dia miliki.Meski napas Widia terus melemah, Tobi tidak akan menyerah hingga saat-saat terakhir.Sembari menyerap energi keturunan naga, Tobi juga terus-terusan memperhatikan kondisi Widia. Dia bisa merasakan napas wanita itu makin lama makin pelan.Vamil menyaksikan semua ini dengan kaget. Padahal, dia mengangkat masalah keturunan naga hanya untuk mengelabui lawan. Siapa sangka, ternyata hal itu benar-be
Jika tidak, mungkin dia memerlukan waktu setidaknya beberapa bulan untuk pulih.Hirawan juga memiliki pemikiran yang sama. Saat melihat Luniver juga melarikan diri, dia segera bergabung dengannya dan pergi dengan cepat.Begitu Indira melihat mereka tidak punya peluang lagi, sekalipun rudal diluncurkan, mungkin hasilnya akan sia-sia saja. Dia terpaksa menyerah sepenuhnya. Dia hanya bisa menunggu sampai mereka dan Raja Naga Tua mengunjungi Gunung Simeru secara langsung.Meski Tobi membuat serangan yang menakutkan di akhir pertarungan, dia telah menggunakan teknik terlarang untuk mengerahkan energi pedang yang jauh melebihi kekuatan biasanya.Dampak dari serangan pedang ini juga sangat jelas. Tobi bisa dengan jelas merasakan kekosongan dan kerapuhan tubuhnya. Dia kini tidak bisa berdiri tegak.Bahkan, terhuyung sejenak. Dia menyadari bahwa wajah Widia tampak pucat pasi. Sekujur tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Tampaknya, wanita itu dalam kondisi kritis.Wajah Tobi memucat. Dia segera
Setelah mengingatkannya, tanpa ragu sedikit pun, Hirawan langsung berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan gesit.Saat ini, dia tidak peduli dengan hidup matinya Luniver lagi. Sekalipun pesuruhnya, Hirawan juga mengabaikannya begitu saja.Saat Luniver mendengar perkataan Hirawan, wajahnya berubah drastis. Dia mengumpat dengan marah, "Sialan!" Kemudian, segera berbalik dan bersiap melarikan diri dari tempat itu.Lagi pula, Vamil sudah mau mati. Prabu juga sudah mati. Hirawan dari Negara Melandia bersedia menjadi antek-anteknya. Semuanya berakhir dengan sempurna.Saat kekuatannya pulih, dia masih bisa kembali untuk mengambil nyawa dua orang ini.Di sisi lain, Indira kembali memandang Radiya dengan cemas. Maksud tatapannya sangat jelas. Sekarang telah mencapai momen paling kritis. Jika mereka tidak segera mengambil tindakan, maka tidak akan ada peluang lagi.Namun, Radiya masih terdiam. Pria itu hanya menatap layar dan tidak mengucapkan kata apa pun.Dia masih menunggu.Menunggu kode d
Yang paling malang adalah orang yang mengadang Tobi barusan. Pria yang mengkhianati Vamil itu bahkan tidak punya waktu untuk menghindar sama sekali. Dia menjerit dan langsung bergerak mundur.Jika tidak mundur dengan cepat, mungkin dia sudah kehilangan separuh nyawanya.Sialan! Kekuatan sekelompok orang ini sangat menakutkan. Terutama Tobi. Sepertinya kekuatan bocah ini lebih kuat dari dirinya sekarang.Menghadapi kedua kekuatan ini, Prabu juga merasakan teror. Dia mengerang beberapa kali dan mundur terus menerus. Tubuhnya jelas terluka parah.Sialan!Tak disangka, begitu kedua orang ini bergabung, kekuatan mereka akan begitu mengerikan. Bahkan, membuat lukanya bertambah parah. Jika bukan karena dia punya pil penyembuh, setidaknya dia butuh beberapa bulan untuk memulihkan dirinya.Sebenarnya Luniver bisa membantu Prabu, tetapi dia sengaja mundur. Saat melihat luka yang dialami Prabu makin parah, ada niat membunuh yang muncul di matanya.Jika memungkinkan, dia pasti akan menyingkirkan P
Mendengar itu, Tobi mengangguk. Pria itu langsung memeluk Widia sambil bergumam, "Baiklah. Hari ini, kita sebagai suami istri berjanji akan menjadi pasangan sehidup semati di sini!"Widia sangat senang mendengar perkataan itu. Sejak mereka bercerai, kata 'suami istri' baru pertama kalinya keluar dari mulut Tobi.Apalagi, mereka masih belum menikah kembali."Sungguh pasangan yang mesra. Sayangnya, kalian ditakdirkan mati hari ini," ucap Luniver dengan nada mengejek.Amderika, yang dipimpin oleh Barat, telah menggunakan segala cara untuk menekan Negara Harlanda dalam segala aspek teknologi militer. Sebagai pelindung Amderika tentu saja tidak mengizinkan seni bela diri Negara Harlanda terus menghasilkan kultivator yang menakutkan dan berkuasa.Jadi, kedua orang ini harus mati hari ini."Benar. Apa pun yang terjadi, kalian akan mati hari ini. Sekarang, biarlah aku mengakhiri nyawa kalian." Prabu tampak penuh emosiBagaimana dia bisa melepaskan dua bocah ini begitu saja?"Kalau begitu, bert
Jangankan Tobi baru saja mendapat pencerahan, sekalipun dia telah memahami hukum langit dan bumi, tanpa berlatih selama beberapa tahun, bagaimana kekuatannya bisa dibandingkan dengan para senior lainnya?Lantaran barusan tidak punya kesempatan, jadi Hirawan langsung pamer sekarang. Dia berkata dengan dingin, "Bocah, karena kamu begitu ingin mati, aku akan mengabulkan keinginanmu!"Meski tidak bisa mengalahkan Vamil, mana mungkin dia tidak bisa mengalahkan bocah kecil ini?Sekalipun kekuatannya kini hanya tersisa 20 persen, menyingkirkan seorang bocah adalah hal yang mudah baginya. Dia langsung meluncur ke depan dan Pedang Kekuatan Iblis di tangannya langsung menghantam dengan keras.Ekspresi Tobi berubah gelap. Dia mengumpulkan kekuatan besar dalam tubuhnya. Kemudian, mengeluarkan Pedang Diraya dari Cincin Spasial, lalu mengayunkannya dengan keras.Energi pedang itu bagaikan aliran sungai yang mengalir deras. Apalagi, serangan itu seakan-akan lautan yang marah dan ombak yang bergejolak
Begitu selesai berbicara, kekuatan menakjubkan langsung melanda dirinya.Wajah Tobi berubah. Dia segera mengayunkan pedangnya dengan kuat. Energi sejati yang kuat di tubuhnya mengalir ke pedangnya. Dalam sekejap, cahaya pedang bersinar terang.Benturan kedua kekuatan itu menghasilkan energi yang luar biasa.Bam ....Dua kekuatan yang berbenturan itu membuat cahaya pedang menyebar ke segala arah. Tobi tidak tahan lagi dan langsung mengerang. Dia juga mundur beberapa langkah. Meski orang ini tidak sekuat Vamil dan tiga lainnya, dia masih lebih unggul dari Tobi.Yang paling penting lagi, orang ini mencegah Vamil dan Tobi meninggalkan tempat itu.Wajah Vamil berubah muram. Dia tidak menyangka pengkhianat ini akan muncul. Terlebih lagi, orang ini menyembunyikan auranya dengan sempurna. Bahkan, Vamil sendiri pun tidak menyadarinya sama sekali.Kemungkinan besar, orang ini satu komplotan dengan Prabu. Keduanya menyembunyikan aura dengan metode yang sama.Dalam waktu singkat itu, Luniver, Hira
Saat serangan pertama, Hirawan berdiri di belakang Luniver. Jika tidak, luka yang dia derita mungkin akan lebih serius.Orang yang paling tidak beruntung adalah Prabu. Dia baru saja keluar dari tempat persembunyian dan kebetulan berdiri di posisi paling depan. Meski Luniver berada di sampingnya, setidaknya posisinya masih sedikit ke belakang.Prabu tidak peduli begitu banyak. Dia terus mengerahkan kekuatannya. Seakan-akan tidak gentar menghadapi musuh, dia juga terus mengeluarkan serangan.Hanya dengan satu pukulan, area beberapa mil ditekan secara hebat. Pukulan kuat itu sepertinya melenyapkan segala sesuatu di sekitarnya dan memancarkan cahaya keemasan.Energi itu seakan-akan matahari dan terus melaju ke depan secara gila-gilaanKini, tubuh Luniver sepenuhnya diselimuti kegelapan. Kedua belas sayapnya berubah menjadi hitam. Dia mengangkat tangan kanannya dan seluruh ruang langsung bergetar.Kemudian, sebuah telapak tangan terangkat. Seketika, kegelapan memadat.Tiba-tiba, memberikan