"Oh ya, mulai sekarang, lebih fokuslah pada bisnis perusahaan. Jangan biarkan Leo melakukan segalanya. Sekarang, kamu memiliki sudah prestasi dan kinerja. Kalau aku menemukan kesempatan, aku akan mempromosikanmu ke posisi yang lebih tinggi."Widia sengaja menjelaskan hal itu sekaligus memberi motivasi kepada Tobi.Namun, saat Tobi mendengar itu, dia langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak perlu repot-repot. Posisiku sekarang sudah bagus.""Sudah cukup? Kenapa kamu begitu nggak ingin membuat kemajuan?""Aku rasa nggak perlu.""Nggak perlu? Kamu kira dirimu sudah hebat karena mendapatkan banyak uang? Kamu pikir ada orang yang mau menikahimu?"Hampir saja kalimat ini keluar dari mulut Widia, 'Memangnya kamu sudah layak bersanding dengan diriku?'Tobi sepertinya menangkap maksud Widia, "Maksudmu, asalkan aku bekerja keras dan sukses, kamu bersedia menjadi istriku?""Huh. Aku nggak bilang.""Kalau begitu, lupakan saja. Aku nggak mau melakukan pekerjaan yang nggak ada gunanya."
"Kristin ...."Setelah meninggalkan perusahaan, Tobi pun mengunjungi Kristin.Meskipun sudah lama tidak bertemu, Kristin masih senantiasa mengenakan rok panjang sederhana, yang langsung memperlihatkan tubuh rampingnya.Wajah mulusnya membuatnya terlihat makin cantik, ditambah lagi, kulitnya juga cerah.Pria mana pun mungkin akan terpikat oleh kecantikannya."Kak Tobi, kamu datang!"Kristin juga sangat senang melihat Tobi. Sebenarnya, sempat tebersit pikiran untuk mengunjungi pria itu berkali-kali, tetapi dia takut tindakannya akan merusak rumah tangga Tobi."Ya, kangen sama kamu.""Aku nggak percaya." Wajah Kristin tersipu malu, tetapi hatinya merasa sangat senang.Setelah mereka berdua duduk, Tobi pun menanyakan kabar Kristin belakangan ini.Dia baru tahu ternyata Kristin telah mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya dan sedang mencari pekerjaan baru. Saat ini, dia tidak perlu khawatir masalah uang lagi. Dia hanya ingin mencari pekerjaan yang cocok untuknya.Dia bahkan sempat meng
Kristin tidak mau melewatkan kesempatan itu begitu saja. Setelah menutup telepon, dia merasa senang sekaligus gugup. Dia langsung menjelajah banyak pertanyaan wawancara di Google dan membacanya tanpa henti.Bersiap untuk tampil baik besokKeesokan paginya, Kristin pun bersiap-siap untuk berangkat. Setelah tiba di lantai bawah di Grup Transera, dia sangat gugup dan menarik napas dalam-dalam beberapa kali sebelum masuk.Begitu sampai di depan pintu, ada karyawan yang menyambutnya sambil tersenyum, "Halo, apa Anda Nona Kristin?""Be ... benar!""Silakan lewat sebelah sini. Aku akan mengantarmu ke atas."Kristin tercengang. Apa Grup Transera begitu sopan kepada calon karyawan mereka? Apalagi kakak yang satu ini memiliki temperamen yang baik dan bahkan datang menjemputnya secara khusus.Dia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya dan bertanya, "Halo, Kak, apa perusahaan kalian begitu sopan kepada calon karyawan?"Gadis itu tertegun sejenak. Sepertinya Kristin belum menyadari situasinya sama s
Keesokan paginya, Widia pun berangkat ke kantor seperti biasanya dan sibuk mengerjakan urusannya, tetapi tak lama kemudian, Tania masuk ke ruangannya dan berkata dengan panik, "Widia, terjadi masalah besar!""Ada apa?" tanya Widia kaget.Setelah diingatkan oleh Tania, Widia pun mengambil ponselnya dan mulai menelusuri berita.Akhirnya, dia mengetahui apa yang terjadi. Wajahnya seketika kusut.Ternyata di internet ada yang mengeluh produk Kosmetik Botanika milik Grup Lianto tidak sesuai. Setelah diaplikasikan, produk itu bukannya memutihkan dan meremajakan kulit, tetapi justru membuat banyak flek hitam muncul di wajah.Melalui penjual, akhirnya menemukan perusahaan, tetapi perusahaan bukan hanya menolak mengakui kesalahan, mereka juga bersikukuh tidak ada yang salah dengan produknya dan mengatakan itu semua adalah kesalahan konsumen sendiri.Mereka juga mengatakan Bu Widia, selaku direktur perusahaan, juga mengancam jika mereka berani menyebarkan rumor dan merusak reputasi perusahaan, m
Setelah mengetahui situasi itu, dia tentu harus menanyainya."Maaf, aku sedang menyelidiki apa yang terjadi. Begitu ada hasil, aku akan segera memberi kabar kepada Pak Haris," kata Widia."Ok, aku akan menunggu laporanmu. Andai aku menderita kerugian besar karena kesalahanmu, aku pasti akan meminta pertanggungjawabanmu." Haris langsung menutup telepon. Ada tatapan dingin di matanya.Dari awal, masalah ini telah melewati persetujuan Haris. Jika tidak, Almer tidak akan berani mengambil tindakan. Apalagi, bukan hanya Grup Lianto yang dirugikan, tetapi hal sama juga akan menimpa Keluarga Sunaldi.Karena Keluarga Sunaldi juga berinvestasi di dalamnya.Namun, Almer termasuk kejam. Jika masalah ini tidak ditangani dengan baik, ini akan menjadi pukulan besar bagi Grup Lianto, bahkan Almer sendiri juga akan menderita kerugian besar.Wajah Widia terlihat kusut. Saat ini, dia masih belum tahu alasan di balik semua ini. Ketika melihat Mona sampai, dia langsung menanyainya dengan marah.Apalagi, me
Melihat Tobi memeluk gadis cantik seperti itu, Gavin pun berkata dengan getir, "Tobi ini memang bernasib mujur. Bisa-bisanya dia mengenal dua gadis yang begitu menakjubkan ini. Dia bahkan berhubungan dengan dua wanita sekaligus.""Benar, tapi latar belakang gadis ini nggak sederhana.""Oh?""Dia adalah putri kesayangan Damar, pemimpin Serikat Dagang Lawana.""Putrinya Damar?""Begitu rupanya. Pantas nggak ada satu pun foto yang beredar, apalagi polisi segera melepaskannya. Ternyata itu karena Damar.""Benar, jadi ini nggak bisa membuktikan kemampuan bocah itu. Aku rasa dia hanya beruntung saja. Andai putri Damar nggak terlibat, dia mungkin nggak akan dibebaskan.""Kemungkinan besar. Kalau begitu, kita jangan bertindak dulu. Tunggu dan lihat bagaimana bocah ini memperlakukan putri Damar. Lagian, Damar si pria jahat itu pasti nggak akan melepaskannya begitu saja," ucap Gavin dengan nada datar. 'Beraninya kamu bersaing wanita denganku, cepat atau lambat, kamu akan mati.'Tobi bukan hanya
"Grup Lianto ada masalah apa?""Kak Tobi masih belum tahu?" Winson tertegun sejenak, lalu buru-buru berkata, "Bisnis kosmetik yang dikerjakan oleh Bu Widia dan Keluarga Sunaldi terjadi masalah besar dan sekarang menjadi topik hangat di Internet."Tobi mengerutkan kening, tetapi tidak berkata apa-apa. Dia mengambil ponselnya dan menelusuri berita dengan cepat. Setelah melihat sekilas, wajahnya langsung berubah pucat.Sekalipun produk kosmetiknya bermasalah, kecil kemungkinan akan menimbulkan masalah sebesar ini, apalagi reaksinya segempar itu. Pasti ada orang yang mengendalikannya di balik semua ini.Bagaimana mungkin dia tidak marah dalam keadaan seperti itu?Apalagi, saat membaca begitu banyak hujatan yang ditujukan kepada Widia, hatinya seketika dipenuhi dengan niat membunuh.Sejak datang ke Kota Tawuna, ini pertama kalinya dia benar-benar emosi seperti itu.Tampaknya ada orang yang benar-benar bosan hidup."Winson, kamu meneleponku bukan hanya untuk memberitahuku hal ini saja, 'kan?
Widia tertegun beberapa saat. Tepat saat dia hendak berbicara, Tobi sudah menutup telepon.Walaupun pria ini tidak memiliki kemampuan, tetapi setiap perkataan ataupun tindakannya selalu membuat Widia tersentuh.Hanya saja, pria itu juga pembuat onar.'Apa maksud perkataannya itu? Apa ada orang yang mengincarku?'Sekalipun ada orang yang ingin mengincar Widia, Tobi juga tidak mungkin bisa menghadapinya, kecuali dia ingin bertindak kasar.Apalagi, dilihat dari tindakannya sebelumnya, hal itu sangat mungkin terjadi.Widia buru-buru meneleponnya kembali.Bukankah dia barusan menutup telepon? Kenapa Widia meneleponnya kembali?"Widia!""Tobi, apa maksud perkataanmu barusan? Mungkinkah kamu menemukan sesuatu? Kuperingatkan, jangan sembarangan," tanya Widia langsung."Aku nggak akan sembarangan.""Jadi, kamu tahu siapa dalang di balik semua ini?" tanya Widia dengan heran."Ya!""Siapa?" tanya Widia buru-buru.Tobi tidak berniat menyembunyikan hal itu kepada Widia, "Haris dan Almer!""Apa!""N