Begitu Widia menutup telepon, Kakek Wirya sekeluarga langsung menatap Widia lekat-lekat, berharap mendapat kabar baik dari mulut wanita itu.Lantaran Tobi sempat mengatakan dia tidak mengenal Tuan Bowo, pria itu pasti tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, bukankah mereka juga membahas masalah itu dan bahkan meminta nomor telepon?Widia tersenyum pahit dan berkata tanpa daya, "Tobi bilang dia akan mencobanya, tapi nggak jamin akan berhasil." Dia tidak berani menjamin perkataan Tobi."Mencobanya?""Kalian masih sanggup dengar bualan dan omong kosongnya!""Percaya nggak, dalam lima menit, dia pasti akan menelepon dan mengatakan nggak berhasil dan dia nggak bisa berbuat apa-apa," ucap ibunya Widia dengan nada mengejek."Benar. Kalau dia benar-benar berkemampuan, dia nggak perlu menanyakan nomor telepon Tuan Bowo kepada kami," ucap Satya, putranya Kakek Wirya dengan tidak puas."Lantas, apa yang harus kita lakukan? Kalau nggak, kita berikan uang kepada mereka saja," kata menantu Kakek Wirya de
Terlebih lagi, siapa yang begitu kurang kerjaan dan berani menyamar menjadi Tuan Bowo? Jika Tuan Bowo mengetahui hal itu, bukankah dia akan mati secara tragis?Saat ini, ibunya Widia benar-benar kebingungan.Apa kemampuan Tobi begitu hebat dan menakutkan?Hanya dengan satu panggilan telepon, dia bisa membuat Tuan Bowo ketakutan?Mengapa kenyataan seperti ini begitu sulit diterima? Bahkan, semua orang tidak bisa memercayainya sama sekali.Tidak, pasti ada yang salah.Namun, saat ini, Candra terlihat penuh semangat.Sesuai harapannya, begitu kakak iparnya turun tangan, dia pasti bisa menyelesaikannya dengan mudah.Masalah itu bukan hanya terpecahkan sekarang, tetapi yang lebih mengejutkan lagi, Tuan Bowo yang terkenal sangat mendominasi di Kota Tawuna pun berubah menjadi begitu rendah diri. Ini benar-benar di luar dugaan mereka.'Kak Tobi!''Kamu keren sekali! Kamu adalah idolaku.'Setelah Widia menenangkan diri, dia pun buru-buru berkata, "Tuan Bowo, maaf, mereka nggak begitu mengenal A
Ibunya Widia makin bingung.Ternyata Tuan Bowo bisa tiba-tiba mundur saat itu bukan karena Joni, melainkan Tobi.Sebenarnya dia tidak begitu percaya, tetapi fakta di hadapannya memaksanya untuk percaya.Ini benar-benar nyata!Bagaimana dengan kekuatan Tobi?Yang bisa membuat Tuan Bowo begitu ketakutan pasti memiliki kekuatan yang mengerikan.Candra sangat gembira. Dia sudah menebak yang menyelamatkan dirinya hari itu pasti kakak iparnya. Dugaannya memang benar. 'Kak Tobi sangat baik kepadaku.'Meskipun Candra memperlakukannya seperti itu hari itu, Tobi masih tetap menyelamatkan dirinya.Dia sama sekali tidak menyangka. Apalagi, saat itu Tobi tidak mengatakan apa-apa dan Bowo mundur dengan sendirinya.Setelah Tuan Bowo selesai berbicara, dia tidak mendengar suara dari sisi lain. Dia langsung gugup dan buru-buru bertanya, "Bu Widia, apa saya mengatakan hal yang salah? Kalau memang seperti itu, mohon Anda nggak tersinggung."'Ini semua salahku sendiri. Apalagi kata-kataku barusan terdenga
"Apa? Tobi yang membantu kita agar bisa bergabung dengan Serikat Dagang Lawana?""Selain itu, Tobi juga memukul Nyonya Saskia dan menakuti Yudi?""Ditambah Tuan Bowo hari ini!""Bagaimana pria desa yang barusan turun dari gunung bisa memiliki kemampuan seperti itu? Widia, kamu yakin nggak ditipu oleh Tobi?""Nggak, lagian aku sendiri yang menyadari semua hal ini. Selain itu, mana mungkin dia bisa menipu kejadian malam ini, 'kan?" balas Widia."Kalau begitu, Tobi benar-benar menyembunyikan kemampuannya."Hati ibunya Widia bergetar. Jika Tobi benar-benar sehebat itu, dia tidak perlu sibuk mencari menantu lagi.Candra ikut menimpali, "Bu, yang Kakak katakan pasti benar. Sudah kubilang sebelumnya, kemampuan Kak Tobi itu di luar dugaanmu.""Candra, apa kamu menemukan sesuatu?"Sebelumnya, ibunya Widia beranggaan putranya sudah gila, tetapi setelah beberapa saat, dia menyadari putranya terlihat normal, kecuali pemikirannya terhadap Tobi.Dia bahkan merasa putranya lebih baik dari sebelumnya.
Melihat putrinya mengundang Tobi, barulah ibunya Widia merasa puas dan memperbolehkan Widia kembali ke kamar.Hari ini ayahnya Widia pulang agak terlambat. Ketika dia mendengar hal itu, dia tampak kaget. Dia juga tidak menyangka Tobi begitu hebat. Pantas saja, bocah itu biasanya selalu bersikap sombong.Tampaknya mereka harus menyelesaikan kesalahpahaman itu besok.Keesokan siangnya, jam 11.00, Tobi masih belum muncul juga.Hal ini membuat ibunya Widia panik. Dia pun bertanya kepada putrinya, "Widia, kenapa Tobi masih belum datang? Cepat telepon dia dan tanyakan sampai di mana?"Widia memperlihatkan ekspresi tak berdaya. Ibunya terlalu angkuh.Dulu, ibunya selalu menggunakan berbagai cara untuk mengusir Tobi dari rumah, tapi sekarang dia sibuk menyambut pria itu dengan antusias.Di saat itu juga, pelayan yang biasanya menjaga di depan pintu masuk itu datang memberitahukannya, "Nyonya, Tobi sudah datang.""Sudah datang? Baguslah!""Tapi, ada apa denganmu? Kenapa kamu memanggil namanya s
Widia terdiam. Dia ingin mengatakan candaan seperti apa itu, tetapi ucapan itu tidak bisa keluar dari mulutnya. Apalagi, dia menyadari dirinya juga ingin membatalkan perjanjian itu."Gadis bodoh, apa yang kamu lamunkan? Kenapa diam saja?" tanya ibunya Widia dengan cemas."Aku ... aku menuruti apa yang dikatakan Ayah dan Ibu."Setelah mengatakan itu, leher Widia langsung memerah. Dia juga terlihat menundukkan kepalanya sedikit. Sebenarnya dia juga tidak ingin bercerai, itu sebabnya dia memanfaatkan situasi itu."Bagus, Tobi, lihat itu. Widia juga nggak ingin bercerai denganmu.""Bu, apa yang kamu bicarakan?""Kamu pikir aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan? Dulu sewaktu aku menyuruhmu meninggalkan Tobi, apa kamu melakukannya? Sekarang aku menyuruhmu membatalkan perceraian dan terus bersama Tobi, kamu bahkan menurutiku dengan cepat."Terkadang ibunya Widia pintar juga."Bu!""Sudahlah. Aku nggak membicarakanmu lagi!"Ibunya Widia menoleh ke arah Tobi dan berkata, "Tobi, sikap Ibu kepada
Memikirkan itu, Widia langsung menyela, "Bu, sudah siang. Perutku lapar. Bukankah ini saatnya kita makan?"Mendengar itu, ibunya Widia langsung berkata, "Benar, benar, ayo mengobrol sambil makan.""Benar. Menantuku, hari ini kita harus minum-minum," ucap ayahnya Widia sambil menarik Tobi untuk duduk di meja makan.Dia bahkan menyuruh Tobi duduk di kursi utama.Tobi merasa segan dan mengembalikan tempat duduk itu kepada ayahnya Widia,Hal ini tentu membuat ayahnya Widia, Herman sangat senang. Dia memuji Tobi layaknya pria sejati dan bahkan lebih sopan daripada tuan muda dari keluarga terhormat lainnya.Seakan-akan perilaku itu sudah dibiasakan sejak kecil.Tobi diam-diam tersenyum pahit. Meskipun orang tuanya Widia sangat baik, untuk sesaat, pria itu masih belum bisa beradaptasi, terutama karena sikap mereka terlalu baik."Tobi, mulai sekarang kami serahkan Widia kepadamu. Kamu harus memperlakukannya dengan baik.""Paman, jangan khawatir. Aku pasti akan memperlakukannya dengan baik.""K
Berbicara sampai di sini, ekspresi Widia berubah murung.Jika Tobi berniat menikah dengan Jessi, itu berarti hubungan Widia dan Tobi sudah berakhir.Memikirkan hal ini, hati Widia merasa tidak nyaman.Namun, inilah fakta yang terpampang di hadapannya dan dia juga tidak bisa menghindarinya. Jika tidak, hanya akan membuat segalanya makin kacau."Apa!""Ternyata begitu!"Ekspresi orang tuanya Widia seketika berubah. Mereka saling memandang.Terutama ibunya Widia. Dalam hatinya dia berpikir, 'Pantas saja. Mana mungkin pria udik seperti Tobi punya kemampuan yang begitu hebat?'Ibunya Widia hanya tidak menyangka Tobi akan seberuntung itu dan bisa membuat putrinya Damar tertarik kepadanya. Kalau begitu, dia harus mengubah pendekatan yang dilakukannya itu.Asalkan Tobi bersama dengan Jessi, barulah dia memiliki kekuatan. Jika begitu, bukankah pria itu tidak bisa bersama dengan putrinya? Kalau Tobi bersama dengan putrinya, bukan hanya tidak akan berkuasa, tetapi dia juga mungkin akan menyinggun
Alam kultivasi yang sangat luar biasa!Begitu memasuki alam kultivasi ini, baik itu kekuatan fisik atau kekuatan mentalnya, jauh lebih kuat dari sebelumnya. Bahkan, dia bisa memobilisasi energi langit dan bumi sesuka hatinya.Seakan-akan semua energi yang ada tercipta untuknya. Tobi langsung menggenggam dengan tangan kanannya. Tiba-tiba ada kilat dan guntur yang muncul di telapak tangannya. Tampak sangat menakutkan, tetapi tidak ada kekuatan yang bocor sama sekali."Se ... sepertinya telah mencapai tingkat menengah dari hukum langit dan bumi." Vamil terkejut. Padahal, Tobi baru saja memahami hukum langit dan bumi, tetapi kekuatannya kini bahkan tidak jauh berbeda dari dirinya yang telah mencapai tingkat puncak.Raja Naga Tua dan yang lainnya juga merasakan tekanan yang mengerikan. Mereka bahkan hampir berlutut.Setelah itu, Tobi segera menyimpan kembali kekuatannya dan bergegas mendekati Widia. Kekuatan spiritualnya langsung memasuki tubuh Widia untuk memeriksa kondisinya. Tak lama kem
Begitu mendengar suara menyakitkan Tobi, Vamil merasa sangat pilu, tersiksa, dan juga sangat menyesal.Namun tepat di saat ini, dia merasakan perubahan pada tubuh Tobi. Wajahnya penuh dengan keterkejutan"Ini?""Keturunan naga?"Tobi juga merasakan hal yang aneh pada dirinya. Energi yang menakutkan mulai keluar dari tubuhnya. Bahkan tubuhnya yang biasanya melebihi kerasnya baja pun merasakan sakit yang parah.Hal ini membuatnya tanpa sadar membaringkan Widia kembali. Lantaran dia takut kekuatan fisiknya akan melukai Widia. Kemudian, Tobi berdiri agak jauh untuk menyalurkan energi yang dia miliki.Meski napas Widia terus melemah, Tobi tidak akan menyerah hingga saat-saat terakhir.Sembari menyerap energi keturunan naga, Tobi juga terus-terusan memperhatikan kondisi Widia. Dia bisa merasakan napas wanita itu makin lama makin pelan.Vamil menyaksikan semua ini dengan kaget. Padahal, dia mengangkat masalah keturunan naga hanya untuk mengelabui lawan. Siapa sangka, ternyata hal itu benar-be
Jika tidak, mungkin dia memerlukan waktu setidaknya beberapa bulan untuk pulih.Hirawan juga memiliki pemikiran yang sama. Saat melihat Luniver juga melarikan diri, dia segera bergabung dengannya dan pergi dengan cepat.Begitu Indira melihat mereka tidak punya peluang lagi, sekalipun rudal diluncurkan, mungkin hasilnya akan sia-sia saja. Dia terpaksa menyerah sepenuhnya. Dia hanya bisa menunggu sampai mereka dan Raja Naga Tua mengunjungi Gunung Simeru secara langsung.Meski Tobi membuat serangan yang menakutkan di akhir pertarungan, dia telah menggunakan teknik terlarang untuk mengerahkan energi pedang yang jauh melebihi kekuatan biasanya.Dampak dari serangan pedang ini juga sangat jelas. Tobi bisa dengan jelas merasakan kekosongan dan kerapuhan tubuhnya. Dia kini tidak bisa berdiri tegak.Bahkan, terhuyung sejenak. Dia menyadari bahwa wajah Widia tampak pucat pasi. Sekujur tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Tampaknya, wanita itu dalam kondisi kritis.Wajah Tobi memucat. Dia segera
Setelah mengingatkannya, tanpa ragu sedikit pun, Hirawan langsung berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan gesit.Saat ini, dia tidak peduli dengan hidup matinya Luniver lagi. Sekalipun pesuruhnya, Hirawan juga mengabaikannya begitu saja.Saat Luniver mendengar perkataan Hirawan, wajahnya berubah drastis. Dia mengumpat dengan marah, "Sialan!" Kemudian, segera berbalik dan bersiap melarikan diri dari tempat itu.Lagi pula, Vamil sudah mau mati. Prabu juga sudah mati. Hirawan dari Negara Melandia bersedia menjadi antek-anteknya. Semuanya berakhir dengan sempurna.Saat kekuatannya pulih, dia masih bisa kembali untuk mengambil nyawa dua orang ini.Di sisi lain, Indira kembali memandang Radiya dengan cemas. Maksud tatapannya sangat jelas. Sekarang telah mencapai momen paling kritis. Jika mereka tidak segera mengambil tindakan, maka tidak akan ada peluang lagi.Namun, Radiya masih terdiam. Pria itu hanya menatap layar dan tidak mengucapkan kata apa pun.Dia masih menunggu.Menunggu kode d
Yang paling malang adalah orang yang mengadang Tobi barusan. Pria yang mengkhianati Vamil itu bahkan tidak punya waktu untuk menghindar sama sekali. Dia menjerit dan langsung bergerak mundur.Jika tidak mundur dengan cepat, mungkin dia sudah kehilangan separuh nyawanya.Sialan! Kekuatan sekelompok orang ini sangat menakutkan. Terutama Tobi. Sepertinya kekuatan bocah ini lebih kuat dari dirinya sekarang.Menghadapi kedua kekuatan ini, Prabu juga merasakan teror. Dia mengerang beberapa kali dan mundur terus menerus. Tubuhnya jelas terluka parah.Sialan!Tak disangka, begitu kedua orang ini bergabung, kekuatan mereka akan begitu mengerikan. Bahkan, membuat lukanya bertambah parah. Jika bukan karena dia punya pil penyembuh, setidaknya dia butuh beberapa bulan untuk memulihkan dirinya.Sebenarnya Luniver bisa membantu Prabu, tetapi dia sengaja mundur. Saat melihat luka yang dialami Prabu makin parah, ada niat membunuh yang muncul di matanya.Jika memungkinkan, dia pasti akan menyingkirkan P
Mendengar itu, Tobi mengangguk. Pria itu langsung memeluk Widia sambil bergumam, "Baiklah. Hari ini, kita sebagai suami istri berjanji akan menjadi pasangan sehidup semati di sini!"Widia sangat senang mendengar perkataan itu. Sejak mereka bercerai, kata 'suami istri' baru pertama kalinya keluar dari mulut Tobi.Apalagi, mereka masih belum menikah kembali."Sungguh pasangan yang mesra. Sayangnya, kalian ditakdirkan mati hari ini," ucap Luniver dengan nada mengejek.Amderika, yang dipimpin oleh Barat, telah menggunakan segala cara untuk menekan Negara Harlanda dalam segala aspek teknologi militer. Sebagai pelindung Amderika tentu saja tidak mengizinkan seni bela diri Negara Harlanda terus menghasilkan kultivator yang menakutkan dan berkuasa.Jadi, kedua orang ini harus mati hari ini."Benar. Apa pun yang terjadi, kalian akan mati hari ini. Sekarang, biarlah aku mengakhiri nyawa kalian." Prabu tampak penuh emosiBagaimana dia bisa melepaskan dua bocah ini begitu saja?"Kalau begitu, bert
Jangankan Tobi baru saja mendapat pencerahan, sekalipun dia telah memahami hukum langit dan bumi, tanpa berlatih selama beberapa tahun, bagaimana kekuatannya bisa dibandingkan dengan para senior lainnya?Lantaran barusan tidak punya kesempatan, jadi Hirawan langsung pamer sekarang. Dia berkata dengan dingin, "Bocah, karena kamu begitu ingin mati, aku akan mengabulkan keinginanmu!"Meski tidak bisa mengalahkan Vamil, mana mungkin dia tidak bisa mengalahkan bocah kecil ini?Sekalipun kekuatannya kini hanya tersisa 20 persen, menyingkirkan seorang bocah adalah hal yang mudah baginya. Dia langsung meluncur ke depan dan Pedang Kekuatan Iblis di tangannya langsung menghantam dengan keras.Ekspresi Tobi berubah gelap. Dia mengumpulkan kekuatan besar dalam tubuhnya. Kemudian, mengeluarkan Pedang Diraya dari Cincin Spasial, lalu mengayunkannya dengan keras.Energi pedang itu bagaikan aliran sungai yang mengalir deras. Apalagi, serangan itu seakan-akan lautan yang marah dan ombak yang bergejolak
Begitu selesai berbicara, kekuatan menakjubkan langsung melanda dirinya.Wajah Tobi berubah. Dia segera mengayunkan pedangnya dengan kuat. Energi sejati yang kuat di tubuhnya mengalir ke pedangnya. Dalam sekejap, cahaya pedang bersinar terang.Benturan kedua kekuatan itu menghasilkan energi yang luar biasa.Bam ....Dua kekuatan yang berbenturan itu membuat cahaya pedang menyebar ke segala arah. Tobi tidak tahan lagi dan langsung mengerang. Dia juga mundur beberapa langkah. Meski orang ini tidak sekuat Vamil dan tiga lainnya, dia masih lebih unggul dari Tobi.Yang paling penting lagi, orang ini mencegah Vamil dan Tobi meninggalkan tempat itu.Wajah Vamil berubah muram. Dia tidak menyangka pengkhianat ini akan muncul. Terlebih lagi, orang ini menyembunyikan auranya dengan sempurna. Bahkan, Vamil sendiri pun tidak menyadarinya sama sekali.Kemungkinan besar, orang ini satu komplotan dengan Prabu. Keduanya menyembunyikan aura dengan metode yang sama.Dalam waktu singkat itu, Luniver, Hira
Saat serangan pertama, Hirawan berdiri di belakang Luniver. Jika tidak, luka yang dia derita mungkin akan lebih serius.Orang yang paling tidak beruntung adalah Prabu. Dia baru saja keluar dari tempat persembunyian dan kebetulan berdiri di posisi paling depan. Meski Luniver berada di sampingnya, setidaknya posisinya masih sedikit ke belakang.Prabu tidak peduli begitu banyak. Dia terus mengerahkan kekuatannya. Seakan-akan tidak gentar menghadapi musuh, dia juga terus mengeluarkan serangan.Hanya dengan satu pukulan, area beberapa mil ditekan secara hebat. Pukulan kuat itu sepertinya melenyapkan segala sesuatu di sekitarnya dan memancarkan cahaya keemasan.Energi itu seakan-akan matahari dan terus melaju ke depan secara gila-gilaanKini, tubuh Luniver sepenuhnya diselimuti kegelapan. Kedua belas sayapnya berubah menjadi hitam. Dia mengangkat tangan kanannya dan seluruh ruang langsung bergetar.Kemudian, sebuah telapak tangan terangkat. Seketika, kegelapan memadat.Tiba-tiba, memberikan