Melihat putrinya mengundang Tobi, barulah ibunya Widia merasa puas dan memperbolehkan Widia kembali ke kamar.Hari ini ayahnya Widia pulang agak terlambat. Ketika dia mendengar hal itu, dia tampak kaget. Dia juga tidak menyangka Tobi begitu hebat. Pantas saja, bocah itu biasanya selalu bersikap sombong.Tampaknya mereka harus menyelesaikan kesalahpahaman itu besok.Keesokan siangnya, jam 11.00, Tobi masih belum muncul juga.Hal ini membuat ibunya Widia panik. Dia pun bertanya kepada putrinya, "Widia, kenapa Tobi masih belum datang? Cepat telepon dia dan tanyakan sampai di mana?"Widia memperlihatkan ekspresi tak berdaya. Ibunya terlalu angkuh.Dulu, ibunya selalu menggunakan berbagai cara untuk mengusir Tobi dari rumah, tapi sekarang dia sibuk menyambut pria itu dengan antusias.Di saat itu juga, pelayan yang biasanya menjaga di depan pintu masuk itu datang memberitahukannya, "Nyonya, Tobi sudah datang.""Sudah datang? Baguslah!""Tapi, ada apa denganmu? Kenapa kamu memanggil namanya s
Widia terdiam. Dia ingin mengatakan candaan seperti apa itu, tetapi ucapan itu tidak bisa keluar dari mulutnya. Apalagi, dia menyadari dirinya juga ingin membatalkan perjanjian itu."Gadis bodoh, apa yang kamu lamunkan? Kenapa diam saja?" tanya ibunya Widia dengan cemas."Aku ... aku menuruti apa yang dikatakan Ayah dan Ibu."Setelah mengatakan itu, leher Widia langsung memerah. Dia juga terlihat menundukkan kepalanya sedikit. Sebenarnya dia juga tidak ingin bercerai, itu sebabnya dia memanfaatkan situasi itu."Bagus, Tobi, lihat itu. Widia juga nggak ingin bercerai denganmu.""Bu, apa yang kamu bicarakan?""Kamu pikir aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan? Dulu sewaktu aku menyuruhmu meninggalkan Tobi, apa kamu melakukannya? Sekarang aku menyuruhmu membatalkan perceraian dan terus bersama Tobi, kamu bahkan menurutiku dengan cepat."Terkadang ibunya Widia pintar juga."Bu!""Sudahlah. Aku nggak membicarakanmu lagi!"Ibunya Widia menoleh ke arah Tobi dan berkata, "Tobi, sikap Ibu kepada
Memikirkan itu, Widia langsung menyela, "Bu, sudah siang. Perutku lapar. Bukankah ini saatnya kita makan?"Mendengar itu, ibunya Widia langsung berkata, "Benar, benar, ayo mengobrol sambil makan.""Benar. Menantuku, hari ini kita harus minum-minum," ucap ayahnya Widia sambil menarik Tobi untuk duduk di meja makan.Dia bahkan menyuruh Tobi duduk di kursi utama.Tobi merasa segan dan mengembalikan tempat duduk itu kepada ayahnya Widia,Hal ini tentu membuat ayahnya Widia, Herman sangat senang. Dia memuji Tobi layaknya pria sejati dan bahkan lebih sopan daripada tuan muda dari keluarga terhormat lainnya.Seakan-akan perilaku itu sudah dibiasakan sejak kecil.Tobi diam-diam tersenyum pahit. Meskipun orang tuanya Widia sangat baik, untuk sesaat, pria itu masih belum bisa beradaptasi, terutama karena sikap mereka terlalu baik."Tobi, mulai sekarang kami serahkan Widia kepadamu. Kamu harus memperlakukannya dengan baik.""Paman, jangan khawatir. Aku pasti akan memperlakukannya dengan baik.""K
Berbicara sampai di sini, ekspresi Widia berubah murung.Jika Tobi berniat menikah dengan Jessi, itu berarti hubungan Widia dan Tobi sudah berakhir.Memikirkan hal ini, hati Widia merasa tidak nyaman.Namun, inilah fakta yang terpampang di hadapannya dan dia juga tidak bisa menghindarinya. Jika tidak, hanya akan membuat segalanya makin kacau."Apa!""Ternyata begitu!"Ekspresi orang tuanya Widia seketika berubah. Mereka saling memandang.Terutama ibunya Widia. Dalam hatinya dia berpikir, 'Pantas saja. Mana mungkin pria udik seperti Tobi punya kemampuan yang begitu hebat?'Ibunya Widia hanya tidak menyangka Tobi akan seberuntung itu dan bisa membuat putrinya Damar tertarik kepadanya. Kalau begitu, dia harus mengubah pendekatan yang dilakukannya itu.Asalkan Tobi bersama dengan Jessi, barulah dia memiliki kekuatan. Jika begitu, bukankah pria itu tidak bisa bersama dengan putrinya? Kalau Tobi bersama dengan putrinya, bukan hanya tidak akan berkuasa, tetapi dia juga mungkin akan menyinggun
Bukan hanya Widia yang kebingungan dengan ide itu, bahkan Candra pun terpaku.Ide macam apa itu?Widia kesal sekali. Mengapa dia dan Tobi tiba-tiba menjadi saudara?Tobi juga tak kalah kagetnya dengan idenya ibu Widia.Namun, yang lebih mengejutkan lagi, ayahnya Widia juga ikut menimpali, "Sebenarnya aku punya ide yang lebih baik.""Begini, Tobi, bukankah kita sangat akrab sekarang? Lebih baik kamu jadikan kami sebagai orang tua angkatmu. Dengan begitu, kita akan menjadi keluarga yang sebenarnya."Tidak dipungkiri, yang mereka pikirkan ada benarnya juga.Namun, Tobi tidak tahu harus bagaimana menanggapi hal itu. Sejak kapan hubungan mereka menjadi akrab? Ini benar-benar mengubah pola pandangannya.Widia tidak tahan lagi dan berkata, "Ayah, Ibu, hentikan itu. Kalian pikir aku ini apa?""Kenapa? Tobi dan Jessi itu pasangan serasi. Mereka harus bersama. Bukankah kami melakukan semua ini demi kamu juga?" tanya ibunya Widia kembali. Padahal, dia mengkhawatirkan masa depan Widia, tetapi putr
Sebenarnya hati Widia berbunga-bunga, tetapi mulutnya justru berkata, "Terserah kamu saja. Lagian, aku nggak peduli denganmu lagi.""Lantas, kamu nggak akan menyesal karena sudah membatalkan perceraian, 'kan?" tanya Tobi."Terserah kamu saja."Setelah itu, Widia pun berjalan kembali.Dalam hatinya, dia diam-diam mengumpat, 'Di saat ini, dia malah mengatakan hal yang nggak seharusnya dia tanyakan.''Bukankah perceraian telah dibatalkan? Kelak, nggak ada lagi perjanjian seperti itu, kenapa harus diungkit lagi?'Senyum mengembang di wajah Tobi. Makin lama, dia makin yakin kalau Widia menyukainya. Hanya saja, wanita itu tidak mau mengakuinya, tetapi tidak masalah, lagian Tobi tidak peduli dengan hal itu.Apalagi, saat teringat dengan masa kecilnya. Seandainya, Widia tidak membantunya, Tobi mungkin sudah meninggal.Dia harus memiliki toleransi lebih terhadap bidadari di hatinya itu.Begitu Widia kembali ke rumah, ibunya langsung bertanya, "Widia, katakan sejujurnya pada Ibu. Bagaimana pemik
Tak lama setelah Tobi melaju pergi dengan mobilnya.Tiba-tiba sebuah mobil berwarna hitam melintas tepat di depannya dan menghentikannya.Kemudian, beberapa pengawal pria berpakaian jas turun dari mobil hitam itu. Pemimpinnya mengetuk jendela mobil Tobi dan berkata dengan nada dingin, "Keluarlah dari mobil dan ikut kami. Tuan Muda kami ingin bertemu denganmu."Tobi tidak panik sama sekali dan berkata dengan tenang, "Aku nggak punya waktu. Tuan Muda kalian ingin bertemu denganku, kenapa dia nggak datang ke sini? Kenapa? Apa dia nggak bisa berjalan? Atau dia takut dilihat orang?""Lancang sekali!"Pria itu seketika menjadi marah dan berkata dengan dingin, "Nak, sebaiknya kamu menarik kembali apa yang barusan kamu katakan. Kalau nggak, aku akan membuat kamu menanggung akibatnya.""Maaf, aku nggak mau menjilat ludahku sendiri.""Kalau kamu nggak ingin mati, menjauhlah dariku."Tobi tidak ingin menghabiskan waktu dengan pria itu."Cari mati!"Pria itu tampak emosi. Dia mengulurkan tangan ka
"Kamu dan Tuan Tobi nggak mungkin bisa bersama. Tahukah kamu pernikahan Widia dengan Tuan Tobi sudah ditakdirkan sejak kecil?"Saking cemasnya, Damar langsung menceritakan kepada putrinya tentang masalah Tobi yang menyuruhnya mencari seorang gadis kecil.Jessi tercengang saat mengetahui masalah itu. Dia tidak menyangka Kak Tobi dan Widia memiliki hubungan yang begitu dalam. Ternyata gadis impian yang selama ini Kak Tobi cari adalah Widia."Ayah, yang kamu katakan itu benar?" tanya Widia."Tentu saja. Kalau nggak, kamu pikir kenapa Tuan Tobi yang begitu hebat itu bisa menoleransi hal yang dibuat oleh Keluarga Lianto? Bahkan Bu Widia sendiri pun nggak segan-segan kepada Tuan Tobi.""Ini semua karena Bu Widia itu cinta pertamanya Tuan Tobi, wanita yang dia cari-cari selama ini dan wanita yang ingin dilindunginya."Damar sebenarnya ingin mengatakan kalau dia sangat ingin putrinya bersama Tobi. Dengan begitu, bukankah dia bisa menjadi ayah mertua dari Raja Naga? Itu adalah sebuah kehormatan
Kemunculan Laurin langsung menarik perhatian banyak orang, terutama sekelompok anak muda, dua pria dan satu wanita. Pandangan kedua pria itu seakan tidak lepas dari Laurin sedetik pun.Tak lama kemudian, Yaldora dan Lastri juga muncul. Meski paras Lastri masih kalah dari Yaldora, dia juga termasuk wanita cantik. Saat keduanya muncul, juga mencuri perhatian banyak orang.Terutama dua pemuda yang mengenakan pakaian bermerek dan terlihat sombong itu.Saat melihat Tobi, Yaldora sepertinya tidak terkejut sama sekali. Rupanya, dia juga menyadari keberadaan Tobi barusan. Wanita itu pun mengangguk kepada Tobi.Tobi tertegun sejenak. Kemudian, balas mengangguk kepadanya.Namun, pemandangan itu membuat kedua pria tersebut cemburu, terutama pria bernama Isander. Pemuda yang satunya lagi bernama Kinan. Sedangkan, wanita di samping itu adalah adik perempuannya Kinan. Namanya Miya.Sebenarnya, Kinan selalu mengikuti Isander. Sedangkan adiknya, Miya, menyukai Isander. Kinan juga ingin adiknya bersama
Laurin tidak berani terlalu lancang karena takut perkataannya akan mencelakai dirinya sendiri. Dia tidak lagi berbicara sampai Tobi mengantarnya pulang dengan selamat.Dia tidak masuk ke dalam rumah. Meski dia bilang meninggalkan sebuah kamar untuk dirinya, dia tidak pernah tinggal di rumah itu sama sekali.Lantaran dia tahu Tuan Muda tidak ingin orang lain mengusik dunia milik berduanya dengan Kakak Ipar.Laurin memanggil Tobi dengan sebutan Tuan Muda, tetapi tidak memanggil Widia dengan sebutan Nyonya. Meski sebutan itu tidak terlalu tepat dan aneh, dia tidak peduli. Lantaran dia hanya punya satu Nyonya, yaitu Naura.Tobi kembali ke rumah. Dia sempat melakukan komunikasi yang lebih mendalam dengan Widia. Keesokan paginya, dia telah muncul di bandara.Widia juga datang. Meski pekerjaannya sangat sibuk, dia merasa perjalanan Tobi ke Jatra kali ini tidak biasa, jadi dia pun sengaja datang untuk mengantarnya.Begitu tiba di bandara dan menyadari semua ini, Laurin segera bersembunyi. Sete
Tobi berkata dengan jujur, "Apa kamu ingin membuat hati nuraniku merasa nggak tenang?""Bu ... bukan begitu!""Kalau begitu, sudah benar. Kalau kita memang berjodoh, pasti akan ada kesempatan." Selesai berbicara, Tobi memandang Shinta yang telah melepaskan rangkulan tangannya dan berdiri.Mendengar itu, Shinta tidak berani terus memaksakan keinginannya dan hanya berkata tak berdaya, "Baiklah. Aku dengar perkataan Kak Tobi saja."Setelah itu, Tobi buru-buru keluar dari kamar Shinta. Baru saja meninggalkan lobi hotel, siapa sangka ada mobil sport Ferrari yang berhenti di luar sana. Yang duduk di dalam mobil adalah seorang wanita cantik.Banyak pria yang terus memusatkan perhatian pada wanita itu. Karena gadis ini begitu cantik dan menawan. Mereka tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Andai mereka memiliki wanita seperti itu, mereka akan rela menanggung konsekuensi apa pun.Saat gadis itu melihat Tobi keluar, dia langsung berteriak, "Tuan Muda!"Tobi terkejut. Bukankah itu Laurin? Dia
Mendengar itu, Shinta diam-diam merasa sedih. Kak Tobi benar-benar orang yang baik. Dia pun berkata, "Terima kasih, Kak Tobi. Selain minta maaf, aku juga ingin berterima kasih untuk bantuanmu hari ini.""Kalau bukan berkat kamu, meski keluarga kami nggak akan berakhir, hidupku pasti sudah hancur."Membayangkan situasi barusan, jika bukan karena Kak Tobi, dia pasti harus mengikuti Steven dan menjadi wanitanya. Mengikuti orang seperti Steven, sudah pasti hidupnya akan hancur."Hmm, kita berteman. Sudah seharusnya kita saling membantu. Lagian, bukankah kamu juga membantuku sekarang?""Aku membantumu?" Shinta tidak paham."Kamu membantuku menangani Grup Bustan.""Itu namanya bukan membantumu. Kak Tobi-lah yang memberiku kesempatan. Membahas masalah ini, aku juga ingin mengucapkan terima kasih lagi kepada Kak Tobi," ucap Shinta dengan antusias."Oke, aku sudah menerima ucapan terima kasihmu. Kelak, jangan bahas masalah ini lagi," ucap Tobi tidak berdaya. Dia ingin segera mengakhiri obrolan
Padahal, Tobi telah menyusun rencana barusan, tetapi dia malah sulit untuk melakukannya. Sebenarnya, kelakuan ayahnya Shinta barusan sangat tidak sopan dan juga membuat orang merasa jijik.Namun, juga masih belum kelewat batas. Dia murni hanya ingin mencari aman dan menghindari masalah besar.Yang paling penting, Tobi bisa menyadari bahwa Shinta sangat menghormati ayahnya. Pasti karena ayahnya memperlakukannya dengan baik. Jika Tobi mengatakan ingin putus di saat ini juga, takutnya Shinta akan merasa tidak nyaman.Lupakan saja. Biarlah Shinta sendiri yang menjelaskan kepada ayahnya tentang mereka putus nantinya.Jika demikian, segalanya akan jauh lebih leluasa.Lagi pula, Tobi tidak punya waktu untuk datang ke sini dan berpura-pura menjadi pacar lagi.Lantaran masalah Steven telah terselesaikan, mereka sekeluarga pun makan dengan gembira. Apalagi, hidangan yang dipesan Tobi semuanya lezat-lezat. Tidak heran, harganya juga tidak biasa. Karena semuanya dibuat menggunakan bahan premium da
Hah!Kata-kata Tobi langsung mengejutkan Bos Zafran. Wajahnya tampak syok. "Anda ...."Namun, dia berusaha menenangkan diri dan buru-buru berkata, "Baik! Aku akan segera melakukannya!"Kemudian, dia segera bangkit dan berjalan keluar.Dia tidak menyangka Raja Naga dari Sekte Naga akan memiliki identitas hebat lainnya. Ternyata dia itu tuan muda dari Keluarga Yudistira di Jatra.Dia hanya tahu Tobi adalah Raja Naga dari Sekte Naga. Namun, dia sama sekali tidak tahu Raja Naga ternyata putra dari Keluarga Yudistira di Jatra.Hanya ada satu keluarga Yudistira di Jatra. Mereka punya sejarah bertahun-tahun dan juga termasuk salah satu dari empat keluarga teratas terkuat di Jatra.Setelah Bos Zafran meninggalkan ruangan itu, ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa terkejut. Tuan Muda Keluarga Yudistira?Identitas menakutkan seperti apa lagi ini.Meski dia tidak tahu seberapa hebat Keluarga Yudistira di Jatra, hanya mendengar namanya saja sudah sangat menakutkan. Apalagi, setelah meli
Sebenarnya, ini semua sengaja disebarkan oleh Andreas.Sesuai permintaan Tobi, Tuan Besar Ezra telah memberitahukan segalanya kepada Andreas. Beliau juga mengatakan Tobi tidak ingin orang lain tahu mengenai identitas Raja Naga-nya dan kekuatan tingkat Guru Besar-nya.Dia ingin menguji kesetiaan semua anggota Keluarga Yudistira.Jika demikian, Andreas mengira dia bisa memanfaatkannya. Dia akan menyebarkan masalah ini, seolah-olah Tuan Besar Ezra-lah yang mengkhianati Tobi. Sekaligus mencemarkan nama baik Tobi.Selanjutnya, Andreas akan menyingkirkan ayahnya. Lalu, membuat semua orang berpikir Tuan Besar Ezra meninggal karena sakit. Setelah itu, dia baru bisa mengambil alih posisi kepala Keluarga Yudistira.Setelah Andreas berhasil menjadi kepala Keluarga Yudistira, dia baru akan menyingkirkan Tobi. Saat itu, tidak ada lagi yang bisa mengancamnya. Mengenai empat keluarga besar, dia tidak keberatan menyerahkan posisi itu kepada Keluarga Byantara.Lagi pula, keluarga mereka sekarang juga t
Ayahnya Shinta dan yang lainnya syok bukan main.Bahkan, Shinta sendiri juga terkejut. Dia tahu Kak Tobi sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka akan begitu hebat.Melihat beberapa orang ini, mereka jelas adalah pemimpin kota. Terutama Kamran, yang merupakan tokoh berkuasa di Kota Doma. Dia masih begitu sopan kepada anak buahnya Kak Tobi.Lantaran mereka begitu sopan, Bos Zafran tentu tidak lagi menunjukkan emosi apa pun. Dia samar-samar menebak bahwa orang-orang ini mungkin datang karena memandang wajah Raja Naga.Jadi, Bos Zafran segera berkata, "Baiklah. Karena kesalahpahaman sudah terselesaikan, lupakan saja apa yang baru saja terjadi. Oh ya, tadi aku juga sedikit impulsif dan kurang sopan, jadi aku minta maaf kepada semua orang di sini.""Jangan segan begitu. Kami-lah yang nggak melakukannya dengan baik!" kata Kamran dan yang lainnya dengan cepat. Hati mereka baru merasa lega.Sikap seperti ini baru benar. Kelak, mereka masih harus saling kerja sama."Jadi, bagaimana dengan masal
Setelah Bos Zafran mengakhiri pembicaraan mereka, dia segera berkata, "Raja Naga, bagaimana dengan Steven? Perlukah aku menanganinya?""Ya!""Termasuk Keluarga Ravindra. Aku serahkan semuanya kepadamu.""Hukum mereka yang sepantasnya menerima hukuman. Terima aset yang mereka berikan, lalu berikan kepada orang yang membutuhkannya. Bagi mereka yang nggak melakukan kejahatan, kamu nggak perlu menghukumnya!"Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi kalau orang yang bermasalah, kita nggak boleh menoleransinya begitu saja!""Raja Naga bijaksana. Aku mengerti."Bos Zafran mengangguk.Awalnya, Steven mengira dirinya masih bisa tertolong. Namun, saat mendengar kalimat selanjutnya, wajahnya langsung berubah pucat.Bisa dikatakan, Raja Naga masih tidak berkenan melepaskan mereka.Ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa kagum. Jelas sekali, satu kalimat dari Tobi bisa menentukan masa depan Keluarga Ravindra.Tepat di saat ini, pintu terbuka. Yang datang adalah Kamran dan yang lainnya. Mereka