Melihat penampilan Tobi, hati Widia tiba-tiba merasa sakit. Dia pun memanggil pria itu, "Tobi, tunggu sebentar. Ikutlah denganku, ada yang ingin kutanyakan padamu.""Nggak perlu. Katakan saja di sini," ucap Tobi dengan nada datar.Menerima jawaban acuh tak acuh seperti itu, Widia seketika memanas. Padahal, pria itu telah berselingkuh, tetapi dia malah bertindak seolah-olah dirinya yang bersalah. Widia pun berkata dengan marah, "Nggak ada yang perlu dibicarakan lagi!""Oke!"Tobi pun membalikkan badannya dan pergi tanpa ragu sedikit pun.Mungkin ini memang sudah waktunya dia pergi.Kini, dia sudah mengetahui masa lalunya, jadi dia harus menyelidiki lebih jauh lagi.Jika demikian, bahaya yang akan dia hadapi akan makin banyak.Gurunya juga pernah mengatakan musuhnya sangat kuat.Pergi di saat ini bisa dianggap semacam perlindungan untuk Widia.Widia tertegun sejenak, kemudian mengumpat dengan marah, "Tobi, dasar bajingan. Padahal kamulah yang duluan berselingkuh, tapi kamu masih berlagak
"Bukankah kamu mau menanyakan soal Kristin? Kenapa tiba-tiba bertanya masalah ini?"Sembari bertanya balik, Tobi juga sempat berpikir untuk memberi tahu Widia identitas aslinya, tetapi dia takut hal itu mungkin akan membahayakan wanita itu."Jangan menyela. Katakan sejujurnya. Apa karena kamu menyelamatkan cucu Pak Wibowo, jadi dia mempercepat aksi penangkapan Keluarga Hutama untuk membalas budi?"Selain kemungkinan ini, Widia tidak menemukan alasan lain lagi."Kenapa kamu bisa berpikir begitu?""Kenapa? Tebakanku benar, 'kan?"Widia menghela napas dan menambahkan, "Aku nggak menyangka Pak Wibowo akan melakukan begitu banyak hal untuk membalas kebaikanmu. Terakhir, dia bahkan menghadapi Bakri dan meminta kelonggaran tiga hari untukmu.""Kalau nggak, kamu nggak akan bertahan sampai Bakri kerasukan. Bisa dikatakan, kamu berutang besar kepada Pak Wibowo. Kelak, kamu harus berterima kasih padanya dengan baik.""Hmm ...."Tobi diam-diam tersenyum pahit, tetapi ada bagusnya juga Widia berpik
Selain kamu, nggak ada yang bisa menyakitiku!Kalimat ini sangat sederhana, tetapi mampu memporak-porandakan hati Widia, bahkan membuat seluruh tubuhnya gemetar.Kalau dipikir-pikir, sejak Tobi masuk ke Keluarga Lianto, pria itu selalu bersikap baik dan sering melindungi dirinya meskipun pria itu terkadang suka menyombongkan diri.Tidak peduli yang dihadapi adalah tuan muda kaya ataupun preman keji, pria itu tidak pernah gentar dan selalu maju ke depan untuk melindunginya.Walaupun terkadang sikapnya terlampau impulsif dan menyebabkan hasil yang tidak diinginkan, perasaannya kepada Widia terpampang jelas. Namun, Widia dia malah mengabaikan dan mengkritiknya berkali-kali.Memikirkan hal ini, Widia tiba-tiba teringat dengan ucapan Joni sebelumnya yang mengatakan bahwa dia tidak pernah membantunya sama sekali. Jika bukan Joni, siapa yang telah membantunya selama ini?Widia menggelengkan kepalanya. Mungkin dia akan mengetahui kebenarannya jika bertemu dengan Joni atau mungkin saja ini semu
Tobi bahkan tidak perlu repot-repot bergerak terlalu banyak. Dia hanya mengangkat tangan kanannya dengan santai, meraih batang besi dalam satu gerakan, kemudian mengayunkannya dengan ringan.Tongkat besi seketika menghantam keras bagian dada lawan.Argh!Lawan merasakan pukulan dahsyat menerpa dadanya dan tanpa sadar, tubuhnya terhempas mundur dan terbanting keras ke tanah.Tobi kembali mengayunkan sebuah gerakan sederhana.Gerakan itu terlihat sangat simpel, tetapi kekuatannya sangat luar biasa.Argh!Aduh!Hanya dalam beberapa detik, tiga orang yang tersisa langsung terhantam keras. Mereka terpental jauh dan jatuh menggelinding seperti bola. Dalam sekejap, berbagai jeritan dan rintihan terdengar di mana-mana.Mereka tidak terlihat berpura-pura. Pukulan yang diberikan Tobi sangat kejam. Setidaknya, pukulan itu telah mematahkan beberapa tulang rusuk mereka.Dalam sekejap, yang tersisa kini hanyalah Candra sendirian.Candra tampak kebingungan. Sebelumnya, dia bahkan sengaja menguji seni
"Dasar pembual! Pria miskin! Kalau kamu benar-benar punya cara, kamu nggak akan berpakaian seperti orang miskin setiap harinya," seru Candra dari samping yang tidak tahan melihat kelakuan Tobi."Candra!" bentak Widia lagi.Nyali Candra menciut kembali, lalu melambaikan tangannya dengan cepat, "Baik, aku diam. Kalian lanjut saja."Widia mengedarkan pandangannya ke arah Tobi dan bertanya dengan penasaran, "Kamu punya cara apa?""Itu ...."Tobi mendadak kesulitan untuk memberikan penjelasan. Apa dia harus mengatakan Sekte Naga memiliki industri yang bernilai kuadriliunan yang bahkan tidak akan dihabiskan dalam sisa hidupnya?"Kamu!""Lupakan. Aku masih bisa menangani masalah ini. Kamu nggak perlu repot-repot."Sebenarnya, dalam hatinya, Widia ingin mengatakan Tobi hanya bisa membual, tetapi dia menahannya."Kamu yakin bisa?""Tentu saja!" jawab Widia dengan nada tegas. 'Meskipun nggak berhasil, kamu juga nggak punya solusi lainnya,' pikir wanita itu dalam hati."Baiklah. Kalau kamu punya
Raja Naga tua memperlihatkan sisi dominannya."Oke. Dengan adanya kata-kata Anda, saya sudah merasa lega."Tobi tersenyum. Tiba-tiba dia mendengar suara aneh, jadi dia pun bertanya dengan penasaran, "Guru, apa yang sedang kamu lakukan?""Aku, tentu saja aku sedang berlatih bela diri. Um, um, agak dalam sedikit ....""..."Tobi tampak tersenyum geli. Sepertinya Guru sedang berlatih seni bela diri yang tiada tara.Setelah meletakkan ponselnya, Tobi kembali merasakan ketenangan seperti sebelumnya dan bahkan membuatnya merasa rileks.Sesampainya di kamar hotel, wajah Kristin terlihat senang dan menyambutnya dengan gembira, "Kak Tobi, urusanmu sudah selesai?""Ya!""Kebetulan senggang. Aku akan mengantar kalian untuk melihat-lihat rumah," ucap Tobi."Baiklah."Kristin langsung menyetujuinya. Dia baru saja menerima dua miliar dari Bram. Sekarang, di tangannya ada 14 miliar. Dia bisa memilih rumah yang bagus agar ibunya hidup lebih nyaman.Meli sama sekali tidak keberatan, tetapi sebelum perg
Melihat Yuyun terdiam, Tobi mengerutkan keningnya dan bertanya, "Nggak ada?"Pria itu melihat kawasan di sekitar sana tidak hanya mewah, tetapi juga tertata apik. Begitu membelinya, dia bisa langsung merenovasinya dan dapat segera pindah."Ada, ada, kok. Ayo ke sebelah sini," ujar Yuyun sambil membawa mereka ke maket gedung sebelahnya untuk memperkenalkan lebih lanjut.Sebenarnya, sebagian besar bangunan di kawasan itu sudah terjual habis dan hanya tersisa beberapa yang harga yang sangat mahal, apalagi lokasinya juga tidak sebagus itu.Di sisi lain, para karyawati yang mendengar percakapan Tobi tidak jauh dari sana tampak memandangnya dengan jijik, terutama saat mendengar pria itu hendak membeli vila. Mereka langsung mengejeknya."Haha. Wah, Yuyun bertemu dengan pelanggan besar dan katanya mau beli vila, lho.""Berdasarkan mereka? Mau membeli vila? Apa dia bercanda? Lihatlah ekspresi gugup gadis di sebelahnya itu dan roknya yang tampak memutih. Sepertinya sudah dipakai bertahun-tahun."
"Pelanggan?""Orang seperti itu kamu anggap sebagai pelanggan? Lihat baik-baik. Mereka hanya masuk untuk menikmati pendingin ruangan dan merasakan kenyamanan vila saja."Karyawati yang barusan berbisik-bisik itu pun nimbrung."Tapi aku sudah berjanji padanya. Lagian, aku percaya dia memang berniat untuk membelinya.""Berniat?""Yuyun, mereka ingin membeli vila pribadi? Karena masih belum menjual satu rumah pun sampai sekarang, kamu sudah mulai gila," ucap karyawan yang lainnya."Benar. Yuyun, dari mana kamu tahu mereka bisa punya 200 miliar untuk membeli vila itu? Kamu tahu 'kan vila itu nggak dijual kalau harganya kurang dari 200 miliar?""Tapi ....""Sudahlah, jangan tapi-tapi lagi. Yuyun, kalau kamu benar-benar ingin membawa mereka lihat-lihat, aku akan memberimu kuncinya, tapi setelah itu, ingat bersihkan seluruh vila itu lagi," ucap Kak Lili dengan dingin.Vila itu sangat besar. Membersihkan seluruhnya seperti perkataan Kak Lili bukanlah hal mudah. Dia akan menghabiskan waktu lama
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K