"Pelanggan?""Orang seperti itu kamu anggap sebagai pelanggan? Lihat baik-baik. Mereka hanya masuk untuk menikmati pendingin ruangan dan merasakan kenyamanan vila saja."Karyawati yang barusan berbisik-bisik itu pun nimbrung."Tapi aku sudah berjanji padanya. Lagian, aku percaya dia memang berniat untuk membelinya.""Berniat?""Yuyun, mereka ingin membeli vila pribadi? Karena masih belum menjual satu rumah pun sampai sekarang, kamu sudah mulai gila," ucap karyawan yang lainnya."Benar. Yuyun, dari mana kamu tahu mereka bisa punya 200 miliar untuk membeli vila itu? Kamu tahu 'kan vila itu nggak dijual kalau harganya kurang dari 200 miliar?""Tapi ....""Sudahlah, jangan tapi-tapi lagi. Yuyun, kalau kamu benar-benar ingin membawa mereka lihat-lihat, aku akan memberimu kuncinya, tapi setelah itu, ingat bersihkan seluruh vila itu lagi," ucap Kak Lili dengan dingin.Vila itu sangat besar. Membersihkan seluruhnya seperti perkataan Kak Lili bukanlah hal mudah. Dia akan menghabiskan waktu lama
Yuyun tampak berdiri mematung di tempat. Saat teringat pemilik vila terburu-buru untuk menjual, dia pun berkata, "Dokter Tobi, bagaimana kalau kamu sebutkan harga yang ingin kamu minta? Negosiasi nggak sulit, kok.""Nggak perlu repot-repot!""Cepat telepon dia," ucap Tobi dengan tidak sabar. Meskipun dia punya banyak waktu, dia tidak akan menyia-nyiakannya untuk hal-hal sepele seperti itu."Baiklah!"Dalam ketidakberdayaan, Yuyun pun segera menelepon Pak Wafi dari bagian penjualan. Dia bahkan tidak memiliki informasi kontak pemilik vila.Begitu manajer mendengar ada yang ingin membeli vila itu dengan harga 200 miliar, dia langsung senang dan buru-buru menelepon Winson Sunaldi. Dia meminta pemilik rumah datang dengan membawa semua dokumen yang relevan.Karena Winson membutuhkan uang segera, dia pun langsung menyetujuinya.Setelah selesai melihat-lihat vila, Tobi dan yang lainnya pun berjalan kembali bersama.Yuyun masih belum terlihat sadar sepenuhnya. Meski dilihat dari ekspresi percay
"Apa?""Pelanggan mau beli?"Lili dan yang lainnya tampak kebingungan. Bagaimana ini bisa terjadi?Dia tidak bisa menerima kenyataan itu. Dia bahkan kehilangan akal sehatnya dan berkata, "Nggak mungkin. Mereka terlihat seperti orang miskin. Bagaimana mereka bisa membeli vila itu?""Pembohong. Mereka pasti pembohong!""Diam!""Pelanggan adalah raja. Kenapa kamu bisa bicara seperti itu? Pergi ke samping dan renungkan!" tegur Pak Wafi.Dia khawatir orang-orang yang berdiri di samping itu mungkin adalah pelanggan Yuyun. Mereka semua malah berbicara omong kosong di sini, tetapi ada bagusnya juga. Setidaknya, hal itu membuat mata anak muda itu terbuka lebar.Menurut pengamatannya, anak muda di depannya itu tidak terlihat seperti orang yang mampu membeli vila. Dia pun berbalik dan berkata sambil tersenyum, "Halo, Anda pelanggannya Yuyun?""Nggak perlu omong kosong!""Aku pasti membeli vila itu!" seru Tobi langsung.Mendengar ucapan ini, Pak Wafi langsung tersenyum dan mengundang dengan sopan,
Mendengar itu, Tobi akhirnya mengerti alasan yang menimpa diri wanita itu.Karena Yuyun berani angkat bicara, dia langsung dijadikan korban berikutnya.Di mata orang lain, insiden di rumah sakit bisa diselesaikan seperti ini sudah termasuk akhir yang sangat baik. Namun, bagi Tobi, ini semua masih belum cukup.Dia merasa sepupu Markus, Murfan, pasti terlibat dalam masalah ini. Hukuman ringan tidak cukup untuk orang seperti itu.Awalnya, jika mereka memperlakukan Yuyun dengan baik, Tobi mungkin tidak akan mengetahui hal ini, apalagi mengambil tindakan lebih lanjut. Namun, mereka sendirilah yang menyebabkan semua ini."Yuyun, jangan khawatir. Aku pasti akan mengembalikan keadilan untukmu," kata Tobi dengan tegas."Lupakan saja. Mereka sangat hebat. Dengar-dengar, Pak Samuel juga membantu mereka. Dokter Tobi, ilmu medis Anda memang tinggi, tapi mereka nggak membutuhkan bantuan Anda sekarang. Jangan sampai membahayakan diri Anda nantinya," tolak Yuyun secara halus.Hanya seorang dokter?Pak
"Benar, benar. Tuan Winson, Anda berstatus tinggi. Takutnya, orang itu nggak mengenal Anda," ucap Lili lagi.Tuan Winson mengerutkan kening. Jika mereka berani menipunya, dia pasti akan membuat orang itu menyesal. Dia pun berjalan menghampiri Tobi dan lainnya.Lili tampak puas. Dilihat dari wajah Tuan Winson, dia pasti marah besar.'Yuyun, kamu mau melawanku? Beraninya bocah miskin itu menyuruh Pak Wafi menanganiku? Itu karena dia masih belum tahu hubunganku dengan Pak Wafi.'Benar saja, Pak Wafi tidak begitu menanggapi bocah itu dan hanya berpura-pura memperlihatkan sikap sopan saja.Yanuar menggelengkan kepalanya. Dia mengikuti jejak Winson dan berkata, "Saudara Winson, jangan gegabah. Tanyakan baik-baik dulu sebelum bertindak."Kejadian terakhir kali telah membuat Yanuar tampak lebih dewasa sekarang. Hal itu tentu membuat Hendro merasa senang. Dia bahkan berterima kasih kepada Tobi.Terakhir kali, Hendro tidak hanya berhasil menstabilkan martabatnya sebagai pria dan tidak lagi dibat
Tobi juga terkejut saat melihat Yanuar. Tidak disangka, dia bisa bertemu dengannya di sini.Melihat sekelompok orang itu mendekat, Yuyun langsung berdiri menyambut mereka. Apalagi, identitas pemuda itu sangat luar biasa. Mereka adalah Tuan Winson dan Tuan Yanuar.Tobi tidak menghentikannya. Meskipun dia tidak begitu peduli dengan mereka berdua, Yuyun bukanlah dia."Tuan Yanuar!" sapa Yuyun dengan sopan.Saat Tuan Yanuar melihat orang di samping Tobi berdiri, dia langsung mengangguk dengan cepat dan buru-buru berjalan ke depan.Yuyun juga menyapa Winson.Kali ini, Winson menanggapi dengan sopan, kemudian berjalan mendekati Tobi bersama Pak Wafi."Dokter Tobi, kenapa kamu ada di sini?" tanya Yanuar sambil menyunggingkan senyum. Setelah kejadian akhir-akhir ini, terutama tadi malam, ayahnya memperingatkannya lagi agar dia bersikap hormat saat bertemu dengan Tobi.Ayahnya juga mengatakan Tobi tidak hanya menghancurkan Keluarga Hutama, tetapi Bakri, sang Guru Besar pun mati di tangan Dokter
Jangankan mereka, bahkan Yanuar, yang mengetahui kekuatan Tobi juga kaget.Padahal dia tahu akhir-akhir ini Winson kekurangan uang dan ingin segera menjual vila itu. Sekarang, demi menyenangkan Dokter Tobi, dia malah memberikan vila itu secara gratis.Namun, setelah dipikir-pikir, dia mulai mengerti apa yang dipikirkan Winson. Diam-diam dia menghela napas berat, tindakan Winson jauh lebih berani dan tegas daripada dirinya.Bagaimanapun juga, itu menyangkut 200 miliar.Tebersit keterkejutan di mata Tobi. Pria itu menatap Winson, seolah-olah mampu melihat ke dalam hatinya, lalu berkata dengan nada datar, "Nggak perlu. Nggak ada hasil tanpa usaha. Aku nggak suka memanfaatkan orang lain."Sekali lagi, Pak Wafi, Lili dan lainnya tampak syok. Mereka baru menyadari kesalahan mereka yang telah meremehkan Tobi sebelumnya."Uhm, begini saja. Vila itu nggak akan saya jual dengan harga 200 miliar, tapi 160 miliar. Dokter Tobi, beri saya kesempatan untuk mengenal Anda."Winson tidak merasa tersingg
Lili sangat menyesal, apalagi mendengar ucapan Winson, yang mengatakan akan mendukung kinerja Yuyun di kemudian hari.Sebenarnya siapa Dokter Tobi ini? Mengapa keberadaannya begitu menakutkan?Yang lebih membuat mereka takut adalah Pak Wafi tampak memasang ekspresi tidak puas dan marah. Dilihat dari situasi ini, Pak Wafi mungkin akan perhitungan dengan mereka.Benar saja. Tak lama kemudian, Pak Wafi memanggil mereka dengan suara lantang, "Lili dan lainnya, kemarilah!"Ekspresi Lili dan yang lainnya berubah. Mereka pun berjalan menghampiri Pak Wafi dengan patuh sambil menundukkan kepalanya dan tidak berani berbicara sedikit pun."Dokter Tobi, mereka sudah menyinggung Anda barusan, jadi sekarang Anda boleh menghukum mereka sesuai yang Anda inginkan," seru Pak Wafi.Tobi melirik Pak Wafi sejenak. Walaupun Pak Wafi tidak begitu memercayainya sebelumnya, tetapi sikapnya masih segan. Jadi, dia tidak mungkin menyalahkan pria itu seluruhnya. Sebaliknya, sikap wanita-wanita ini benar-benar memb
Setelah Bos Zafran mengakhiri pembicaraan mereka, dia segera berkata, "Raja Naga, bagaimana dengan Steven? Perlukah aku menanganinya?""Ya!""Termasuk Keluarga Ravindra. Aku serahkan semuanya kepadamu.""Hukum mereka yang sepantasnya menerima hukuman. Terima aset yang mereka berikan, lalu berikan kepada orang yang membutuhkannya. Bagi mereka yang nggak melakukan kejahatan, kamu nggak perlu menghukumnya!"Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi kalau orang yang bermasalah, kita nggak boleh menoleransinya begitu saja!""Raja Naga bijaksana. Aku mengerti."Bos Zafran mengangguk.Awalnya, Steven mengira dirinya masih bisa tertolong. Namun, saat mendengar kalimat selanjutnya, wajahnya langsung berubah pucat.Bisa dikatakan, Raja Naga masih tidak berkenan melepaskan mereka.Ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa kagum. Jelas sekali, satu kalimat dari Tobi bisa menentukan masa depan Keluarga Ravindra.Tepat di saat ini, pintu terbuka. Yang datang adalah Kamran dan yang lainnya. Mereka
Shinta juga menghela napas lega. Meski tahu tidak akan terjadi sesuatu pada Kak Tobi, dia masih saja khawatir. Setelah melihat akhir seperti sekarang ini, dia baru merasa lega sepenuhnya.Kak Tobi benar-benar keren dan hebat sekali!Sayangnya, pria itu bukanlah pacarnya!Jika tidak, dia pasti akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini.Saat menyadari ekspresi ayahnya, Shinta diam-diam merasa bangga. Sekarang kalian sudah tahu betapa kuatnya Kak Tobi, 'kan? Namun, berdasarkan apa yang dikatakan ayahnya barusan, dia merasa ayahnya perlu minta maaf kepada Kak Tobi.Saat ini, Bos Zafran tentu juga mendengar suara Fahar yang memanggilnya. Dia pun melirik Tobi sekilas.Melihat Tobi mengangguk, Bos Zafran segera mengambil ponsel yang baru saja dijatuhkan Steven. Kemudian, bertanya dengan nada datar, "Ada masalah apa? Katakanlah!""Ya. Bos Zafran, saya nggak tahu apa yang telah dilakukan Steven. Tolong, memandang dari kerja sama kita sebelumnya, mohon bantu kami meminta pengampunan pada R
Meski begitu, Fahar masih butuh beberapa saat untuk mengenali suara Bos Zafran. Setelah memastikan, dia segera berteriak dengan cemas, "Bos Zafran, Bos Zafran, ini Fahar. Bisakah Anda menjawab teleponnya?"Lantaran pengeras suara telah diaktifkan, jadi Bos Zafran dan lainnya tentu mendengar suara itu.Steven tercengang. Dia tahu itu suara ayahnya. Namun, kenapa ayahnya mendadak memanggil Bos Zafran? Apa yang terjadi sebenarnya?Yang mana Bos Zafran?Tunggu! Steven mendadak merasakan firasat buruk. Sedari tadi, dia terus merasa pria di hadapannya ini familier. Ternyata dia pernah melihatnya di televisi.Bukankah ini bos besar mereka di Cewadi?Orang yang barusan menendangnya adalah Bos Zafran, keberadaan menakutkan yang bisa menghancurkan Keluarga Ravindra hanya dengan satu kalimat.Terlebih, dikabarkan Bos Zafran juga termasuk orang yang kejam. Pantas saja, Raja Naga bisa bertindak seperti itu. Hal ini tentu membuat Steven makin ketakutan.Sudah pasti dia akan babak belur kali ini!Ber
"A ... apa ...."Wajah Steven berubah pucat. Dia tidak percaya dengan perkataan ayahnya barusan. Keluarga mereka mendapat masalah karena telah memprovokasi orang berkuasa. Bahkan, keluarga mereka sekarang sudah hampir hancur.Tunggu. Siapa yang ayahnya bilang barusan? Raja Naga?Bukankah pria itu barusan memanggil bocah itu dengan sebutan Raja Naga? Mungkinkah dia itu Raja Naga?Tidak mungkin. Pasti ada yang keliru di sini.Steven tidak bisa menerima kenyataan ini dan langsung bertanya, "Ayah, siapa yang kamu bicarakan? Raja Naga? Siapa dia sebenarnya?""Hais, Raja Naga ini sangat misterius. Meski aku hanya pernah dengar namanya, sebagai pemimpin Sekte Naga, pengaruh dan posisinya sangat menakutkan. Bahkan, Bos Zafran pun harus menuruti perintahnya.""Apalagi, berdasarkan rumor yang beredar, Raja Naga Sekte Naga yang baru saja mengambil alih sangatlah muda," kata Fahar dengan getir. Dia tidak mengerti kenapa Raja Naga mau bertindak seperti itu? Apalagi, dia tidak pernah memprovokasi Ra
Tobi tampak murah hati. Terutama kepada orangnya sendiri. Dia selalu memperlakukan mereka dengan baik.Bos Zafran tertegun. Ada kilatan keterkejutan di wajahnya. Dia kemudian berkata dengan penuh semangat, "Anggur tahun 1945? Itu anggur merah terbaik. Bahkan, nggak terbeli lagi sekarang. Waktu lelang dulu terjual dengan harga enam miliar lebih."Saat mendengar percakapan mereka, Steven tampak terpana.Dia suka minum anggur merah, jadi dia pernah mendengar tentang hal ini. Hanya saja, dia masih tidak percaya.Saat teringat dengan anggur yang dikeluarkan Tobi dan anggur merah tadi, dia kini merasa Tobi kemungkinan berasal dari keluarga kaya. Mungkin hanya ayahnya yang bisa menghadapinyaShinta dan keluarganya juga tercengang. Tak disangka, Tobi punya anggur merah senilai miliaran.Ini berarti Tobi sangat kaya. Meski anggur-anggur itu pemberian dari orang lain, dia juga harus punya status tinggi. Jika tidak, mana mungkin orang akan memberinya secara cuma-cuma?Umumnya, ayahnya Shinta dan
Bos Zafran mengira dia salah mengenali orang. Hanya saja, berdasarkan ingatannya, apalagi pertemuan terakhir mereka meninggalkan kesan dalam, jadi dia tidak mungkin salah.Apalagi, pelayan berdiri mematung di sana. Yang memberinya kesempatan untuk melihat dengan jelas dan memastikan dengan cepat.Benar. Itu adalah Raja Naga!Ada kegembiraan di wajahnya. Bagi anggota Sekte Naga, Raja Naga adalah eksistensi yang sangat hebat.Tobi memperhatikan pelayan itu dan berkata dengan tenang, "Letakkan makanannya. Jangan panggil polisi. Kalau kamu ingin melaporkan masalah ini, beri tahu bosmu saja.""Baik!"Pelayan itu mengangguk dan meninggalkan ruangan itu dengan hati-hati.Lantaran bosnya sudah memberitahunya bahwa orang yang memesan ruang VIP ini punya latar belakang yang hebat dan harus dilayani dengan baik. Setelah mendengar itu, dia tentu tidak berani sembarangan lagi.Terutama karena restoran ini milik Grup Toranda. Bisa dikatakan, Tobi juga termasuk pewaris Grup Toranda.Bos Zafran mengik
Lagi pula, kondisi Steven sekarang sudah sangat menyedihkan. Jika dia masih berani menyerangnya, Tobi pasti akan berakhir celaka nantinya.Jadi, Steven langsung memperlihatkan ekspresi marah dan berkata dengan bangga, "Jangan bermimpi. Aku nggak mungkin meminta pengampunan dari orang sepertimu.""Bagus. Kalau begitu, aku akan lumpuhkan satu tanganmu." Tobi terlihat tenang dan menggerakkan kakinya dengan ringan, menghadap salah satu tangan Steven.Kemudian, mengerahkan kekuatannya.Tanpa ada keraguan sedikit pun.Argh!Steven kembali mengeluarkan lengkingan tajam yang menyakitkan."Jangan!"Ayahnya Shinta cemas dan buru-buru berkata kepada putrinya, "Shinta, mengapa kamu masih berdiri di sana? Cepat nasihati Tobi dan suruh dia berhenti!"Shinta teringat dengan kesombongan dan penghinaan Steven terhadap Kak Tobi barusan. Bukan saja tidak menuruti perkataan ayahnya, dia juga berkata dengan dingin, "Dia sendiri yang cari mati. Mengapa aku harus menasihati Kak Tobi?""Kamu, kamu bodoh!""Pu
"Aku nggak percaya.""Pecundang sepertimu masih belum punya kemampuan sehebat itu.""Bagaimana kalau kamu mencobanya?" Tobi mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya. Si bodoh ini masih tidak berlagak di sini. Sepertinya dia harus melakukan kekerasan kali ini."Oke. Kamu sendiri yang cari mati."Demi pamer, Steven sempat mencari beberapa ahli seni bela diri dan mempelajari beberapa trik. Hanya saja, dia malas dan tidak tahan lelah, apalagi tidak ada kultivator hebat yang mengajarinya.Dia hanya berhasil belajar sedikit ilmu bela diri. Bisa dikatakan, kekuatannya jelas lebih baik dibandingkan orang biasa. Setidaknya, dia bisa mengalahkan dua orang awam."Majulah ke depan, satu lawan satu. Kecuali kamu berlutut dan memohon pengampunan, kalau nggak, jangan harap ada yang bisa menghentikan pertarungan ini," kata Steven dengan sombong."Oke!"Tobi pun maju ke depan.Ayahnya Shinta dan yang lainnya ragu-ragu sejenak. Ya sudah, karena Tobi sendiri yang cari masalah, mereka juga tidak bis
"...."Semua orang tampak marah. Begitu pula dengan Jensen. Namun, dia tahu pengaruh besar Bos Zafran di Cewadi. Berdasarkan kekuatan Bos Zafran, jika dia berani mengambil tindakan, Keluarga Ravindra pasti akan hancur.Hanya saja, dia benar-benar tidak mengerti. Kapan Keluarga Ravindra memprovokasi Raja Naga itu?Keluarga Ravindra juga bukannya tidak tahu diri, jadi mana mungkin mereka bisa memprovokasi orang hebat seperti itu?Tepat di saat ini, ponsel Kamran berdering. Saat menyadari itu panggilan dari Pak Haryo, dia segera berdiri dan menyapa dengan hormat, "Pak Haryo!""Bagaimana pembahasan kerja samanya?"Pak Haryo tahu Bos Zafran punya pengaruh kuat dan juga dukungan dari Sekte Naga. Jika bisa diperkenalkan, akan sangat bermanfaat bagi perkembangan Kota Doma.Jika Kota Doma bisa berkembang, bukankah itu akan menjadi persyaratan bagus baginya untuk dipromosikan ke depannya?Mendengar itu, Kamran buru-buru berkata, "Hmm, terjadi sedikit masalah di sini."Dia segera menjelaskan situ