Jangankan mereka, bahkan Yanuar, yang mengetahui kekuatan Tobi juga kaget.Padahal dia tahu akhir-akhir ini Winson kekurangan uang dan ingin segera menjual vila itu. Sekarang, demi menyenangkan Dokter Tobi, dia malah memberikan vila itu secara gratis.Namun, setelah dipikir-pikir, dia mulai mengerti apa yang dipikirkan Winson. Diam-diam dia menghela napas berat, tindakan Winson jauh lebih berani dan tegas daripada dirinya.Bagaimanapun juga, itu menyangkut 200 miliar.Tebersit keterkejutan di mata Tobi. Pria itu menatap Winson, seolah-olah mampu melihat ke dalam hatinya, lalu berkata dengan nada datar, "Nggak perlu. Nggak ada hasil tanpa usaha. Aku nggak suka memanfaatkan orang lain."Sekali lagi, Pak Wafi, Lili dan lainnya tampak syok. Mereka baru menyadari kesalahan mereka yang telah meremehkan Tobi sebelumnya."Uhm, begini saja. Vila itu nggak akan saya jual dengan harga 200 miliar, tapi 160 miliar. Dokter Tobi, beri saya kesempatan untuk mengenal Anda."Winson tidak merasa tersingg
Lili sangat menyesal, apalagi mendengar ucapan Winson, yang mengatakan akan mendukung kinerja Yuyun di kemudian hari.Sebenarnya siapa Dokter Tobi ini? Mengapa keberadaannya begitu menakutkan?Yang lebih membuat mereka takut adalah Pak Wafi tampak memasang ekspresi tidak puas dan marah. Dilihat dari situasi ini, Pak Wafi mungkin akan perhitungan dengan mereka.Benar saja. Tak lama kemudian, Pak Wafi memanggil mereka dengan suara lantang, "Lili dan lainnya, kemarilah!"Ekspresi Lili dan yang lainnya berubah. Mereka pun berjalan menghampiri Pak Wafi dengan patuh sambil menundukkan kepalanya dan tidak berani berbicara sedikit pun."Dokter Tobi, mereka sudah menyinggung Anda barusan, jadi sekarang Anda boleh menghukum mereka sesuai yang Anda inginkan," seru Pak Wafi.Tobi melirik Pak Wafi sejenak. Walaupun Pak Wafi tidak begitu memercayainya sebelumnya, tetapi sikapnya masih segan. Jadi, dia tidak mungkin menyalahkan pria itu seluruhnya. Sebaliknya, sikap wanita-wanita ini benar-benar memb
Yang disebutkan Tobi tadi itu adalah pemimpinnya dulu, terutama Pak Samuel.Pak Wafi diam-diam merasa terkejut. Dilihat dari nada bicaranya, Tobi tampak seperti sedang mengatur Pak Hendro. Bahkan, orang terkaya di Kota Tawuna pun tidak berani memerintahkan Pak Hendro seperti ini.Siapa Dokter Tobi ini?Yanuar mengangguk. Dia tidak berani mengabaikan kata-kata Tobi. Setelah dia kembali, dia akan menceritakan semuanya kepada ayahnya tanpa melewatkan satu kata pun.Setelah beberapa saat, anggota biro pembuat akta telah datang.Saat tiba waktunya untuk menandatangani, Tobi langsung meminta Kristin untuk mewakilinya.Kristin tampak terkejut dan buru-buru menolak, "Nggak, nggak. Kak Tobi, lagian kamu yang membeli rumah ini bukan aku."Tobi berkata tak berdaya, "Dari awal, aku memang berniat membelikan rumah ini untuk kalian.""Jangan, jangan, aku punya uang. Aku punya 14 miliar sekarang. Aku mampu membelinya. Lagian, aku nggak terbiasa tinggal di rumah sebagus itu," tolak Kristin dengan halu
Tobi meletakkan ponselnya dan berkata, "Aku masih punya urusan. Karena di sini sudah selesai, ayo kita pergi.""Oke. Kak Tobi, Anda sibuk dulu. Lain kali ada kesempatan, saya akan mentraktir Anda makan," kata Winson buru-buru. Walaupun dia tidak sabar ingin berkenalan lebih dalam dengan Tobi, tetapi dia tetap menahan diri.Yanuar tampak tertekan. Apa yang ingin dia katakan telah didahului oleh Winson lagi."Kristin, ayo."Tanpa berbasa-basi lagi, Tobi pun membawa Kristin keluar. Setelah masuk ke dalam mobil, pria itu berkata, "Kristin, saat kamu pulang nanti, ingat katakan kepada Bibi untuk segera pindah ke vila.""Ah, jangan, vila ini milik Kak Tobi. Kami ....""Daripada kosong, mending kalian tinggal saja," sela Tobi dengan cepat.Kristin baru tersadar dan bertanya, "Kak Tobi, apa kamu bohong kepadaku? Dari awal, kamu memang berniat membelikanku vila?"Tobi tersenyum pahit dan tidak tahu harus menjawab apa."Pasti begitu. Kak Tobi, kenapa kamu begitu baik padaku?" tanya Kristin sambi
Damar baru saja hendak mengangguk, tetapi pengurus rumah tangga tiba-tiba menghampirinya sambil berkata, "Pak Damar, Tuan Tobi telah tiba di depan kompleks.""Apa? Dia sudah sampai? Ayo, kita sambut dia ke depan."Damar segera bangkit dari tempat duduknya, memimpin sekelompok orang berjalan ke depan pintu vila untuk menyambut kedatangan Tobi.Burhan dan Yudi tampak terpaku. Setelah ragu-ragu sejenak, mereka pun mengikuti langkah Damar, tetapi mereka berdiri agak jauh dari pintu, karena mereka ingin melihat siapa tokoh hebat itu.Lagi pula, Pak Damar tidak mengusirnya. Siapa tahu dia beruntung dan memiliki kesempatan untuk berbicara dengan tokoh besar.Namun, di mata anggota Keluarga Yusnuwa lainnya yang tidak mengetahui hal itu, mereka sangat terkejut.Dengan status Damar saat ini, banyak orang yang menghormatinya. Sekalipun itu pemimpin tertinggi Kota Tawuna, dia juga tidak perlu bertindak seperti itu.Mereka penasaran siapa tokoh besar yang membuat Damar perlu menyambut seperti ini.
Merasakan dirinya ditatap Tobi, Yudi seketika gugup. Saat dia tersadar kembali, pria itu sudah masuk ke dalam.Burhan melirik putranya sejenak, lalu mengikutinya masuk.Yang lainnya juga mengikuti dari belakang.Begitu masuk, Damar melirik orang-orang yang mengikutinya. Dia mengerutkan kening dan berkata, "Kalian semua tunggu di ruang tamu saja. Tuan Tobi dan aku masih punya urusan."Semua orang langsung mengerti, begitu pula dengan Burhan dan Yudi.Walaupun mereka sangat penasaran dengan pembicaraan Pak Damar dengan Tuan Tobi, tetapi mengingat status masing-masing, mereka tidak berani melawan Pak Damar.Dibawa oleh Damar, Tobi pun masuk ke dalam dan segera tiba di tempat pengurungan.Ada penjaga yang duduk di depan pintu. Ternyata penjaga itu adalah ahli Kekuatan Transformasi yang ditaklukkan Tobi sebelumnya.Ahli sehebat itu bahkan dijadikan sebagai penjaga di sini. Tampaknya Damar benar-benar ingin memastikan semuanya berjalan lancar.Saat itu, di dalam sebuah ruangan, ada Gufron da
"Berapa banyak yang Anda butuhkan? Katakan saja."Namun, Joni yang berada di samping itu tampak tertunduk lesu dan ketakutan.Ayahnya tidak mengenal Tobi, tapi dia mengenalnya. Melihat sikap Damar terhadap Tobi barusan, identitas pria itu pasti bukan sembarangan orang.Jika demikian, maka semuanya masuk akal.Ini semua karena Tobi!"Jadi, maksudmu uang yang kalian tipu itu masih ada di tangan kalian?" tanya Tobi dengan nada datar. Dia awalnya mengira uang itu telah ditransfer ke luar negeri dan tidak bisa dikembalikan lagi."Siapa kamu?"Gufron mau tidak mau bertanya. Meskipun dia melihat Damar membawa Tobi masuk, dia masih merasa ada yang tidak beres. Apalagi, anak ini masih sangat muda."Kamu nggak tahu siapa aku, tapi kamu malah berkali-kali menyuruh orang membunuhku?" tanya Tobi sambil menggelengkan kepala."Membunuhmu?" tanya Gufron dengan heran.Joni buru-buru berkata, "Ayah, dia adalah Tobi!""Apa!"Gufron tampak terperanjat. Ternyata pemuda ini adalah Tobi, orang yang dia incar
Kondisi Joni saat ini terlihat sangat menyedihkan, tidak lagi berlagak dan sombong seperti dulu lagi.Namun, Tobi tidak bersimpati sedikit pun kepadanya dan hanya berkata dengan nada datar, "Joni, bukankah tindakanmu sangat hebat sebelumnya? Bukankah kamu selalu mengaku sebagai orang berkelas tinggi?""Mengapa sekarang kamu bersujud dan mengakui kesalahanmu kepada orang kelas bawah sepertiku?"Tanpa berpikir panjang lagi, Joni langsung memelas kepada Tobi, "Salahkan saya terlalu bodoh dan nggak tahu kemampuan Anda. Sekarang saya sadar telah bersalah, jadi saya harus berlutut di depan Anda dan minta pengampunan.""Anda nggak perlu khawatir. Saya nggak akan mengganggu Widia lagi ...."Buk!Sebelum Joni menyelesaikan kata-katanya, Tobi langsung menendangnya dengan kejam. Tubuhnya menghantam ke samping dan ambruk ke tanah. Seluruh tubuhnya berkeringat dingin karena menahan sakit yang luar biasa.Namun, dia mengabaikan rasa nyeri di tubuhnya dan merangkak kembali. Karena tanganku terikat, l
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K
Tak lama kemudian, waktu telah menunjukkan jam delapan. Walau Hirawan tinggal tak jauh dari sana, dia bahkan sengaja berlari ke tempat yang lebih jauh. Kemudian, memamerkan teknik berjalan di udara agar kemunculannya bisa menarik perhatian banyak orang.Setelah memahami energi langit dan bumi, kini dia bisa berjalan langsung di udara."Semuanya, berhati-hatilah. Hirawan adalah orang yang di atas itu. Bisa-bisanya dia berjalan di udara.""Menakutkan sekali. Bagaimana kekuatannya bisa begitu hebat?""Setelah ahli bela diri Harlanda dikalahkan satu per satu kemarin, aku penasaran apakah masih ada yang berani bertarung denganku hari ini?""Huh. Sudah kuduga, Negara Harlanda kalian memang pengecut. Memalukan sekali.""...."Banyak orang Harlanda yang menyiarkan langsung kejadian ini di Internet. Bahkan, sudah ada yang mulai melontarkan berbagai komentar.Ada sebagian besar yang mendukung, tetapi ada juga yang menentang. Bahkan, ada sebagian orang Harlanda yang telah menerima keuntungan dari
Tobi hanya mengangkat bahu tak berdaya, tanpa berniat untuk memberi penjelasan.Widia buru-buru berkata, "Ayah, kamu sudah salah. Tobi sangat kuat. Kamu seharusnya nggak bisa mengalahkannya.""Apa? Kamu bilang aku ...." Efendi selalu menganggap dirinya sebagai kultivator nomor satu di dunia ini. Lantaran kekuatannya tidak bisa ditingkatkan lagi, jadi dia mengira sudah mencapai batasan puncak. Mana mungkin orang sepertinya tidak bisa mengalahkan bocah muda seperti Tobi?Apalagi, yang meremehkannya adalah putri yang barusan dia temukan kembali. Efendi tentunya tidak terima. Dia baru saja bersiap untuk bangkit.Namun, Maherani segera menarik suaminya dan berkata dengan marah, "Apa yang ingin kamu lakukan? Putrimu sudah bilang begitu. Mana mungkin dia berbohong? Apa kamu nggak terima dikatakan seperti itu?""Aku ...."Efendi memang tidak puas. Seni bela diri adalah kemampuannya yang paling dia banggakan. Apalagi, dia harus menghadapi bocah ini di depan putrinya.Namun, dia takut putrinya t
Usai memahami masalah yang terjadi setelah Maherani melahirkan anaknya di rumah sakit dulu, wanita itu sangat marah dan juga sedih. Apalagi, saat mendengar Widia menceritakan masalah yang terjadi di masa lalunya.Meski ini pertama kalinya mereka bertemu, dari sosok Maherani, Widia bisa merasakan kasih seorang ibu yang belum pernah dia alami sebelumnya.Baik dari tatapan matanya, kata-katanya yang penuh perhatian, ataupun dari bahasa tubuhnya, membuat Widia benar-benar merasakan kasih dan kepedulian seorang ibu.Ini benar-benar berbeda dengan perlakuan Yesa terhadapnya sebelumnya.Bukannya Widia tidak bisa menyadari tujuan Yesa yang sesungguhnya. Hanya saja, dia lebih memilih untuk tidak memikirkannya.Namun, hari ini akhirnya dia bisa menikmati kasih sayang orang tua yang sesungguhnya.Meski singkat, bahkan Efendi dan Maherani tidak terlalu menunjukkannya secara langsung, Widia jelas bisa merasakannya.Tak lama kemudian, Mahera juga segera menjelaskan kejadian waktu itu. Ternyata terja
Seakan menyadari dirinya telah menakuti Widia, Maherani segera berkata, "Maaf, aku terlalu impulsif hingga membuatmu ketakutan. Aku, aku tiba-tiba terlalu emosional."Widia langsung menjawab, "Nggak apa-apa!"Ini seharusnya gelang giok ibuku ..." jawab Widia."Apa? Ibumu? Kamu yakin?" Maherani bertambah emosional. Bahkan, tubuhnya juga gemetar.Efendi juga tampak emosional. Dia menatap Widia lekat-lekat. Bibirnya sedikit bergetar. Kemudian, dia buru-buru berkata, "Maherani, kesehatanmu nggak baik. Jangan terlalu emosional."Maherani tidak peduli begitu banyak. Pandangannya tidak lepas dari Widia satu detik pun.Ekspresi Widia sedikit bergetar.Melihat Widia tidak bisa mengendalikan emosinya, Tobi yang berdiri di samping pun bertanya, "Anda Mahera Sewadi, 'kan?"Begitu mendengar itu, Efendi segera menggelengkan kepalanya dan berkata, "Walau hampir sama, tapi bukan!""Ya!""Benar!"Namun, Maherani segera berkata, "Mahera Sewadi, Rumah Sakit Medika di Simeru, 'kan?"Mendengar itu, Widia t
"Master Vamil, mengapa Tobi yang kamu sebut itu masih belum datang?" tanya Efendi dengan cemberut. Setelah mengetahui kejadian ini, dia langsung mendatangi sesepuhnya.Sedangkan istrinya, Maherani Sewadi, kesehatannya kurang baik sejak kejadian waktu itu. Jadi, dia pun membawa istrinya keluar jalan-jalan. Yang paling penting lagi, Maherani sendiri juga harus mengikuti suaminya.Jika terjadi sesuatu pada Efendi, Maherani juga tidak ingin hidup lagi.Kedatangan Efendi dan tetua mereka tentu saja untuk menghadapi Hirawan. Meskipun klan foniks jarang ikut campur dalam dunia luar, mereka juga tidak akan membiarkan orang Melandia mendominasi Harlanda.Sekalipun lawan tidak terkalahkan.Hanya saja, setelah berada di sini, mereka tidak menyangka Tobi, yang seharusnya lebih dulu tiba, malah belum muncul juga sampai sekarang ini.Meski bocah itu sangat berbakat dan kuat, bukankah sikapnya ini terlalu sombong? Selain itu, katanya bocah itu masih sangat muda. Kemungkinan besar, dia masih belum bis
Harita benar-benar tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Lagi pula, menurutnya ini adalah hal yang tidak mungkin terjadi.Tepat di saat ini, terdengar nada datar yang datang dari pintu. "Harita, kamu nggak percaya pada kemampuanku, atau kamu nggak percaya pada perkataan cucumu?"Begitu selesai berbicara, Tobi dan Widia langsung muncul di sana.Semua orang tertegun sejenak. Tidak ada satu pun dari mereka yang sempat bereaksi.Namun, mata Fila tertuju pada Widia. Penampilan wanita ini begitu indah dan sempurna. Sosoknya juga anggun dan keseluruhan tubuhnya memperlihatkan karisma yang tinggi.Membuat mata semua orang tanpa sadar harus menoleh dua kali.Cantik sekali!Kecantikannya benar-benar tiada banding!Sebelumnya, paras Fila mungkin tidak akan kalah dengan Widia, atau bahkan sedikit lebih cantik. Namun, setelah Widia melewati proses terlahir kembali dalam api, sudah pasti kecantikannya lebih unggul.Namun, tentunya keduanya masing-masing punya daya tarik tersendiri.Jika ada pr
Di sisi lain, hati Luniver bergetar. Entah kenapa dia merasa bahwa ada suatu keberadaan yang menggunakan kesadaran spiritualnya untuk menyelidikinya. Namun, dia buru-buru menggelengkan kepalanya. Jika sungguh ada orang yang menggunakan kesadaran spiritualnya untuk menyelidikinya, pasti lawan akan terkena serangan balik.Bagaimanapun juga, dia adalah master hebat yang tiada taranya.Sekalipun Vamil yang kondisinya prima muncul di sini, Luniver yakin dirinya masih bisa mengalahkan lawan dengan mudah.Lantaran teknik yang dia latih memiliki kemampuan untuk menghancurkan. Setelah kembali karena mengalami luka parah, dia malah menyerap energi sejati yang disimpan oleh pemimpin sebelumnya secara kebetulan. Dengan demikian, dia berhasil membuat terobosan hingga mencapai puncak hukum langit dan bumi.Sekarang kekuatannya meningkat dua kali lipat. Dia bahkan bisa menghancurkan Hirawan hanya dengan satu gerakan.Oleh sebab itu, Hirawan menjadi makin takut pada Luniver.Saat ini, Vamil dan Raja N
Mata Leonel membelalak. Wajahnya penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan.Semua ini benar-benar berada di luar ekspektasinya.Berdasarkan kekuatannya, bukankah seharusnya dia sudah tidak terkalahkan? Mengapa energi yang dikeluarkan Tobi akan begitu menakutkan? Mengapa dia bahkan tidak bisa menahan satu serangan dari Tobi?Apa yang terjadi sebenarnya?Saat ini, samar-samar terdengar suara raungan. Tak lama kemudian, Leonel juga langsung menghilang.Benar. Pria itu lenyap!Seketika berubah menjadi debu!Lenyap tak bersisa!Tobi menggelengkan kepalanya. Baginya, kultivator Alam Tanah Abadi tingkat puncak hanyalah lawan kecil yang bisa disingkirkan dengan mudah.Jangankan Leonel, bahkan Hirawan juga sama.Di matanya, Hirawan juga tidak jauh berbeda dengan Leonel.Namun, Tobi jelas tidak akan membiarkan Hirawan mati begitu saja.Meski Widia tahu Tobi sangat kuat, masih ada keterkejutan dalam sorot matanya. Dia tahu Tobi sangat kuat sekarang, tetapi dia tidak menyangka akan sehebat it