Share

Bab 13

Author: Anak Ketiga
Namun, sebelum Widia memikirkan cara untuk menolaknya, Tobi segera berkata, "Kakek, aku menghargai tawaranmu, tapi untuk sementara, aku nggak mau kerja di perusahaan."

Ketika Yesa mendengar ini, dia langsung menghina Tobi, "Nggak mau kerja? Jadi, kamu mau santai saja dan numpang hidup secara gratis?"

"Nggak juga. Lagian, aku punya uang, kok," kata Tobi.

Pria itu punya uang? Kalau benar seperti itu, kenapa dia mau tinggal di keluarga mereka kami?

Selain itu, bukankah dia baru saja turun dari gunung. Dari mana pria miskin seperti itu punya uang?

Namun, kali ini Herman segera menghentikan Yesa. Mereka bisa mempermalukan pria itu, tapi mereka tidak boleh memaksanya bekerja di perusahaan. Bukankah itu akan merusak reputasi putrinya?

Setelah memikirkan hal ini, Yesa segera tutup mulut.

Saat teringat dengan 2 miliar yang dia berikan itu, ekspresi wajah Widia tiba-tiba menjadi jijik

Pria tak berguna itu pasti berpikir bahwa dengan adanya 2 miliar itu, dia bisa melakukan semua hal yang dia inginkan.

Lagian, Tobi baru saja turun dari gunung, jadi Kakek Muhar pun tidak memaksanya lagi. Dia berbalik dan bertanya pada cucunya, "Widia, masalah bergabung dengan Serikat Dagang Lawana sudah sampai tahap mana?"

"Saat ini, kita sudah masuk daftar sepuluh besar, tapi mereka hanya menerima tiga kuota, jadi harapan kita sangat tipis. Untungnya, Tuan Joni bersedia membantu."

"Oh, Keluarga Luhardi lumayan berkuasa di Kota Tawuna. Selain itu, mereka juga anggota Serikat Dagang Lawana. Dengan bantuannya, peluangnya akan jauh lebih besar."

Kakek tua itu mengangguk, lalu berbalik dan berkata, "Tobi, kalau punya waktu, bantulah Widia."

"Baik. Serahkan masalah ini padaku!" kata Tobi sambil mengangguk.

Mereka ingin bergabung dengan Serikat Dagang Lawana, 'kan? Tobi hanya perlu menelepon Damar saja.

Widia benar-benar tidak mengerti, mengapa Tobi begitu percaya diri mengatakan hal itu. Wanita itu lalu berkata dengan kesal, "Serahkan padamu? Aku sudah sangat bersyukur selama kamu nggak buat masalah."

"Benar. Memangnya orang desa seperti itu bisa bantu apa?"

"Beda halnya sama Tuan Joni. Dia cakap dan punya kemampuan, dia pasti bisa membantu kami," pamer Yesa.

Ekspresi wajah Kakek Muhar tampak murung. Dia segera menghentikan cercaan pasangan suami istri itu, kemudian dia meminta Widia untuk mengantar Tobi ke kamar.

Sesampainya di depan pintu kamar, Widia tampak ragu-ragu dan berkata, "Terima kasih untuk hari ini."

"Nggak usah segan. Lagian, kita berdua adalah suami dan istri," kata Tobi sambil tersenyum.

"Lupakan. Anggap aku nggak bicara tadi."

Widia membanting pintu kamar hingga tertutup, lalu pergi begitu saja.

Padahal, Widia masih belum perhitungan dengan pria itu soal tadi malam. Widia hanya memberinya sedikit perhatian, tetapi pria itu langsung begitu tidak tahu diri.

Tidak lama setelah Widia pergi, Herman pun pergi ke kamar Tobi.

Dia mengetuk pintu, lalu masuk dan berkata dengan nada menghina, "Tobi, kamu sadar diri juga. Tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang nggak boleh dilakukan."

"Begini baru benar. Mulai sekarang, dengarkan perkataanku, segera cari alasan dan tinggalkan Keluarga Lianto secepat mungkin."

"Kalau nggak, jangan salahkan aku bersikap kasar."

Pasangan suami istri itu merasa ancaman mereka telah berhasil, jadi mereka sengaja datang menakut-nakutinya lagi.

Setiap orang memiliki temperamennya masing-masing. Tobi tersenyum tipis dan berkata, "Ayah, apa maksudmu? Jangan-jangan kamu pikir aku menolak permintaan kakek karena takut padamu?"

"Memangnya bukan?"

"Tentu saja bukan. Umurmu sudah nggak kecil lagi, 'kan? Kenapa bisa berpikir senaif itu?"

"Apa maksudmu?" tanya Herman dengan marah.

"Nggak ada, sih. Tadi aku menolak karena Widia memberiku uang sebanyak 2 miliar, jadi itu semua karena 2 miliar."

"Apa kamu bilang? 2 miliar?"

Herman tampak murka.

Akhirnya, dia paham kenapa pria ini bilang dirinya punya uang tadi, ternyata dia telah memeras uang putrinya.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
babah albahy
ribuan cerita dengan alur dan plot sama hasil copas dan adaptasi ....tak tahu malu , sampah
goodnovel comment avatar
Chevy Firdaus
Telpon damar depan mereka, biar nyaho........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 14

    "Sudahlah. Aku masih punya urusan dan aku nggak punya waktu untuk bicara denganmu."Tobi mendorong Herman keluar dan menutup pintu.Herman langsung tercengang.Ternyata dialah yang seharusnya ditertawakan.Setelah kembali, dia memberi tahu istrinya tentang hal itu.Saking marahnya, suami istri itu hampir merusak ranjang.Siang harinya, Tobi berjalan ke ruang tamu dan melihat suami istri itu sedang berbicara dengan seorang pria muda."Ayah, Ibu, lihat saja. Bukankah dia hanya orang desa saja? Lihat bagaimana aku menghadapinya lagi. Aku yakin dia akan ketakutan setengah mati.""Ya, Candra. Ayah dan ibu bergantung kepadamu.""Jangan khawatir. Putramu ini penguasa tertinggi di Kota Tawuna. Menghadapi orang seperti ini hanya perlu beberapa menit saja. Aku hanya perlu menamparnya beberapa kali saja agar dia patuh. Kalau nggak, aku akan membuatnya menderita.""Dia sudah datang," kata Yesa.Ketika Candra mendengar itu, dia berbalik dan melihat Tobi. Kemudian, dia berdiri dan melangkah maju, "N

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 15

    Ekspresi Kakek Muhar tiba-tiba berubah. Dia paling tahu dengan sifat cucunya itu. Dia menoleh ke arah cucunya, berharap bahwa itu semuanya hanya salah paham saja.Namun, tubuh Candra telah gemetar dan kata-kata yang dia ucapkan tampak tergagap, "Aku ... aku nggak tahu, nggak tahu kalau dia wanitanya saudara Tuan Bowo ....""Kamu! Berengsek!"Saking marahnya, Kakek Muhar langsung menamparnya dengan keras.Wajah Herman dan istrinya juga memucat. Mereka tidak mengenal Tuan Bowo, tetapi mereka pernah mendengar reputasinya. Mana mungkin mereka tidak takut?Apapun yang terjadi, dia tidak bisa mengabaikan cucunya begitu saja.Kakek Muhar melangkah maju, berpura-pura tenang dan berkata, "Tuan Bowo, cucuku telah bersalah, tapi itu terjadi karena dia nggak tahu. Tuan sangat murah hati, tolong maafkan dia kali ini. Jangan khawatir, kami pasti akan memberi kompensasi.""Baik. Berikan 200 miliar, lalu kami anggap masalah ini berlalu."Apa? 200 miliar?Herman dan lainnya langsung panik. Aset seluruh

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 16

    Awalnya, Bowo sangat emosi mendengar ejekan seperti itu, tetapi saat dia berbalik dan melihat Tobi, ekspresinya tiba-tiba berubah.Dia? Bukankah pemimpin sudah berpesan untuk tidak mencari masalah dengan orang hebat ini?Dia tidak tahu identitas pria ini, tetapi tadi malam pemimpin sengaja berpesan kepada empat kepala aula, jika mereka bertemu dengan orang ini, pemimpin menyuruh mereka menghormatinya.Jika menyinggung pemimpin, mereka paling hanya akan dipukul. Namun, jika mereka berani menyinggung orang ini, bahkan dewa pun tidak bisa menolongnya."Kakek Muhar, pintu ini kenapa?"Tiba-tiba muncul dua orang dari luar. Yang satunya adalah seorang pemuda tampan. Dilihat dari pakaiannya, dia pasti anak orang kaya.Begitu Kakek Muhar melihatnya, dia baru sadar, ternyata pemuda itu adalah Joni, putra dari Keluarga Luhardi.Joni merupakan satu-satunya pewaris Keluarga Luhardi dan keluarganya sangat berkuasa di Kota Tawuna. Mungkin dia punya cara untuk mengatasi masalah ini.Kakek Muhar buru-

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 17

    "Dia omong kosong? Aku lihat kamulah yang omong kosong!"Widia tidak bisa lagi menahan emosinya lagi."Padahal sudah kubilang berulang kali, jangan membual lagi. Kenapa kamu masih melakukannya? Apalagi, Tuan Joni selalu sopan dan sering membantu keluargaku. Apa kamu pikir memfitnah orang lain itu keterlaluan sekali?"Herman segera memanfaatkan kesempatan itu dan berkata, "Benar. Tobi, kami nggak menyalahkanmu nggak punya kemampuan, tapi kamu malah memfitnah penolong keluarga kami. Kalau kamu terus seperti ini, keluarlah dari Keluarga Lianto.""Sudahlah. Sebenarnya aku mengerti perasaan Saudara Tobi. Dia hanya orang desa yang tinggal di pegunungan dan nggak mengerti apa-apa. Dia pasti akan merasa iri padaku," kata Joni sambil tersenyum."Kalau nggak punya kemampuan, seharusnya kamu rendah hati. Coba pikirkan kelakuanmu tadi, apa kamu mau membunuh kami?" timpal Yesa.Tobi mengerutkan kening. Dia tahu, meski dia membela diri, hal itu juga tidak ada gunanya. Sebaliknya, dia akan makin dise

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 18

    Ketika Yesa mendengar itu, dia langsung memujinya, "Tuan Joni memang pantas jadi anak orang kaya. Sifat murah hati dan pemikirannya sama sekali nggak bisa dibandingkan dengan orang biasa, apalagi pria aneh dari pegunungan itu.""Benar. Seseorang yang harus belajar dari Tuan Joni. Jangan hanya tahu omong kosong saja dan menjelek-jelekkan orang."Karena Joni banyak membantu Keluarga Lianto, Kakek Muhar juga merasa pemuda itu baik. Kakek Muhar pun berkata, "Tuan Joni memang teladan bagi semua orang. Karena Tuan Joni sudah bilang begitu, Widia, bawalah Tobi pergi ke jamuan itu."Meskipun Widia enggan, dia tetap mengangguk.Keesokan paginya, Tobi menerima foto dari Damar melalui ponselnya. Pria itu langsung tercengang. Bukankah ini gadis kecil yang dia minta Damar cari?Tak lama kemudian, Damar meneleponnya, "Tuan Tobi, apa kamu sudah lihat fotonya?""Ya. Itu gadis yang aku suruh kamu cari, kamu sudah menemukannya?" Tobi terkejut sekaligus senang. Dia tidak menyangka Damar begitu cepat mene

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 19

    Siang harinya, sekitar jam 11, Widia mengantar Tobi ke Restoran Harmoni dan mendapati Tania sedang menunggunya di sana.Ketika Tania melihat Tobi, dia langsung bertanya, "Tobi, Widia bilang kamu menginap di Vila Distrik Terra 1 tadi malam?"Tobo tertegun sejenak, lalu mengangguk dan berkata, "Ya!""Kamu kenal Pak Damar?" tanya Tania lagi.Widia tampak kebingungan. Mana mungkin Tobi kenal dengan Pak Damar? Jangan-jangan Tania percaya kalau Tobi tinggal di sana? Apa dia sudah gila?Kemudian, Tobi menjawab, "Kenal."Tania tertegun mendengarnya. "Benarkah?""Ya, dia adalah bawahanku," jawab Tobi sambil mengangguk.Mendengar ini, kedua wanita itu terdiam.Mereka sering mendengar orang membual, tetapi belum pernah bertemu dengan pembual parah seperti ini.Widia benar-benar ingin membungkam mulut Tobi.Tania berkata, "Ini salahku. Kenapa aku bisa percaya dia tinggal di Vila Distrik Terra 1?"Kini, wanita itu sangat yakin bahwa dia benar-benar salah lihat di malam itu.Tobi mengangkat bahu tak

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 20

    "Latif, bukankah kamu masih punya utang 20 miliar kepada Keluarga Lianto? Aku masih belum perhitungan sama kamu soal kemarin itu, tapi kamu berani muncul di sini?" tanya Widia dengan marah."Aku punya 20 miliar, tapi kamu harus ambil ke rumahku!""Kalau bahas soal kemarin itu, aku kesal!"Latif Candiono mendengus dingin, "Kenapa kamu cari pria lain setelah aku memberimu obat?"Widia seketika merasa malu, lalu dia berkata dengan marah, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan!""Omong kosong? Memangnya hari itu kamu nggak cari pria lain, lalu menyelesaikannya sendiri? Hebat sekali, tapi jangan khawatir, hari ini aku nggak akan membuatmu kesulitan.""Coba kalau kamu berani!"Widia kaget sekaligus marah."Lihat saja nanti!" kata Latif sambil tertawa keras.Latif paling paham dengan wanita hebat seperti Widia. Setelah selesai, dia akan mengambil video dan foto, jadi dia tidak berani mempublikasikannya.Kalau tidak, kenapa Widia tidak lapor polisi di saat itu?Saat melihat itu, Heri merasa dia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 21

    Semua orang di ruangan itu tertegun sejenak. Mereka tidak menyangka Tobi, si pengecut itu berani angkat bicara di saat seperti ini."Ups, ada yang nggak takut mati rupanya.""Si berengsek ini, suaminya Nona Widia? Apa dia nggak sadar diri?"Latif langsung mengejeknya."Sepertinya mulutmu bau, mari kutampar!" kata Tobi ringan."Haha. Memangnya kamu .... Argh ...."Saat Latif ingin tertawa lagi, tiba-tiba pipinya dilanda rasa sakit yang sangat menusuk. Tubuhnya tampak berputar beberapa kali, lalu menabrak dinding dan terjatuh ke lantai.Dalam sekejap, semua orang tercengang!Ini hampir sama dengan pukulan Latif sebelumnya, bahkan lebih cepat.Hanya saja, yang memukul tadi menjadi orang yang dipukul sekarang.Anak buah Latif tampak terpengarah sejenak, kemudian mereka segera maju untuk mengambil tindakan.Bam, bam ....Tanpa ketegangan apa pun, keempat orang itu langsung terlempar keluar dan tak kuasa bangkit selama beberapa saat.Widia dan Tania hampir tidak percaya dengan penglihatan me

Latest chapter

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1670

    Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1669

    Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1668

    Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1667

    Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1666

    Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1665

    Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1664

    "Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1663

    Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1662

    "Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status