Siang harinya, sekitar jam 11, Widia mengantar Tobi ke Restoran Harmoni dan mendapati Tania sedang menunggunya di sana.Ketika Tania melihat Tobi, dia langsung bertanya, "Tobi, Widia bilang kamu menginap di Vila Distrik Terra 1 tadi malam?"Tobo tertegun sejenak, lalu mengangguk dan berkata, "Ya!""Kamu kenal Pak Damar?" tanya Tania lagi.Widia tampak kebingungan. Mana mungkin Tobi kenal dengan Pak Damar? Jangan-jangan Tania percaya kalau Tobi tinggal di sana? Apa dia sudah gila?Kemudian, Tobi menjawab, "Kenal."Tania tertegun mendengarnya. "Benarkah?""Ya, dia adalah bawahanku," jawab Tobi sambil mengangguk.Mendengar ini, kedua wanita itu terdiam.Mereka sering mendengar orang membual, tetapi belum pernah bertemu dengan pembual parah seperti ini.Widia benar-benar ingin membungkam mulut Tobi.Tania berkata, "Ini salahku. Kenapa aku bisa percaya dia tinggal di Vila Distrik Terra 1?"Kini, wanita itu sangat yakin bahwa dia benar-benar salah lihat di malam itu.Tobi mengangkat bahu tak
"Latif, bukankah kamu masih punya utang 20 miliar kepada Keluarga Lianto? Aku masih belum perhitungan sama kamu soal kemarin itu, tapi kamu berani muncul di sini?" tanya Widia dengan marah."Aku punya 20 miliar, tapi kamu harus ambil ke rumahku!""Kalau bahas soal kemarin itu, aku kesal!"Latif Candiono mendengus dingin, "Kenapa kamu cari pria lain setelah aku memberimu obat?"Widia seketika merasa malu, lalu dia berkata dengan marah, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan!""Omong kosong? Memangnya hari itu kamu nggak cari pria lain, lalu menyelesaikannya sendiri? Hebat sekali, tapi jangan khawatir, hari ini aku nggak akan membuatmu kesulitan.""Coba kalau kamu berani!"Widia kaget sekaligus marah."Lihat saja nanti!" kata Latif sambil tertawa keras.Latif paling paham dengan wanita hebat seperti Widia. Setelah selesai, dia akan mengambil video dan foto, jadi dia tidak berani mempublikasikannya.Kalau tidak, kenapa Widia tidak lapor polisi di saat itu?Saat melihat itu, Heri merasa dia
Semua orang di ruangan itu tertegun sejenak. Mereka tidak menyangka Tobi, si pengecut itu berani angkat bicara di saat seperti ini."Ups, ada yang nggak takut mati rupanya.""Si berengsek ini, suaminya Nona Widia? Apa dia nggak sadar diri?"Latif langsung mengejeknya."Sepertinya mulutmu bau, mari kutampar!" kata Tobi ringan."Haha. Memangnya kamu .... Argh ...."Saat Latif ingin tertawa lagi, tiba-tiba pipinya dilanda rasa sakit yang sangat menusuk. Tubuhnya tampak berputar beberapa kali, lalu menabrak dinding dan terjatuh ke lantai.Dalam sekejap, semua orang tercengang!Ini hampir sama dengan pukulan Latif sebelumnya, bahkan lebih cepat.Hanya saja, yang memukul tadi menjadi orang yang dipukul sekarang.Anak buah Latif tampak terpengarah sejenak, kemudian mereka segera maju untuk mengambil tindakan.Bam, bam ....Tanpa ketegangan apa pun, keempat orang itu langsung terlempar keluar dan tak kuasa bangkit selama beberapa saat.Widia dan Tania hampir tidak percaya dengan penglihatan me
"Baguslah kalau begitu!"Tania mengerutkan kening saat mendengarkan percakapan Tobi dan Widia. Setelah kejadian ini, hubungan mereka sepertinya makin membaik. Hal seperti ini tidak boleh terjadi.Pria yang paling cocok dengan Widia hanyalah Tuan Joni.Jadi, Tania segera berkata, "Tobi, seni bela diri itu memang bagus, tapi negara kita punya hukum, seni bela diri hanya bisa menakuti orang biasa.""Dibandingkan dengan kekuasaan, seni bela diri nggak ada gunanya!”Heri langsung bangkit kembali. Karena Widia menghentikan Latif tepat waktu, cederanya tidak serius. Dia mendukung pacarnya dan berkata, "Benar! Dalam menghadapi kekuasaan, nggak peduli apa keahlianmu, itu semua nggak berguna."Tobi terkekeh dan berkata, "Benarkah? Kalau begitu, kamu juga termasuk orang yang nggak berguna, dong. Kalau nggak, kenapa tadi kamu bisa dikalahkan oleh preman seperti itu?""Itu karena dia menyerang secara diam-diam. Kalau nggak, aku sudah ...."Heri kelihatan sangat marah hingga dia tidak bisa berbicara
Wajah Tania langsung berubah gelap. Jelas-jelas, gaun itu dilihat oleh mereka dulu dan mereka sama sekali tidak bertengkar dengan wanita itu. Keterlaluan sekali.Wajah Heri juga terlihat gelap. Setelah ragu-ragu sejenak, dia berbisik, "Tania, bagaimana kalau kamu minta maaf saja?""Apa kamu bilang? Kamu mau aku berlutut kepadanya?"Tania agak kecewa dengan Heri. Dia selalu menganggap Heri adalah pria yang baik, tetapi dia tidak menyangka nyali pacarnya akan menjadi ciut di saat kritis seperti ini."Mau bagaimana lagi? Kita nggak bisa melawannya."Tania terlihat malu. Saat ini, apa wanita itu masih berani bilang Tobi tak tahu malu?Dari tadi hingga sekarang, bukankah Tania lebih terlihat memalukan?Widia tidak sanggup melihat situasi itu lagi. Apalagi itu semua terjadi karena dia ingin membeli gaun itu, jadi Widia pun segera membujuk wanita itu, "Nona, tadi itu kami yang salah. Sebagai permintaan maaf, kami akan membayar gaun itu!"Namun, wanita itu mencibir dan berkata, "Tutup mulutmu!
Semua orang yang mendengar itu langsung terpaku.Mereka benar-benar tidak menyangka.Lagi-lagi, Widia tersentuh oleh kelakuan Tobi yang maju untuk membelanya itu, tetapi wanita itu juga kesal dengan kecerobohan dan keberaniannya itu.Bukankah itu sama dengan cari mati?Benar saja, emosi Yudi langsung meledak."Kamu cari mati!"Begitu dia selesai berbicara, Yudi langsung melangkah maju, mengangkat tangan kanannya dan hendak menampar Tobi dengan keras.Gerakannya terlihat sangat akurat dan cepat sekali.Widia ketakutan setengah mati. Tidak diragukan lagi, Tuan Yudi ini seorang ahli seni bela diri.Widia tahu kalau Tobi bisa seni bela diri, tetapi dia yakin Tobi bisa menghindarinya atau tidak.Tobi terlihat tenang dan bahkan tidak mengelak sama sekali. Begitu lawan mendekat, dia baru memberinya sebuah tamparan balik.Plak!Suara tajam langsung terdengar!Yudi mengerang kesakitan. Tubuhnya langsung terdorong ke belakang, dia merasakan seluruh pipinya terasa panas dan nyeri.Semua orang ter
Setelah karyawan toko itu tersadar kembali, dia segera mengambil kartu itu dan menggeseknya. Ternyata kartu itu asli.Setelah selesai mengurus pembayaran, dia segera mengembalikannya kepada Tobi dan berkata dengan hormat, "Tuan, belanjaan Anda dan kartu Anda."Tobi segera menyimpan kartunya dan memegang tas belanjaan itu di tangannya.Menyadari kartu hitam itu asli, Yudi makin ketakutan. Dia segera berdiri dan menjauh dari sana. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon pamannya. Dia harus mengkonfirmasi masalah itu secepatnya.Jika dia telah menyinggung orang penting itu, maka dia harus segera menangani masalah ini. Jika tidak, dia akan mati mengenaskan dan bahkan mungkin akan menghancurkan Keluarga Saswito.Widia merasa seluruh tubuhnya mati rasa. Dia berkata dengan suara getir, "Tobi, kali ini kamu sudah membuat masalah besar."Namun, Tobi seolah-olah tidak terjadi apa-apa. "Nggak apa-apa, aku bisa mengatasinya!""Kamu bisa mengatasinya? Bagaimana pria dari pegunungan sepertimu bisa
Dia teringat tadi Tania memanggil pria yang memukulnya itu dengan nama itu.Ternyata benar, itu dia.Wawan juga mengatakan Tobi sangat rendah hati dan tidak ingin identitasnya terungkap. Yudi terpaksa menunjukkan rasa hormatnya dari kejauhan, lalu segera pergi bersama wanita itu.Dia akan mencari kesempatan untuk minta maaf secara langsung kepada Tobi.Wanita itu tidak menyangka Yudi akan pergi begitu saja. Dia langsung memperlihatkan ekspresi tidak puas. Melihat itu, Yudi langsung menamparnya beberapa kali dengan keras. Wanita itu langsung patuh kembali.Widia agak bingung dengan pemikiran Yudi. Ternyata pria itu tidak memanggil siapa pun dan sepertinya masalah ini telah selesai begitu saja.Tania juga tertegun dan bersorak gembira, "Tak kusangka, Tuan Joni begitu hebat. Bahkan, Yudi pun takut padanya."Widia mengangguk dan berkata, "Aku juga nggak menyangka. Tampaknya Tuan Joni jauh lebih hebat dari yang kita bayangkan. Ini semua berkat dia."Tania memandang Tobi dan menyindirnya, "B
Setelah Bos Zafran mengakhiri pembicaraan mereka, dia segera berkata, "Raja Naga, bagaimana dengan Steven? Perlukah aku menanganinya?""Ya!""Termasuk Keluarga Ravindra. Aku serahkan semuanya kepadamu.""Hukum mereka yang sepantasnya menerima hukuman. Terima aset yang mereka berikan, lalu berikan kepada orang yang membutuhkannya. Bagi mereka yang nggak melakukan kejahatan, kamu nggak perlu menghukumnya!"Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi kalau orang yang bermasalah, kita nggak boleh menoleransinya begitu saja!""Raja Naga bijaksana. Aku mengerti."Bos Zafran mengangguk.Awalnya, Steven mengira dirinya masih bisa tertolong. Namun, saat mendengar kalimat selanjutnya, wajahnya langsung berubah pucat.Bisa dikatakan, Raja Naga masih tidak berkenan melepaskan mereka.Ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa kagum. Jelas sekali, satu kalimat dari Tobi bisa menentukan masa depan Keluarga Ravindra.Tepat di saat ini, pintu terbuka. Yang datang adalah Kamran dan yang lainnya. Mereka
Shinta juga menghela napas lega. Meski tahu tidak akan terjadi sesuatu pada Kak Tobi, dia masih saja khawatir. Setelah melihat akhir seperti sekarang ini, dia baru merasa lega sepenuhnya.Kak Tobi benar-benar keren dan hebat sekali!Sayangnya, pria itu bukanlah pacarnya!Jika tidak, dia pasti akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini.Saat menyadari ekspresi ayahnya, Shinta diam-diam merasa bangga. Sekarang kalian sudah tahu betapa kuatnya Kak Tobi, 'kan? Namun, berdasarkan apa yang dikatakan ayahnya barusan, dia merasa ayahnya perlu minta maaf kepada Kak Tobi.Saat ini, Bos Zafran tentu juga mendengar suara Fahar yang memanggilnya. Dia pun melirik Tobi sekilas.Melihat Tobi mengangguk, Bos Zafran segera mengambil ponsel yang baru saja dijatuhkan Steven. Kemudian, bertanya dengan nada datar, "Ada masalah apa? Katakanlah!""Ya. Bos Zafran, saya nggak tahu apa yang telah dilakukan Steven. Tolong, memandang dari kerja sama kita sebelumnya, mohon bantu kami meminta pengampunan pada R
Meski begitu, Fahar masih butuh beberapa saat untuk mengenali suara Bos Zafran. Setelah memastikan, dia segera berteriak dengan cemas, "Bos Zafran, Bos Zafran, ini Fahar. Bisakah Anda menjawab teleponnya?"Lantaran pengeras suara telah diaktifkan, jadi Bos Zafran dan lainnya tentu mendengar suara itu.Steven tercengang. Dia tahu itu suara ayahnya. Namun, kenapa ayahnya mendadak memanggil Bos Zafran? Apa yang terjadi sebenarnya?Yang mana Bos Zafran?Tunggu! Steven mendadak merasakan firasat buruk. Sedari tadi, dia terus merasa pria di hadapannya ini familier. Ternyata dia pernah melihatnya di televisi.Bukankah ini bos besar mereka di Cewadi?Orang yang barusan menendangnya adalah Bos Zafran, keberadaan menakutkan yang bisa menghancurkan Keluarga Ravindra hanya dengan satu kalimat.Terlebih, dikabarkan Bos Zafran juga termasuk orang yang kejam. Pantas saja, Raja Naga bisa bertindak seperti itu. Hal ini tentu membuat Steven makin ketakutan.Sudah pasti dia akan babak belur kali ini!Ber
"A ... apa ...."Wajah Steven berubah pucat. Dia tidak percaya dengan perkataan ayahnya barusan. Keluarga mereka mendapat masalah karena telah memprovokasi orang berkuasa. Bahkan, keluarga mereka sekarang sudah hampir hancur.Tunggu. Siapa yang ayahnya bilang barusan? Raja Naga?Bukankah pria itu barusan memanggil bocah itu dengan sebutan Raja Naga? Mungkinkah dia itu Raja Naga?Tidak mungkin. Pasti ada yang keliru di sini.Steven tidak bisa menerima kenyataan ini dan langsung bertanya, "Ayah, siapa yang kamu bicarakan? Raja Naga? Siapa dia sebenarnya?""Hais, Raja Naga ini sangat misterius. Meski aku hanya pernah dengar namanya, sebagai pemimpin Sekte Naga, pengaruh dan posisinya sangat menakutkan. Bahkan, Bos Zafran pun harus menuruti perintahnya.""Apalagi, berdasarkan rumor yang beredar, Raja Naga Sekte Naga yang baru saja mengambil alih sangatlah muda," kata Fahar dengan getir. Dia tidak mengerti kenapa Raja Naga mau bertindak seperti itu? Apalagi, dia tidak pernah memprovokasi Ra
Tobi tampak murah hati. Terutama kepada orangnya sendiri. Dia selalu memperlakukan mereka dengan baik.Bos Zafran tertegun. Ada kilatan keterkejutan di wajahnya. Dia kemudian berkata dengan penuh semangat, "Anggur tahun 1945? Itu anggur merah terbaik. Bahkan, nggak terbeli lagi sekarang. Waktu lelang dulu terjual dengan harga enam miliar lebih."Saat mendengar percakapan mereka, Steven tampak terpana.Dia suka minum anggur merah, jadi dia pernah mendengar tentang hal ini. Hanya saja, dia masih tidak percaya.Saat teringat dengan anggur yang dikeluarkan Tobi dan anggur merah tadi, dia kini merasa Tobi kemungkinan berasal dari keluarga kaya. Mungkin hanya ayahnya yang bisa menghadapinyaShinta dan keluarganya juga tercengang. Tak disangka, Tobi punya anggur merah senilai miliaran.Ini berarti Tobi sangat kaya. Meski anggur-anggur itu pemberian dari orang lain, dia juga harus punya status tinggi. Jika tidak, mana mungkin orang akan memberinya secara cuma-cuma?Umumnya, ayahnya Shinta dan
Bos Zafran mengira dia salah mengenali orang. Hanya saja, berdasarkan ingatannya, apalagi pertemuan terakhir mereka meninggalkan kesan dalam, jadi dia tidak mungkin salah.Apalagi, pelayan berdiri mematung di sana. Yang memberinya kesempatan untuk melihat dengan jelas dan memastikan dengan cepat.Benar. Itu adalah Raja Naga!Ada kegembiraan di wajahnya. Bagi anggota Sekte Naga, Raja Naga adalah eksistensi yang sangat hebat.Tobi memperhatikan pelayan itu dan berkata dengan tenang, "Letakkan makanannya. Jangan panggil polisi. Kalau kamu ingin melaporkan masalah ini, beri tahu bosmu saja.""Baik!"Pelayan itu mengangguk dan meninggalkan ruangan itu dengan hati-hati.Lantaran bosnya sudah memberitahunya bahwa orang yang memesan ruang VIP ini punya latar belakang yang hebat dan harus dilayani dengan baik. Setelah mendengar itu, dia tentu tidak berani sembarangan lagi.Terutama karena restoran ini milik Grup Toranda. Bisa dikatakan, Tobi juga termasuk pewaris Grup Toranda.Bos Zafran mengik
Lagi pula, kondisi Steven sekarang sudah sangat menyedihkan. Jika dia masih berani menyerangnya, Tobi pasti akan berakhir celaka nantinya.Jadi, Steven langsung memperlihatkan ekspresi marah dan berkata dengan bangga, "Jangan bermimpi. Aku nggak mungkin meminta pengampunan dari orang sepertimu.""Bagus. Kalau begitu, aku akan lumpuhkan satu tanganmu." Tobi terlihat tenang dan menggerakkan kakinya dengan ringan, menghadap salah satu tangan Steven.Kemudian, mengerahkan kekuatannya.Tanpa ada keraguan sedikit pun.Argh!Steven kembali mengeluarkan lengkingan tajam yang menyakitkan."Jangan!"Ayahnya Shinta cemas dan buru-buru berkata kepada putrinya, "Shinta, mengapa kamu masih berdiri di sana? Cepat nasihati Tobi dan suruh dia berhenti!"Shinta teringat dengan kesombongan dan penghinaan Steven terhadap Kak Tobi barusan. Bukan saja tidak menuruti perkataan ayahnya, dia juga berkata dengan dingin, "Dia sendiri yang cari mati. Mengapa aku harus menasihati Kak Tobi?""Kamu, kamu bodoh!""Pu
"Aku nggak percaya.""Pecundang sepertimu masih belum punya kemampuan sehebat itu.""Bagaimana kalau kamu mencobanya?" Tobi mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya. Si bodoh ini masih tidak berlagak di sini. Sepertinya dia harus melakukan kekerasan kali ini."Oke. Kamu sendiri yang cari mati."Demi pamer, Steven sempat mencari beberapa ahli seni bela diri dan mempelajari beberapa trik. Hanya saja, dia malas dan tidak tahan lelah, apalagi tidak ada kultivator hebat yang mengajarinya.Dia hanya berhasil belajar sedikit ilmu bela diri. Bisa dikatakan, kekuatannya jelas lebih baik dibandingkan orang biasa. Setidaknya, dia bisa mengalahkan dua orang awam."Majulah ke depan, satu lawan satu. Kecuali kamu berlutut dan memohon pengampunan, kalau nggak, jangan harap ada yang bisa menghentikan pertarungan ini," kata Steven dengan sombong."Oke!"Tobi pun maju ke depan.Ayahnya Shinta dan yang lainnya ragu-ragu sejenak. Ya sudah, karena Tobi sendiri yang cari masalah, mereka juga tidak bis
"...."Semua orang tampak marah. Begitu pula dengan Jensen. Namun, dia tahu pengaruh besar Bos Zafran di Cewadi. Berdasarkan kekuatan Bos Zafran, jika dia berani mengambil tindakan, Keluarga Ravindra pasti akan hancur.Hanya saja, dia benar-benar tidak mengerti. Kapan Keluarga Ravindra memprovokasi Raja Naga itu?Keluarga Ravindra juga bukannya tidak tahu diri, jadi mana mungkin mereka bisa memprovokasi orang hebat seperti itu?Tepat di saat ini, ponsel Kamran berdering. Saat menyadari itu panggilan dari Pak Haryo, dia segera berdiri dan menyapa dengan hormat, "Pak Haryo!""Bagaimana pembahasan kerja samanya?"Pak Haryo tahu Bos Zafran punya pengaruh kuat dan juga dukungan dari Sekte Naga. Jika bisa diperkenalkan, akan sangat bermanfaat bagi perkembangan Kota Doma.Jika Kota Doma bisa berkembang, bukankah itu akan menjadi persyaratan bagus baginya untuk dipromosikan ke depannya?Mendengar itu, Kamran buru-buru berkata, "Hmm, terjadi sedikit masalah di sini."Dia segera menjelaskan situ