Share

2. Menemukan Lixue

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-13 23:39:06

Angin bertiup lembut membawa udara dingin yang menusuk hingga ke tulang. Para prajurit dengan baju tambahan berupa jubah tebal dari bulu binatang membungkus tubuh mereka. Namun, rasa dingin masih saja berhasil menyentuh kulit yang tak terlindung. Salah satu dari mereka melepaskan jubah tebal yang terbuat dari bulu binatang.

“Yang benar saja, danau ini pasti dingin sekali,” protes prajurit yang dipaksa untuk masuk ke dalam danau oleh rekan-rekannya.

Mereka melakukan undian untuk memutuskan siapa yang masuk ke dalam danau. Mereka mencari harpa ajaib yang kabarnya ada di sekitar tempat ini. Sebuah kisah dongeng tentang Istana Es yang tenggelam di danau tersebut membuat mereka dipaksa mencari keberadaannya. Mereka harus memeriksa dasar danau untuk melihat istana tersebut benar-benar ada, termasuk mencari keberadaan harpa.

Kedua prajurit yang kalah saat melakukan undian dengan terpaksa masuk ke dalam air. Sebelumnya keduanya diberikan barrier pelindung untuk melindungi mereka dari dinginnya air dan juga tetap bisa bernapas saat menyelam. Sementara mereka yang berada di permukaan menunggu sambil terus menggosok kedua tangannya untuk mendapatkan kehangatan.

“Apa yang dipikirkan Tuan Leiz, meminta kita mencari harpa di tengah cuaca dingin seperti ini?”

Prajurit di sebelahnya terlihat menghembuskan napasnya di kedua tangan, uap mengepul dari mulutnya. “Dia terus saja berbicara tentang harpa, harpa ajaib katanya,” balas prajurit tersebut.

Helaan napas panjang terdengar dari seorang prajurit. “Aku benar-benar tidak percaya Tuan Leiz mempercayai cerita dongeng.”

Mereka sudah hampir satu bulan berada di benua itu. Sebuah benua yang terpisah dari benua utama. Benua ini tertutup es abadi dan hampir tidak ada penghuni. Banyak prajurit yang menganggap Penasehat Kerajaan Leiz Schwarz sudah kehilangan akal sehatnya karena terus mencari benda dalam dongeng.

Harpa ajaib dari negeri para elf, harpa itu diyakini memiliki kemampuan untuk mengembalikan kesuburan tanah. Sebuah harapan tanah yang sudah terkontaminasi dapat kembali pulih setelah usahanya memanggil Raja Kegelapan gagal. Suara dentingan harpa yang bernah terdengar di benua tak berpenghuni ini membuat kisah harpa ajaib kembali mencuat. Hal itu pula yang diyakini oleh Leiz hingga dia mengerahkan prajurit kerajaan untuk mencari benda ajaib tersebut.

“Cepat tarik talinya!” seru salah satu dari prajurit tersebut.

Angin semakin kencang saat tali yang mereka ikatkan pada kedua prajurit yang menyelam ke dalam danau bergerak-gerak. Mereka menarik tali tersebut bersama-sama. Sesuatu yang ganjil terasa, tali itu terlalu berat saat ditarik, bahkan ada sepuluh prajurit yang menariknya dengan susah payah.

“Apa itu!” seru mereka yang berada di permukaan.

Kedua prajurit yang menyelam membawa naik sebongkah es seukuran manusia. Mereka membawa makhluk penghuni benua ini. Di dalam balok es tersebut terlihat sosok asing yang berbeda dengan penghuni benua utama.

“Lihat, rambutnya putih,” ucap salah satu prajurit yang mendekati balok es tersebut.

Salah satu dari prajurit tersebut berteriak, “Hubungi Tuan Leiz, katakan kita menemukan apa yang dia cari!”

Dua prajurit mengangguk dan berlari ke arah berlawanan dari danau tempat mereka bekerja. Keduanya menuju sebuah rumah semi permanen yang dibangun mendadak di tempat itu satu bulan yang lalu.

“Tuan ... Tuan Leiz!” teriak prajurit tersebut. Dia memberi salam kepada pria yang menjadi atasannya sebelum melapor.

“Ada apa?” balas pria tersebut saat melihat dua orang prajurit datang menghadap dirinya.

“Kami menemukan sebuah balok es yang di dalamnya terdapat seorang pemuda dengan rambut seputih salju,” jawab salah satu dari keduanya.

Pria yang sudah memiliki usia lebih dari satu abad itu mulai berdiri lalu berjalan mendekati pria pembawa pesan. “Kau bilang apa?”

“Kami menemukan seorang pemuda yang membeku di danau,” ucap pria itu sedikit terbata dan bergetar melihat Leiz yang menatapnya tajam.

Pria dengan rambut mulai memutih sebagian itu berdiri tegak, senyumannya terkembang. Akan tetapi kedua prajurit yang ada di depan Leiz bergidik melihat lengkungan tipis menyerupai seringai yang dilanjutkan dengan tawa lepas.

“Akhirnya ketemu juga,” ucap Leiz dengan senangnya, “apa dia membawa harpa?” tanya Leiz selanjutnya menatap pria yang menyampaikan pesan. Matanya menatap keduanya bergantian. Sementara kedua prajurit itu hanya menggelengkan kepala.

“Tidak ada!” teriak Leiz geram, dia langsung meninggalkan pembawa pesan.

Leiz berjalan tergesa-gesa serta sedikit berlari menuju tempat pemuda yang ditemukan prajuritnya. Leiz berhenti dan mengamati sebuah balok es besar seukuran manusia. Seperti yang dikatakan pembawa pesan, pemuda dalam balok es tersebut memiliki rambut putih seputih salju.

“Lixue,” gumam Leiz memperhatikan bongkahan balok es bening yang membungkus pemuda tersebut. Dia pun mendekat dan menyentuh balok es besar tersebut dan perlahan es tersebut mencair.

“Apa ini, dia bahkan tidak basah meskipun tenggelam,” batin Leiz memperhatikan pakaian pemuda yang diduga sebagai Lixue tersebut. Leiz mendekatkan tangannya hingga menyentuh sesuatu yang tak kasat mata menyelubungi pemuda tersebut.

“Barrier,” gumamnya.

“Tuan Leiz.” Seorang prajurit memberanikan diri memanggil pria dengan rambut yang sebagian sudah memutih. Pria yang dia panggil menoleh dengan kesal.

“Ada apa?” jawab Leiz menoleh ke arah prajurit tersebut.

Prajurit tersebut menunjuk ke arah lain dan mata Leiz mengikuti ke arah yang ditunjukkan, matanya menyipit dan melihat sekelebat bayangan dari jauh.

“Blackdragon, apa yang dia lakukan di sini,” gumam Leiz saat melihat sosok familier yang baru saja masuk ke dalam hutan. Leiz berbalik lalu mengangkat pemuda di depannya seorang diri.

“Siapkan kereta kuda, kita kembali ke istana sekarang!” perintah Leiz.

“Baik!” jawab serentak prajurit yang berada di sekitar Leiz.

Mereka bergegas mengemasi semua perlengkapan dan menyiapkan kereta kuda. Sementara itu Leiz membawa pemuda itu ke tempat peristirahatannya. Dia meletakkan pemuda itu di atas tempat tidur secara perlahan. Tangan Leiz menyentuh sebuah anak panah di punggung pemuda itu.

“Tidak salah lagi, dia pasti Lixue, tetapi di mana harpanya?” gumam Leiz. Dia mencabut anak panah tersebut dan seketika barrier pelindung pemuda itu menghilang.

Leiz memperhatikan pemuda itu perlahan membuka matanya. Dia masih belum merespon keberadaan Leiz yang duduk di pinggir tempat tidurnya.

“Di mana ini?” ucap pemuda itu menoleh ke arah Leiz lalu kembali memindai ruangan asing tempatnya berada saat ini.

“Tenanglah, kau aman,” balas Leiz dengan ramah.

Leiz terlihat seperti seorang kakek yang penyayang dan lembut, dia membelai pemuda itu untuk menenangkannya.

“Tuan Leiz!”

Seorang prajurit masuk tanpa mengetuk pintu membuat pemuda yang baru saja siuman tersebut menjadi waspada. Matanya nyalang dan dalam sekejab dia membekukan prajurit tersebut. Pemuda itu masih siaga saat Leiz ternganga melihat kecepatan serangannya.

“Es, kekuatan es yang luar biasa,” gumam Leiz memperhatikan pemuda di sebelahnya yang saat ini sudah mengubah posisinya. Dia tidak lagi berbaring, tetapi sudah membuat kuda-kuda untuk siap menyerang.

“Tenang,” ucap Leiz berusaha membuat pemuda di depannya tenang. “bisakah kau mengembalikan pria itu? Dia anak buahku,” pinta Leiz berhati-hati bicara karena pemuda di depannya bukanlah orang biasa.

Pemuda itu menatap Leiz. Sesaat kemudian dia kembali rileks dan mengembalikan prajurit tersebut seperti semula. Prajurit itu melihat kode yang diberikan Leiz dan segera meninggalkan ruangan tersebut.

“Siapa namamu?” tanya Leiz perlahan.

Pemuda itu tidak langsung menjawab, dia memperhatikan ruangan tempatnya berada saat ini, setelah merasa aman, pemuda itu duduk kembali di sebelah Leiz.

“Lixue,” jawab pemuda itu, “ada yang mengejarku,” lanjutnya. Pemuda bernama Lixue itu terdiam seperti sedang berpikir. “Aku terjatuh.”

Pemuda itu terlihat bingung, dia kembali menatap Leiz dengan sepasang mata bulat kehitaman lalu bertanya, “Siapa Anda?”

“Namaku Leiz. Anak buahku yang menemukanmu tenggelam di dasar danau,” balas Leiz.

“Kau mencari harpa?” tanya Lixue masih menatap Leiz.

Leiz tersenyum lembut, dia melepas jubah tebal dari bulu binatang dan memakaikannya ke tubuh ramping Lixue. “Lebih baik pulihkan dirimu, kau terlihat kedinginan,” ucap Leiz sebelum melanjutkan menjawab pertanyaan Lixue dia memanggil pelayannya untuk menyiapkan semangkok sup hangat.

“Menurutmu, apa aku mengincar harpamu?” tanya Leiz. dia melihat Lixue mengeratkan jubah pemberiannya. senyuman Leiz terkembang.

Seorang pelayan masuk dengan semangkok sup yang diberikan kepada Leiz. “Makanlah, kau perlu menghangatkan tubuhmu terutama perutmu yang kosong selama ini,” ucap Leiz. Dia hendak menyuapi Lixue, tetapi pemuda itu menolak dan mengambil mangkok tersebut dan memakannya sendiri.

“Terima kasih atas kebaikan Anda,” balas Lixue berusaha memberikan sebuah senyuman. Dia masih belum bisa mempercayai pria tua di depannya. Namun, kebaikan kecil Leiz meluluhkan hati Lixue.

“Aku memerlukan harpa itu untuk rakyatku. Tanah kami tandus dan mereka mulai kelaparan,” lanjut Leiz dengan wajah memelas, menunjukkan kepeduliannya kepada rakyat kecil yang kelaparan.

“Apakah itu benar?” sambung Lixue, dia tidak percaya sebelum melihat dengan mata kepalanya sendiri.

Leiz tersenyum lembut dan menepuk pundak Lixue. “Aku tidak akan memaksamu, kau tidak perlu terburu-buru, satu hal saja yang perlu kau ingat berhati-hatilah dengan keluarga Blackdragon. Merekalah yang mengincar harpamu.” Leiz memberikan informasi palsu tentang keluarga Blackdragon.

Senyuman Leiz mulai terkembang saat Lixue terlihat mulai nyaman bersamanya. “Kau akan memberikan harpa itu untukku tanpa perlu kupinta,” batin Leiz merasa yakin.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rai Seika
teka teki? emang ada?
goodnovel comment avatar
Sari N
keren kak. penuh teka-teki. baca terus sambil belajar sedikit2 ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   3. Ragu

    Kedua bocah kembar semakin memperhatikan Rafael yang membacakan cerita hingga keduanya menoleh karena suara dehaman di belakang mereka.“Sudah malam, sebaiknya kalian tidur,” ucap Alden dengan lembut membelai puncak kepala kedua anak kembar itu.“Baik, Kek,” sahut kedunya segera bangkit dan berlari menuju kamarnya.Yui menoleh dan melihat Kakek Alden masih berbincang dengan Rafael. Pria jangkung yang lebih tua itu duduk di sebelah Rafael. Entah apa yang mereka bicarakan, paman dari gadis yang kini sedang memperhatikannya terlihat membuang muka seakan apa yang sedang mereka bicarakan bukanlah hal yang menyenangkan.“Yui, ayo!” ajak Yuan memanggil kembarannya untuk segera ke kamar.“Hei, menurutmu apa cerita itu benar?” tanya Yui menyusul Yuan dan mereka berjalan bersama menuju ke kamar mereka.“Aku tidak tahu, tapi ada yang aneh dengan cerita Istana Es. Kisahnya menggantung dengan akhir yang menimbulkan banyak pertanyaan. Mungkin saja itu kisah nyata atau hanya rekaan,” jawab Yuan.Mer

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   4. Tanah Hitam

    “Kalian sudah siap?” Rafael sudah menunggu keduanya dan membukakan pintu kereta kuda. Sebuah kereta kuda dengan warna hitam pekat disertai ukiran naga berwarna keemasan.“Paman ikut?” sahut Yui menatap pria jangkung di depannya. Sebuah anggukan membuat gadis kecil itu tersenyum senang. Dia memasuki kereta kuda dan membuka sedikit tirai dari dalam, memperhatikan pria yang baru saja membantunya menaiki kereta. Rafael, di mata Yui terlihat begitu tampan. Sementara pemuda di sebelahnya berpikir hal lain. Yuan, dia hanya bisa menghela napas berat dan duduk di sebelah Yui. “Mau sampai kapan dia mencuri pandang seperti itu, kenapa tidak terus terang saja,” batin Yuan. Wajah memerah Yui cukup mengganggu pikirannya.“Yuan, apa Kak Razen tidak berlebihan?” ucap Yui melihat sekelompok orang datang di pimpin oleh Razen.Razen dengan pasukan di belakangnya telah siap mengantar Pangeran Yuan dan Putri Yui ke istana. Dia adalah salah satu jenderal di Kerajaan Kegelapan yang telah mendapatkan posisi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   5. Kandidat Raja

    “Dan kandidat lain untuk menjadi raja, aku mencalonkan diriku sendiri,” ucap Leiz dengan lantang.Sorakan pendukung Leiz terdengar riuh memenuhi ruangan, hanya sebagian kecil saja yang tetap diam. Mereka diam-diam memihak kubu yang lain.“Tuan Leiz, kita memilih raja bukan berdasarkan suara, tapi kepantasannya,” sela Razen hingga suara sorakan tiba-tiba menjadi hening.“Apa maksudmu, Jenderal Razen?” Mata Leiz menatap Razen seakan ingin menembus jantungnya dan menghakimi pria ini yang telah berani bersuara.Semua mata kini memandang Razen yang sengaja membuat perselisihan dengan Penasehat Kerajaan Leiz Schwarz. Mereka menunggu penjelasan dari Razen.“Pangeran Yuan, dia pantas menjadi raja, bukan Anda, Tuan Leiz Schwarz,” ucap Razen dengan berani mendekat ke arah podium supaya terlihat jelas oleh seluruh tamu undangan. “Karena dia memiliki kemampuan yang sudah kita tunggu selama ini, kekuatan pemurnian,” lanjut Razen dengan lantang sehingga semua orang mendengar dengan jelas ucapannya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   6. Kesalahpahaman

    “Apa kau ingin menipu kami?” Razen menatap Leiz, sudut bibirnya tertarik sedikit seakan dia sedang mendapatkan sesuatu yang menarik.Sementara pria dengan jubah menjuntai dan rambut yang sudah mulai berubah warna tersenyum ramah menatap Razen penuh arti. “Apa yang kau pikirkan, Jenderal Razen?” Leiz nampak santai dengan ucapan Razen.“Bunga itu, yang kau lakukan bukan pemurnian!” ucap lantang Razen hingga terdengar ke jelas. Aula menjadi riuh oleh suara-suara bisikan para tamu undangan.“Kalau begitu seperti apa pemurnian yang benar? Sudah 200 tahun dunia ini tidak tersentuh kekuatan raja,” balas Leiz. Pria ini sengaja, dia sengaja ingin menjebak Yuan untuk menunjukkan kekuatannya. Dia tahu kontaminasi di sekitar istana tidak akan bisa dimurnikan dengan kekuatan Yuan saat ini. Pekatnya kontaminasi bahkan membuat udara di sekitar istana terasa berat.Razen menatap Yuan, dia merasa salah langkah dan terlihat gugup dengan ucapan Leiz. Sorot matanya mengisyaratkan permintaan maaf dan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   7. Sesuatu yang Tersembunyi

    Rafael menoleh sekilas dan melihat Razen bersama dengan Xavier. Mereka berdua bekerjasama untuk membantunya kabur dari istana. Serangan pasukan istana ternyata tak berhenti begitu saja. Pasukan pemanah yang berada di atas benteng pertahanan istana mengarahkan anak panahnya kembali. Meskipun Xavier membantu, beberapa anak panah masih lolos dan melesat ke arah Fury, terutama beberapa pemanah berbakat yang memiliki kemampuan panah energi.“Fury menghindar!” teriak Rafael yang merasakan panah energi menyerang. Naga hitam itu bermanuver menghindari panah tersebut. Sayangnya satu anak panah mengenai sayap Fury sehingga terbang tidak seimbang.Angin terasa begitu kencang saat naga hitam itu kehilangan keseimbangan dan meluncur karena tarikan gravitasi yang kuat. Yui berpegang pada leher Fury, sementara Yuan berada di belakangnya memeluk erat. Rafael berusaha melindungi kedua anak kembar tersebut.“Ugh,” erang Rafael merasakan sakit pada lukanya. Dia merasa pandangannya mulai kabur dan tubuhn

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   8. Pantulan Cermin

    Sinar matahari menerobos kamar Rafael. Pria jangkung dengan rambut hitam itu menutup wajahnya dengan bantal karena diusik oleh hangatnya cahaya mentari. Sengatan panas sinar sang surya membuat pria yang masih ingin terlelap dalam buaian mimpi menjadi kesal. Kesal dengan perlindungan yang ternyata tidak mempan, dia pun terpaksa bangun. Saat matanya sudah terbiasa dengan cahaya terang kamar, pria ini menatap benda yang baru saja terpasang di dinding kamarnya tadi malam.“Cermin, apa harus membaca mantra seperti ratu jahat. Cermin-cermin di dinding siapakah yang paling cantik di dunia ini ....”Rafael tiba-tiba tertawa sendiri dengan pemikirannya. Dia pun menyibakkan selimut dan mendekati cermin tersebut. Berdiri di depan cermin lalu menyugar rambutnya yang berantakan.“Dilihat dari mana pun aku ini ganteng, lihat saja, sempurna,” ucap Rafael pada cermin di depannya. Bayangan yang menunjukkan dirinya terpantul dengan jelas. Sosok yang dikagumi kaum hawa, hanya saja dirinya sendiri yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   9. Tamu di Pagi Hari

    Yuan menghentikan aktivitasnya setelah mendengar suara derap langkah kaki kuda. Dia mendongak untuk melihat siapa yang datang sepagi ini. Matanya tertuju pada panji-panji yang berkibar. Di bagian paling depan, dua pria berpakaian kontras hitam dan kehijauan. Yuan mengenali keduanya sebagai Jenderal Razen dan Xavier.“Siapa mereka?” Yui yang berada di samping Yuan ikut penasaran. Kereta kuda tersebut melaju dengan kecepatan sedang di kawal dengan pengawal yang mengenakan seragam senada dengan warna panji-panji mereka.“Bukankah itu lambang Pertanian Besar?” Yuan menunjuk salah satu panji yang dia kenal.Keduanya berlari menuju ke gerbang Kediaman Blackdragon. Mereka berdua berhenti dan bergabung dengan Rafael yang sudah berdiri di dekat gerbang. Mereka bertiga menyambut tamu yang datang terlalu pagi. Jenderal Razen dan Xavier turun dari kudanya kemudian memberi salam. Selanjutnya mereka yang berada di dalam kereta kuda turun kemudian memberi salam bersama dengan para pengikutnya. Pelay

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   10. Perpustakaan

    “Kalian berdua suka membaca buku ‘kan, pergilah ke perpustakaan,” ucap Alden sembari mengulurkan sebuah token ke arah Yuan. Mereka membawa Rafael dan meninggalkan dua anak kembar yang tidak diperbolehkan ikut.“Lagi-lagi,” gerutu Yui setelah tidak melihat ketiganya di depan mata.“Yui, ayo ke perpustakaan,” ajak Yuan menarik lengan gadis manis di sebelahnya.“Untuk apa? Lihat mereka! Hanya karena kita belum dewasa lalu ....”Yuan menarik Yui dengan paksa dan sedikit menyeret gadis itu, dia tidak peduli dengan kembarannya yang meronta dan berusaha melepaskan pegangan tangannya. Seakan sudah dipersiapkan, seorang pelayan membukakan pintu kereta kuda. Dua orang pengawal berada di sisi kanan dan kiri kereta kuda tersebut.“Silakan, Pangeran dan Putri,” ucap ramah pelayan tersebut.Mata gadis manis itu menatap tajam kemudian memalingkan muka dan mendengkus.“Ke perpustakaan kota,” pinta Yuan dan kusir kereta tersebut menjalankan kereta.“Yuan!” teriak Yui dengan kesal.“Aku tahu kau ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06

Bab terbaru

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   263. Suara Harpa

    Yui dan Yuan berdiri di luar dinding istana, hembusan angin lembut membelai rambut mereka. Jemari mereka dengan hati-hati menaburkan benih-benih ajaib dari dunia atas ke tanah yang dahulu gersang. Di bawah sentuhan mereka, dunia bawah yang dulunya kelam kini dipenuhi berbagai warna—hijau rumput yang merayap, kuning keemasan bunga-bunga liar, segala macam tanaman mulai mengular dari dalam tanah. Yui menoleh, alisnya berkerut melihat saudaranya. "Yuan, kau tidak apa-apa?" tanyanya, memperhatikan kembarannya yang tengah memainkan harpa keemasan—benda legendaris yang diperebutkan banyak makhluk.Yuan menggeleng pelan, jemarinya masih menari di atas senar harpa. "Tidak apa-apa," jawabnya singkat, matanya tetap terfokus pada alat musik di tangannya.Kebangkitan Yuan beberapa waktu lalu sungguh menggemparkan seluruh kerajaan. Bukan hanya wujudnya yang telah berubah sempurna sebagai raja kegelapan, tetapi juga reaksi tidak biasa dari harpa ajaib tersebut. Harpa keemasan itu bersinar terang,

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   262. Benih Kebangkitan

    Cahaya keemasan menyusup di antara dedaunan saat Raja Arlen membimbing Yui menyusuri jalan setapak menuju area tidak jauh dari Pohon Kehidupan. Angin lembut menerbangkan helaian rambut Yui, sementara matanya menangkap sosok Rafael yang tengah berbincang serius dengan Moura di kejauhan, wajah keduanya tampak khidmat di bawah naungan cabang-cabang raksasa."Sebelah sini," ujar Raja Arlen sambil menunjuk dengan jemarinya yang panjang dan ramping. Jubah kerajaannya berdesir lembut menyapu rumput saat ia memimpin Yui menuju sebuah pondok mungil yang hampir tersembunyi di balik rimbunnya aneka bunga warna-warni. Aroma manis nektar merebak di udara, menggelitik indra penciuman.Pintu pondok terbuka dengan derit pelan. Seorang pria melangkah keluar, mengenakan tunik berwarna lumut khas kaum elf yang melekat sempurna di tubuhnya. Namun, tidak seperti para elf lainnya, telinga pria itu tidak meruncing dan wajahnya tidak memancarkan keanggunan abadi yang biasa dimiliki kaum elf."Yoru!" pekik Y

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   261. Undangan

    Yui mendarat dengan lincah setelah melompat dari punggung Fury, naga hitam milik Rafael. Rambut panjangnya melambai tertiup angin saat kakinya menyentuh tanah. Matanya berbinar melihat sosok yang telah menunggunya."Kakak!"Yui menghambur ke pelukan Yuasa, jemarinya mencengkeram erat jubah sang kakak sementara aroma khas dedaunan segar menguar dari tubuh Yuasa. Mata keduanya berkaca-kaca, pertemuan yang menggetarkan jiwa setelah sekian lama terpisah."Kau baik-baik saja, Yui? Bagaimana tubuhmu setelah bangkit kembali?" tanya Yuasa sambil meneliti setiap inci wajah adiknya. Jemarinya yang ramping menyentuh pipi Yui, memancarkan energi keemasan yang menelusuri setiap sel dalam tubuh sang adik. "Setelah semua ini selesai, biarkan kakak menyembuhkanmu."Dahi Yuasa berkerut dalam. Sensasi dingin menjalar dari tubuh Yui—sesuatu yang sangat janggal. Api Suzaku yang seharusnya berkobar hangat kini terasa beku seperti es abadi."Tentu, untuk saat ini kakak fokus saja dengan pernikahan. Urusan

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   260. Malam Berbintang

    Malam di Kota Naga. Bintang-bintang bertaburan seperti permata di langit malam Kota Naga. Rafael berdiri sendirian di balkon gedung tertinggi, kedua tangannya mencengkeram pagar besi yang dingin sementara matanya menelusuri konstelasi-konstelasi yang berkilauan. Hembusan angin malam meniup rambut gelapnya, mengirimkan sensasi dingin yang menusuk tulang, namun Rafael tak bergeming.Suara langkah kaki lembut terdengar di belakangnya. Rafael menoleh, alisnya terangkat saat mengenali sosok yang mendekat."Yuichi?"Sosok itu tersenyum. Wajahnya merupakan versi maskulin dari Yui, garis rahang yang sama, mata yang sama, tetapi dengan ketegasan yang hanya dimiliki seorang ayah."Sendirian?" tanya Yuichi, suaranya merdu membelah keheningan malam.Rafael mengangguk pelan, lalu menggerakkan tangannya ke arah kursi kosong di sampingnya. Yuichi melangkah maju dan duduk, jubah hitamnya melambai pelan tertiup angin."Malam ini indah meskipun tanpa bulan," ucap Rafael, matanya kembali menatap cakraw

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   259. Kebangkitan

    Bunga putih mungil bertebaran di aula, mirip kepingan dandelion yang rapuh. Setiap tamu berjalan perlahan, meletakkan bunga kecil tanda penghormatan terakhir. Bunga-bunga itu mencerminkan ketangguhan luar biasa, seperti kehidupan yang bertahan di balik kerasnya dunia bawah, membisu namun tak terkalahkan. Mereka menyebutnya bunga bintang roh. Eirlys menatap Yuan yang terpejam, sosoknya tenang seakan tertidur lelap. Alunan harpa mengalir lembut memenuhi aula, melukiskan kesedihan yang mencekam setiap sudut ruang. Matanya menyipit saat menyadari bunga putih di dekat Yuan mulai membeku, embun es merangkak perlahan mengubah kelopak menjadi kristal dingin. Hawa sejuk mulai merambat, menusuk tulang."Mungkinkah?!"Dalam sekejap, Eirlys bangkit dari tempatnya. Langkahnya cepat mendekati peti kaca tempat Yuan dibaringkan. Jemarinya mendorong penutup tebal dengan tekad membara. Jantungnya berdebar dengan kencang, sebuah api harapan muncul. "Putri Eirlys, relakan Yang Mulia!" Xavier bergerak c

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   258. Kepergian sang Raja

    Senar harpa emas kaum elf bergetar lembut, berbeda dari instrumen biasa. Energi yang digunakan untuk menggerakkan senar ini sangat banyak. Eirlys membiarkan jemarinya terkulai di atas senar, tenaga terampas habis. Napasnya terengah-engah, seakan udara di sekitarnya menghisap oksigen dari paru-parunya."Eirlys!" Lixue melompat mendekati, gemetar mengambil harpa keemasan dari tangan sang adik. Dengan lembut, dia meletakkan instrumen berkilau itu di meja terdekat. "Istirahatlah sekarang." Lengannya melingkari pinggang Eirlys, memapah tubuh lemah itu menuju kursi panjang. Dengan hati-hati, dia mengangkat kaki adiknya dan membiarkan Eirlys setengah berbaring."Kak, bagaimana Yuan?" bisik Eirlys, kekhawatiran menembus kelelahan yang menyelimutinya.Lixue menggenggam tangan adiknya, mencoba menenangkan. "Dia akan baik-baik saja. Ingat, Tuan Xavier dan Tuan Ernest sedang menyiapkan ramuan untuknya." Dalam hati, dia berdoa agar takdir berkata lain. “Semoga Yuan bertahan, setidaknya biarkan Eir

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   257. Liontin Lenora

    Jalanan di depan Yuan terlihat asing. Jalan dengan bebatuan hitam, meskipun itu batu, tetapi tidak terasa seperti batu biasa. Dia mengamati orang-orang yang berjalan menuju ke satu arah yang sama, sebuah gerbang besar di ujung jalan, gerbang yang tidak terlihat jelas tulisan namanya. Yuan masih sangat jauh dari gerbang itu. “Akhirnya perjalanan terakhir,” gumam Yuan yang tahu di mana dia sekarang. Dunia orang mati. Kaki Yuan berhenti melangkah saat seorang wanita dengan jubah putih berdiri di hadapannya, muncul begitu saja hingga dia hampir jatuh tersungkur karena kaget. “Lenora!”“Pangeran Yuan, apa yang Anda lakukan di sini!” Suara Lenora terdengar penuh kekesalan dan amarah seakan dia sedang memarahi seorang anak nakal. “Hah?” Reaksi Yuan mendengar ucapan Lenora. Dia tidak tahu harus menjawab apa, tentu saja dia di sini karena nyawanya sudah terpisah dari tubuhnya. “Kuulangi, Pangeran, ah tidak, Yang Mulia Raja Yuan, kembalilah sekarang juga!” Lenora berkata dengan nada lebih

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   256. Gunjingan

    “Apa aliran air ini sudah dimantrai?” tanya pria yang menampilkan lengan hitamnya. Dia mengambil air dan menyiramkannya ke tangan hitamnya. “Mantra Genbu dari Putri Yui. Dengan adanya mantra ini tidak akan ada pencurian air untuk kepentingan pribadi yang ingin menjual air ini.” Penjaga itu kemudian terlihat menghela napas panjang sebelum kembali berbicara. “Sayangnya, kabar buruk terdengar di istana. Kabarnya Yang mulia saat ini dalam kondisi kritis.” Mendengar penuturan penjaga tersebut, pria yang sepanjang jalan selalu memberikan argumen tidak menyukai raja yang sekarang terlihat marah. “Apa katamu! Lalu kenapa mengundang kami jika dia sendiri dalam keadaan kritis, bukankah dia tidak akan bisa menyembuhkan kami!” suara pria itu terdengar begitu keras hingga mengundang perhatian orang-orang di sekitar. “Tuan tenang saja, di istana semua sudah dipersiapkan.” Penjaga gerbang berusaha menekan amarah pria itu, tetapi tidak berhasil. “Lebih baik kita pulang saja!” Pria dengan lengan

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   255. Air di Jalanan Ibukota

    Dunia bawah lebih berwarna. Langit yang biru membawa semangat baru. Kepala desa dan para pemimpin wilayah lainnya menjalankan perintah yang diberikan Yuan, raja mereka untuk mendata dan membawa penduduk dengan tingkat kontaminasi 80 %. Mereka yang telah mengalami kontaminasi bertahun-tahun dipilah dan dibawa ke ibukota untuk bertemu langsung dengan sang raja. “Apa benar kontaminasi ini bisa hilang? Rasanya aku sudah pasrah dengan kondisi ini seumur hidupku.” Pria dengan tangan dan kaki yang sudah menghitam karena kontaminasi terlihat pesimis. Meskipun begitu, setelah menatap langit biru ada secercah harapan di hatinya. “Kalau sang raja bisa menghilangkan kontaminasi di dunia bawah, kurasa bisa juga menghilangkan kontaminasi di tubuhku.” Semua penduduk dengan tingkat kontaminasi parah sudah mulai berangkat menuju ibukota. Mereka menaruh harapan yang sangat besar kepada sang raja, harapan kesembuhan dari kontaminasi yang selama ini menyiksa diri mereka.“Kudengar sang raja masih belia

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status