Share

2. Menemukan Lixue

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-13 23:39:06

Angin bertiup lembut membawa udara dingin yang menusuk hingga ke tulang. Para prajurit dengan baju tambahan berupa jubah tebal dari bulu binatang membungkus tubuh mereka. Namun, rasa dingin masih saja berhasil menyentuh kulit yang tak terlindung. Salah satu dari mereka melepaskan jubah tebal yang terbuat dari bulu binatang.

“Yang benar saja, danau ini pasti dingin sekali,” protes prajurit yang dipaksa untuk masuk ke dalam danau oleh rekan-rekannya.

Mereka melakukan undian untuk memutuskan siapa yang masuk ke dalam danau. Mereka mencari harpa ajaib yang kabarnya ada di sekitar tempat ini. Sebuah kisah dongeng tentang Istana Es yang tenggelam di danau tersebut membuat mereka dipaksa mencari keberadaannya. Mereka harus memeriksa dasar danau untuk melihat istana tersebut benar-benar ada, termasuk mencari keberadaan harpa.

Kedua prajurit yang kalah saat melakukan undian dengan terpaksa masuk ke dalam air. Sebelumnya keduanya diberikan barrier pelindung untuk melindungi mereka dari dinginnya air dan juga tetap bisa bernapas saat menyelam. Sementara mereka yang berada di permukaan menunggu sambil terus menggosok kedua tangannya untuk mendapatkan kehangatan.

“Apa yang dipikirkan Tuan Leiz, meminta kita mencari harpa di tengah cuaca dingin seperti ini?”

Prajurit di sebelahnya terlihat menghembuskan napasnya di kedua tangan, uap mengepul dari mulutnya. “Dia terus saja berbicara tentang harpa, harpa ajaib katanya,” balas prajurit tersebut.

Helaan napas panjang terdengar dari seorang prajurit. “Aku benar-benar tidak percaya Tuan Leiz mempercayai cerita dongeng.”

Mereka sudah hampir satu bulan berada di benua itu. Sebuah benua yang terpisah dari benua utama. Benua ini tertutup es abadi dan hampir tidak ada penghuni. Banyak prajurit yang menganggap Penasehat Kerajaan Leiz Schwarz sudah kehilangan akal sehatnya karena terus mencari benda dalam dongeng.

Harpa ajaib dari negeri para elf, harpa itu diyakini memiliki kemampuan untuk mengembalikan kesuburan tanah. Sebuah harapan tanah yang sudah terkontaminasi dapat kembali pulih setelah usahanya memanggil Raja Kegelapan gagal. Suara dentingan harpa yang bernah terdengar di benua tak berpenghuni ini membuat kisah harpa ajaib kembali mencuat. Hal itu pula yang diyakini oleh Leiz hingga dia mengerahkan prajurit kerajaan untuk mencari benda ajaib tersebut.

“Cepat tarik talinya!” seru salah satu dari prajurit tersebut.

Angin semakin kencang saat tali yang mereka ikatkan pada kedua prajurit yang menyelam ke dalam danau bergerak-gerak. Mereka menarik tali tersebut bersama-sama. Sesuatu yang ganjil terasa, tali itu terlalu berat saat ditarik, bahkan ada sepuluh prajurit yang menariknya dengan susah payah.

“Apa itu!” seru mereka yang berada di permukaan.

Kedua prajurit yang menyelam membawa naik sebongkah es seukuran manusia. Mereka membawa makhluk penghuni benua ini. Di dalam balok es tersebut terlihat sosok asing yang berbeda dengan penghuni benua utama.

“Lihat, rambutnya putih,” ucap salah satu prajurit yang mendekati balok es tersebut.

Salah satu dari prajurit tersebut berteriak, “Hubungi Tuan Leiz, katakan kita menemukan apa yang dia cari!”

Dua prajurit mengangguk dan berlari ke arah berlawanan dari danau tempat mereka bekerja. Keduanya menuju sebuah rumah semi permanen yang dibangun mendadak di tempat itu satu bulan yang lalu.

“Tuan ... Tuan Leiz!” teriak prajurit tersebut. Dia memberi salam kepada pria yang menjadi atasannya sebelum melapor.

“Ada apa?” balas pria tersebut saat melihat dua orang prajurit datang menghadap dirinya.

“Kami menemukan sebuah balok es yang di dalamnya terdapat seorang pemuda dengan rambut seputih salju,” jawab salah satu dari keduanya.

Pria yang sudah memiliki usia lebih dari satu abad itu mulai berdiri lalu berjalan mendekati pria pembawa pesan. “Kau bilang apa?”

“Kami menemukan seorang pemuda yang membeku di danau,” ucap pria itu sedikit terbata dan bergetar melihat Leiz yang menatapnya tajam.

Pria dengan rambut mulai memutih sebagian itu berdiri tegak, senyumannya terkembang. Akan tetapi kedua prajurit yang ada di depan Leiz bergidik melihat lengkungan tipis menyerupai seringai yang dilanjutkan dengan tawa lepas.

“Akhirnya ketemu juga,” ucap Leiz dengan senangnya, “apa dia membawa harpa?” tanya Leiz selanjutnya menatap pria yang menyampaikan pesan. Matanya menatap keduanya bergantian. Sementara kedua prajurit itu hanya menggelengkan kepala.

“Tidak ada!” teriak Leiz geram, dia langsung meninggalkan pembawa pesan.

Leiz berjalan tergesa-gesa serta sedikit berlari menuju tempat pemuda yang ditemukan prajuritnya. Leiz berhenti dan mengamati sebuah balok es besar seukuran manusia. Seperti yang dikatakan pembawa pesan, pemuda dalam balok es tersebut memiliki rambut putih seputih salju.

“Lixue,” gumam Leiz memperhatikan bongkahan balok es bening yang membungkus pemuda tersebut. Dia pun mendekat dan menyentuh balok es besar tersebut dan perlahan es tersebut mencair.

“Apa ini, dia bahkan tidak basah meskipun tenggelam,” batin Leiz memperhatikan pakaian pemuda yang diduga sebagai Lixue tersebut. Leiz mendekatkan tangannya hingga menyentuh sesuatu yang tak kasat mata menyelubungi pemuda tersebut.

“Barrier,” gumamnya.

“Tuan Leiz.” Seorang prajurit memberanikan diri memanggil pria dengan rambut yang sebagian sudah memutih. Pria yang dia panggil menoleh dengan kesal.

“Ada apa?” jawab Leiz menoleh ke arah prajurit tersebut.

Prajurit tersebut menunjuk ke arah lain dan mata Leiz mengikuti ke arah yang ditunjukkan, matanya menyipit dan melihat sekelebat bayangan dari jauh.

“Blackdragon, apa yang dia lakukan di sini,” gumam Leiz saat melihat sosok familier yang baru saja masuk ke dalam hutan. Leiz berbalik lalu mengangkat pemuda di depannya seorang diri.

“Siapkan kereta kuda, kita kembali ke istana sekarang!” perintah Leiz.

“Baik!” jawab serentak prajurit yang berada di sekitar Leiz.

Mereka bergegas mengemasi semua perlengkapan dan menyiapkan kereta kuda. Sementara itu Leiz membawa pemuda itu ke tempat peristirahatannya. Dia meletakkan pemuda itu di atas tempat tidur secara perlahan. Tangan Leiz menyentuh sebuah anak panah di punggung pemuda itu.

“Tidak salah lagi, dia pasti Lixue, tetapi di mana harpanya?” gumam Leiz. Dia mencabut anak panah tersebut dan seketika barrier pelindung pemuda itu menghilang.

Leiz memperhatikan pemuda itu perlahan membuka matanya. Dia masih belum merespon keberadaan Leiz yang duduk di pinggir tempat tidurnya.

“Di mana ini?” ucap pemuda itu menoleh ke arah Leiz lalu kembali memindai ruangan asing tempatnya berada saat ini.

“Tenanglah, kau aman,” balas Leiz dengan ramah.

Leiz terlihat seperti seorang kakek yang penyayang dan lembut, dia membelai pemuda itu untuk menenangkannya.

“Tuan Leiz!”

Seorang prajurit masuk tanpa mengetuk pintu membuat pemuda yang baru saja siuman tersebut menjadi waspada. Matanya nyalang dan dalam sekejab dia membekukan prajurit tersebut. Pemuda itu masih siaga saat Leiz ternganga melihat kecepatan serangannya.

“Es, kekuatan es yang luar biasa,” gumam Leiz memperhatikan pemuda di sebelahnya yang saat ini sudah mengubah posisinya. Dia tidak lagi berbaring, tetapi sudah membuat kuda-kuda untuk siap menyerang.

“Tenang,” ucap Leiz berusaha membuat pemuda di depannya tenang. “bisakah kau mengembalikan pria itu? Dia anak buahku,” pinta Leiz berhati-hati bicara karena pemuda di depannya bukanlah orang biasa.

Pemuda itu menatap Leiz. Sesaat kemudian dia kembali rileks dan mengembalikan prajurit tersebut seperti semula. Prajurit itu melihat kode yang diberikan Leiz dan segera meninggalkan ruangan tersebut.

“Siapa namamu?” tanya Leiz perlahan.

Pemuda itu tidak langsung menjawab, dia memperhatikan ruangan tempatnya berada saat ini, setelah merasa aman, pemuda itu duduk kembali di sebelah Leiz.

“Lixue,” jawab pemuda itu, “ada yang mengejarku,” lanjutnya. Pemuda bernama Lixue itu terdiam seperti sedang berpikir. “Aku terjatuh.”

Pemuda itu terlihat bingung, dia kembali menatap Leiz dengan sepasang mata bulat kehitaman lalu bertanya, “Siapa Anda?”

“Namaku Leiz. Anak buahku yang menemukanmu tenggelam di dasar danau,” balas Leiz.

“Kau mencari harpa?” tanya Lixue masih menatap Leiz.

Leiz tersenyum lembut, dia melepas jubah tebal dari bulu binatang dan memakaikannya ke tubuh ramping Lixue. “Lebih baik pulihkan dirimu, kau terlihat kedinginan,” ucap Leiz sebelum melanjutkan menjawab pertanyaan Lixue dia memanggil pelayannya untuk menyiapkan semangkok sup hangat.

“Menurutmu, apa aku mengincar harpamu?” tanya Leiz. dia melihat Lixue mengeratkan jubah pemberiannya. senyuman Leiz terkembang.

Seorang pelayan masuk dengan semangkok sup yang diberikan kepada Leiz. “Makanlah, kau perlu menghangatkan tubuhmu terutama perutmu yang kosong selama ini,” ucap Leiz. Dia hendak menyuapi Lixue, tetapi pemuda itu menolak dan mengambil mangkok tersebut dan memakannya sendiri.

“Terima kasih atas kebaikan Anda,” balas Lixue berusaha memberikan sebuah senyuman. Dia masih belum bisa mempercayai pria tua di depannya. Namun, kebaikan kecil Leiz meluluhkan hati Lixue.

“Aku memerlukan harpa itu untuk rakyatku. Tanah kami tandus dan mereka mulai kelaparan,” lanjut Leiz dengan wajah memelas, menunjukkan kepeduliannya kepada rakyat kecil yang kelaparan.

“Apakah itu benar?” sambung Lixue, dia tidak percaya sebelum melihat dengan mata kepalanya sendiri.

Leiz tersenyum lembut dan menepuk pundak Lixue. “Aku tidak akan memaksamu, kau tidak perlu terburu-buru, satu hal saja yang perlu kau ingat berhati-hatilah dengan keluarga Blackdragon. Merekalah yang mengincar harpamu.” Leiz memberikan informasi palsu tentang keluarga Blackdragon.

Senyuman Leiz mulai terkembang saat Lixue terlihat mulai nyaman bersamanya. “Kau akan memberikan harpa itu untukku tanpa perlu kupinta,” batin Leiz merasa yakin.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rai Seika
teka teki? emang ada?
goodnovel comment avatar
Sari N
keren kak. penuh teka-teki. baca terus sambil belajar sedikit2 ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   3. Ragu

    Kedua bocah kembar semakin memperhatikan Rafael yang membacakan cerita hingga keduanya menoleh karena suara dehaman di belakang mereka.“Sudah malam, sebaiknya kalian tidur,” ucap Alden dengan lembut membelai puncak kepala kedua anak kembar itu.“Baik, Kek,” sahut kedunya segera bangkit dan berlari menuju kamarnya.Yui menoleh dan melihat Kakek Alden masih berbincang dengan Rafael. Pria jangkung yang lebih tua itu duduk di sebelah Rafael. Entah apa yang mereka bicarakan, paman dari gadis yang kini sedang memperhatikannya terlihat membuang muka seakan apa yang sedang mereka bicarakan bukanlah hal yang menyenangkan.“Yui, ayo!” ajak Yuan memanggil kembarannya untuk segera ke kamar.“Hei, menurutmu apa cerita itu benar?” tanya Yui menyusul Yuan dan mereka berjalan bersama menuju ke kamar mereka.“Aku tidak tahu, tapi ada yang aneh dengan cerita Istana Es. Kisahnya menggantung dengan akhir yang menimbulkan banyak pertanyaan. Mungkin saja itu kisah nyata atau hanya rekaan,” jawab Yuan.Mer

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   4. Tanah Hitam

    “Kalian sudah siap?” Rafael sudah menunggu keduanya dan membukakan pintu kereta kuda. Sebuah kereta kuda dengan warna hitam pekat disertai ukiran naga berwarna keemasan.“Paman ikut?” sahut Yui menatap pria jangkung di depannya. Sebuah anggukan membuat gadis kecil itu tersenyum senang. Dia memasuki kereta kuda dan membuka sedikit tirai dari dalam, memperhatikan pria yang baru saja membantunya menaiki kereta. Rafael, di mata Yui terlihat begitu tampan. Sementara pemuda di sebelahnya berpikir hal lain. Yuan, dia hanya bisa menghela napas berat dan duduk di sebelah Yui. “Mau sampai kapan dia mencuri pandang seperti itu, kenapa tidak terus terang saja,” batin Yuan. Wajah memerah Yui cukup mengganggu pikirannya.“Yuan, apa Kak Razen tidak berlebihan?” ucap Yui melihat sekelompok orang datang di pimpin oleh Razen.Razen dengan pasukan di belakangnya telah siap mengantar Pangeran Yuan dan Putri Yui ke istana. Dia adalah salah satu jenderal di Kerajaan Kegelapan yang telah mendapatkan posisi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   5. Kandidat Raja

    “Dan kandidat lain untuk menjadi raja, aku mencalonkan diriku sendiri,” ucap Leiz dengan lantang.Sorakan pendukung Leiz terdengar riuh memenuhi ruangan, hanya sebagian kecil saja yang tetap diam. Mereka diam-diam memihak kubu yang lain.“Tuan Leiz, kita memilih raja bukan berdasarkan suara, tapi kepantasannya,” sela Razen hingga suara sorakan tiba-tiba menjadi hening.“Apa maksudmu, Jenderal Razen?” Mata Leiz menatap Razen seakan ingin menembus jantungnya dan menghakimi pria ini yang telah berani bersuara.Semua mata kini memandang Razen yang sengaja membuat perselisihan dengan Penasehat Kerajaan Leiz Schwarz. Mereka menunggu penjelasan dari Razen.“Pangeran Yuan, dia pantas menjadi raja, bukan Anda, Tuan Leiz Schwarz,” ucap Razen dengan berani mendekat ke arah podium supaya terlihat jelas oleh seluruh tamu undangan. “Karena dia memiliki kemampuan yang sudah kita tunggu selama ini, kekuatan pemurnian,” lanjut Razen dengan lantang sehingga semua orang mendengar dengan jelas ucapannya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   6. Kesalahpahaman

    “Apa kau ingin menipu kami?” Razen menatap Leiz, sudut bibirnya tertarik sedikit seakan dia sedang mendapatkan sesuatu yang menarik.Sementara pria dengan jubah menjuntai dan rambut yang sudah mulai berubah warna tersenyum ramah menatap Razen penuh arti. “Apa yang kau pikirkan, Jenderal Razen?” Leiz nampak santai dengan ucapan Razen.“Bunga itu, yang kau lakukan bukan pemurnian!” ucap lantang Razen hingga terdengar ke jelas. Aula menjadi riuh oleh suara-suara bisikan para tamu undangan.“Kalau begitu seperti apa pemurnian yang benar? Sudah 200 tahun dunia ini tidak tersentuh kekuatan raja,” balas Leiz. Pria ini sengaja, dia sengaja ingin menjebak Yuan untuk menunjukkan kekuatannya. Dia tahu kontaminasi di sekitar istana tidak akan bisa dimurnikan dengan kekuatan Yuan saat ini. Pekatnya kontaminasi bahkan membuat udara di sekitar istana terasa berat.Razen menatap Yuan, dia merasa salah langkah dan terlihat gugup dengan ucapan Leiz. Sorot matanya mengisyaratkan permintaan maaf dan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   7. Sesuatu yang Tersembunyi

    Rafael menoleh sekilas dan melihat Razen bersama dengan Xavier. Mereka berdua bekerjasama untuk membantunya kabur dari istana. Serangan pasukan istana ternyata tak berhenti begitu saja. Pasukan pemanah yang berada di atas benteng pertahanan istana mengarahkan anak panahnya kembali. Meskipun Xavier membantu, beberapa anak panah masih lolos dan melesat ke arah Fury, terutama beberapa pemanah berbakat yang memiliki kemampuan panah energi.“Fury menghindar!” teriak Rafael yang merasakan panah energi menyerang. Naga hitam itu bermanuver menghindari panah tersebut. Sayangnya satu anak panah mengenai sayap Fury sehingga terbang tidak seimbang.Angin terasa begitu kencang saat naga hitam itu kehilangan keseimbangan dan meluncur karena tarikan gravitasi yang kuat. Yui berpegang pada leher Fury, sementara Yuan berada di belakangnya memeluk erat. Rafael berusaha melindungi kedua anak kembar tersebut.“Ugh,” erang Rafael merasakan sakit pada lukanya. Dia merasa pandangannya mulai kabur dan tubuhn

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   8. Pantulan Cermin

    Sinar matahari menerobos kamar Rafael. Pria jangkung dengan rambut hitam itu menutup wajahnya dengan bantal karena diusik oleh hangatnya cahaya mentari. Sengatan panas sinar sang surya membuat pria yang masih ingin terlelap dalam buaian mimpi menjadi kesal. Kesal dengan perlindungan yang ternyata tidak mempan, dia pun terpaksa bangun. Saat matanya sudah terbiasa dengan cahaya terang kamar, pria ini menatap benda yang baru saja terpasang di dinding kamarnya tadi malam.“Cermin, apa harus membaca mantra seperti ratu jahat. Cermin-cermin di dinding siapakah yang paling cantik di dunia ini ....”Rafael tiba-tiba tertawa sendiri dengan pemikirannya. Dia pun menyibakkan selimut dan mendekati cermin tersebut. Berdiri di depan cermin lalu menyugar rambutnya yang berantakan.“Dilihat dari mana pun aku ini ganteng, lihat saja, sempurna,” ucap Rafael pada cermin di depannya. Bayangan yang menunjukkan dirinya terpantul dengan jelas. Sosok yang dikagumi kaum hawa, hanya saja dirinya sendiri yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   9. Tamu di Pagi Hari

    Yuan menghentikan aktivitasnya setelah mendengar suara derap langkah kaki kuda. Dia mendongak untuk melihat siapa yang datang sepagi ini. Matanya tertuju pada panji-panji yang berkibar. Di bagian paling depan, dua pria berpakaian kontras hitam dan kehijauan. Yuan mengenali keduanya sebagai Jenderal Razen dan Xavier.“Siapa mereka?” Yui yang berada di samping Yuan ikut penasaran. Kereta kuda tersebut melaju dengan kecepatan sedang di kawal dengan pengawal yang mengenakan seragam senada dengan warna panji-panji mereka.“Bukankah itu lambang Pertanian Besar?” Yuan menunjuk salah satu panji yang dia kenal.Keduanya berlari menuju ke gerbang Kediaman Blackdragon. Mereka berdua berhenti dan bergabung dengan Rafael yang sudah berdiri di dekat gerbang. Mereka bertiga menyambut tamu yang datang terlalu pagi. Jenderal Razen dan Xavier turun dari kudanya kemudian memberi salam. Selanjutnya mereka yang berada di dalam kereta kuda turun kemudian memberi salam bersama dengan para pengikutnya. Pelay

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   10. Perpustakaan

    “Kalian berdua suka membaca buku ‘kan, pergilah ke perpustakaan,” ucap Alden sembari mengulurkan sebuah token ke arah Yuan. Mereka membawa Rafael dan meninggalkan dua anak kembar yang tidak diperbolehkan ikut.“Lagi-lagi,” gerutu Yui setelah tidak melihat ketiganya di depan mata.“Yui, ayo ke perpustakaan,” ajak Yuan menarik lengan gadis manis di sebelahnya.“Untuk apa? Lihat mereka! Hanya karena kita belum dewasa lalu ....”Yuan menarik Yui dengan paksa dan sedikit menyeret gadis itu, dia tidak peduli dengan kembarannya yang meronta dan berusaha melepaskan pegangan tangannya. Seakan sudah dipersiapkan, seorang pelayan membukakan pintu kereta kuda. Dua orang pengawal berada di sisi kanan dan kiri kereta kuda tersebut.“Silakan, Pangeran dan Putri,” ucap ramah pelayan tersebut.Mata gadis manis itu menatap tajam kemudian memalingkan muka dan mendengkus.“Ke perpustakaan kota,” pinta Yuan dan kusir kereta tersebut menjalankan kereta.“Yuan!” teriak Yui dengan kesal.“Aku tahu kau ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06

Bab terbaru

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   240. Mengubah Dunia Bawah (2)

    Tanah bergetar dengan kuat, bagaikan gempa yang kembali terjadi. Dari tempat mereka berpijak mulai terbentuk jalan yang membentang hingga ke depan gerbang istana. Jalan yang terbuat dari tanah, tetapi bukan tanah biasa. Tanah itu sudah lebih keras seakan terbuat dari batuan mengkilap seperti marmer. Jalan itu terus terbentuk hingga gerbang kota seakan mereka berdua sedang membuat jalan utama ibukota menuju ke istana.“Mereka memperbaiki ibukota?!” Antara percaya dan tidak, mereka yang ada di sana tercengang dengan apa yang dilakukan kedua anak kembar tersebut. Yui memiliki gerakan berbeda dan diikuti oleh Yuan. Mereka seperti menari di udara, para spirit masih mengikuti Yuan kemana pun dia melangkah. Memberikan energi yang besar kepada sang pangeran.Kali ini tunas-tunas muncul di pinggir jalan membentuk sebuah garis yang ditumbuhi rerumputan dan setiap dua meter terdapat pohon yang kini mulai menggeliat di atas tanah, menjulang dan mengembangkan daun-daunnya yang rimbun.Mereka berd

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   239. Mengubah Dunia Bawah (1)

    Mata itu masih menatap lurus ke arah gerbang dimensi, seakan tidak berkedip ke arah itu. Hingga dia dikegetkan dengan tepukan lembut di pundaknya.“Yuan, Ayahanda tidak akan datang,” bisik Yui memeluk Yuan dengan lembut. “Kenapa?” gumam Yuan yang samar-samar terdengar di telinga Yui.“Jubah yang kau berikan saat ini dipakai Kak Yuasa, kurasa itu alasannya. Kau harus membuat dunia ini bebas kontaminasi lalu ajak Ayahanda ke sini,” saran Yui. Dia menepuk lembut punggung Yuan sebelum melepaskannya.“Kau benar, Yui. Ayo kita selesaikan masalah dunia bawah.” Yuan kembali bersemangat, untuk terakhir kalinya dia menoleh ke arah gerbang dimensi.“Eirlys dan yang lain sudah menunggu,” lanjut Yui menarik tangan Yuan. Mereka berlari menuju ke arah kereta kuda yang sudah dilengkapi dengan semua persiapan. Yui melihat Rafael juga ada di sana. “Paman ikut?” tanya Yui dengan manja menarik tangan Rafael dan bergelayut manja di sana. Yuan yang melihat Yui seperti itu mulai berpikir apakah benar Raf

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   238. Bayangan Masa Lalu dan Masa Depan (2)

    “Tunggu Lenora!” Yoru mulai ragu dengan penawaran Lenora, meskipun dia tidak mengganggu hubungan Rafael dan Yui masa depan yang dia lihat tetap tidak berakhir bahagia. “Ada apa? Bukankah kau sudah setuju.” Lenora menyeringai seakan dia sudah tahu gambaran masa depan yang baru saja dilihat Yoru. “Yui dan Rafael tidak berakhir bahagia, itu tidak sebanding dengan pengorbanan apapun yang akan kuberikan, jika dia tidak pasti bahagia, aku tidak akan tinggal diam.” Yoru menarik kembali persetujuannya, dia tidak akan menuruti apapun keinginan Lenora jika Yui tidak bahagia. “Jadi, apa maumu? Putri Yui memang bukan berasal dari dunia bawah, itu tidak bisa diubah. Kenyataan yang sama dengan identitas Pangeran Yuan.” Lenora memainkan tangannya, dia terlihat sedang berpikir. Wajah anggunnya terlihat berubah seperti seorang yang sedang mempermainkan takdir. “Kalau kau mau memberinya identitas lain, dia bisa menjadi pemilik kristal hitam.” Mendengar hal itu, mata Yoru menyipit menatap lurus ke

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   237. Bayangan Masa Lalu dan Masa Depan (1)

    Yoru melihat dirinya sendiri, dirinya saat masih anak-anak, lebih tepatnya sosok Nacht saat masih anak-anak. Dia masih begitu polos dengan dunia ini. Ada keinginan kecil dalam hatinya untuk memeluk Nacht kecil saat ini. Belum sempat tangannya menggapai anak itu tubuhnya berpindah. Saat itu adalah pertemuan pertamanya dengan Yui, gadis yang begitu menarik perhatiannya. “Putri Yui,” gumam Yoru. Di saat yang sama, dari sudut pandangnya saat ini dia bisa melihat yang tidak pernah dia lihat selama ini. “Jadi selama ini Nacht juga melihat Yui,” batin Yoru. Selama ini hanya dia saja yang mengira tertarik dengan Yui. Yoru baru menyadari Nacht tertarik karena dia adalah pemilik kristal tanpa warna. “Kau sudah melihatnya?” Yoru terkejut dengan kemunculan Lenora yang tiba-tiba. “Apa maksudmu?” tanya Yoru dan wanita dengan gaun dan jubah bulu binatang itu hanya menyeringai. Yoru kembali berpindah tempat, tempat itu begitu sunyi. Hanya ada kegelapan tak berujung. Lalu suara-suara terdengar.

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   236. Benih Kebangkitan

    Suasana di bawah Pohon Kehidupan terasa mencekam. Dua makhluk yang tidak pernah berada di dunia atas muncul. Naga hitam yang terlihat bengis dengan sisik kemilau berwarna hitam pekat. Matanya merah seakan bisa menelan semua elf yang ada dihadapannya. Satu lagi seekor harimau hitam besar dengan loreng putih dan mata merah menyala. Keduanya berada di belakang pria itu, pria yang baru saja bangkit kembali setelah terbakar dan berubah menjadi abu.“Aku? Kau bertanya siapa aku?” ucap pria itu mengulangi pertanyaan Raja Arlen seakan memastikan dirinya tidak salah.“Ya, siapa Anda?” Raja Arlen mundur satu langkah setelah kemunculan dua makhluk yang begitu menakutkan itu, Sangat jelas jika keduanya merupakan makhluk milih anak pembawa petaka atau Raja kegelapan yang pernah mengamuk waktu itu.Pria itu mengamati kedua tangannya, alisnya berkerut, dia kemudian meletakkan tangan di wajahnya seakan memeriksa wajahnya. “Apa kalian memiliki cermin?” tanyanya.Raja Arlen memberikan cermin yang terbua

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   235. Kehidupan Kembali

    Di Ergions, Raja Arlen meletakkan Penjara Daun di Pohon Kehidupan. Udara berembus dingin, membawa aroma tanah dan getah pohon yang khas.“Moura, kau harus memastikan daun ini tidak pernah gugur,” pesan Raja Arlen, suaranya berat, diiringi desiran angin yang berbisik di antara dedaunan Pohon Kehidupan yang menjulang tinggi.Moura, dengan kekuatan jiwa pohon yang mengalir dalam dirinya, mengangkat daun itu hingga ke ranting tertinggi. Namun, saat daun itu menyentuh ranting, seolah-olah disentuh api neraka, daun tersebut terbakar dengan cepat. Api itu menari-nari seperti ular ganas, melahap daun tersebut dalam sekejap mata.Raja Arlen dan Moura tersentak kaget. Mereka berusaha memadamkan api, namun sia-sia. Hanya abu yang tersisa di tangan Moura, abu yang dingin dan terasa seperti debu waktu.“Yang Mulia, bagaimana ini?” tanya Moura, suaranya bergetar, seperti dedaunan yang diterpa angin ribut.“Aku tidak tahu, Moura,” balas Raja Arlen, matanya menyipit, gelap seperti langit sebelum bada

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   234. Hati yang Gelisah

    Rafael, Xavier, dan Razen meninggalkan kamar Yuan, langkah kaki mereka senyap di lorong. Mereka tak ingin mengganggu Yuasa yang sedang fokus memulihkan Yuan. Lixue dan Eirlys turut serta begitu pula dengan Yui yang memilih mengikuti Eirlys. Di dalam kamar, hanya Yuasa yang tersisa di sisi Yuan, sementara Rosaline menunggu dengan sabar di luar, sesekali melirik ke dalam.“Bukankah aneh jika Paman jatuh cinta pada Yui? Apa dia terkena mantra?” bisik Yuan, suaranya lemah, namun penuh kecurigaan.Yuasa menatap Yuan, alisnya terangkat sebelah. Tangannya yang lembut dan terampil masih bekerja, mengatur aliran energi untuk menstabilkan peredaran darah Yuan dan meredakan rasa sakitnya. Dia berdecak pelan mendengar ucapan Yuan. Adiknya yang satu ini memang sedikit kurang peka soal cinta. “Menurutmu, bagaimana dengan Eirlys?” tanya Yuasa, menguji Yuan.“Dia cantik, aku suka,” jawab Yuan polos, senyum merekah di wajahnya, tak mampu menyembunyikan perasaannya. Rona merah muda menghiasi pipinya, s

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   233. Dua Kristal (3)

    “Tenang, Paman, itu tidak melukai Yui,” ucap Yuasa. Dia tahu dari raut wajah Rafael yang terlihat cemas.Angin itu seakan menarik elemen air, bukan hanya angin, kini Yui berada di dalam pusaran angin dan air secara bersamaan dan dalam waktu singkat keduanya seakan menguap menjadi kabut tebal. Mereka tidak bisa melihat dengan jelas, seluruh ruangan dipenuhi kabut. Lalu cahaya mulai terlihat, api yang begitu besar menyala. Sepasang sayap api berada di punggung Yui, mata hitam Yui berubah menjadi jingga, kilatannya terlihat menyala bagai api. Di saat yang bersamaan tubuh Yuan terangkat oleh kekuatan yang begitu besar.Rafael tiba-tiba merasakan dorongan luar biasa hingga aliran kekuatan yang dihisap Yuan terputus dengan sendirinya. Mereka bertiga terdorong hingga jatuh ke lantai.Yuan membuka matanya perlahan, mata itu tidak terlihat memiliki kesadaran. Mata perak Yuan kini berkilat seperti Yui, dalam lingkaran api yang sangat kuat tubuh Yuan terbakar.“Yuan!” teriak mereka semua.Yuasa p

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   232. Dua Kristal (2)

    “Yui!” teriak Rafael, dia terlihat menarik tangannya, “Panggil Xavier atau Razen, siapa pun yang bisa menolong. Yuan menyerap kekuatanku!” Rafael berusaha menahan dirinya, menarik aliran kekuatan yang dia berikan. Namun, semakin dia menarik diri, dia seperti terus terhisap dalam lumpur yang semakin dalam.“Paman!” seru Yui, dia mencoba sekali lagi menggunakan kekuatannya. Nihil, tidak ada lingkaran sihir yang keluar. “Kenapa? Kenapa begini?”Eirlys yang juga panik berusaha mengendalikan diri, dia harus berpikir jernih dengan kondisi saat ini. “Biar aku yang memanggil bantuan,” usul Eirlys segera keluar dari kamar tersebut, berlari ke kamar kakaknya, Lixue.Rafael semakin melemah, dia tidak mengerti kenapa Yuan justru berbalik menyerap kekuatannya. Tubuhnya mulai kehilangan setengah dari energinya dan masih belum bisa memutuskan aliran energi tersebut.“Serangan balik, seharusnya aku dan Yuan yang melakukan mengorbanan, karena hanya aku sendiri, kekuatanku tidak kembali dan Yuan mengala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status