Share

5. Kandidat Raja

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Dan kandidat lain untuk menjadi raja, aku mencalonkan diriku sendiri,” ucap Leiz dengan lantang.

Sorakan pendukung Leiz terdengar riuh memenuhi ruangan, hanya sebagian kecil saja yang tetap diam. Mereka diam-diam memihak kubu yang lain.

“Tuan Leiz, kita memilih raja bukan berdasarkan suara, tapi kepantasannya,” sela Razen hingga suara sorakan tiba-tiba menjadi hening.

“Apa maksudmu, Jenderal Razen?” Mata Leiz menatap Razen seakan ingin menembus jantungnya dan menghakimi pria ini yang telah berani bersuara.

Semua mata kini memandang Razen yang sengaja membuat perselisihan dengan Penasehat Kerajaan Leiz Schwarz. Mereka menunggu penjelasan dari Razen.

“Pangeran Yuan, dia pantas menjadi raja, bukan Anda, Tuan Leiz Schwarz,” ucap Razen dengan berani mendekat ke arah podium supaya terlihat jelas oleh seluruh tamu undangan. “Karena dia memiliki kemampuan yang sudah kita tunggu selama ini, kekuatan pemurnian,” lanjut Razen dengan lantang sehingga semua orang mendengar dengan jelas ucapannya.

“Lalu bagaimana dengan statusnya, Jenderal Razen?” balas Leiz dengan sinis. Kali ini Leiz memiliki kartu as untuk menjatuhkan Yuan. Statusnya sebagai pangeran dari dunia atas pasti tidak akan diterima oleh penghuni dunia bawah.

Razen terdiam, tubuhnya sedikit bergetar, mau tidak mau dia harus mengatakan yang sebenarnya. “Dia memang anak yang berasal dari dunia atas,” ucap razen dengan napas memburu dan berharap suaranya tidak ikut bergetar.

Leiz tersenyum penuh kemenangan, dia sudah tahu bagaimana akhir dari pemilihan hari ini. Dia yakin kedudukannya kali ini sudah pasti diperoleh ditambah dirinya berpura-pura saat peperangan berlangsung. Dia merasa menjadi korban Raja Kegelapan yang begitu bengis, dia bersandiwara jika dirinya diperalat oleh sang raja.

Sementara itu perdebatan kecil terjadi. Mereka yang terlahir di dunia atas akan mendapatkan kebencian dari semua makhluk dunia bawah. Kejadian ratusan tahun yang lalu karena seorang anak yang terlahir di dunia atas dan juga kepergian Raja Veer yang memilih meninggalkan rakyatnya demi seorang wanita dunia atas membuat mereka semakin membenci makhluk yang berkaitan dengan dunia atas.

“Suruh dia kembali ke dunianya!”

“Turun!” teriak salah satu dari tamu undangan.

“Makhluk dunia atas tidak pantas menjadi raja kami!”

“Ya benar!” Serempak mereka membuat paduan suara menolak keberadaan Yuan.

Teriakan demi teriakan mulai riuh dan keributan pun terjadi. Semua orang menolak Yuan sebagai kandidat raja baru. Alasannya sangat jelas karena dia berasal dari dunia atas. Razen yang berusaha memberitahukan fakta tentang kekuatan Yuan tidak didengar sama sekali.

“Dengar, kalian lihatlah, aku dulu terkintaminasi hingga berubah menjadi monster, apa kalian lupa?!” teriak Razen. Suaranya mulai serak menyuarakan pendapatnya yang terus dibantah oleh yang lain.

“Cukup!” teriak Yuan. Dia turun dari podium dan berlari keluar. Dia sudah tahu akan ada penolakan, tetapi ternyata dirinya tidak cukup kuat menerima penolakan tersebut. Hari-hari di Silverstone tanpa sang kakak terbayang kembali. Negeri yang bahkan rakyatnya pun tidak mengenal dirinya.

Rafael mengejar Yuan. Berusaha meraih tangannya dan menghentikan pemuda berambut hitam itu.

“Yuan!”

“Cukup, paman, mereka tidak menyukaiku. Aku juga tidak ingin menjadi raja,” balas Yuan. Bulir bening mengalir dari sudut matanya tanpa perintah. Seketika dia seka dengan punggung tangannta.

Sementara itu Razen berlari dan berdiri di podium hingga semua suara berhenti. Tatapan mata para tamu undangan kini berpusat pada Razen.

“Pangeran Yuan merupakan harapan kita satu-satunya untuk mengembalikan kerajaan. Jika kalian memilih Tuan Leiz, lalu apa artinya singgasana di sana?” ucap Razen berapi-api dan menunjuk ke arah sebuah kursi singgasana yang hanya bisa diduduki oleh seorang raja.

“Kenapa kalian tidak meminta Tuan Leiz untuk duduk di sana dan membuktikan bahwa dia juga pantas!” seru Razen menatap Leiz dan mengibarkan bendera pertentangan di antara mereka.

Leiz Schwarz tersenyum dengan senang saat Razen mengatakan hal itu. Dia berjalan ke arah singgasana.

“Apa kau serius ingin aku membuktikannya? Aku juga memiliki kemampuan pemurnian setelah mengalahkan Raja Kegelapan dalam perang kemaren,” balas Leiz menantang ucapan Razen. Senyuman terkembang semakin lebar saat pengikut dan pendukungnya bersorak.

“Tuan Leiz buktikan bahwa Anda adalah raja yang tepat!”

Yuan sudah kembali ke Aula setelah dibujuk oleh Rafael, mereka berjalan mendekati Razen dan kini memperhatikan Leiz yang akan membuktikan dirinya pantas.

“Takhta kerajaan, dulu kami melakukan tes kecil dengan mendudukkan anak-anak di atas singgasana untuk mencari raja kami. Tak satupun bereaksi. Hingga Raja Veer waktu itu menunjukkan kemampuannya. Saat dia duduk di singgasana, kristal hitam kami bersinar. Setelah ratusan tahun akhirnya ada lagi raja untuk kerajaan ini. Tapi cerita yang sebenarnya aku juga tidak tahu. Banyak yang menyalahkan Raja Veer karena jatuh cinta dengan ....”

“Dengan nenekku,” sela Yuan sebelum Leiz sempat menyelesaikan ucapannya yang hanya berupa bisikan kecil.

“Apa kau bilang?” bisik Rafael tidak mengerti.

“Raja Veer jatuh cinta dengan Putri Yuen, dia adalah nenekku,” balas Yuan.

“Ya, yang artinya keduanya adalah orangtua ayahanda,” sambung Yui menimpali.

“Kenapa kalian tidak bilang sejak awal!” seru Rafael.

Rafael menoleh bersamaan dengan perubahan pada kristal hitam yang terlihat bersinar terang saat Leiz menduduki singgasana. Wajah Rafael maupun Razen terlihat pucat dan terus saja bergumam, “Itu tidak mungkin.”

“Beri hormat kepada Raja Leiz!”

“Salam, Raja Leiz!”

Semua orang membungkuk dan memberikan penghormatan kepada Leiz yang saat ini menjadi raja karena membuktikan diri dia pantas. Leiz memiliki kekuatan pemurnian seperti yang mereka harapkan. Sementara Yui, Yuan, Rafael dan Razen masih berdiri tercengang dengan apa yang baru saja terjadi.

“Itu tidak mungkin!” gumam Razen merasa bingung dan mulai limbung melihat kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasinya.

“Bukankah sudah jelas, Raja Leiz telah membuktikan dirinya,” balas salah satu dari para tamu undangan dan salah satu pendukung Leiz.

Leiz tersenyum senang, semua rencananya berhasil. Di balik takhta kerajaan ada seseorang pemuda yang duduk di sana.

“Terima kasih Lixue, kau akan tahu sebentar lagi siapa yang menginginkan harpamu,” bisik Leiz dan pemuda dibalik kursi singgasana itu mengangguk tanpa kata.

Dalam hati, Leiz tertawa, dengan kekuatan dari Lixue dia memanipulasi kristas hitam hingga terlihat bersinar saat dia duduk di singgasana sehingga semua orang mengira dirinya memiliki kemampuan yang diakui oleh kristal hitam.

“Hidup Yang Mulia Leiz!”

Serempak mereka mengucapkan kata yang sama dan sekali lagi memberikan penghormatan serta dukungannya.

“Yang Mulia, melihat kemampuan Anda, sudikah kiranya Yang Mulia menghilangkan kontaminasi di wilayah kami,” ucap salah satu dari tamu undangan yang membungkuk penuh harap.

Raja yang mereka panggil hanya tersenyum dan mengibaskan rambutnya yang mulai berubah warna karena usia. Dia berbisik kepada Lixue, “Apa kau bisa membuat bunga di sebelah membeku lalu mencairkannya saat aku menyentuh bunga tersebut?”

“Bisa,” jawab Lixue tanpa tambahan kata apapun. Dia membuat bunga di yang dimaksud Leiz membeku saat itu juga.

Leiz berdiri dari singgasannya lalu mengambil bunga yang telah beku.

“Rakyatku, akan kubuktikan kekuatanku memang benar. Lihatlah bunga yang telah terkontaminasi ini,” ucap Leiz memperlihatkan bunga beku yang terlihat kaku seperti bunga dan tanaman lain yang telah terkontaminasi. Dengan sentuhannya bunga itu kembali segar. Semua mata menganga melihatnya, melihat bukti nyata jika Raja Leiz mereka memang benar-benar memiliki kemampuan khusus yang menjadikannya layak sebagai raja.

“Jangan memperdaya mereka!” seru Razen yang tahu bunga itu beku dan bukan terkontaminasi.

“Sial, kenapa aku lupa masih ada Razen di sini, dia elemen tanaman tentu saja bisa merasakan tanaman ini tidak terkontaminasi,” batin Leiz yang merutuki kesalahan fatalnya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bocil free fire
bosan pepek
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   6. Kesalahpahaman

    “Apa kau ingin menipu kami?” Razen menatap Leiz, sudut bibirnya tertarik sedikit seakan dia sedang mendapatkan sesuatu yang menarik.Sementara pria dengan jubah menjuntai dan rambut yang sudah mulai berubah warna tersenyum ramah menatap Razen penuh arti. “Apa yang kau pikirkan, Jenderal Razen?” Leiz nampak santai dengan ucapan Razen.“Bunga itu, yang kau lakukan bukan pemurnian!” ucap lantang Razen hingga terdengar ke jelas. Aula menjadi riuh oleh suara-suara bisikan para tamu undangan.“Kalau begitu seperti apa pemurnian yang benar? Sudah 200 tahun dunia ini tidak tersentuh kekuatan raja,” balas Leiz. Pria ini sengaja, dia sengaja ingin menjebak Yuan untuk menunjukkan kekuatannya. Dia tahu kontaminasi di sekitar istana tidak akan bisa dimurnikan dengan kekuatan Yuan saat ini. Pekatnya kontaminasi bahkan membuat udara di sekitar istana terasa berat.Razen menatap Yuan, dia merasa salah langkah dan terlihat gugup dengan ucapan Leiz. Sorot matanya mengisyaratkan permintaan maaf dan d

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   7. Sesuatu yang Tersembunyi

    Rafael menoleh sekilas dan melihat Razen bersama dengan Xavier. Mereka berdua bekerjasama untuk membantunya kabur dari istana. Serangan pasukan istana ternyata tak berhenti begitu saja. Pasukan pemanah yang berada di atas benteng pertahanan istana mengarahkan anak panahnya kembali. Meskipun Xavier membantu, beberapa anak panah masih lolos dan melesat ke arah Fury, terutama beberapa pemanah berbakat yang memiliki kemampuan panah energi.“Fury menghindar!” teriak Rafael yang merasakan panah energi menyerang. Naga hitam itu bermanuver menghindari panah tersebut. Sayangnya satu anak panah mengenai sayap Fury sehingga terbang tidak seimbang.Angin terasa begitu kencang saat naga hitam itu kehilangan keseimbangan dan meluncur karena tarikan gravitasi yang kuat. Yui berpegang pada leher Fury, sementara Yuan berada di belakangnya memeluk erat. Rafael berusaha melindungi kedua anak kembar tersebut.“Ugh,” erang Rafael merasakan sakit pada lukanya. Dia merasa pandangannya mulai kabur dan tubuhn

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   8. Pantulan Cermin

    Sinar matahari menerobos kamar Rafael. Pria jangkung dengan rambut hitam itu menutup wajahnya dengan bantal karena diusik oleh hangatnya cahaya mentari. Sengatan panas sinar sang surya membuat pria yang masih ingin terlelap dalam buaian mimpi menjadi kesal. Kesal dengan perlindungan yang ternyata tidak mempan, dia pun terpaksa bangun. Saat matanya sudah terbiasa dengan cahaya terang kamar, pria ini menatap benda yang baru saja terpasang di dinding kamarnya tadi malam.“Cermin, apa harus membaca mantra seperti ratu jahat. Cermin-cermin di dinding siapakah yang paling cantik di dunia ini ....”Rafael tiba-tiba tertawa sendiri dengan pemikirannya. Dia pun menyibakkan selimut dan mendekati cermin tersebut. Berdiri di depan cermin lalu menyugar rambutnya yang berantakan.“Dilihat dari mana pun aku ini ganteng, lihat saja, sempurna,” ucap Rafael pada cermin di depannya. Bayangan yang menunjukkan dirinya terpantul dengan jelas. Sosok yang dikagumi kaum hawa, hanya saja dirinya sendiri yang m

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   9. Tamu di Pagi Hari

    Yuan menghentikan aktivitasnya setelah mendengar suara derap langkah kaki kuda. Dia mendongak untuk melihat siapa yang datang sepagi ini. Matanya tertuju pada panji-panji yang berkibar. Di bagian paling depan, dua pria berpakaian kontras hitam dan kehijauan. Yuan mengenali keduanya sebagai Jenderal Razen dan Xavier.“Siapa mereka?” Yui yang berada di samping Yuan ikut penasaran. Kereta kuda tersebut melaju dengan kecepatan sedang di kawal dengan pengawal yang mengenakan seragam senada dengan warna panji-panji mereka.“Bukankah itu lambang Pertanian Besar?” Yuan menunjuk salah satu panji yang dia kenal.Keduanya berlari menuju ke gerbang Kediaman Blackdragon. Mereka berdua berhenti dan bergabung dengan Rafael yang sudah berdiri di dekat gerbang. Mereka bertiga menyambut tamu yang datang terlalu pagi. Jenderal Razen dan Xavier turun dari kudanya kemudian memberi salam. Selanjutnya mereka yang berada di dalam kereta kuda turun kemudian memberi salam bersama dengan para pengikutnya. Pelay

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   10. Perpustakaan

    “Kalian berdua suka membaca buku ‘kan, pergilah ke perpustakaan,” ucap Alden sembari mengulurkan sebuah token ke arah Yuan. Mereka membawa Rafael dan meninggalkan dua anak kembar yang tidak diperbolehkan ikut.“Lagi-lagi,” gerutu Yui setelah tidak melihat ketiganya di depan mata.“Yui, ayo ke perpustakaan,” ajak Yuan menarik lengan gadis manis di sebelahnya.“Untuk apa? Lihat mereka! Hanya karena kita belum dewasa lalu ....”Yuan menarik Yui dengan paksa dan sedikit menyeret gadis itu, dia tidak peduli dengan kembarannya yang meronta dan berusaha melepaskan pegangan tangannya. Seakan sudah dipersiapkan, seorang pelayan membukakan pintu kereta kuda. Dua orang pengawal berada di sisi kanan dan kiri kereta kuda tersebut.“Silakan, Pangeran dan Putri,” ucap ramah pelayan tersebut.Mata gadis manis itu menatap tajam kemudian memalingkan muka dan mendengkus.“Ke perpustakaan kota,” pinta Yuan dan kusir kereta tersebut menjalankan kereta.“Yuan!” teriak Yui dengan kesal.“Aku tahu kau ingin

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   11. Pencurian di Perpustakaan

    Suasana hening, baik Yui maupun Yuan terdiam. Mereka mendengar langkah kaki mendekat dan penjaga perpustakaan mendekat. “Kalian masih punya waktu setengah jam lagi,” ucap penjaga perpustakaan yang langsung pergi kembali setelah memberikan peringatan tersebut. Yuan membuka lembar terakhir buku yang dia baca lalu menyobek kertasnya. “Apa yang kamu lakukan!” protes Yui melihat tindakan Yuan yang tidak bisa dibenarkan. “Aku tidak akan ingat, Yui ini penting,” balas Yuan melipat kertas tersebut lalu menyelipkannya di saku baju. “Yuan, kembalikan!” Yui mencoba mengambil kertas yang diambil Yuan, keduanya saling mempertahankan kehendaknya. “Kembalikan!” seru Yui meminta Yuan mengembalikan kertas tersebut. “Yui, disalin pun aku mungkin tidak bisa menulisnya dengan benar, akan kuceritakan nanti. Lagipula penjaga bilang jangan membawa keluar buku, bukan lembarannya,” ucap Yuan mencari pembenaran atas apa yang dia lakukan. “Yuan!” seru Yui geram. “Kita harus cari tahu tentang paman,” ba

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   12. Bermain di Sungai

    Sebuah tangan kekar menyambut Yui saat menuruni kereta kuda. Gadis itu mengerjap beberapa kali memastikan yang ada di depannya bukanlah bayangan semata.“Paman, kau baik-baik saja?” Yui menatap pria dengan rambut hitam cepak di depannya. Tanpa perlu menjawab pria itu hanya tersenyum.“Kalian berdua pergilah duluan ke tempat latihan, tunggu paman di sana,” ucap Rafael saat salah satu pengawal mereka terlihat memberi kode.“Baik!” balas serempak kedua anak kembar yang langsung berlari ke tempat yang disebutkan Rafael.Tanah lapang dengan rumput hijau tipis, sebuah pohon besar dan aliran sungai kecil yang terlihat jernih. Tempat mereka berlatih merupakan bukit kecil yang berada di belakang kediaman Blackdragon. Kedua anak itu tertarik dengan aliran sungai dan bermain di sana karena bosan menunggu Rafael yang tidak kunjung datang.“Yuan, airnya jernih, apa kau menghilangkan kontaminasinya?” Yui memainkan air dengan kakinya, berjalan perlahan merasakan aliran air yang menggelitik ujung-uj

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   13. Danau Beku

    Angin kencang berhembus, menghempaskan segala yang diterjangnya. Lixue menyugar rambut putih saljunya untuk melihat pemandangan yang tak asing di depan mata. Danau yang dulu menemani hari-harinya kini tak lebih dari hamparan es tipis yang menandakan perairan beku.Pemuda itu menyentuh permukaan danau yang telah beku. Sekelabat bayangan kebersamaan bersama dengan Eirlys kembali muncul. Adik kesayangannya itu terus saja tersenyum dan mengikutinya hingga akhir, hingga dia terpaksa melepaskannya pada hari itu. Hari dimana semua berakhir tragis.“Eirlys,” gumam Lixue menyentuh air danau yang kini semakin tebal lapisan esnya akibat kekuatan es.Seorang pria mendekati pemuda yang kini terdiam mengamati danau beku di depannya. Dia memiliki rambut hitam yang kontras dengan rambut Lixue. Tanpa kata, dia hanya berdiri di sebelah pemuda itu.“Mau apa, kau Blackdragon?” tanya Lixue yang mengenali pria di sebelahnya. Wajahnya sama dengan Rafael, hanya berbeda pada kerutan tipis dan juga kumis tipis

Bab terbaru

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   159. Undangan Peri (2)

    Aula menjadi hening saat Erina masuk. Kedua ayah dan anak hanya memandang sosok yang baru saja melewati pintu aula.“Berikan undangan itu padaku!”Suara wanita itu terdengar jelas dan penuh penekanan. “Permaisuri Erina, Rains bilang dia setuju dengan perjodohan ini,” ucap Raja Edward saat wanita itu masih berjalan ke arahnya. “Benar, Ibunda, saya tidak menolaknya jadi….” Belum sempat Rainsword menyelesaikan ucapannya, wanita itu menatap tajam ke arahnya sehingga nyalinya menciut. “Berikan undangannya!” Erina mengulurkan tangan meminta undangan yang ada di dalam surat tersebut. “Ibunda?” Rainsword merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan ekspresi ibunya. Dia tidak terlihat senang. “Rains, apa kau bisa membuat Putri Fiona menjadi permaisuri dan tinggal di Silverstone? Kau lupa dia putri satu-satunya Ratu Esmeralda? Dia calon ratu berikutnya.” Mata biru shapire itu menatap Rainsword begitu dalam. “Bukankah tidak masalah, Ibunda? Fiona bisa menjadi ratu meskipun sudah menikah

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   158. Undangan Peri (1)

    Kerajaan Silverstone. “Yang Mulia, ada surat untuk Anda.” Seorang pengawal masuk dan menyerahkan gulungan perkamen dengan segel di atasnya. “Terima kasih.” Raja Edward memperhatikan gulungan tersebut. Segel yang menutup surat tersebut terlihat tidak biasa. “Lambang Kota Avari!” Mata Raja Edward membelalak dan berseru keras hingga pengawal yang baru saja berbalik menoleh kembali. Sementara seorang pengawal lain baru saja datang memberi salam hormat dan melapor, “Lapor Yang Mulia, Pangeran Rainsword telah tiba di istana bersama dengan Penjaga Dunia Bawah Rafael Blackdragon dan Putri Yui.”Raja Edward kembali duduk dengan tenang. Dia berusaha terlihat biasa meskipun tangannya gemetar dengan surat dari Kota Avari. “Biarkan mereka masuk.” “Siap, Yang Mulia!” Pengawal itu memberi hormat dan berbalik kembali untuk menjemput Pangeran Rainsword dan yang lain. Aula kerajaan kembali sepi, Raja Edward membuka surat tersebut secara perlahan. Dia membaca isi surat tersebut dengan hati-hati. S

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   157. Pilihan Fiona

    Ratu Esmeralda menopang dagu dengan satu tangan. Tangannya yang lain membolak-balik berkas yang tertumpuk rapi di depannya. Dia mendongak saat pintu ruang kerjanya diketuk. “Masuk dan tutup kembali pintunya!”Fiona berjalan perlahan setelah menutup pintu. Tamu mereka sudah pergi dua hari yang lalu. Mereka pergi setelah Pangeran Yuan siuman.“Salam, Ibunda Ratu,” ucap Fiona dengan penuh rasa hormat. “Duduklah Fiona,” perintah Ratu Esmeralda. Dia membalik berkas yang ada di depannya ke arah Fiona. “Pilih satu di antara mereka untuk menjadi calon pendampingmu.”Fiona terdiam di kursinya. Dia hanya menatap tumpukan berkas yang sudah terlihat dari sampul atasnya. Berkas biodata para pria bangsawan terbaik di Kota Avari. “Ibunda Ratu, bolehkah saya memilih pendamping sendiri.” Suara Fiona bergetar, dia sudah pernah bersitegang dengan ratu karena tidak mau berpaling dari Rafael.“Lupakan Rafael, aku tidak pernah mempermasalahkan siapa pilihanmu selama dia juga bersedia. Rafael tidak mengi

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   156. Hadiah Kecil

    “Krisan, kumpulkan semua debu peri di sekitar sini!” perintah Yuan. Makhluk kecil dengan sayap berbentuk bulan sabit melayang dan berputar hingga membentuk pusaran angin. Angin yang berputar menghempaskan semua debu peri yang menempel pada dedaunan. Debu peri keemasan melayang-layang dan berkumpul dalam satu titik. Yuan mengambil sebuah kantong kecil dari cincin permata penyimpanan dimensinya. Krisan pun memasukkan debu peri ke dalam kantong tersebut. Yuan menutup kantong dan memasukkan kembali kantong yang berisi debu peri ke dalam cincin permata penyimpanan dimensi. Eirlys yang memperhatikan Yuan menghela napas dan terlihat murung. Dia begitu iri setiap kali melihat penyimpanan dimensi. Kota Naga memiliki semua benda yang dia inginkan, sayangnya dia sendiri tidak memiliki uang untuk membelinya. Status putri hanyalah status. Dia bahkan tidak memiliki benda berharga. Yuan melihat Eirlys yang murung mengambil inisiatif memperlihatkan kegunaan debu per untuk menghiburnya. “Eirlys,

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   155. Di Bawah Pohon Peri (2)

    Malam semakin larut, tidak ada tanda-tanda Yuan akan siuman. Eirlys merasa matanya sudah semakin berat. Dia mengeratkan jubah Lixue dan bersandar pada akar pohon peri yang menyembul ke permukaan tanah. Menarik tubuh Yuan supaya terlindung dari angin malam, setidaknya ceruk di antara akar pohon cukup nyaman untuk bermalam beratapkan bintang. “Selamat malam, Yuan.” Eirlys memejamkan matanya. Dunia peri terasa begitu damai. Semilir angin malam yang dingin pun terasa menentramkan hati. Perlahan-lahan debu peri bertebaran di sekitar mereka seakan memberikan perlindungan. Debu peri masuk ke dalam tubuh Yuan, memberinya energi hingga penuh. Tak hanya Yuan, debu peri juga masuk ke dalam tubuh Eirlys mengisi energinya yang habis. “Eirlys … Eirlys ….”Kedua mata Eirlys seperti diberi perekat, susah sekali terbuka meskipun ingin. “Eirlys bangunlah!” Suara lembut dan juga terasa sentuhan di bahu Eirlys, mengguncangnya perlahan. Eirlys menggunakan tangannya untuk mengusap kedua mata yang sulit

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   154. Di Bawah Pohon Peri (1)

    Eirlys dan Lixue sudah berada di sebelah Xavier. Pria jangkung itu menggendong Pangeran Yuan yang belum sadarkan diri. Sementara Ratu Esmeralda membubarkan semua peri yang ada di sana, hanya tersisa Fiona seorang. “Bagaimana kondisi Pangeran?” Sang ratu berjalan dengan anggun dan berhenti tepat di depan Xavier. Dia memeriksa pergelangan tangan Pangeran Yuan. “Yang Mulia, Pangeran hanya kelelahan. Energinya habis sehingga dia pingsan,” jawab Xavier dengan suara lembut penuh hormat. “Ibunda Ratu, bagaimana kalau Pangeran Yuan beristirahat di ranjang es, bukankah dia akan cepat sembuh?” Fiona teringat dengan Rafael saat itu, untuk mempertahankan hidupnya Rafael dibaringkan di ranjang es. Xavier menyela, “Putri Fiona, itu tidak perlu. Pangeran hanya butuh istirahat sejenak untuk memulihkan energinya.” “Kalau begitu biar ku mainkan harpa.” Eirlys mengeluarkan harpanya. Belum sempat tangannya menyentuh senar, tubuhnya limbung. “Eirlys!” Lixue dengan sigap menopang Eirlys yang hamp

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   153. Menutup Celah Dimensi di Kota Avari

    Ratu Esmeralda berdiri dengan anggun di bawah pohon peri. Langit terlihat masih biru dengan semburat jingga dari sang surya yang mulai bersembunyi ke peraduan. Angin yang bertiup membawa suara alunan harpa, menyentuh kesadaran hingga menjernihkan pikiran.“Apa yang ingin Pangeran katakan?” Yuan membungkuk memberi hormat sebelum kembali berdiri tegak. Dia menatap awan di langit. “Yang Mulia pasti sudah merasakannya, kekuatan harpa tersebut bukan harpa biasa.”Yuan terdiam, menunggu reaksi dari sang ratu peri.Wanita itu menoleh ke arah Yuan, mengibaskan jubahnya dengan anggun lalu mulai duduk di atas rumput. “Ya, kekuatan harpa ajaib, aku pernah mendengar harpa itu dimainkan oleh seorang elf yang sempat mampir ke istanaku. Kejadian itu sudah sangat lama, tak kusangka kudengar kembali dentingan senar dari harpa itu. Sayangnya, ilusi yang dia berikan terlalu kuat.”“Namanya Roya Ashlyn, dia bukan manusia juga bukan bangsa kristal. Saya belum tahu pasti makhluk seperti apa wanita ini seb

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   152. Lingkaran Sihir Sylph

    Eirlys menatap Xavier juga kakaknya yang terlihat canggung dengan aksesoris barunya. Kedua telinga yang berhias dandelion terlihat begitu manis, tidak cocok dengan tampang keduanya. Gadis itu berusaha tidak melihat dan menahan tawa, akan sangat memalukan bagi mereka jika sampai ditertawakan. Sementara Fiona telah sampai di depan celah dimensi bersama Eirlys. Di hadapan mereka berdiri seorang wanita cantik dengan rambut kemerahan panjang hingga menyentuh tanah. Gaun dan jubahnya berwarna hijau dengan bordir dan salur warna merah muda. Sebuah mahkota besar menghiasi puncak kepalanya. “Fiona, siapa dia?” Suaranya terdengar mendominasi ada tekanan kuat dan menuntut jawaban saat itu juga. Tatapan wanita itu tajam, menatap dengan memicingkan mata. Tongkat di tangannya masih tegak berdiri dengan tekanan kekuatan yang tak biasa. Dia mengendalikan tanaman dan mengurung beberapa orang di depan celah dimensi. Wanita ini sedang mengendalikan orang-orang yang berusaha mendekati celah dimensi. “

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   151. Kota Avari

    Pohon besar itu seakan memicingkan matanya, menatap Yuan lekat-lekat. “Kau mirip dengan seseorang,” ucap peri pohon perlahan.“Kurasa yang kau temui itu Yui, saudara kembarku. Aroma kami sama,” jawab Yuan. Yuan menebak jika peri pohon lebih mengandalkan indra penciuman daripada penglihatannya.“Yui? Ya, aku ingat nama itu. Dia gadis kecil dengan aroma khas, seperti dirimu.” balas peri pohon dengan seutas senyum yang terlihat aneh di wajah pohonnya. Dia kemudian mengangkat Yuan ke atas pohon. “Berpeganglah erat, akan kuantar ke Avari.” “Tunggu!” seru Yuan dengan suara lantang. “Aku tidak sendiri, bisakah Anda juga mengantar teman-temanku?” Yuan menunjuk Eirlys dan yang lain. Peri pohon terdiam, tampak berpikir keras. “Aku akan bernyanyi untukmu jika Anda bersedia membawa mereka bersamaku,” tawar Yuan. Peri dikenal menyukai nyanyian.“Baiklah, bernyanyilah sampai batas terluar desa, kalau suaramu bagus baru akan kupertimbangankan membawa kalian ke Avari,” balas peri pohon tersebut.

DMCA.com Protection Status