Share

Bab 29

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2024-08-14 21:00:21

Glek!

Alexander menelan ludah, tidak menyangka kalau penampilan Helena benar-benar sangat luar biasa.

Tidak akan ada yang menyangka gadis itu adalah anak pelayan, wajah Helena terlalu cocok untuk gadis dari kalangan atas.

“Maaf membuat anda menunggu lama, Tuan. Butuh sedikit waktu untuk membangunkan Tuan muda Rendy,” ujar Helena.

Tidak menanggapi, Alexander sontak memalingkan wajahnya.

“Permisi, Tuan...” Helena melangkah masuk, duduk di sebelah Alexander.

Sungguh sangat tidak nyaman, padahal harusnya Helena duduk di sebelah Han.

Han masuk ke dalam mobil, gegas menyalakan mesin mobil, meninggalkan kediaman Alexander.

Sekitar 1 jam menempuh perjalanan dalam diam, tidak ada obrolan sama sekali, akhirnya mereka sampai.

Rumah megah milik keluarga Smith nampak begitu jelas. Ornamen yang menghiasi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 30

    “Kau harusnya tahu benar membawa wanita itu ke tempat ini sama halnya dengan penghinaan untukku, bukan?” ujar Kevin. Kevin berbicara di hadapan semua orang, Helena pun bisa mendengar kalimat itu dengan sangat jelas. Diperlakukan semacam ini rasanya Dia sudah terlalu terbiasa, utamanya karena Sarah. Untunglah Helena sering sekali mendengar kata cacian dan juga hinaan dari mulut wanita itu, hal seperti ini rasanya sudah tak lagi asing meski sakitnya tak terelakkan. Anak pelayan yang menjijikan, padahal nyatanya sama-sama manusia. Alexander tersenyum, dia duduk berjegang seolah tak peduli bagaimana pikiran dan pendapat orang lain tentang sikapnya itu. Rendy berada di gendongan Helena, bayi itu kini tengah tertidur nyenyak. “Ayah, sekarang aku justru lebih merasa malu lagi karena anak seorang pelayan bahkan memiliki kecerdasan yang bisa

    Last Updated : 2024-08-14
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 31

    Helena masih berdiri di depan jendela yang menghadap taman, kilat menyambar-nyambar di langit yang semakin gelap, menciptakan bayangan yang menari di wajahnya. Nona tertua keluarga Smith masih menggunakan tatapan yang tajam mengamati Helena dengan skeptis. Suaranya yang biasanya tegas terdengar ragu, “Kenapa kau tidak memberikan tanggapan secara cepat, Helena? Apa kau tahu artinya imbalan yang bisa kau gunakan sampai kau renta seberapa banyak?” Helena menegakkan tubuhnya, menghadapi wanita itu dengan ekspresi tenang. “Nona Smith, aku menghargai kepercayaan yang telah Anda berikan kepada ku,” ujarnya, suaranya lembut namun tegas. “Namun, aku harus jujur bahwa dalam hal ini, aku sulit untuk dapat melanggar prinsip hidupku.” Kilat kembali menyala, memecah kesunyian yang mulai menyelimuti ruangan tersebut. Helena melanjutkan, “Aku tidak akan mengkhianati kepercayaan orang lain, meskipun itu mungkin memb

    Last Updated : 2024-08-14
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 32

    Hujan mulai reda saat Alexander dan Helena tiba di rumah, sedangkan Rendy pun masih tertidur nyenyak. Gaun Helena yang agak menjuntai bagian belakangnya menjadi alasan Alexander untuk menggendong Rendy. Mengantarkan bocah kecil itu sampai ke kamar, di belakangnya Helena mengekor sambil menenteng heelsnya. Perlahan Alexander meletakkan Rendy, langkahnya berhenti melihat Helena berdiri tak jauh darinya. Glek! Alexander menelan ludah, rahangnya mengeras melihat penampilan wanita itu. “Ah, sial!” ucap Alexander memaki dengan pelan. Mendengar itu, Helena pun mengerutkan dahi sambil berpikir, ‘apakah Tuan Alexander kesal karena harus membawa Rendy sampai ke kamar?’ Berjalan cepat, tatapan matanya yang aneh, Alexander menuju Helena. Dugdug! Helena menelan ludah, merasa sangat gugup melihat tatapan Alexander sambil menuju ke arahnya den

    Last Updated : 2024-08-15
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 33

    Bruk! Helena terperosok ke sofa dengan terkejut ketika Alexander mendorongnya dengan kekuatan penuh. Tubuhnya terhempas, dan sebelum dia sempat menyadari, Alexander sudah menguasai posisinya, menindihnya dengan keberanian yang mencengkram. Tangannya yang kuat menyusup ke leher Helena, menekan tengkuknya dengan lembut namun pasti. “Helena, berani sekali kau bertingkah menggoda seperti ini, apa kau sengaja?” bisik Alexander di telinga Helena. Menggeleng kepala, yakin tak melakukan apa yang dituduhkan pria itu padanya. “Tuan aku sama sekali tidak,” “Kau berani membantah ucapan ku, hem?” Kehilangan kata, Helena benar-benar tidak mengerti apa maunya pria itu. Merasa dirinya tengah dipaksa untuk menerima tuduhan itu. Meski tidak adil, sialnya Helena merasa takut untuk banyak bicara. “Kau harus

    Last Updated : 2024-08-15
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 34

    Plak! Sarah yang merasa kesal melayangkan pukulan ke wajah Helena. Memalingkan wajah, menggigit bibir bawahnya, dan di saat itulah kemarahan terasa. Sebenarnya, kenapa semua orang begitu membenci dirinya? Benarkah darah pelayan begitu menjijikkan? Helena menegakkan posisinya berdiri, dia lebih tinggi ketimbang Sarah sehingga membuat wanita itu sedikit turun pandangannya. “Berani sekali, kau itu cuma anak pelayan. Cuma rahim yang dibutuhkan darimu untuk menghasilkan Rendy, tidak seharusnya kau menyodorkan organ intim mu, kan?!” Sarah berteriak kesal. Helena tersenyum kelu, menjelaskan apapun yang terjadi pun tidak akan pernah ada artinya. Sejak awal namanya seperti kotoran busuk, tidak mungkin akan menjadi tumpukan berlian. Sarah kesal melihat sen

    Last Updated : 2024-08-15
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 35

    Terbangun saat mendengar suara tangis Rendy, namun Helena seperti tidak memiliki energi. Tubuhnya lemas sekali, keringat dingin bahkan membuat dress tidurnya lembab. Namun, terlalu tidak tega dengan suara tangis Rendy membuatnya bangkit. Meski terasa begitu lemah, Helena berusaha sekuat tenaga untuk menyusui Rendy. Bayi itu sudah mulai tenang, tapi Rendy yang sudah sangat aktif bermain makin membuat Helena tak kuat lagi. “Lebih baik aku minta bantuan pelayan lain saja, deh. Aku takut tidak bisa menjaga Rendy dengan benar, nanti terjadi sesuatu yang membahayakan,” gumam Helena. Menyeret langkahnya menuju ke luar, Helena mendekati seorang pelayan yang kini tengah membawa vas bunga. “Permisi...” Pelayan itu menoleh, “boleh bantu aku menjaga Rendy? Maaf, aku benar-benar sedang demam sekarang,” ucap He

    Last Updated : 2024-08-16
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 36

    Helena terperangah tak percaya, menatap mangkuk bubur yang isinya sudah tidak ada sama sekali. Bagaimana bisa satu mangkuk bubur itu masuk ke dalam perutnya melalui mulut Alexander? ‘Itu sama artinya aku makan muntahan Tuan Alexander, kan?’ batin Helena yang tengah menyesalinya. Tak berani bereksperi secara jujur, Helena bahkan menghindari kontak mata langsung dengan Alexander. Entah mengapa juga pria itu terus duduk di ujung ruangan, matanya terarahkan pada Helena. “Ah, benar-benar mengerikan!” bisik Helena. Sudah menghabiskan semangkuk bubur, obat penurun panas juga sudah dia minum setelahnya. “Tu-Tuan, aku sudah akan tidur, apa Tuan akan di sana terus?” tanya Helena. Manalah nyaman untuk t

    Last Updated : 2024-08-16
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 37

    Pagi itu, Dokter datang untuk memasangkan alat kontrasepsi pada Helena. Hanya bisa pasrah, Helena berharap semua berjalan seperti yang seharusnya. Satu hari setelahnya, instruktur gym yang dimaksudkan oleh Alexander datang pagi hari sekitar pukul 08.00 pagi. “Selamat pagi, Nona Helena. Saya Luis, akan memandu Anda untuk menjalani olahraga.” ucapnya. Helena pun tersenyum meski hatinya tak mau. Sebenarnya, ada rasa tidak nyaman pada bagian bawahnya setelah pemasangan alat kontrasepsi, tapi karena takut akan menjadi masalah baru untuknya dan juga Alexander, Helena pun memaksakan diri. Pagi itu, Helena menjalani olah raga untuk pemula selama satu jam, dan kedepannya akan bertambah jamnya dan juga gantangannya. “Aku pikir saat Tuan Alexander pergi aku bisa merasa sedi

    Last Updated : 2024-08-17

Latest chapter

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 354

    Helena keluar dari kamar mandi dengan langkah perlahan. Di depan pintu, Alexander terlihat mondar-mandir, wajahnya jelas menunjukkan kegelisahan yang tak bisa disembunyikan. Ketika pintu terbuka, dia langsung menatap Helena dengan penuh harap. “Bagaimana hasilnya, Sayang?” tanyanya cepat, suaranya sedikit bergetar. Helena berdiri diam tanpa ekspresi, membuat Alexander semakin tegang. Untuk beberapa detik, ruangan itu terasa sunyi, hanya diisi dengan napas tertahan Alexander. Namun, perlahan, bibir Helena melengkung menjadi senyuman. Dia mengangkat alat uji kehamilan yang digenggamnya, menunjukkan garis dua yang jelas. “Positif,” ujar Helena dengan suara lembut. Alexander membeku sejenak, lalu dalam hitungan detik dia melangkah cepat ke arah Helena dan memeluknya erat. Tubuhnya bergetar, dan suara tangis kecil terdengar dari pria yang biasanya selalu tenang dan tegar.

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 353

    Hotel itu dipenuhi dengan dekorasi elegan, mencerminkan suasana bahagia dan sakral yang tengah dirasakan semua orang. Hari ini adalah hari pernikahan Patricia dan Helios. Meski perjalanan menuju hari ini penuh dengan perdebatan dan perbedaan pendapat di antara keluarga, akhirnya semuanya berakhir dengan keputusan untuk mendukung pasangan tersebut. Patricia, dengan perut yang mulai terlihat membesar, tampak cantik dalam gaun putih sederhana namun anggun. Helios, yang biasanya dingin dan kaku, menunjukkan sisi yang lebih lembut hari ini. Pandangannya penuh cinta saat menatap Patricia berjalan di altar, menggandeng Tuan Beauvoir yang mengantar menantunya dengan senyuman bangga. Di antara tamu undangan, Rendy dan Angel mencuri perhatian. Kedua anak Helena dan Alexander itu mengenakan pakaian formal yang membuat mereka terlihat sangat menggemaskan. Angel dengan gaun putihnya dan Rendy dengan setelan jas mini membuat para tamu tak henti-hentinya m

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 352

    Emily tersenyum lembut, menggenggam tangan Han yang terasa hangat di jemarinya. Mereka berjalan beriringan di lorong apartemen menuju pintu unit mereka. Sudah dua bulan sejak mereka memutuskan untuk tinggal bersama, sebuah langkah besar yang diambil setelah melewati masa lalu yang penuh luka. “Pikirkan, kita akan jadi koki malam ini,” ujar Han dengan nada bercanda, membuat Emily tertawa kecil. “Jangan lupa siapa yang paling ahli di dapur,” balas Emily sambil mengangkat alis, menggodanya. Di dalam apartemen, mereka segera memulai persiapan makan malam. Han dengan serius mengolah steak daging sapi di dapur, sementara Emily sibuk menyiapkan meja makan, meletakkan piring, gelas, dan lilin kecil untuk suasana yang lebih hangat. Setelah selesai, Han membawa dua piring steak ke meja dan meletakkannya dengan hati-hati. “Makan malam istimewa untuk kita,” katanya dengan nada puas. Emily meletakkan gelas di depan masing

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 351

    Sinar mentari pagi perlahan menghangatkan udara, menciptakan kilauan indah di atas laut yang tenang. Di tengah keindahan itu, Alexander berdiri di hadapan Helena dengan mata penuh cinta. Di tangannya, sebuah cincin berlian bersinar, memantulkan cahaya pagi. Helena menatap Alexander, matanya berbinar namun berkabut oleh air mata haru. “Apa ini, Alexander?” bisiknya, suaranya bergetar. Alexander menggenggam tangan Helena dengan lembut. “Ini bukan hanya cincin, Sayang. Ini adalah janji. Janji bahwa aku akan selalu mencintaimu, melindungimu, dan menjadi pendampingmu dalam suka dan duka. Apakah kau bersedia untuk terus bersamaku?” Helena tidak mampu menahan air matanya. Dengan penuh keyakinan, dia mengangguk. “Ya, Alexander. Aku bersedia.” Alexander menyematkan cincin itu di jari manis Helena. Sentuhan dingin berlian bercampur dengan kehangatan cinta mereka. Setelahnya, Alexander menarik Helena ke dalam pelukannya,

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 350

    Pagi itu, langit cerah tanpa awan, angin sepoi-sepoi dari laut menghembus lembut, menyambut keluarga Alexander yang tiba di sebuah pantai yang luar biasa indah. Pasir putih bersih terbentang sejauh mata memandang, berpadu dengan birunya laut yang jernih dan tenang. Angel dan Rendy berlari ke arah air dengan penuh semangat, membawa sekop kecil dan ember mainan mereka. “Ibu! Ayah! Lihat kami membuat istana pasir terbesar di dunia!” teriak Angel dengan tawa ceria. Helena tertawa kecil, melambaikan tangan pada anak-anaknya. “Hati-hati di dekat air, ya!” Alexander membawa tikar piknik dan membentangkannya di bawah bayangan pohon kelapa. Dia menatap Helena, yang mengenakan gaun pantai berwarna pastel, tampak anggun dan mempesona. “Duduklah, Sayang. Mari kita nikmati momen ini,” ajaknya lembut. Helena menurut, duduk di samping Alexander sambil memperhatikan anak-anak mereka bermain. Angel dan Rendy terlihat asyik membangun r

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 349

    Pagi itu, suasana di rumah keluarga Alexander dipenuhi semangat dan kegembiraan. Helena tengah memeriksa koper terakhir sambil memastikan semua dokumen perjalanan sudah siap. Angel dan Rendy berlarian di sekitar ruang tamu, terlalu antusias memikirkan liburan yang akan mereka jalani. Alexander turun dari tangga dengan kemeja santai, membawa beberapa dokumen yang masih harus ia selesaikan. Namun, senyumnya yang hangat menunjukkan bahwa bahkan urusan pekerjaan tidak bisa mengurangi antusiasmenya untuk perjalanan ini. “Semua siap?” tanyanya kepada Helena. Helena mengangguk sambil tersenyum. “Ya, semuanya sudah rapi. Aku juga sudah mengatur siapa yang akan menangani perusahaan ku selama kita pergi.” Selama mereka pergi, perusahaan Smith akan berada di bawah kendali penuh Tuan Smith dan para eksekutif senior yang sudah dipercaya keluarga Alexander selama bertahun-tahun. Alura Fashion Group, perusahaan f

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 348

    Sore itu, suasana kantor mulai lengang. Para karyawan satu per satu meninggalkan meja mereka, bersiap pulang setelah hari yang panjang. Alexander baru saja menyadari bahwa ada dokumen penting yang tertinggal di ruangannya. Ia meminta Helena menunggu di dekat lobi sementara ia kembali ke ruang kerjanya.“Sayang, ada yang tertinggal. Kau tunggu sini saja, aku akan segera kembali!”“Ya,” jawab Helena. Helena berdiri di dekat lift, matanya mengamati gedung kantor yang mulai sepi. Tak lama kemudian, ia melihat Vera keluar dari ruangan dengan langkah cepat. Perempuan itu tampak terkejut melihat Helena, namun segera menyapa dengan sopan. “Selamat sore, Nyonya Helena,” ujar Vera sambil sedikit membungkuk. Helena mengangguk kecil, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Sore juga, Vera.” Ketika Vera melangkah menjauh, Helena tanpa sadar memanggilnya. “Vera.” Langkah Vera terhenti, dan ia berba

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 347

    Helena melangkah masuk ke kantor Alexander dengan langkah ringan. Sudah hampir seminggu libur sekolah dimulai, dan Rendy memilih tinggal di rumah Tuan dan Nyonya Wijaya. Angel juga ikut serta karena tidak mau jauh dari kakaknya. Tuan dan Nyonya Wijaya, dengan kasih sayang tulus mereka, memperlakukan Angel seperti cucu kandung sendiri.Itu pun lah yang membuat Helena meminta Angel memanggil Taun dan Nyonya Wijaya dengan sebutan, ‘kakak dan nenek’. Bagi Helena, situasi ini adalah berkah terselubung. Rumah yang biasanya penuh dengan tawa anak-anak kini terasa sepi, dan ia merasa bosan jika hanya duduk tanpa melakukan apa-apa. Oleh karena itu, ia menerima ajakan Alexander untuk ikut ke kantor dan membantunya bekerja. Namun, Alexander memiliki aturan khusus. “Kau boleh bantu aku, tapi ada syaratnya,” ucapnya dengan senyum khas yang selalu berhasil membuat Helena menggeleng tak percaya. “Syarat apa lagi, sih

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 346

    Menjelang sore, Alexander mengajak Helena dan kedua anak mereka, Angel dan Rendy, untuk meninggalkan kantor dan pergi ke pusat perbelanjaan. Alexander merasa sudah terlalu lama tenggelam dalam pekerjaan, dan ia ingin memberikan waktu berkualitas untuk keluarganya. Di pusat perbelanjaan, Angel dan Rendy langsung bersemangat saat melihat tempat permainan anak-anak. “Ibu, Atah, aku mau main itu!” seru Angel sambil menunjuk area permainan. Alexander tersenyum. “Ayo kita biarkan mereka bermain,” katanya kepada Helena. Beruntung, tepat di sebelah tempat permainan itu ada sebuah restoran. Alexander memutuskan untuk mengajak Helena duduk di sana, menikmati makanan ringan sambil memperhatikan kedua anak mereka bermain. Helena tersenyum bahagia, merasa momen seperti ini adalah kebahagiaan sederhana yang tak ternilai. Namun, suasana berubah ketika seorang pria tiba-tiba mendekati meja mereka. “Maaf, apakah ini benar Hece

DMCA.com Protection Status