Share

Rahasia sang Penjelajah Dimensi
Rahasia sang Penjelajah Dimensi
Author: Hujanana

Bab 1

Author: Hujanana
last update Last Updated: 2023-07-14 11:10:23

"Dasar wanita gila! Bisa-bisanya kamu menginjak gaun mahalku?" Ana menjambak rambut wanita tak dikenal yang ia temui di kapal pesiar.

"Siapa yang menyuruhmu pakai gaun selebar itu? Kamu pikir ini kapal pesiar pribadi? Dasar norak!"

Dan plot twist-nya, wanita tak dikenal itu pun balas mencibir Ana. Ia tak terima dibilang wanita gila gara-gara tak sengaja menginjak gaun mahal Ana.

"Oh berani ya? Kamu gak tau aku siapa?" tantang Ana.

Wanita muda berusia 23 tahun, bisa keliling dunia dari uang keluarganya yang merupakan pemilik PT Royal Abadi dengan kekayaan 7 turunan tak habis-habis, membuat Ana merasa, ia adalah orang yang tidak pantas direndahkan seperti sekarang.

"Tau, kamu wanita gila yang mencibir orang lain gila kan?" tandas Wanita tersebut.

"Kyaaaa!" Alhasil, dua insan yang saling disulut emosi itu pun beradu dan menimbulkan kegaduhan di dalam kapal pesiar.

Byur

Ana terjatuh. Wanita tak dikenal itu mendorong Ana sampai ujung, dan nahasnya, pegangan di ujung sangat licin. Ana kesulitan mengendalikan pegangan tangan dan akhirnya Ana pun terjatuh.

Laut sangat dingin di malam hari. Napasnya sesak dan semuanya gelap. Semua menjadi sunyi, sepi, hening. Bahkan, saat Ana masih membuka mata, sekilas ia melihat wajah panik orang-orang yang berada di kapal pesiar. Sebelum akhirnya, semua menjadi buram dan sekarang tidak terlihat sama sekali.

Suara teriakan orang-orang yang kaget itu pun juga awalnya terdengar, namun lambat laun, suara itu menghilang. Sunyi sepi dan dingin. Awalnya Ana memang sempat berontak, berusaha terus mengepakkan kaki dan tangannya agar bisa berenang sampai permukaan. Tetapi, Ana kehabisan tenaga di tengah jalan. Ia tidak sanggup untuk mempertahankan dirinya sendiri dan ini membuat Ana ikhlas jikalau hari ini memang hari terakhirnya hidup di dunia ini.

"Apa aku mati dengan cara didorong wanita gila itu?" batin Ana.

***

Ana terbangun. Ia mendengar kilatan petir yang menyeramkan. Suasananya masih sangat dingin dan bahkan kondisi langit juga gelap. Beberapa bintang yang bertaburan di langit pun tidak menjamin bahwa ia bisa menjadi penerang alami. Bahkan, satu bulan melingkar sempurna itu pun tidak menjamin bahwa ia bisa menjadi penerang untuk alam.

"Hah? Aku di mana ini?"

Ekspresi Ana tentu saja panik. Kilatan petir identik dengan karma atau hukuman. Apalagi suasana di tempat ini sangatlah mencekam.

"Tunggu, apa aku di neraka?" pikir Ana.

Tergeletak di tanah basah tentu membuat Ana berpikir bahwa ia bangkit dari kubur dan sedang menjalani hari-hari di neraka. Tanpa berpikir panjang, Ana pun berdiri dan mencari orang-orang di sekitar yang bisa ia tanyai. Setelah bangun dari tanah basah, Ana pun berjalan. Ia menyusuri tempat gelap dengan pepohonan tinggi menjulang. Di ujung perbatasan pepohonan itu, ada gedung. Jika kalian berpikir gedungnya megah, itu salah. Gedungnya bahkan sangat usang, dan anehnya, orang-orang sembunyi di gedung tersebut.

"Heh lihat wanita itu?" ujar seorang pria paruh baya dengan pakaian lusuh dan tangan gosong seperti habis terkena ledakan.

"Suruh dia ke sini!"

Sementara Ana, ia masih bingung menatap mereka semua.

"Nak, sini!"

"Aku?" batin Ana.

Karena Ana masih berdiam diri dengan wajah bingung, pria paruh baya itu pun lari menghampiri Ana. Dengan cepat ia menggandeng tangan Ana dan meminta Ana berlari seperti langkah kaki pria tersebut.

"Kalian kenapa? Ini neraka ya?" tanya Ana dengan wajah polos.

"Memang mirip neraka tapi bukan neraka."

Seketika, Ana merasa pusing. Semua ini terjadi begitu cepat dan tidak bisa ia nalar sedikitpun.

"Kamu ini orang mana sih? Ini kan kota Agarsy, kota yang dijajah para penyihir dan hal magis lainnya."

Lalu terbesit pertanyaan di benak Ana seputar, mengapa mereka bersembunyi? Mengapa tidak keluar saja dan balas mengusir para penyihir yang menjajah kota Agarsy. Tetapi, balasan yang didengar Ana adalah "Takut."

"Kami takut dan kami tidak memiliki ilmu apapun untuk melawan penyihir ganas itu! Jika penyihir itu melihatmu, bisa saja tubuhmu mati mengenaskan. Kami masih ingin bertahan hidup, karena itulah kami bersembunyi."

Ana mengerutkan alisnya. Entah mengapa, itu menjadi jawaban yang tidak disukai Ana. Ya, Ana mungkin terkenal sebagai gadis manja yang segala kemauannya dituruti kedua orang tuanya, termasuk berlibur dengan menaiki kapal pesiar. Tetapi, ada satu hal yang perlu diketahui, Ana bukan tipe gadis yang penakut. Bukti kecilnya, Ana berani memberontak wanita yang tak ia kenal hanya karena tanpa rasa bersalah dan tanpa meminta maaf setelah menginjak gaun mewah Ana.

Idealis dan kuat. Ana tidak suka jika orang lain mengusiknya, mengontrol, dan bahkan melakukan sesuatu yang mengganggu ketenangan Ana. Dan kejadian yang ia alami sekarang, menempatkan Ana pada posisi memberontak. Bagi Ana, bertahan hidup dengan cara terus bersembunyi tidak akan membawa perubahan apa-apa dan justru menambah rasa takut.

"Jika kalian bersembunyi terus, mereka akan lebih leluasa untuk menguasai kota Agarsy!"

"Kalau kami keluar, kami semua mati!" sahut pria paruh baya tersebut.

Ana terdiam. Ia tidak mau langsung mengelompokkan mereka sebagai orang lemah yang tidak berani mendobrak apa yang ada dihadapannya. Karena Ana yakin, apa yang mereka lakukan itu, mungkin karena ada beragam faktor. Banyak yang takut mati, bahkan Ana pun juga sama. Tetapi, Ana lebih takut lagi jika ia kalah karena ia memang berdiam diri tanpa melakukan perlawanan.

"Ya sudah, bersembunyi saja. Tetapi aku akan keluar dan menantang siapa penyihir itu!"

"Jangan!"

"Maaf Tuan, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan langkah kaki saya!" tegas Ana.

Jiwa Ana menggebu-gebu. Kini, ia sadar bahwa ia sedang terlempar ke dimensi waktu.

"Aku hanya pernah mendengar istilah lorong waktu tanpa berpikir atau percaya bahwa lorong waktu itu ada. Tetapi ternyata benar, lorong waktu itu ada dan aku sedang memasukinya!"

"Aku mungkin sempat membenci takdirku karena wanita gila di kapal pesiar yang merusak moodku. Tetapi, aku mulai menyukai takdirku setelah tahu, kejadian tadi membawaku ke tempat ini. Tempat yang tak pernah kupikirkan ada di dunia ini. Dunia yang sangat luas, tempat, dan orang yang ternyata hadir di luar logikaku sebagai manusia."

Ana berlari kencang dan ia terus menyusuri tempat gelap ini sendirian. Di ujung sana, terlihat ada kilatan cahaya yang melayang-layang mirip seperti aurora. Bedanya, aurora itu cukup landai, bukan berada di atas langit-langit.

"Apa itu?" Ana terdiam untuk mengamati cahaya melayang berwarna gelap. Semakin diamati, terlihat ada pria yang berlari ke arahnya. Pria itu berlari untuk menghindari cahaya melayang berwarna ungu gelap.

"Sini!" Pria itu menggandeng tangan Ana dan mengajak Ana berlari.

"Dia adalah gas beracun," jelas pria tersebut. Di tengah tangan Ana yang digandeng untuk berlari, Ana menatap lengan pria tersebut. Darah. Ana melihat darah, pria itu terluka.

Di tempat yang dirasa aman, pria itu melepaskan tangan Ana. Namun spontan Ana mengatakan, "Tanganmu berdarah."

Dan dengan sigap pria tinggi nan tampan itu pun mengikat lukanya dengan kain yang ia balut mengitari luka untuk menghentikan perdarahan.

"Huft, dunia aneh. Bagaimana bisa aku terlempar ke tempat ini," gerutunya.

Seketika, Ana mengerutkan alisnya dan mencerna kalimat pria itu.

"Terlempar? Dia terlempar sama sepertiku?"

Related chapters

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 2

    "Terlempar bagaimana maksudmu?" Ana semakin semangat. Ia memiliki segudang bara api di dalam jiwanya yang mungil. Lelah? Ya, ia lelah. Tetapi, ini sangat seru bagi Ana. Dan memenangkan perjalanan adalah hal yang selalu ia inginkan di setiap langkah kakinya. "Ah sudahlah, sulit dijelaskan." Pria itu terlihat putus asa, bahkan sebelum menceritakan semuanya kepada Ana. Ia masih sibuk membalut luka di tangannya sembari meringis menahan sakit. "Tunggu, ayo jelaskan saja. Aku yakin, aku akan paham. Aku tidak sebodoh yang kamu lihat dan bagaimana jika kita bisa mengakhiri segala porak poranda ini? Kita bisa, aku yakin!" Ana memberikan penjelasan yang cukup menggebu-gebu. Ia berusaha keras meyakinkan pria dihadapannya bahwa ia adalah orang yang bisa dipercaya, orang yang bisa diajak untuk berjuang bersama menyelamatkan kota Agarsy ini."Lihatlah! Lihatlah wujudmu sekarang. Kita jelas tidak memiliki apa-apa." "Jauhi aku jika apa yang kulakukan nanti tidak membawa perubahan ke arah yang lebi

    Last Updated : 2023-07-16
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 3

    Kaki Ana mulai melayang dan ia kesulitan bernapas. Thanos tentu tidak tega dan ia tentu tidak terima jika rekan seperjuangannya diperlakukan seperti itu. Alhasil Thanos mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyerang penyihir tersebut. Di saat Thanos mulai melakukan penyerangan fisik, otomatis konsentrasi Nyai Lenox itu pun terganggu dan lambat laun Ana bisa melepaskan gas sihir yang mengikat lehernya. BrukJatuh ke tanah dalam kondisi lemas sementara Thanos masih berjuang untuk melawan Nyai Lenox dengan sisa-sisa tenaganya. Tahu jika Thanos mulai kesulitan, Ana pun juga tidak tinggal diam. Ia tahu tenaganya mungkin mulai melemah, tetapi itu tidak dijadikan penghalang untuk membantu Thanos. Perlahan Ana mulai bangkit dan ia mulai menyerang Nyai Lenox bersama dengan Thanos. Di saku samping pakaian yang dikenakan Nyai Lenox terdapat benda bercahaya, yaitu batu kristal berwarna hijau tosca. Ana tidak tahu khasiat dari benda itu, tetapi ia mencoba untuk mengambil benda tersebut. Saat be

    Last Updated : 2023-07-17
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 4

    "Ana, kamu tau apa yang membuat kita bisa sampai sini?""Apa?""Karena kita terlalu ceroboh dan mengambil langkah cepat," jelas Thanos. Berulang kali Ana dibuat kesal dengan pernyataan Thanos. Ia merasa Thanos ini maju mundur dalam menghadapi seluruh rencana yang telah mereka sepakati bersama. Menyatukan pikiran dua insan memang tidak mudah, dan Ana percaya itu. Ia pun juga sering berselisih paham bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Maka, tak dapar dipungkiri jika ia bertemu dengan orang baru, perselisihan itu pasti sangat memungkinkan untuk terjadi. "Heh Thanos, dengarkan aku baik-baik. Mainmu itu kurang jauh. Caramu memandang dunia juga kurang jauh," jelas Ana. "Maksudnya?" Thanos mulai mempercepat langkah kakinya agar bisa sejajar dengan Ana. "Tidak ada penyesalan dalam hidupku sekalipun aku keliru mengambil keputusan. Kau tau kenapa aku bersikap seperti itu? Karena aku percaya apa yang ditakdirkan untukku pasti menemukan jalannya kepadaku. Bahkan daun yang jatuh saja itu a

    Last Updated : 2023-07-19
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 5

    "Pergilah dari sini!" pinta wanita paruh baya yang tak lain adalah Lena."S-Siapa?""Akulah istri Atek," jelas Lena.Ana terdiam, sementara Thanos gagal fokus setelah menatap kedua pergelangan kaki Lena yang terluka. Luka itu terlihat masih baru, tetapi Thanos tidak tahu dan tidak bisa memprediksi kira-kira bagaimana bisa luka itu didapatkan. "Bentuknya melingkar," batin Thanos. Tangannya pun kini direnggut Ana yang mulai berlari menjauh dan melanjutkan perjalanannya. "Mau ke mana kalian? Pergi dan pulanglah!" ujar Lena."Kami ingin melanjutkan perjalanan, kami ingin mengetahui markas Nyai Lenox," ujar Ana.Disaat Lena berbicara dengan Ana maupun Thanos, disaat itu pulalah Nyai Lenox menyembuhkan lukanya. Penyihir memiliki ribuan cara untuk bisa menyembuhkan dirinya. Semakin banyak diterjang badai, semakin hebat pula ia dalam memiliki cara baru. Cara-cara baru tersebutlah yang pada akhirnya membuat Nyai Lenox memiliki banyak ilmu sihir. Ia perlahan bangun dan merenggut seluruh pana

    Last Updated : 2023-07-20
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 6

    Thanos memang tidak bisa membaca tulisan yang ia dapat dari buku tersebut. Tetapi, dengan bantuan gambar, ia mampu mengamati meskipun mungkin masih ada banyak kesalahan tafsir di dalamnya. Menafsirkan suatu gambar dengan jangka waktu sependek itu, tentu menjadi pertimbangan bagi Thanos. Beruntungnya adalah, manusia dibekali feeling untuk menjalani kehidupannya. Dan sekarang, Thanos menggunakan bekal itu. Menurut feelingnya, ia merasa kakek Atek dan nenek Lena lah sumber biang keladinya. Karena itulah sampai ada satu buku khusus yang membahas mereka. "Aku bisa menghabisimu malam ini juga!" seru Nyai Lenox.Denyut jantung Thanos pun berdegup kencang. Ia tidak mau mati konyol di dimensi lain, apalagi ia memiliki tanggungan nyawa Ana. Meskipun marah dan ingin tidak peduli satu sama lain, nyatanya Thanos tidak bisa membiarkan Ana sendirian di jalur sesat. Thanos ingin membawa Ana dan pergi bersama-sama, seperti misi awal yang telah mereka sepakati. Belum sempat menjawab pertanyaan nyai L

    Last Updated : 2023-08-12

Latest chapter

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 6

    Thanos memang tidak bisa membaca tulisan yang ia dapat dari buku tersebut. Tetapi, dengan bantuan gambar, ia mampu mengamati meskipun mungkin masih ada banyak kesalahan tafsir di dalamnya. Menafsirkan suatu gambar dengan jangka waktu sependek itu, tentu menjadi pertimbangan bagi Thanos. Beruntungnya adalah, manusia dibekali feeling untuk menjalani kehidupannya. Dan sekarang, Thanos menggunakan bekal itu. Menurut feelingnya, ia merasa kakek Atek dan nenek Lena lah sumber biang keladinya. Karena itulah sampai ada satu buku khusus yang membahas mereka. "Aku bisa menghabisimu malam ini juga!" seru Nyai Lenox.Denyut jantung Thanos pun berdegup kencang. Ia tidak mau mati konyol di dimensi lain, apalagi ia memiliki tanggungan nyawa Ana. Meskipun marah dan ingin tidak peduli satu sama lain, nyatanya Thanos tidak bisa membiarkan Ana sendirian di jalur sesat. Thanos ingin membawa Ana dan pergi bersama-sama, seperti misi awal yang telah mereka sepakati. Belum sempat menjawab pertanyaan nyai L

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 5

    "Pergilah dari sini!" pinta wanita paruh baya yang tak lain adalah Lena."S-Siapa?""Akulah istri Atek," jelas Lena.Ana terdiam, sementara Thanos gagal fokus setelah menatap kedua pergelangan kaki Lena yang terluka. Luka itu terlihat masih baru, tetapi Thanos tidak tahu dan tidak bisa memprediksi kira-kira bagaimana bisa luka itu didapatkan. "Bentuknya melingkar," batin Thanos. Tangannya pun kini direnggut Ana yang mulai berlari menjauh dan melanjutkan perjalanannya. "Mau ke mana kalian? Pergi dan pulanglah!" ujar Lena."Kami ingin melanjutkan perjalanan, kami ingin mengetahui markas Nyai Lenox," ujar Ana.Disaat Lena berbicara dengan Ana maupun Thanos, disaat itu pulalah Nyai Lenox menyembuhkan lukanya. Penyihir memiliki ribuan cara untuk bisa menyembuhkan dirinya. Semakin banyak diterjang badai, semakin hebat pula ia dalam memiliki cara baru. Cara-cara baru tersebutlah yang pada akhirnya membuat Nyai Lenox memiliki banyak ilmu sihir. Ia perlahan bangun dan merenggut seluruh pana

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 4

    "Ana, kamu tau apa yang membuat kita bisa sampai sini?""Apa?""Karena kita terlalu ceroboh dan mengambil langkah cepat," jelas Thanos. Berulang kali Ana dibuat kesal dengan pernyataan Thanos. Ia merasa Thanos ini maju mundur dalam menghadapi seluruh rencana yang telah mereka sepakati bersama. Menyatukan pikiran dua insan memang tidak mudah, dan Ana percaya itu. Ia pun juga sering berselisih paham bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Maka, tak dapar dipungkiri jika ia bertemu dengan orang baru, perselisihan itu pasti sangat memungkinkan untuk terjadi. "Heh Thanos, dengarkan aku baik-baik. Mainmu itu kurang jauh. Caramu memandang dunia juga kurang jauh," jelas Ana. "Maksudnya?" Thanos mulai mempercepat langkah kakinya agar bisa sejajar dengan Ana. "Tidak ada penyesalan dalam hidupku sekalipun aku keliru mengambil keputusan. Kau tau kenapa aku bersikap seperti itu? Karena aku percaya apa yang ditakdirkan untukku pasti menemukan jalannya kepadaku. Bahkan daun yang jatuh saja itu a

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 3

    Kaki Ana mulai melayang dan ia kesulitan bernapas. Thanos tentu tidak tega dan ia tentu tidak terima jika rekan seperjuangannya diperlakukan seperti itu. Alhasil Thanos mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyerang penyihir tersebut. Di saat Thanos mulai melakukan penyerangan fisik, otomatis konsentrasi Nyai Lenox itu pun terganggu dan lambat laun Ana bisa melepaskan gas sihir yang mengikat lehernya. BrukJatuh ke tanah dalam kondisi lemas sementara Thanos masih berjuang untuk melawan Nyai Lenox dengan sisa-sisa tenaganya. Tahu jika Thanos mulai kesulitan, Ana pun juga tidak tinggal diam. Ia tahu tenaganya mungkin mulai melemah, tetapi itu tidak dijadikan penghalang untuk membantu Thanos. Perlahan Ana mulai bangkit dan ia mulai menyerang Nyai Lenox bersama dengan Thanos. Di saku samping pakaian yang dikenakan Nyai Lenox terdapat benda bercahaya, yaitu batu kristal berwarna hijau tosca. Ana tidak tahu khasiat dari benda itu, tetapi ia mencoba untuk mengambil benda tersebut. Saat be

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 2

    "Terlempar bagaimana maksudmu?" Ana semakin semangat. Ia memiliki segudang bara api di dalam jiwanya yang mungil. Lelah? Ya, ia lelah. Tetapi, ini sangat seru bagi Ana. Dan memenangkan perjalanan adalah hal yang selalu ia inginkan di setiap langkah kakinya. "Ah sudahlah, sulit dijelaskan." Pria itu terlihat putus asa, bahkan sebelum menceritakan semuanya kepada Ana. Ia masih sibuk membalut luka di tangannya sembari meringis menahan sakit. "Tunggu, ayo jelaskan saja. Aku yakin, aku akan paham. Aku tidak sebodoh yang kamu lihat dan bagaimana jika kita bisa mengakhiri segala porak poranda ini? Kita bisa, aku yakin!" Ana memberikan penjelasan yang cukup menggebu-gebu. Ia berusaha keras meyakinkan pria dihadapannya bahwa ia adalah orang yang bisa dipercaya, orang yang bisa diajak untuk berjuang bersama menyelamatkan kota Agarsy ini."Lihatlah! Lihatlah wujudmu sekarang. Kita jelas tidak memiliki apa-apa." "Jauhi aku jika apa yang kulakukan nanti tidak membawa perubahan ke arah yang lebi

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 1

    "Dasar wanita gila! Bisa-bisanya kamu menginjak gaun mahalku?" Ana menjambak rambut wanita tak dikenal yang ia temui di kapal pesiar. "Siapa yang menyuruhmu pakai gaun selebar itu? Kamu pikir ini kapal pesiar pribadi? Dasar norak!" Dan plot twist-nya, wanita tak dikenal itu pun balas mencibir Ana. Ia tak terima dibilang wanita gila gara-gara tak sengaja menginjak gaun mahal Ana. "Oh berani ya? Kamu gak tau aku siapa?" tantang Ana. Wanita muda berusia 23 tahun, bisa keliling dunia dari uang keluarganya yang merupakan pemilik PT Royal Abadi dengan kekayaan 7 turunan tak habis-habis, membuat Ana merasa, ia adalah orang yang tidak pantas direndahkan seperti sekarang. "Tau, kamu wanita gila yang mencibir orang lain gila kan?" tandas Wanita tersebut."Kyaaaa!" Alhasil, dua insan yang saling disulut emosi itu pun beradu dan menimbulkan kegaduhan di dalam kapal pesiar. ByurAna terjatuh. Wanita tak dikenal itu mendorong Ana sampai ujung, dan nahasnya, pegangan di ujung sangat licin. Ana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status