Share

Bab 2

Author: Hujanana
last update Last Updated: 2023-07-16 00:14:15

"Terlempar bagaimana maksudmu?" Ana semakin semangat. Ia memiliki segudang bara api di dalam jiwanya yang mungil. Lelah? Ya, ia lelah. Tetapi, ini sangat seru bagi Ana. Dan memenangkan perjalanan adalah hal yang selalu ia inginkan di setiap langkah kakinya.

"Ah sudahlah, sulit dijelaskan." Pria itu terlihat putus asa, bahkan sebelum menceritakan semuanya kepada Ana. Ia masih sibuk membalut luka di tangannya sembari meringis menahan sakit.

"Tunggu, ayo jelaskan saja. Aku yakin, aku akan paham. Aku tidak sebodoh yang kamu lihat dan bagaimana jika kita bisa mengakhiri segala porak poranda ini? Kita bisa, aku yakin!" Ana memberikan penjelasan yang cukup menggebu-gebu. Ia berusaha keras meyakinkan pria dihadapannya bahwa ia adalah orang yang bisa dipercaya, orang yang bisa diajak untuk berjuang bersama menyelamatkan kota Agarsy ini.

"Lihatlah! Lihatlah wujudmu sekarang. Kita jelas tidak memiliki apa-apa."

"Jauhi aku jika apa yang kulakukan nanti tidak membawa perubahan ke arah yang lebih baik! Pegang omonganku! Tetapi, berikan aku kesempatan untuk mencobanya!" Dengan sangat memohon, Ana meminta pria dihadapannya ini untuk memberikan satu saja kepercayaan, maka Ana akan berusaha untuk menjaga kepercayaan itu.

Di tengah jiwanya yang ceroboh dan kekanak-kanakan, Ana yakin bahwa ia bisa melewati semua ini, Ana yakin dibalik sikap itu tersembunyi jiwa penantang yang pemberani. Bagi Ana, takut itu hanya ada di pikiran. Jadi, saat pikiran kita mengarah ke berani, maka takut itu tidak akan pernah menguasai jalan pikiran kita. Kuncinya adalah yakin. Cukup dengan yakin.

"Thanos." Pria itu mengulurkan tangannya sebagai tanda ingin saling mengenal.

"Ana."

"Bagaimana kamu bisa terlempar di sini?" tanya Ana.

Thanos pun mulai mendekat ke arah Ana. Sebelum itu, ia memastikan ke kiri dan kanan bahwa tidak ada seorang pun di sekitar mereka. Dan Thanos mulai menceritakan awal kejadian bagaimana ia bisa terlempar di tempat ini. Percaya atau tidak, ini adalah kejadian yang membuat Thanos merasa dunia tidak sempit, dunia itu luas, dan saking luasnya Thanos selalu merasa heran dan takjub secara bersamaan.

Jika Ana bertemu dengan Thanos yang sama-sama terlempar ke lorong waktu, itu bukan karena dunia sempit, melainkan karena takdirlah yang mempersingkat jarak seluas itu menjadi jarak yang bisa mereka gapai dan mereka jumpai di satu titik temu itu.

"Aku bisa terlempar ke sini setelah sempat berdebat dengan orang asing di lampu lalu lintas. Tetapi truk tronton bermuatan besar hilang kendali, sepertinya rem blong, lalu truk itu menabrak apa saja di depannya, termasuk aku."

"Apa kamu sempat berpikir ini adalah alam selanjutnya? Tetapi belum final di surga atau neraka?" Ana mulai menebak-nebak. Ia yang awalnya yakin bahwa ia belum mati melainkan hanya pindah lorong waktu saja, kini mulai kembali ragu. Ia kembali ragu setelah mendengar cerita Thanos.

Keduanya memiliki kesamaan yaitu karena kecelakaan. Bedanya, Thanos karena kecelakaan truk dan Ana karena tenggelam di laut dingin nan gelap.

PLAK!

Thanos memukul lengan Ana sampai Ana merintih kesakitan.

"Auuu, sakit bodoh!" umpat Ana.

"Berarti ini bukan mimpi, bukan mati juga," simpul Thanos.

"Ya, terus?"

"Lorong dimensi waktu?" Ana dan Thanos sama-sama menyimpulkan kalimat tersebut. Mungkin, terasa aneh bagi yang tidak pernah mengalami atau berada di posisi mereka.

"Ayo kita melakukannya bersama!" sahut Ana.

***

Pagi harinya mereka berdua terbangun. Suasananya cukup berbeda dengan apa yang mereka lihat semalam. Tetapi tetap saja, masyarakat terlihat was-was di sepanjang perjalanan.

"Menurutmu kenapa masyarakat di tempat ini tidak banyak melakukan pemberontakan? Memangnya siapa sih penyihir yang ditakuti itu?" tanya Ana.

"Aku melihatnya semalam. Dia memang memiliki banyak kekuasaan dan ilmu sihirnya pun besar."

"Berarti dia akan datang di malam hari?" tanya Ana yang mulai penasaran.

"Menurutku begitu."

Dengan demikian, Ana pun mulai mencoba mengatur strategi sembari menunggu malam itu tiba. Sembari menunggu Ana dan Thanos pun menyusuri wilayah Agarsy. Mereka juga mulai bercerita satu sama lain dan mulai saling mengenal. Dengan excited Ana menceritakan bagaimana kehidupannya di dunia sebelumnya. Ia menceritakan betapa ia sangat beruntung karena lahir dari keluarga kaya yang sangat menyayanginya. Namun, lain halnya dengan Thanos. Saat Ana bertanya bagaimana kehidupan Thanos di dunia sebelumnya, Thanos hanya mengatakan bahwa ia hidup sama saja seperti sekarang.

"Aku lebih sering sendirian dan aku hidup sebatang kara."

"Keluargamu?"

"Ntahlah."

Ana pun terdiam. Meskipun ia terlihat egois dan ceria, tetapi Ana tahu, Thanos pasti menyembunyikan luka. Dan setiap luka tentu berpotensi untuk sakit. Berpotensi untuk membuat si pemilik tubuh ini merasakan pedih yang intensitasnya berbeda-beda di setiap orang.

"Hm, sudahlah, tidak penting juga. Thanos, ku beri tahu satu hal."

Thanos pun menatap Ana.

"Apa?" tanya Thanos.

"Pada akhirnya, manusia akan kembali sendirian dan pasti menemui perpisahan." Ana memegang pundak Thanos sebagai ungkapan agar Thanos bisa kuat dalam menjalani kehidupan ini.

Mereka memiliki usia yang sudah cukup dewasa untuk menyadari bahwa yang datang akan pergi jika masanya telah habis. Dan menyasari bahwa manusia dilahirkan untuk berpasangan namun pada ujungnya kembali sendiri lagi entah itu berpisah karena kematian atau hal lainnya.

"Membiasakan diri untuk terus beradaptasi dalam situasi dan kondisi apapun adalah satu hal yang perlu kita kuasai kan?" ujar Ana.

"Eh ini umbi? Ada umbi juga ya di sini hehe. Thanos mau? Kita harus makan banyak sebelum bertarung malam nanti."

Ekspresi Ana begitu lucu. Kedua tangannya memegang batang pohon ketela, terlihat seperti merangkul pohon ringkih itu dan mencoba untuk mencabut paksa, namun tak bisa semudah itu untuk dicabut. Melihat aksi Ana, Thanos pun tersenyum tipis.

"Wanita pendek dan cerewet itu memang ada aja ya kelakuannya," batin Thanos.

"Sini, sini! Biar aku cabutkan."

"Hehehe makasih Thanos."

Hingga tak terasa, malam yang ditunggu pun tiba. Suasana kembali mencekam. Warga pada bersembunyi tanpa melakukan perlawanan. Ana dan Thanos adalah dua insan asing yang berani muncul di saat yang lainnya memilih untuk sembunyi. Ana dan Thanos juga dua insan asing yang berani menantang apa yang ada dihadapannya tanpa tahu seberapa kuat orang yang ada di hadapannya tersebut.

Angin menyapu kulit mereka, membawa hawa dingin yang merasuk ke dalam tubuh. Tetapi, itu tidak menghentikan langkah Ana dan Thanos untuk menghampiri penyihir yang ditakuti masyarakat Agarsy.

Bum!

Suara ledakan mengagetkan mereka berdua. Tanpa sadar Ana pun menggandeng tangan Thanos. Ia cukup kaget dengan suara suara seperti itu.

"Hei, berani sekali kamu muncul dihadapanku?" Wajah pucat dengan mata merah yang memiliki tangan panjang dan tidak seperti tangan manusia pada umumnya. Definisi wajah dan postur badan yang mengerikan bagi Ana dan Thanos.

"Kamu penyihir yang ditakuti masyarakat kota Agarsy?" tanya Ana.

"Lancang sekali pertanyaanmu. Aku adalah Nyai Lenox, penguasa kota Agarsy. Agarsy harus tunduk dibawah kepemimpinanku!"

"Oh iya? Percaya diri sekali kamu," tantang Ana.

Marah mendengar cuitan Ana, Nyai Lenox pun mengulurkan tangan panjangnya beriringan dengan gas berwarna hijau tosca. Ia melayangkan sihir itu dan seketika tubuh Ana terangkat ke atas. Lehernya kesakitan karena gas itu mencekik leher Ana, membuat Ana kesulitan bernapas.

Related chapters

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 3

    Kaki Ana mulai melayang dan ia kesulitan bernapas. Thanos tentu tidak tega dan ia tentu tidak terima jika rekan seperjuangannya diperlakukan seperti itu. Alhasil Thanos mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyerang penyihir tersebut. Di saat Thanos mulai melakukan penyerangan fisik, otomatis konsentrasi Nyai Lenox itu pun terganggu dan lambat laun Ana bisa melepaskan gas sihir yang mengikat lehernya. BrukJatuh ke tanah dalam kondisi lemas sementara Thanos masih berjuang untuk melawan Nyai Lenox dengan sisa-sisa tenaganya. Tahu jika Thanos mulai kesulitan, Ana pun juga tidak tinggal diam. Ia tahu tenaganya mungkin mulai melemah, tetapi itu tidak dijadikan penghalang untuk membantu Thanos. Perlahan Ana mulai bangkit dan ia mulai menyerang Nyai Lenox bersama dengan Thanos. Di saku samping pakaian yang dikenakan Nyai Lenox terdapat benda bercahaya, yaitu batu kristal berwarna hijau tosca. Ana tidak tahu khasiat dari benda itu, tetapi ia mencoba untuk mengambil benda tersebut. Saat be

    Last Updated : 2023-07-17
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 4

    "Ana, kamu tau apa yang membuat kita bisa sampai sini?""Apa?""Karena kita terlalu ceroboh dan mengambil langkah cepat," jelas Thanos. Berulang kali Ana dibuat kesal dengan pernyataan Thanos. Ia merasa Thanos ini maju mundur dalam menghadapi seluruh rencana yang telah mereka sepakati bersama. Menyatukan pikiran dua insan memang tidak mudah, dan Ana percaya itu. Ia pun juga sering berselisih paham bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Maka, tak dapar dipungkiri jika ia bertemu dengan orang baru, perselisihan itu pasti sangat memungkinkan untuk terjadi. "Heh Thanos, dengarkan aku baik-baik. Mainmu itu kurang jauh. Caramu memandang dunia juga kurang jauh," jelas Ana. "Maksudnya?" Thanos mulai mempercepat langkah kakinya agar bisa sejajar dengan Ana. "Tidak ada penyesalan dalam hidupku sekalipun aku keliru mengambil keputusan. Kau tau kenapa aku bersikap seperti itu? Karena aku percaya apa yang ditakdirkan untukku pasti menemukan jalannya kepadaku. Bahkan daun yang jatuh saja itu a

    Last Updated : 2023-07-19
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 5

    "Pergilah dari sini!" pinta wanita paruh baya yang tak lain adalah Lena."S-Siapa?""Akulah istri Atek," jelas Lena.Ana terdiam, sementara Thanos gagal fokus setelah menatap kedua pergelangan kaki Lena yang terluka. Luka itu terlihat masih baru, tetapi Thanos tidak tahu dan tidak bisa memprediksi kira-kira bagaimana bisa luka itu didapatkan. "Bentuknya melingkar," batin Thanos. Tangannya pun kini direnggut Ana yang mulai berlari menjauh dan melanjutkan perjalanannya. "Mau ke mana kalian? Pergi dan pulanglah!" ujar Lena."Kami ingin melanjutkan perjalanan, kami ingin mengetahui markas Nyai Lenox," ujar Ana.Disaat Lena berbicara dengan Ana maupun Thanos, disaat itu pulalah Nyai Lenox menyembuhkan lukanya. Penyihir memiliki ribuan cara untuk bisa menyembuhkan dirinya. Semakin banyak diterjang badai, semakin hebat pula ia dalam memiliki cara baru. Cara-cara baru tersebutlah yang pada akhirnya membuat Nyai Lenox memiliki banyak ilmu sihir. Ia perlahan bangun dan merenggut seluruh pana

    Last Updated : 2023-07-20
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 6

    Thanos memang tidak bisa membaca tulisan yang ia dapat dari buku tersebut. Tetapi, dengan bantuan gambar, ia mampu mengamati meskipun mungkin masih ada banyak kesalahan tafsir di dalamnya. Menafsirkan suatu gambar dengan jangka waktu sependek itu, tentu menjadi pertimbangan bagi Thanos. Beruntungnya adalah, manusia dibekali feeling untuk menjalani kehidupannya. Dan sekarang, Thanos menggunakan bekal itu. Menurut feelingnya, ia merasa kakek Atek dan nenek Lena lah sumber biang keladinya. Karena itulah sampai ada satu buku khusus yang membahas mereka. "Aku bisa menghabisimu malam ini juga!" seru Nyai Lenox.Denyut jantung Thanos pun berdegup kencang. Ia tidak mau mati konyol di dimensi lain, apalagi ia memiliki tanggungan nyawa Ana. Meskipun marah dan ingin tidak peduli satu sama lain, nyatanya Thanos tidak bisa membiarkan Ana sendirian di jalur sesat. Thanos ingin membawa Ana dan pergi bersama-sama, seperti misi awal yang telah mereka sepakati. Belum sempat menjawab pertanyaan nyai L

    Last Updated : 2023-08-12
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 1

    "Dasar wanita gila! Bisa-bisanya kamu menginjak gaun mahalku?" Ana menjambak rambut wanita tak dikenal yang ia temui di kapal pesiar. "Siapa yang menyuruhmu pakai gaun selebar itu? Kamu pikir ini kapal pesiar pribadi? Dasar norak!" Dan plot twist-nya, wanita tak dikenal itu pun balas mencibir Ana. Ia tak terima dibilang wanita gila gara-gara tak sengaja menginjak gaun mahal Ana. "Oh berani ya? Kamu gak tau aku siapa?" tantang Ana. Wanita muda berusia 23 tahun, bisa keliling dunia dari uang keluarganya yang merupakan pemilik PT Royal Abadi dengan kekayaan 7 turunan tak habis-habis, membuat Ana merasa, ia adalah orang yang tidak pantas direndahkan seperti sekarang. "Tau, kamu wanita gila yang mencibir orang lain gila kan?" tandas Wanita tersebut."Kyaaaa!" Alhasil, dua insan yang saling disulut emosi itu pun beradu dan menimbulkan kegaduhan di dalam kapal pesiar. ByurAna terjatuh. Wanita tak dikenal itu mendorong Ana sampai ujung, dan nahasnya, pegangan di ujung sangat licin. Ana

    Last Updated : 2023-07-14

Latest chapter

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 6

    Thanos memang tidak bisa membaca tulisan yang ia dapat dari buku tersebut. Tetapi, dengan bantuan gambar, ia mampu mengamati meskipun mungkin masih ada banyak kesalahan tafsir di dalamnya. Menafsirkan suatu gambar dengan jangka waktu sependek itu, tentu menjadi pertimbangan bagi Thanos. Beruntungnya adalah, manusia dibekali feeling untuk menjalani kehidupannya. Dan sekarang, Thanos menggunakan bekal itu. Menurut feelingnya, ia merasa kakek Atek dan nenek Lena lah sumber biang keladinya. Karena itulah sampai ada satu buku khusus yang membahas mereka. "Aku bisa menghabisimu malam ini juga!" seru Nyai Lenox.Denyut jantung Thanos pun berdegup kencang. Ia tidak mau mati konyol di dimensi lain, apalagi ia memiliki tanggungan nyawa Ana. Meskipun marah dan ingin tidak peduli satu sama lain, nyatanya Thanos tidak bisa membiarkan Ana sendirian di jalur sesat. Thanos ingin membawa Ana dan pergi bersama-sama, seperti misi awal yang telah mereka sepakati. Belum sempat menjawab pertanyaan nyai L

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 5

    "Pergilah dari sini!" pinta wanita paruh baya yang tak lain adalah Lena."S-Siapa?""Akulah istri Atek," jelas Lena.Ana terdiam, sementara Thanos gagal fokus setelah menatap kedua pergelangan kaki Lena yang terluka. Luka itu terlihat masih baru, tetapi Thanos tidak tahu dan tidak bisa memprediksi kira-kira bagaimana bisa luka itu didapatkan. "Bentuknya melingkar," batin Thanos. Tangannya pun kini direnggut Ana yang mulai berlari menjauh dan melanjutkan perjalanannya. "Mau ke mana kalian? Pergi dan pulanglah!" ujar Lena."Kami ingin melanjutkan perjalanan, kami ingin mengetahui markas Nyai Lenox," ujar Ana.Disaat Lena berbicara dengan Ana maupun Thanos, disaat itu pulalah Nyai Lenox menyembuhkan lukanya. Penyihir memiliki ribuan cara untuk bisa menyembuhkan dirinya. Semakin banyak diterjang badai, semakin hebat pula ia dalam memiliki cara baru. Cara-cara baru tersebutlah yang pada akhirnya membuat Nyai Lenox memiliki banyak ilmu sihir. Ia perlahan bangun dan merenggut seluruh pana

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 4

    "Ana, kamu tau apa yang membuat kita bisa sampai sini?""Apa?""Karena kita terlalu ceroboh dan mengambil langkah cepat," jelas Thanos. Berulang kali Ana dibuat kesal dengan pernyataan Thanos. Ia merasa Thanos ini maju mundur dalam menghadapi seluruh rencana yang telah mereka sepakati bersama. Menyatukan pikiran dua insan memang tidak mudah, dan Ana percaya itu. Ia pun juga sering berselisih paham bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Maka, tak dapar dipungkiri jika ia bertemu dengan orang baru, perselisihan itu pasti sangat memungkinkan untuk terjadi. "Heh Thanos, dengarkan aku baik-baik. Mainmu itu kurang jauh. Caramu memandang dunia juga kurang jauh," jelas Ana. "Maksudnya?" Thanos mulai mempercepat langkah kakinya agar bisa sejajar dengan Ana. "Tidak ada penyesalan dalam hidupku sekalipun aku keliru mengambil keputusan. Kau tau kenapa aku bersikap seperti itu? Karena aku percaya apa yang ditakdirkan untukku pasti menemukan jalannya kepadaku. Bahkan daun yang jatuh saja itu a

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 3

    Kaki Ana mulai melayang dan ia kesulitan bernapas. Thanos tentu tidak tega dan ia tentu tidak terima jika rekan seperjuangannya diperlakukan seperti itu. Alhasil Thanos mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyerang penyihir tersebut. Di saat Thanos mulai melakukan penyerangan fisik, otomatis konsentrasi Nyai Lenox itu pun terganggu dan lambat laun Ana bisa melepaskan gas sihir yang mengikat lehernya. BrukJatuh ke tanah dalam kondisi lemas sementara Thanos masih berjuang untuk melawan Nyai Lenox dengan sisa-sisa tenaganya. Tahu jika Thanos mulai kesulitan, Ana pun juga tidak tinggal diam. Ia tahu tenaganya mungkin mulai melemah, tetapi itu tidak dijadikan penghalang untuk membantu Thanos. Perlahan Ana mulai bangkit dan ia mulai menyerang Nyai Lenox bersama dengan Thanos. Di saku samping pakaian yang dikenakan Nyai Lenox terdapat benda bercahaya, yaitu batu kristal berwarna hijau tosca. Ana tidak tahu khasiat dari benda itu, tetapi ia mencoba untuk mengambil benda tersebut. Saat be

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 2

    "Terlempar bagaimana maksudmu?" Ana semakin semangat. Ia memiliki segudang bara api di dalam jiwanya yang mungil. Lelah? Ya, ia lelah. Tetapi, ini sangat seru bagi Ana. Dan memenangkan perjalanan adalah hal yang selalu ia inginkan di setiap langkah kakinya. "Ah sudahlah, sulit dijelaskan." Pria itu terlihat putus asa, bahkan sebelum menceritakan semuanya kepada Ana. Ia masih sibuk membalut luka di tangannya sembari meringis menahan sakit. "Tunggu, ayo jelaskan saja. Aku yakin, aku akan paham. Aku tidak sebodoh yang kamu lihat dan bagaimana jika kita bisa mengakhiri segala porak poranda ini? Kita bisa, aku yakin!" Ana memberikan penjelasan yang cukup menggebu-gebu. Ia berusaha keras meyakinkan pria dihadapannya bahwa ia adalah orang yang bisa dipercaya, orang yang bisa diajak untuk berjuang bersama menyelamatkan kota Agarsy ini."Lihatlah! Lihatlah wujudmu sekarang. Kita jelas tidak memiliki apa-apa." "Jauhi aku jika apa yang kulakukan nanti tidak membawa perubahan ke arah yang lebi

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 1

    "Dasar wanita gila! Bisa-bisanya kamu menginjak gaun mahalku?" Ana menjambak rambut wanita tak dikenal yang ia temui di kapal pesiar. "Siapa yang menyuruhmu pakai gaun selebar itu? Kamu pikir ini kapal pesiar pribadi? Dasar norak!" Dan plot twist-nya, wanita tak dikenal itu pun balas mencibir Ana. Ia tak terima dibilang wanita gila gara-gara tak sengaja menginjak gaun mahal Ana. "Oh berani ya? Kamu gak tau aku siapa?" tantang Ana. Wanita muda berusia 23 tahun, bisa keliling dunia dari uang keluarganya yang merupakan pemilik PT Royal Abadi dengan kekayaan 7 turunan tak habis-habis, membuat Ana merasa, ia adalah orang yang tidak pantas direndahkan seperti sekarang. "Tau, kamu wanita gila yang mencibir orang lain gila kan?" tandas Wanita tersebut."Kyaaaa!" Alhasil, dua insan yang saling disulut emosi itu pun beradu dan menimbulkan kegaduhan di dalam kapal pesiar. ByurAna terjatuh. Wanita tak dikenal itu mendorong Ana sampai ujung, dan nahasnya, pegangan di ujung sangat licin. Ana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status