Share

Bab 6

Author: Hujanana
last update Last Updated: 2023-08-12 22:55:12

Thanos memang tidak bisa membaca tulisan yang ia dapat dari buku tersebut. Tetapi, dengan bantuan gambar, ia mampu mengamati meskipun mungkin masih ada banyak kesalahan tafsir di dalamnya. Menafsirkan suatu gambar dengan jangka waktu sependek itu, tentu menjadi pertimbangan bagi Thanos. Beruntungnya adalah, manusia dibekali feeling untuk menjalani kehidupannya. Dan sekarang, Thanos menggunakan bekal itu. Menurut feelingnya, ia merasa kakek Atek dan nenek Lena lah sumber biang keladinya. Karena itulah sampai ada satu buku khusus yang membahas mereka.

"Aku bisa menghabisimu malam ini juga!" seru Nyai Lenox.

Denyut jantung Thanos pun berdegup kencang. Ia tidak mau mati konyol di dimensi lain, apalagi ia memiliki tanggungan nyawa Ana. Meskipun marah dan ingin tidak peduli satu sama lain, nyatanya Thanos tidak bisa membiarkan Ana sendirian di jalur sesat. Thanos ingin membawa Ana dan pergi bersama-sama, seperti misi awal yang telah mereka sepakati.

Belum sempat menjawab pertanyaan nyai Lenox, Thanos langsung diserang kembali. Hujan sihir pun menyerang tubuh Thanos. Ia bisa melihat dengan jelas kilatan warna warni yang menyambar tubuhnya sampai membuat Thanos teriak kesakitan. Tenaganya pun terkuras habis dan Thanos tergulai lemah di lantai markas nyai Lenox. Pandangannya mulai buram dan dengan sayup Thanos memikirkan kondisi Ana.

"Tidak! Aku tidak boleh mati! Ana harus bisa ku selamatkan," pikir Thanos. Tanpa ia sadari, disaat paling genting dalam hidupnya pun, yang Thanos pikirkan bukan dirinya sendiri melainkan orang lain.

Dengan satu tangan yang mengandung kekuatan magis, nyai Lenox mampu menyeret tubuh Thanos hingga terangkat dan melayang di ruang hampa, lalu menghempaskan tubuh Thanos hingga pria itu sedikit berdarah di bagian kening dan siku.

"Jika terus seperti ini aku akan mati," batin Thanos. Serangan bertubi-tubi tanpa adanya perlawanan sama dengan menyerahkan nyawa secara gratis. Karena itulah, Thanos berusaha sekuat tenaga untuk berdiri dan menghentikan aksi nyai Lenox. Setidaknya, sampai nyai Lenox sadar keberadaan Thanos bukanlah untuk melawannya.

Thanos mulai berusaha menghindari serangan dan sesekali ia juga meminta nyai Lenox untuk stop menyerangnya.

"Aku berani bersumpah, aku memihakmu, dan aku ke sini bukan untuk menyerangmu. Lagi pula aku punya apa untuk bisa menyerangmu? Aku punya kekuatan apa untuk bisa menentangmu?" Thanos mencoba menyadarkan nyai Lenox dengan harap, pernyataan itu bisa menghentikan aksi penyihir bringas yang telah membakar bara dalam jiwanya.

"Apa yang bisa kamu buktikan terkait omonganmu?" Kini, nyai Lenox menghentikan aksi sihirnya. Ia mencoba berdiskusi dengan Thanos.

"Melawan Atek dan Lena?" tanya Thanos.

"Dan kenapa kamu bisa percaya aku dibanding mereka?" imbuh Nyai Lenox.

"Penyihir tidak pernah menjadi sihir jika tidak didasari sesuatu sebagai bentuk perlawanan. Manusia itu terkadang rumit dan bahkan serakah. Aku percaya itu karena aku juga manusia. Makhluk sepertimu tentu jauh lebih tulus dan transparan," jelas Thanos.

Ucapan tersebut mungkin terdengar bualan belaka bagi nyai Lenox, tetapi, yang membuat nyai Lenox percaya adalah gesture Thanos. Lelaki itu memiliki tubuh tinggi dengan dada bidang, seolah-olah menjadi tubuh yang memang siap untuk bertarung. Apalagi, nyai Lenox adalah penyihir perempuan yang kesepian karena ia dikucilkan oleh siapapun itu. Tidak ada yang berani mendekat dan tidak ada yang ingin ia dekati pula. Tetapi, Thanos berbeda di mata nyai Lenox. Di antara mereka yang pergi, Thanos lah yang justru datang mendekat.

"Jika kamu memang memihakku, carikan busur panah yang dibawa Lena!"

"Busur panah tadi?"

"Iya. Kembalilah dengan selamat, aku akan membawakan beberapa racikan sihir untukmu."

Nyai Lenox memberikan pegangan sihir kepada Thanos, namun pegangan sihir itu memiliki jangka waktu. Ia hanya beroperasi selama satu hari, lewat dari itu semua sihirnya tidak aktif lagi.

"Baiklah, aku akan tiba kembali dengan membawa busur panah itu."

***

Sementara Ana, ia kembali dengan Lena untuk menemui Atek. Saat Ana datang, Atek terkejut, pandangannya menembus ke belakang untyk mencari tahu keberadaan Thanos.

"Di mana temanmu yang lelaki itu?" tanya Atek.

"Namanya Thanos. kami sengaja berpisah karena beda keyakinan."

"Beda keyakinan?" tanya Atek untuk memastikan ulang.

"Thanos tidak mempercayaiku dan dia malah berpihak kepada nyai Lenox. Padahal jelas bahwa nyai Lenox ini penyihir yang ingin menghabisi kota Agarsy. Jadi, aku tidak paham dengan pemikiran Thanos. Kami tidak sath frekuensi," ungkap Ana.

Di saat itu, Atek pun menatap Lena. Tatapan tajam yang membuat Lena tidak berani menatap Atek. Hanya saja, Ana tidak menyadari itu karena fokusnya adalah meluapkan emosi kekesalan akibat Thanos.

"Kamu tunggu di sini ya. Aku mau bicara sama istriku."

Denyut jantung Lena pun berdegup kencang, karena ia yakin Atek akan memarahinya. Dan jawabannya benar, Atek memarahi Lena karena ia hanya mampu membawa pulang Ana, tanpa Thanos. Ditambah lagi pernyataan Ana yang mengatakan bahwa Thanos lebih percaya nyai Lenox dibandingkan dirinya. Tentu ini menjadi prahara baru bagi Lena karena ia gagal menyadari betapa pentingnya mengambil keduanya, bukan salah satu diantara kedua manusia yang dianggap meresahkan tersebut.

"Apapun yang ku kerjakan pasti salah. Maka, bekerjalah sendiri!" seru Lena.

"Kau ingin macam-macam denganku? Tidak takut dengan pasung yang melukai kakimu itu?" desak Atek.

Setiap mendengar pasung, rasanya ingin menangis. Rasanya sesak dan tidak nyaman.

"Ti-Tidak," ungkap Lena dengan suara gemetar. Ia cemas, dan ia tidak mau mendapat pasung seperti sebelum-sebelumnya.

Sementara itu, Ana berjalan pelan ke luar bangunan milik Atek. Ia menghirup udara segar sendirian sembari membayangkan kondisi Thanos.

"Thanos baik-baik saja tidak ya? Kenapa aku jadi mencemaskannya," pikir Ana.

"Ana, pssttt, Ana!" Suara lirih yang membuat Ana menoleh ke kiri dan kanan mencari sumber suara.

"Thanos?" Entah mengapa, melihat Thanos berada disekitarnya, itu mampu menghilangkan beban stress dalam tubuh Ana.

"Kok?" tanya Ana bimbang.

"Aku menawarkan diri lagi, kamu yakin gak mau ikut aku? Aku ingin menjelaskan sesuatu."

Tetapi, raut wajah Ana kembali murung. Ia mengerutkan alisnya dan menyadari bahwa Thanos, pria yang ia rindukan keberadannya itu telah memilih mempercayai nyai Lenox, dan itu kembali membuat Ana bimbang.

"TIDAK!" jawab Ana dengan tegas. Selama ini, prinsip hidupnya tak pernah bisa dipatahkan oleh apapun.

"Sungguh?"

"Iya. Jadi pergilah!"

Terkadang, menjadi sok tidak ingin padahal sangat ingin adalah kondisi yang membingungkan. Sama halnya dengan Ana. Ia sangat menginginkan keberadaan Thanos, tetapi begitu Thanos benar benar berada di dekatnya, Ana menjadi acuh, bahkan seolah membenci kehadiran Thanos. Padahal, tidak semua pria mampu memahami isyarat wanita.

"Sudahlah, aku pergi dulu!" seru Ana.

Di sini Thanos bingung, ia diam mematung melihat Ana yang mulai berjalan menjauhinya. Sembari menghirup napas panjang nan dalam, Thanos pun melangkah maju, pelan, dan hati-hati.

Ke mana pun langkah Ana, ia mengikutinya dari belakang. Karena Thanos percaya, Ana dalam bahaya dan ia harus terus mengawasi Ana.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aldo Guntur Petir
lanjut dong
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 1

    "Dasar wanita gila! Bisa-bisanya kamu menginjak gaun mahalku?" Ana menjambak rambut wanita tak dikenal yang ia temui di kapal pesiar. "Siapa yang menyuruhmu pakai gaun selebar itu? Kamu pikir ini kapal pesiar pribadi? Dasar norak!" Dan plot twist-nya, wanita tak dikenal itu pun balas mencibir Ana. Ia tak terima dibilang wanita gila gara-gara tak sengaja menginjak gaun mahal Ana. "Oh berani ya? Kamu gak tau aku siapa?" tantang Ana. Wanita muda berusia 23 tahun, bisa keliling dunia dari uang keluarganya yang merupakan pemilik PT Royal Abadi dengan kekayaan 7 turunan tak habis-habis, membuat Ana merasa, ia adalah orang yang tidak pantas direndahkan seperti sekarang. "Tau, kamu wanita gila yang mencibir orang lain gila kan?" tandas Wanita tersebut."Kyaaaa!" Alhasil, dua insan yang saling disulut emosi itu pun beradu dan menimbulkan kegaduhan di dalam kapal pesiar. ByurAna terjatuh. Wanita tak dikenal itu mendorong Ana sampai ujung, dan nahasnya, pegangan di ujung sangat licin. Ana

    Last Updated : 2023-07-14
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 2

    "Terlempar bagaimana maksudmu?" Ana semakin semangat. Ia memiliki segudang bara api di dalam jiwanya yang mungil. Lelah? Ya, ia lelah. Tetapi, ini sangat seru bagi Ana. Dan memenangkan perjalanan adalah hal yang selalu ia inginkan di setiap langkah kakinya. "Ah sudahlah, sulit dijelaskan." Pria itu terlihat putus asa, bahkan sebelum menceritakan semuanya kepada Ana. Ia masih sibuk membalut luka di tangannya sembari meringis menahan sakit. "Tunggu, ayo jelaskan saja. Aku yakin, aku akan paham. Aku tidak sebodoh yang kamu lihat dan bagaimana jika kita bisa mengakhiri segala porak poranda ini? Kita bisa, aku yakin!" Ana memberikan penjelasan yang cukup menggebu-gebu. Ia berusaha keras meyakinkan pria dihadapannya bahwa ia adalah orang yang bisa dipercaya, orang yang bisa diajak untuk berjuang bersama menyelamatkan kota Agarsy ini."Lihatlah! Lihatlah wujudmu sekarang. Kita jelas tidak memiliki apa-apa." "Jauhi aku jika apa yang kulakukan nanti tidak membawa perubahan ke arah yang lebi

    Last Updated : 2023-07-16
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 3

    Kaki Ana mulai melayang dan ia kesulitan bernapas. Thanos tentu tidak tega dan ia tentu tidak terima jika rekan seperjuangannya diperlakukan seperti itu. Alhasil Thanos mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyerang penyihir tersebut. Di saat Thanos mulai melakukan penyerangan fisik, otomatis konsentrasi Nyai Lenox itu pun terganggu dan lambat laun Ana bisa melepaskan gas sihir yang mengikat lehernya. BrukJatuh ke tanah dalam kondisi lemas sementara Thanos masih berjuang untuk melawan Nyai Lenox dengan sisa-sisa tenaganya. Tahu jika Thanos mulai kesulitan, Ana pun juga tidak tinggal diam. Ia tahu tenaganya mungkin mulai melemah, tetapi itu tidak dijadikan penghalang untuk membantu Thanos. Perlahan Ana mulai bangkit dan ia mulai menyerang Nyai Lenox bersama dengan Thanos. Di saku samping pakaian yang dikenakan Nyai Lenox terdapat benda bercahaya, yaitu batu kristal berwarna hijau tosca. Ana tidak tahu khasiat dari benda itu, tetapi ia mencoba untuk mengambil benda tersebut. Saat be

    Last Updated : 2023-07-17
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 4

    "Ana, kamu tau apa yang membuat kita bisa sampai sini?""Apa?""Karena kita terlalu ceroboh dan mengambil langkah cepat," jelas Thanos. Berulang kali Ana dibuat kesal dengan pernyataan Thanos. Ia merasa Thanos ini maju mundur dalam menghadapi seluruh rencana yang telah mereka sepakati bersama. Menyatukan pikiran dua insan memang tidak mudah, dan Ana percaya itu. Ia pun juga sering berselisih paham bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Maka, tak dapar dipungkiri jika ia bertemu dengan orang baru, perselisihan itu pasti sangat memungkinkan untuk terjadi. "Heh Thanos, dengarkan aku baik-baik. Mainmu itu kurang jauh. Caramu memandang dunia juga kurang jauh," jelas Ana. "Maksudnya?" Thanos mulai mempercepat langkah kakinya agar bisa sejajar dengan Ana. "Tidak ada penyesalan dalam hidupku sekalipun aku keliru mengambil keputusan. Kau tau kenapa aku bersikap seperti itu? Karena aku percaya apa yang ditakdirkan untukku pasti menemukan jalannya kepadaku. Bahkan daun yang jatuh saja itu a

    Last Updated : 2023-07-19
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 5

    "Pergilah dari sini!" pinta wanita paruh baya yang tak lain adalah Lena."S-Siapa?""Akulah istri Atek," jelas Lena.Ana terdiam, sementara Thanos gagal fokus setelah menatap kedua pergelangan kaki Lena yang terluka. Luka itu terlihat masih baru, tetapi Thanos tidak tahu dan tidak bisa memprediksi kira-kira bagaimana bisa luka itu didapatkan. "Bentuknya melingkar," batin Thanos. Tangannya pun kini direnggut Ana yang mulai berlari menjauh dan melanjutkan perjalanannya. "Mau ke mana kalian? Pergi dan pulanglah!" ujar Lena."Kami ingin melanjutkan perjalanan, kami ingin mengetahui markas Nyai Lenox," ujar Ana.Disaat Lena berbicara dengan Ana maupun Thanos, disaat itu pulalah Nyai Lenox menyembuhkan lukanya. Penyihir memiliki ribuan cara untuk bisa menyembuhkan dirinya. Semakin banyak diterjang badai, semakin hebat pula ia dalam memiliki cara baru. Cara-cara baru tersebutlah yang pada akhirnya membuat Nyai Lenox memiliki banyak ilmu sihir. Ia perlahan bangun dan merenggut seluruh pana

    Last Updated : 2023-07-20

Latest chapter

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 6

    Thanos memang tidak bisa membaca tulisan yang ia dapat dari buku tersebut. Tetapi, dengan bantuan gambar, ia mampu mengamati meskipun mungkin masih ada banyak kesalahan tafsir di dalamnya. Menafsirkan suatu gambar dengan jangka waktu sependek itu, tentu menjadi pertimbangan bagi Thanos. Beruntungnya adalah, manusia dibekali feeling untuk menjalani kehidupannya. Dan sekarang, Thanos menggunakan bekal itu. Menurut feelingnya, ia merasa kakek Atek dan nenek Lena lah sumber biang keladinya. Karena itulah sampai ada satu buku khusus yang membahas mereka. "Aku bisa menghabisimu malam ini juga!" seru Nyai Lenox.Denyut jantung Thanos pun berdegup kencang. Ia tidak mau mati konyol di dimensi lain, apalagi ia memiliki tanggungan nyawa Ana. Meskipun marah dan ingin tidak peduli satu sama lain, nyatanya Thanos tidak bisa membiarkan Ana sendirian di jalur sesat. Thanos ingin membawa Ana dan pergi bersama-sama, seperti misi awal yang telah mereka sepakati. Belum sempat menjawab pertanyaan nyai L

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 5

    "Pergilah dari sini!" pinta wanita paruh baya yang tak lain adalah Lena."S-Siapa?""Akulah istri Atek," jelas Lena.Ana terdiam, sementara Thanos gagal fokus setelah menatap kedua pergelangan kaki Lena yang terluka. Luka itu terlihat masih baru, tetapi Thanos tidak tahu dan tidak bisa memprediksi kira-kira bagaimana bisa luka itu didapatkan. "Bentuknya melingkar," batin Thanos. Tangannya pun kini direnggut Ana yang mulai berlari menjauh dan melanjutkan perjalanannya. "Mau ke mana kalian? Pergi dan pulanglah!" ujar Lena."Kami ingin melanjutkan perjalanan, kami ingin mengetahui markas Nyai Lenox," ujar Ana.Disaat Lena berbicara dengan Ana maupun Thanos, disaat itu pulalah Nyai Lenox menyembuhkan lukanya. Penyihir memiliki ribuan cara untuk bisa menyembuhkan dirinya. Semakin banyak diterjang badai, semakin hebat pula ia dalam memiliki cara baru. Cara-cara baru tersebutlah yang pada akhirnya membuat Nyai Lenox memiliki banyak ilmu sihir. Ia perlahan bangun dan merenggut seluruh pana

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 4

    "Ana, kamu tau apa yang membuat kita bisa sampai sini?""Apa?""Karena kita terlalu ceroboh dan mengambil langkah cepat," jelas Thanos. Berulang kali Ana dibuat kesal dengan pernyataan Thanos. Ia merasa Thanos ini maju mundur dalam menghadapi seluruh rencana yang telah mereka sepakati bersama. Menyatukan pikiran dua insan memang tidak mudah, dan Ana percaya itu. Ia pun juga sering berselisih paham bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Maka, tak dapar dipungkiri jika ia bertemu dengan orang baru, perselisihan itu pasti sangat memungkinkan untuk terjadi. "Heh Thanos, dengarkan aku baik-baik. Mainmu itu kurang jauh. Caramu memandang dunia juga kurang jauh," jelas Ana. "Maksudnya?" Thanos mulai mempercepat langkah kakinya agar bisa sejajar dengan Ana. "Tidak ada penyesalan dalam hidupku sekalipun aku keliru mengambil keputusan. Kau tau kenapa aku bersikap seperti itu? Karena aku percaya apa yang ditakdirkan untukku pasti menemukan jalannya kepadaku. Bahkan daun yang jatuh saja itu a

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 3

    Kaki Ana mulai melayang dan ia kesulitan bernapas. Thanos tentu tidak tega dan ia tentu tidak terima jika rekan seperjuangannya diperlakukan seperti itu. Alhasil Thanos mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyerang penyihir tersebut. Di saat Thanos mulai melakukan penyerangan fisik, otomatis konsentrasi Nyai Lenox itu pun terganggu dan lambat laun Ana bisa melepaskan gas sihir yang mengikat lehernya. BrukJatuh ke tanah dalam kondisi lemas sementara Thanos masih berjuang untuk melawan Nyai Lenox dengan sisa-sisa tenaganya. Tahu jika Thanos mulai kesulitan, Ana pun juga tidak tinggal diam. Ia tahu tenaganya mungkin mulai melemah, tetapi itu tidak dijadikan penghalang untuk membantu Thanos. Perlahan Ana mulai bangkit dan ia mulai menyerang Nyai Lenox bersama dengan Thanos. Di saku samping pakaian yang dikenakan Nyai Lenox terdapat benda bercahaya, yaitu batu kristal berwarna hijau tosca. Ana tidak tahu khasiat dari benda itu, tetapi ia mencoba untuk mengambil benda tersebut. Saat be

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 2

    "Terlempar bagaimana maksudmu?" Ana semakin semangat. Ia memiliki segudang bara api di dalam jiwanya yang mungil. Lelah? Ya, ia lelah. Tetapi, ini sangat seru bagi Ana. Dan memenangkan perjalanan adalah hal yang selalu ia inginkan di setiap langkah kakinya. "Ah sudahlah, sulit dijelaskan." Pria itu terlihat putus asa, bahkan sebelum menceritakan semuanya kepada Ana. Ia masih sibuk membalut luka di tangannya sembari meringis menahan sakit. "Tunggu, ayo jelaskan saja. Aku yakin, aku akan paham. Aku tidak sebodoh yang kamu lihat dan bagaimana jika kita bisa mengakhiri segala porak poranda ini? Kita bisa, aku yakin!" Ana memberikan penjelasan yang cukup menggebu-gebu. Ia berusaha keras meyakinkan pria dihadapannya bahwa ia adalah orang yang bisa dipercaya, orang yang bisa diajak untuk berjuang bersama menyelamatkan kota Agarsy ini."Lihatlah! Lihatlah wujudmu sekarang. Kita jelas tidak memiliki apa-apa." "Jauhi aku jika apa yang kulakukan nanti tidak membawa perubahan ke arah yang lebi

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 1

    "Dasar wanita gila! Bisa-bisanya kamu menginjak gaun mahalku?" Ana menjambak rambut wanita tak dikenal yang ia temui di kapal pesiar. "Siapa yang menyuruhmu pakai gaun selebar itu? Kamu pikir ini kapal pesiar pribadi? Dasar norak!" Dan plot twist-nya, wanita tak dikenal itu pun balas mencibir Ana. Ia tak terima dibilang wanita gila gara-gara tak sengaja menginjak gaun mahal Ana. "Oh berani ya? Kamu gak tau aku siapa?" tantang Ana. Wanita muda berusia 23 tahun, bisa keliling dunia dari uang keluarganya yang merupakan pemilik PT Royal Abadi dengan kekayaan 7 turunan tak habis-habis, membuat Ana merasa, ia adalah orang yang tidak pantas direndahkan seperti sekarang. "Tau, kamu wanita gila yang mencibir orang lain gila kan?" tandas Wanita tersebut."Kyaaaa!" Alhasil, dua insan yang saling disulut emosi itu pun beradu dan menimbulkan kegaduhan di dalam kapal pesiar. ByurAna terjatuh. Wanita tak dikenal itu mendorong Ana sampai ujung, dan nahasnya, pegangan di ujung sangat licin. Ana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status