Share

Bab 3

Author: Hujanana
last update Last Updated: 2023-07-17 23:47:40

Kaki Ana mulai melayang dan ia kesulitan bernapas. Thanos tentu tidak tega dan ia tentu tidak terima jika rekan seperjuangannya diperlakukan seperti itu. Alhasil Thanos mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyerang penyihir tersebut. Di saat Thanos mulai melakukan penyerangan fisik, otomatis konsentrasi Nyai Lenox itu pun terganggu dan lambat laun Ana bisa melepaskan gas sihir yang mengikat lehernya.

Bruk

Jatuh ke tanah dalam kondisi lemas sementara Thanos masih berjuang untuk melawan Nyai Lenox dengan sisa-sisa tenaganya. Tahu jika Thanos mulai kesulitan, Ana pun juga tidak tinggal diam. Ia tahu tenaganya mungkin mulai melemah, tetapi itu tidak dijadikan penghalang untuk membantu Thanos. Perlahan Ana mulai bangkit dan ia mulai menyerang Nyai Lenox bersama dengan Thanos.

Di saku samping pakaian yang dikenakan Nyai Lenox terdapat benda bercahaya, yaitu batu kristal berwarna hijau tosca. Ana tidak tahu khasiat dari benda itu, tetapi ia mencoba untuk mengambil benda tersebut. Saat bendanya terambil, siapa sangka jika Nyai Lenox langsung melemah dan ia terjatuh.

Ana dan Thanos sama-sama kaget dan spontan Ana menjatuhkan batu kristal tersebut. Dibayangannya ada satu hal, yaitu, takut Nyai Lenox berubah wujud yang lebih menyeramkan daripada saat ini. Kita semua tidak pernah tahu bukan?

"Argh, ba-batu k-kristalku!" seru Nyai Lenox dengan tangan yang perlahan mulai meraih batu tersebut.

Setelah batu tersebut terpasang kembali dengan cara dikantongi, seketika kekuatan Nyai Lenox kembali muncul. Tetapi, ia memutuskan pergi meninggalkan Ana dan Thanos karena merasa terancam dan merasa mereka sudah mengetahui kelemahannya.

***

"Apa yang kamu ambil tadi?"

"Batu kristal berwarna hijau tosca. Ya, aku rasa itu adalah kuncinya. Kunci untuk melemahkan Nyai Lenox."

Ana merasa bangga atas pencapaian dirinya. Di saat sebagian besar orang beranggapan bahwa Nyai Lenox tak terkalahkan, ternyata cara untuk melumpuhkannya cukup sederhana, dengan mengambil batu kristal tersebut.

"Sudah ku katakan padamu kan, beri aku satu kesempatan maka aku akan membuktikan bahwa aku memang bisa," ungkap Ana dengan membanggakan dirinya sendiri.

Thanos hanya melirik aksi Ana. Perempuan itu nyatanya masih memiliki energi seluas lautan padahal beberapa menit yang lalu nyaris mati di tangan Nyai Lenox.

"Iya, aku akui kamu memang hebat Ana," ujar Thanos.

Di saat tidak ada orang yang mempercayainya, yang hanya menganggapnya sebagai anak tunggal manja dan tidak bisa apa-apa, nyatanya, sekarang Ana bisa mendapatkan pujian dari seseorang. Dari sini, ada satu hal yang baru Ana sadari, bahwa terkadang orang terdekatmu justru tidak pandai mengapresiasi kinerjamu, atau tidak memandang hebat pencapaianmu. Justru orang asing, orang yang baru dikenal yang pandai dan memandang hebat pencapaianmu, mau sekecil apapun itu.

Dan dari sini Ana belajar bahwa, terdampar itu tidak selamanya merugikan. Karena dari setiap perjalanan pasti memiliki hikmahnya masing-masing. Terkadang, kita boleh merindukan sesuatu yang telah berlalu jauh di belakang kita tetapi bukan berarti kita harus menyesali apa yang saat ini ada di depan kita dan yang sedang kita jalani.

"Lalu apa rencana yang menurutmu bisa kita lakukan kedepannya?"

"Kita perlu mencari markas Nyai Lenox," ujar Ana.

"Warga Agarsy mungkin saja tahu." Thanos berpikir, ia bisa saja meminta bantuan atau petunjuk dari para warga di kota Agarsy. Karena bagaimanapun juga, mereka telah lama hidup berdampingan dengan Nyai Lenox.

"Baiklah. Ayo menemui warga," pinta Ana.

Di saat mereka berjalan menyusuri kota Agarsy yang sepi senyap di setiap malam, ada kakek tua yang waktu itu sempat memanggil Ana dan meminta Ana untuk bersembunyi.

"Kakek?"

"Hei anak muda, kamu masih hidup?"

Ana mengernyitkan dahinya. Pertanyaan yang cukup aneh.

"Kenapa Kakek bicara begitu? Tentu saya masih hidup. Saya baik-baik saja Kek," ujar Ana.

"Kalian berdua selamat dari Nyai Lenox?"

"Kek, Kakek tenang saja. Kami sudah tahu kunci untuk mengalahkan Nyai Lenox," ujar Ana.

Dan dari situlah Ana menceritakan tentang batu kristal tersebut. Sang kakek sebenarnya tidak begitu menyadari keberadaan batu kristal tersebut. Tetapi, ia mulai mencoba mempercayai Ana setelah melihat Ana hidup dan selamat dari Nyai Lenox.

"Apa Kakek tahu markas Nyai Lenox?" tanya Thanos.

"Kalian mau ke sana? Memangnya kalian pikir kami belum pernah ke sana?" tanya Kakek.

Kakek itu pun mulai menjelaskan bahwa ia beserta para warga juga pernah mendatangi markas Nyai Lenox. Seperti kerajaan kecil di dalam goa, Nyai Lenox bersemayam di sana. Untuk masuk, tidak mudah. Karena jalan menuju sana cukup terjal. Selain itu, setelah sampai di depan goa, ada penjagaan ketat berupa racikan ilmu sihir yang membuat siapapun yang mencoba menembus gerbang sihir yang diciptakan Nyai Lenox, maka ia akan merasa badannya ini seolah tersetrum dan menimbulkan lemas di sekujur tubuh.

"Tidak apa-apa Kek, tetapi kami ingin mencobanya."

Kakek tersebut bersama Atek atau dipanggil Kakek Atek. Ia adalah sesepuh dan bisa dibilang yang paling tua di antara warga Agarsy lainnya. Tetapi, kakek Atek tidak memiliki ilmu untuk melawan sihir itu dengan alasan ia takut meninggalkan keluarga yang ia cintai. Kakek Atek hidup bersama istrinya tanpa memiliki anak. Dan istrinya pun juga masih hidup saat ini. Mereka berdua memilih bersembunyi dan menyelamatkan para warga dengan cara demikian. Padahal, kakek Atek juga ingin melawan dengan cara menyerang. Hanya saja, menyerang sendirian itu terlalu berbahaya. Dan hadirnya Ana beserta Thanos kembali meyakinkan Atek bahwa perubahan itu akan muncul jika ada penggeraknya.

"Aku akan ikut dengan kalian, tetapi aku harus ijin istriku dulu," ujar Atek.

"Jika istrimu tidak mengijinkan, berarti kami berdua yang ke sana dengan membawa peta atau arahan dari Kakek?" tanya Thanos.

"Iya, lebih baik begitu. Tetapi, Kakek akan tetap menyusul kalian bagaimanapun caranya," jelas Atek.

Ana pun tersenyum. Ia merasa senang karena dari dua orang yang akan melawan bertambah satu orang yang akan melawan. Ini adalah satu misi yang baik.

"Sementara itu, ini petanya. Datanglah ke sana dan aku akan menyusul kalian secepat mungkin," ujar Atek sembari memberikan peta usang kepada Ana dan Thanos.

Ana menerimanya dengan senang hati dan ia mengajak Thanos untuk bergegas menuju lokasi sesuai dengan petanya tersebut. Tetapi, Thanos merasa ada yang janggal dengan sikap Atek.

"Duluanlah, aku ingin mengikuti Kakek Atek," ujar Thanos.

Ana yang sementara ini menggenggam tangan Thanos pun mulai melepaskan genggaman. Ia merasa kesal karena merasa Thanos mudah terdistraksi hal-hal lain di luaran sana.

"Thanos, ayo fokus sama misi kita!"

"Kamu main percaya aja dengan Kakek Atek? Dia orang yang baru kita kenal dan kita tidak tahu apa yang ada dipikirannya itu," jelas Thanos. Wajar jika Thanos berhati-hati, ia merasa setiap tempat asing memiliki model adaptasi yang berbeda dan setiap hal di tempat asing itu patut dicurigai.

"Aku percaya Kakek Atek, aku sudah pernah melihat beliau sebelumnya!" tegas Ana dengan suara yang cukup nyaring. Ia kembali menggandeng tangan Thanos dan mengajak Thanos jalan sesuai arahan peta.

Sementara itu, Atek menoleh ke belakang. Ia melihat arah Ana dan Thanos yang mulai berjalan menjauh. Senyum tipis pun terlukis di raut wajah Atek yang keriput.

"Hm, dasar manusia tak kenal ampun!"

Related chapters

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 4

    "Ana, kamu tau apa yang membuat kita bisa sampai sini?""Apa?""Karena kita terlalu ceroboh dan mengambil langkah cepat," jelas Thanos. Berulang kali Ana dibuat kesal dengan pernyataan Thanos. Ia merasa Thanos ini maju mundur dalam menghadapi seluruh rencana yang telah mereka sepakati bersama. Menyatukan pikiran dua insan memang tidak mudah, dan Ana percaya itu. Ia pun juga sering berselisih paham bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Maka, tak dapar dipungkiri jika ia bertemu dengan orang baru, perselisihan itu pasti sangat memungkinkan untuk terjadi. "Heh Thanos, dengarkan aku baik-baik. Mainmu itu kurang jauh. Caramu memandang dunia juga kurang jauh," jelas Ana. "Maksudnya?" Thanos mulai mempercepat langkah kakinya agar bisa sejajar dengan Ana. "Tidak ada penyesalan dalam hidupku sekalipun aku keliru mengambil keputusan. Kau tau kenapa aku bersikap seperti itu? Karena aku percaya apa yang ditakdirkan untukku pasti menemukan jalannya kepadaku. Bahkan daun yang jatuh saja itu a

    Last Updated : 2023-07-19
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 5

    "Pergilah dari sini!" pinta wanita paruh baya yang tak lain adalah Lena."S-Siapa?""Akulah istri Atek," jelas Lena.Ana terdiam, sementara Thanos gagal fokus setelah menatap kedua pergelangan kaki Lena yang terluka. Luka itu terlihat masih baru, tetapi Thanos tidak tahu dan tidak bisa memprediksi kira-kira bagaimana bisa luka itu didapatkan. "Bentuknya melingkar," batin Thanos. Tangannya pun kini direnggut Ana yang mulai berlari menjauh dan melanjutkan perjalanannya. "Mau ke mana kalian? Pergi dan pulanglah!" ujar Lena."Kami ingin melanjutkan perjalanan, kami ingin mengetahui markas Nyai Lenox," ujar Ana.Disaat Lena berbicara dengan Ana maupun Thanos, disaat itu pulalah Nyai Lenox menyembuhkan lukanya. Penyihir memiliki ribuan cara untuk bisa menyembuhkan dirinya. Semakin banyak diterjang badai, semakin hebat pula ia dalam memiliki cara baru. Cara-cara baru tersebutlah yang pada akhirnya membuat Nyai Lenox memiliki banyak ilmu sihir. Ia perlahan bangun dan merenggut seluruh pana

    Last Updated : 2023-07-20
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 6

    Thanos memang tidak bisa membaca tulisan yang ia dapat dari buku tersebut. Tetapi, dengan bantuan gambar, ia mampu mengamati meskipun mungkin masih ada banyak kesalahan tafsir di dalamnya. Menafsirkan suatu gambar dengan jangka waktu sependek itu, tentu menjadi pertimbangan bagi Thanos. Beruntungnya adalah, manusia dibekali feeling untuk menjalani kehidupannya. Dan sekarang, Thanos menggunakan bekal itu. Menurut feelingnya, ia merasa kakek Atek dan nenek Lena lah sumber biang keladinya. Karena itulah sampai ada satu buku khusus yang membahas mereka. "Aku bisa menghabisimu malam ini juga!" seru Nyai Lenox.Denyut jantung Thanos pun berdegup kencang. Ia tidak mau mati konyol di dimensi lain, apalagi ia memiliki tanggungan nyawa Ana. Meskipun marah dan ingin tidak peduli satu sama lain, nyatanya Thanos tidak bisa membiarkan Ana sendirian di jalur sesat. Thanos ingin membawa Ana dan pergi bersama-sama, seperti misi awal yang telah mereka sepakati. Belum sempat menjawab pertanyaan nyai L

    Last Updated : 2023-08-12
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 1

    "Dasar wanita gila! Bisa-bisanya kamu menginjak gaun mahalku?" Ana menjambak rambut wanita tak dikenal yang ia temui di kapal pesiar. "Siapa yang menyuruhmu pakai gaun selebar itu? Kamu pikir ini kapal pesiar pribadi? Dasar norak!" Dan plot twist-nya, wanita tak dikenal itu pun balas mencibir Ana. Ia tak terima dibilang wanita gila gara-gara tak sengaja menginjak gaun mahal Ana. "Oh berani ya? Kamu gak tau aku siapa?" tantang Ana. Wanita muda berusia 23 tahun, bisa keliling dunia dari uang keluarganya yang merupakan pemilik PT Royal Abadi dengan kekayaan 7 turunan tak habis-habis, membuat Ana merasa, ia adalah orang yang tidak pantas direndahkan seperti sekarang. "Tau, kamu wanita gila yang mencibir orang lain gila kan?" tandas Wanita tersebut."Kyaaaa!" Alhasil, dua insan yang saling disulut emosi itu pun beradu dan menimbulkan kegaduhan di dalam kapal pesiar. ByurAna terjatuh. Wanita tak dikenal itu mendorong Ana sampai ujung, dan nahasnya, pegangan di ujung sangat licin. Ana

    Last Updated : 2023-07-14
  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 2

    "Terlempar bagaimana maksudmu?" Ana semakin semangat. Ia memiliki segudang bara api di dalam jiwanya yang mungil. Lelah? Ya, ia lelah. Tetapi, ini sangat seru bagi Ana. Dan memenangkan perjalanan adalah hal yang selalu ia inginkan di setiap langkah kakinya. "Ah sudahlah, sulit dijelaskan." Pria itu terlihat putus asa, bahkan sebelum menceritakan semuanya kepada Ana. Ia masih sibuk membalut luka di tangannya sembari meringis menahan sakit. "Tunggu, ayo jelaskan saja. Aku yakin, aku akan paham. Aku tidak sebodoh yang kamu lihat dan bagaimana jika kita bisa mengakhiri segala porak poranda ini? Kita bisa, aku yakin!" Ana memberikan penjelasan yang cukup menggebu-gebu. Ia berusaha keras meyakinkan pria dihadapannya bahwa ia adalah orang yang bisa dipercaya, orang yang bisa diajak untuk berjuang bersama menyelamatkan kota Agarsy ini."Lihatlah! Lihatlah wujudmu sekarang. Kita jelas tidak memiliki apa-apa." "Jauhi aku jika apa yang kulakukan nanti tidak membawa perubahan ke arah yang lebi

    Last Updated : 2023-07-16

Latest chapter

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 6

    Thanos memang tidak bisa membaca tulisan yang ia dapat dari buku tersebut. Tetapi, dengan bantuan gambar, ia mampu mengamati meskipun mungkin masih ada banyak kesalahan tafsir di dalamnya. Menafsirkan suatu gambar dengan jangka waktu sependek itu, tentu menjadi pertimbangan bagi Thanos. Beruntungnya adalah, manusia dibekali feeling untuk menjalani kehidupannya. Dan sekarang, Thanos menggunakan bekal itu. Menurut feelingnya, ia merasa kakek Atek dan nenek Lena lah sumber biang keladinya. Karena itulah sampai ada satu buku khusus yang membahas mereka. "Aku bisa menghabisimu malam ini juga!" seru Nyai Lenox.Denyut jantung Thanos pun berdegup kencang. Ia tidak mau mati konyol di dimensi lain, apalagi ia memiliki tanggungan nyawa Ana. Meskipun marah dan ingin tidak peduli satu sama lain, nyatanya Thanos tidak bisa membiarkan Ana sendirian di jalur sesat. Thanos ingin membawa Ana dan pergi bersama-sama, seperti misi awal yang telah mereka sepakati. Belum sempat menjawab pertanyaan nyai L

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 5

    "Pergilah dari sini!" pinta wanita paruh baya yang tak lain adalah Lena."S-Siapa?""Akulah istri Atek," jelas Lena.Ana terdiam, sementara Thanos gagal fokus setelah menatap kedua pergelangan kaki Lena yang terluka. Luka itu terlihat masih baru, tetapi Thanos tidak tahu dan tidak bisa memprediksi kira-kira bagaimana bisa luka itu didapatkan. "Bentuknya melingkar," batin Thanos. Tangannya pun kini direnggut Ana yang mulai berlari menjauh dan melanjutkan perjalanannya. "Mau ke mana kalian? Pergi dan pulanglah!" ujar Lena."Kami ingin melanjutkan perjalanan, kami ingin mengetahui markas Nyai Lenox," ujar Ana.Disaat Lena berbicara dengan Ana maupun Thanos, disaat itu pulalah Nyai Lenox menyembuhkan lukanya. Penyihir memiliki ribuan cara untuk bisa menyembuhkan dirinya. Semakin banyak diterjang badai, semakin hebat pula ia dalam memiliki cara baru. Cara-cara baru tersebutlah yang pada akhirnya membuat Nyai Lenox memiliki banyak ilmu sihir. Ia perlahan bangun dan merenggut seluruh pana

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 4

    "Ana, kamu tau apa yang membuat kita bisa sampai sini?""Apa?""Karena kita terlalu ceroboh dan mengambil langkah cepat," jelas Thanos. Berulang kali Ana dibuat kesal dengan pernyataan Thanos. Ia merasa Thanos ini maju mundur dalam menghadapi seluruh rencana yang telah mereka sepakati bersama. Menyatukan pikiran dua insan memang tidak mudah, dan Ana percaya itu. Ia pun juga sering berselisih paham bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Maka, tak dapar dipungkiri jika ia bertemu dengan orang baru, perselisihan itu pasti sangat memungkinkan untuk terjadi. "Heh Thanos, dengarkan aku baik-baik. Mainmu itu kurang jauh. Caramu memandang dunia juga kurang jauh," jelas Ana. "Maksudnya?" Thanos mulai mempercepat langkah kakinya agar bisa sejajar dengan Ana. "Tidak ada penyesalan dalam hidupku sekalipun aku keliru mengambil keputusan. Kau tau kenapa aku bersikap seperti itu? Karena aku percaya apa yang ditakdirkan untukku pasti menemukan jalannya kepadaku. Bahkan daun yang jatuh saja itu a

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 3

    Kaki Ana mulai melayang dan ia kesulitan bernapas. Thanos tentu tidak tega dan ia tentu tidak terima jika rekan seperjuangannya diperlakukan seperti itu. Alhasil Thanos mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyerang penyihir tersebut. Di saat Thanos mulai melakukan penyerangan fisik, otomatis konsentrasi Nyai Lenox itu pun terganggu dan lambat laun Ana bisa melepaskan gas sihir yang mengikat lehernya. BrukJatuh ke tanah dalam kondisi lemas sementara Thanos masih berjuang untuk melawan Nyai Lenox dengan sisa-sisa tenaganya. Tahu jika Thanos mulai kesulitan, Ana pun juga tidak tinggal diam. Ia tahu tenaganya mungkin mulai melemah, tetapi itu tidak dijadikan penghalang untuk membantu Thanos. Perlahan Ana mulai bangkit dan ia mulai menyerang Nyai Lenox bersama dengan Thanos. Di saku samping pakaian yang dikenakan Nyai Lenox terdapat benda bercahaya, yaitu batu kristal berwarna hijau tosca. Ana tidak tahu khasiat dari benda itu, tetapi ia mencoba untuk mengambil benda tersebut. Saat be

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 2

    "Terlempar bagaimana maksudmu?" Ana semakin semangat. Ia memiliki segudang bara api di dalam jiwanya yang mungil. Lelah? Ya, ia lelah. Tetapi, ini sangat seru bagi Ana. Dan memenangkan perjalanan adalah hal yang selalu ia inginkan di setiap langkah kakinya. "Ah sudahlah, sulit dijelaskan." Pria itu terlihat putus asa, bahkan sebelum menceritakan semuanya kepada Ana. Ia masih sibuk membalut luka di tangannya sembari meringis menahan sakit. "Tunggu, ayo jelaskan saja. Aku yakin, aku akan paham. Aku tidak sebodoh yang kamu lihat dan bagaimana jika kita bisa mengakhiri segala porak poranda ini? Kita bisa, aku yakin!" Ana memberikan penjelasan yang cukup menggebu-gebu. Ia berusaha keras meyakinkan pria dihadapannya bahwa ia adalah orang yang bisa dipercaya, orang yang bisa diajak untuk berjuang bersama menyelamatkan kota Agarsy ini."Lihatlah! Lihatlah wujudmu sekarang. Kita jelas tidak memiliki apa-apa." "Jauhi aku jika apa yang kulakukan nanti tidak membawa perubahan ke arah yang lebi

  • Rahasia sang Penjelajah Dimensi   Bab 1

    "Dasar wanita gila! Bisa-bisanya kamu menginjak gaun mahalku?" Ana menjambak rambut wanita tak dikenal yang ia temui di kapal pesiar. "Siapa yang menyuruhmu pakai gaun selebar itu? Kamu pikir ini kapal pesiar pribadi? Dasar norak!" Dan plot twist-nya, wanita tak dikenal itu pun balas mencibir Ana. Ia tak terima dibilang wanita gila gara-gara tak sengaja menginjak gaun mahal Ana. "Oh berani ya? Kamu gak tau aku siapa?" tantang Ana. Wanita muda berusia 23 tahun, bisa keliling dunia dari uang keluarganya yang merupakan pemilik PT Royal Abadi dengan kekayaan 7 turunan tak habis-habis, membuat Ana merasa, ia adalah orang yang tidak pantas direndahkan seperti sekarang. "Tau, kamu wanita gila yang mencibir orang lain gila kan?" tandas Wanita tersebut."Kyaaaa!" Alhasil, dua insan yang saling disulut emosi itu pun beradu dan menimbulkan kegaduhan di dalam kapal pesiar. ByurAna terjatuh. Wanita tak dikenal itu mendorong Ana sampai ujung, dan nahasnya, pegangan di ujung sangat licin. Ana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status