Home / Romansa / Rahasia Sang CEO / Bab 1. Aku Bajingan?

Share

Rahasia Sang CEO
Rahasia Sang CEO
Author: Ana Sue

Bab 1. Aku Bajingan?

Author: Ana Sue
last update Last Updated: 2021-12-21 14:20:47

“Tuan Chris, aku sudah membawakan perempuan yang Anda minta. Apa dia perlu kuantar ke ruanganmu?”

Lelaki bernama Christian itu menatap laki-laki yang sedang berdiri di samping mejanya.

“Bawa saja. Setelah itu suruh dia tunggu di ruangan ini. Aku mau bertemu dengan klien. Setelah selesai dengan klien, aku akan menggarapnya,” jawab Christian, seperti biasa dengan wajah dingin dan angkuh miliknya, yang mampu membuat wanita mana pun tergila-gila dan memohon untuk dijadikan teman ranjang melebihi satu malam.

Tetapi tidak bagi Christian, wanita baginya hanya bisa bersama dirinya tak lebih dari satu malam. Dia tak menyukai hubungan yang terikat oleh waktu dalam tempo terlalu lama. Perempuan adalah teman semalam, jika berharap lebih maka lupakan saja.

Christian, lelaki tampan, dingin, angkuh, memiliki segalanya yang diidam-idamkan semua wanita itu tak pernah percaya adanya cinta sejati. Dia seorang CEO di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan online—OneClickZone—yang telah berdiri lebih dari 20 tahun. Usaha itu dirintis sebelumnya oleh kedua orang tua Christian.

Christian memang memiliki kharismanya sendiri. Entah sudah berapa banyak wanita yang dibuatnya sakit hati dan patah hati bersamaan.

Christian melangkah dengan pasti menuju sebuah ruangan. Di dalam ruangan itu hanya ada seorang laki-laki tua paruh baya yang telah menunggunya selama berjam-jam, wajahnya ditekuk, muram. Ketika melihat Christian memasuki ruangan itu, wajahnya semakin masam.

“Selamat siang, Tuan Jackson. Sudah lama menungguku?” tanya Christian berbasa-basi, padahal dia tahu laki-laki paruh baya itu menatapnya dengan penuh kebencian.

“Kau benar-benar keterlaluan, Christian. Aku tak pernah menyangka, kau akan menjegalku dengan cara seperti ini. Kau mengambil investor terbesar di perusahaanku, kau juga mengambil pelanggan-pelangganku dengan cara yang sangat licik!” seru laki-laki yang bernama Jackson seraya menunjuk-nunjuk Christian.

Hanya sesungging senyum yang diberikan Christian padanya.

“Kau tahu dunia bisnis Tuan Jackson. Kejam,” jawab Christian tenang, tak ada emosi sama sekali dalam nada bicara Christian. Sama seperti ketika dia menyakiti hati perempuan-perempuan yang mengharapkan cinta darinya. Datar. Dingin. Tanpa merasa bersalah.

“Kau benar-benar bajingan. Kau—“

“Kau sudah tahu aku seorang bajingan, lalu kenapa kau masih mau berbicara denganku?” tanya Christian tak peduli dengan cacian Jackson padanya. Kupingnya sudah terlalu kebal mendengar cacian dan makian dari lawan bisnisnya yang kalah telak dengan strategi perang yang dimiliki Christian.

“Bahkan kau menghina puteriku secara terang-terangan. Caramu sangat licik dengan mendekati puteriku dan memperalatnya agar kau bisa mengetahui strategi marketing kami!”

Christian melengos, senyum ketir diberikannya pada Jackson.

“Itu salahku? Puterimu sendiri yang dengan sukarela menyerahkan segalanya padaku. Kau tahu Tuan Jackson, laki-laki mana yang akan menolak jika diberikan daging segar? Bahkan aku yakin, kau pun tak akan menolaknya. Begitu kan?”

Jackson tak sanggup lagi menahan emosinya. Dia bangkit berdiri dan menampar wajah Christian. Christian tak memberi reaksi apa pun, hanya mengusap pipinya, lalu tersenyum.

“Terima kasih. Sampaikan pada puterimu, dia bisa menghubungiku kapan saja, kalau masih menginginkannya.”

“Kau benar-benar tak berperasaan!”

Jackson yang dirundung kemarahan, segera angkat kaki dari hadapan Christian. Percuma berbicara dengan Christian, karena Christian tak akan merasa sakit hati sama sekali. Semakin dia dicaci dan dimaki, semakin dia bernafsu memancing kemarahan lawannya. Hingga lawannya benar-benar menyerah dan mengibarkan bendera putih padanya.

Christian menerima panggilan telepon dari sekretarisnya yang mengatakan seorang wanita sudah menunggunya di ruangannya sejak tiga jam lalu. Wanita itu memaksa untuk segera pergi jika Christian masih belum juga menemuinya.

“Katakan padanya, aku akan segera turun ke bawah 10 menit lagi.”

“Baik Tuan Butt. Aku akan segera menyampaikannya.”

Christian bergegas turun menuju lift. Dia sudah tak sabar melepaskan penat bersama wanita yang sudah dipilih oleh kaki tangannya tadi. Entahlah, cantik atau tidak dia tak terlalu peduli, yang penting hasratnya bisa terpuaskan dan membuat plong pikirannya. Sudah beberapa hari ini dia tak bertemu dengan Clara, jadi tak ada yang bisa dimintanya dengan sukarela untuk bertukar keringat.

Clara bukan kekasihnya melainkan seorang penyanyi dan artis terkenal yang sempat dijebak Christian menggunakan foto-foto bugil miliknya. Christian menjebaknya saat mereka menghadiri acara penghargaan penyanyi berbakat di sebuah gedung. Clara sangat susah untuk didapatkan, akhirnya dia meminta seseorang untuk membuat Clara mabuk dengan memasukkan obat tidur ke dalam minumannya.

Akhirnya seperti yang diketahui, tak ada yang bisa menang dari Christian. Dia mendapatkan apa yang dia mau. Dalam keadaan tak sadar, Christian menyuruh seseorang mengambil gambar-gambar Clara dalam berbagai pose sebagai senjata untuk menaklukkan gadis itu.

Clara yang masih perawan sebelumnya, harus rela kehilangannya karena Christian sebagai tersangka memintanya secara paksa.

Christian selalu menggunakan foto-foto itu sebagai senjata agar Clara mau tidur dengannya. Setiap kali Clara berusaha menolak dia akan mengirim satu buah gambar ke ponsel gadis itu dan membuatnya terdiam.

Biasanya gadis-gadis hanya berlaku semalam untuk Christian. Tapi tidak berlaku untuk Clara, karena dia cukup istimewa. Clara selalu menolak, dan Christian tak suka penolakan. Semakin ditolak dia akan semakin mengejar. Toh, lambat laun Clara pun sengaja menolak dan menolak agar Christian tak mencampakkannya begitu saja.

Christian melepaskan jas dan dasi yang dikenakannya. Perlahan dibukanya pintu menuju ke ruang kerjanya. Dilihatnya seorang wanita berambut merah dengan tubuh sintal, seksi, serta memakai pakaian ketat yang menggoda iman sedang duduk di sofa. Wanita itu tak begitu memperhatikan kedatangan Christian, kedua tangannya sibuk memainkan handphone miliknya.

“Ehem.” Christian berdehem meminta perhatian pada wanita itu.

Wanita cantik itu mengangkat kepalanya lalu melempar senyum termanis yang dia miliki. Bagi Christian sama saja, tak ada yang benar-benar istimewa. Setidaknya bisa memuaskannya untuk beberapa saat.

Christian menelepon asisten pribadinya, “Lody, jangan ada yang masuk ke ruanganku. Kurang lebih 30 menit.”

Lody—asisten pribadi—tak menjawab, dia paham dengan maksud Christian barusan. Tak perlu ada yang dijelaskan, karena ini saatnya Christian menuntaskan hasrat yang sudah tertahan selama beberapa hari.

“Siapa namamu?”

“Adelle,” jawab wanita itu. Agak canggung.

Wanita itu hanya diam duduk di atas sofa, sementara Christian terus mendekatinya. Tatapan maut itu seakan membekukan Adelle di tempatnya, dia bahkan tak berkutik ketika Christian mulai melepaskan semua pakaiannya, berganti pada Christian yang mulai melucuti pakaiannya sendiri.

Terpampang sebuah pemandangan yang sangat dinanti-nanti setiap wanita. Tubuh kekar, dengan perut six pack, berotot, membuat Adelle menelan ludah saking gugupnya berkali-kali. Otot-otot yang berada di tubuh Christian begitu liat tercetak dengan sempurna. 

“Ada yang harus kukatakan padamu,” ucap Christian dengan nada suara berat menahan gemuruh di dada. Ingin rasanya dia segera menerjang tubuh sintal, seksi tanpa busana di hadapannya.

“Ka-katakanlah,” jawab Adelle penuh keraguan. Adelle sudah diberi informasi oleh asisten pribadi Christian sebelum dia menerima tawaran untuk melayani Christian sebelumnya. Dia tahu Christian tak menganggapnya lebih dari pelacur, jadi tak ada yang bisa diharapkan selain pasrah.

“Aku tak akan memakai pengaman. Pastikan dirimu sudah meminum obat kontrasepsi, karena jika terjadi sesuatu padamu, aku tak akan bertanggungjawab,” kata Christian dengan dinginnya.

Adelle mengangguk. Ya, beberapa jam yang lalu dia telah menenggak sebuah pil kontrasepsi.

“Aku sudah meminumnya. Kau tenang saja, sekalipun terjadi sesuatu padaku, aku tak akan memintamu bertanggungjawab,” jawab Adelle sedikit lebih rileks.

“Baiklah.”

Adelle menahan rasa geli yang mulai merambat dari ujung kaki hingga ujung kepala ketika Christian mulai melancarkan aksinya. Diberikannya sentuhan-sentuhan dan kecupan-kecupan yang memabukkan Adele. Sesekali Adelle mendesah di bawah kendali Christian.

“Buka kedua pahamu lebih lebar, dan jangan menyentuhku. Aku tak mau kedua tanganmu mengotoriku,” jelas Christian padanya. Adelle mengangguk. Paham.

Adelle memejamkan matanya, ketika Christian mulai melesak menghunjamkan miliknya ke dalam diri Adelle. Dia benar-benar tak tahan. Adelle menggigit bibirnya, mencegah agar tak keluar sedikit pun suara. Masalahnya jika dia berteriak atau mengerang mengeluarkan emosi berahi, maka karyawan-karyawan kantor akan mendengarnya.

“Jangan bersuara. Aku tak akan membayarmu.”

“Ehm.”

Benar-benar indah dan menakjubkan melihat wajah Christian yang terus mengendalikan tubuhnya. Ah, seandainya laki-laki ini mau untuk dimiliki, dia bersedia untuk bercumbu setiap malam tanpa harus dibayar sepeser pun.

Christian mendesah saat memberikan hentakan terakhir, menahannya sesaat kemudian melepaskan kendali pada tubuh Adelle.

“Berpakaianlah. Cekmu ada di atas mejaku. Lupakan apa yang telah terjadi hari ini. Aku tak akan mencumbumu untuk yang kedua kalinya.”

“A-aku mengerti.”

Adelle bergegas memunguti pakaian yang terhampar di lantai, memakainya, merapikan riasan di wajahnya, kemudian mengambil cek di atas meja kerja Christian. Setelahnya dia pun pergi.

“Hidupku benar-benar monoton,” ujar Christian seorang diri. Ada rasa sepi yang dirasakannya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Para pembaca tercinta, saya akan membagikan beberapa buku novel cetak milik saya secara gratis, bagi pengirim gems terbanyak di bulan ini. Jadi jangan lupa gems dan bintang limanya di novel ini ya :)

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Andi Mulia
waah... terlambat aku bacanya
goodnovel comment avatar
Niang iaraRA
cerita nya asyeeekkk....
goodnovel comment avatar
Ana Sue
Hallo, malam ini saya tambah updatenya ya :)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Sang CEO   Bab 2. Seseorang Dari Masa Lalu

    Christian baru saja menghabiskan malamnya dengan Clara, gadis istimewa miliknya. Clara sudah terbiasa dengan sikap dingin Christian selama beberapa bulan ini. Dia sendiri semakin tak peduli dengan sikap Christian yang seperti itu. Perasaan benci yang dirasakannya pada awal pertemuan lambat laun menimbulkan benih-benih cinta di dalam hati Clara, meski dia tahu perasaan itu akan selamanya bertepuk sebelah tangan. Karena Christian bukan tipe laki-laki yang bisa bertahan dengan satu perempuan sampai kapan pun. Berada di dekatnya saja, Clara sudah merasakan lebih dari bahagia. Walaupun dia tahu resikonya, cepat atau lambat ketika Christian merasa dia tak lagi istimewa baginya, maka dia harus siap untuk dicampakkan seperti barang usang yang tak lagi dibutuhkan. Christian mengajak Clara keluar ke sebuah mall. Diajaknya Clara menuju sebuah butik mahal yang menjual barang-barang bermerk dengan harga selangit. “Ambil yang kau butuhkan,” ucap Christian melepaska

    Last Updated : 2021-12-21
  • Rahasia Sang CEO   Bab 3. Mimpi Buruk!

    Audrey tak henti-hentinya menarik napas. Sesekali dia melihat ke belakang, takut jika Christian terus mengikutinya. Sumpah demi apa pun, dia tak ingin lagi berhubungan apa pun dengan laki-laki itu. Cukup sekali seumur hidupnya. Audrey segera mengeluarkan kunci mobil miliknya, dan menyuruh Jack segera masuk ke dalam. “Mama, Christian sangat baik padaku. Tadi dia yang membantuku un—“ “Cukup! Jangan sebut nama itu lagi depan mama. Aku tak mau mendengarnya!” kata Audrey setengah membentak pada Jack. Kedua mata Jack memerah, menahan tangis mendengar suara bentakan Audrey. “Ma-maaf, Sayang. Mama tak bermaksud membentakmu. Tapi, lupakan laki-laki tadi. Dia bukan laki-laki yang baik. Kau tahu kan seperti apa laki-laki yang baik itu?” Jack mengangguk kemudian memeluk Audrey. “Laki-laki baik tak akan menyakiti perempuan. Seperti aku yang tak pernah menyakiti mama,” jawab Jack. “Benar. Kau tak akan pernah menyakiti mama, tidak aka

    Last Updated : 2021-12-21
  • Rahasia Sang CEO   Bab 4. Akan Menemukannya!

    Sebelum berangkat kerja, Audrey menitipkan Jack di daycare service. Terkadang saat Audrey menatap putera satu-satunya itu, selalu terpikir dia ingin memiliki kehidupan normal seperti orang-orang lain. Memiliki keluarga utuh, tapi begitu mengingat perbuatan Chris padanya, ditepisnya keinginan itu jauh-jauh. Apa yang ditorehkan Chris padanya, tak begitu saja dengan mudah dilupakannya. Dia hanya bisa menjalani kehidupan yang sudah terlanjur dijalaninya selama tujuh tahun ini. Berjuang bersama Jack, hanya untuk meraba masa depan yang dia sendiri tak tahu ke depannya akan seperti apa. “Jack, jangan nakal. Setelah selesai bekerja kita akan membeli burger kesukaanmu, ok?” tanya Audrey serasa berjongkok di hadapan Jack. Jack memeluk Audrey sangat erat. Pria kecil itu sangat mencintai Audrey, baginya Audrey adalah cinta pertama Jack. “Mama, aku mencintai mama. Sangat mencintai mama,” ucap Jack membuat kedua mata Audrey berkaca-kaca. Dia pun sangat mencintai Ja

    Last Updated : 2021-12-21
  • Rahasia Sang CEO   Bab 5. Selamatkan Anakku!

    Kakinya terasa berat menatap gedung tinggi di hadapannya. Dirinya seakan terlempar kembali pada kejadian tujuh tahun lalu. Dia ingin melangkah, tetapi sesuatu seperti menahan kedua kakinya untuk tetap membeku pada tempatnya. “Aku harus bisa. Demi Jack,” ujar Audrey berusaha menguatkan hatinya. Tetap saja rasanya sangat berat, tapi jika dia tak melakukannya sekarang, lalu kapan? Dia akan kehilangan Jack jika dia lebih mementingkan rasa sakit masa lalunya. Akhirnya Audrey menguatkan hatinya masuk ke dalam gedung besar itu, tempatnya bekerja dulu, di mana tragedi itu telah menghancurkan segalanya. Bagian informasi tak mengijinkannya masuk karena dia belum membuat temu janji dengan Christian. “Kumohon, ijinkan aku bertemu dengan Christian!” seru Audrey kesal. “Maaf, Nona. Kami tak bisa, Anda harus membuat janji terlebih dahulu.” “Anakku bisa mati jika aku harus menunggunya turun melewati jalan ini!” Tanpa pikir panjang Audrey memak

    Last Updated : 2021-12-21
  • Rahasia Sang CEO   Bab 6. Ada Hubungan Apa?

    Christian memaksa Audrey ikut pergi bersamanya di satu mobil. Audrey tak bisa menolak, karena Christian dengan paksa menyeretnya masuk ke dalam mobil. Masih banyak hal yang membuat Chris penasaran padanya, dan dia memaksa Audrey satu mobil dengannya tak lain untuk menginterogasi Audrey. Audrey menjaga jarak dengan Chris, meski Chris beberapa kali menyuruhnya duduk untuk berdekatan dengannya, Audrey lebih memilih mepet di dekat pintu berjaga-jaga jika Chris melakukan sesuatu maka dengan mudah dia menghancurkan pintu jendela untuk berteriak. “Kau seperti ketakutan melihatku, apa aku pernah melakukan sesuatu yang buruk padamu?” tanya Chris melihat Audrey melipat kedua kakinya di depan dada, seperti orang yang ketakutan. Audrey tak mau melihat Chris, bayangan-bayangan itu kembali menyerangnya, tubuhnya dibalut ketakutan yang teramat sangat. “Hei, wanita! Kau mendadak bisu?!” bentak Chris, membuat Audrey semakin gemetar. “Tuan Chris, sejak kapan An

    Last Updated : 2021-12-21
  • Rahasia Sang CEO   Bab 7. Mendapatkan Bukti

    Dokter segera menghampiri Audrey. Wajahnya tersenyum, dia terlihat lega karena pada akhirnya Audrey kembali membawa seseorang yang bisa menyelamatkan nyawa Jack. Ketika Audrey selesai berbicara dengan dokter, Chris menarik lengan Audrey dengan kasar. “Apa kata dokter?” tanya Chris. “Kau akan dibawa ke instalasi transfusi darah, kuharap ini terakhir kali aku melihatmu,” ucap Audrey, kemudian menepis tangan Chris dari lengannya. Dia tak ingin Chris menyentuhnya. Mengingat perbuatannya saja, Audrey seperti sedang bermimpi buruk dalam keadaan terjaga. “Apa kau tak bisa katakan padaku, apa aku pernah berbuat sesuatu yang buruk padamu sehingga kau bisa mengandung anakku?” desak Christian. “Sudah kukatakan, tak perlu mengetahui apa pun. Tuan Chris, silakan ikuti dokter, dan pergi ke ruangan yang telah ditunjukkan. Anakmu membutuhkanmu. Sekali lagi aku berterima kasih karena kau bersediia menyelamatkan Jack.” Audrey mendorong dada Chris, dia t

    Last Updated : 2021-12-24
  • Rahasia Sang CEO   Bab 8. Test DNA

    Audrey segera mengurus surat pengunduran diri di yayasan tempatnya bekerja, sementara Jack masih berada di rumah sakit dan belum bisa dibawa pulang. Audrey berharap Christian masih belum melakukan sesuatu karena tak mungkin baginya untuk membawa Jack dalam keadaan belum membaik. Beruntung dari tempatnya bekerja, dia diberikan pesangon sehingga dia memiliki bekal cukup untuk menghidupi dirinya dan Jack selama beberapa saat sampai dia bisa mendapatkan pekerjaan baru. Audrey tak sanggup memikirkan, jika Chris sampai nekat memisahkan dirinya dan Jack. Saat ini saja dia bertahan hidup karena Jack yang selalu ada di sisinya, menguatkannya, dan menjadi tiang penopang harapannya. “Terima kasih, aku tak akan melupakan kalian,” ujar Audrey pada beberapa pengurus yayasan lainnya. Keputusan yang diambil Audrey memang sangat terburu-buru, membuat beberapa pekerja di yayasan merasa kehilangan Audrey. Meski perempuan itu selalu terlihat sedih, tapi Audrey adalah seseorang y

    Last Updated : 2021-12-25
  • Rahasia Sang CEO   Bab 9. Merenggut Segalanya

    Audrey begitu bahagia karena selama beberapa hari ini dia akan terlepas dari pekerjaan-pekerjaan kantor yang begitu membebaninya. Perusahaan akan mengadakan gathering, semua divisi diharuskan ikut dalam acara itu. Christian—atasan sekaligus pemilik perusahaan—menyewa sebuah resort mewah dan puluhan kamar sekaligus untuk seluruh karyawan perusahaan. Dia sebagai kepala purchasing di kantor pun memiliki beberapa bawahan. Selama menjadi kepala purchasing dan bekerja dua tahun di sana, Audrey jarang berinteraksi langsung dengan Christian. Karena semua interaksi dilakukannya melalui asisten pribadi Christian—Lody. Tapi malam itu saat semua karyawan pulang lebih dulu, Audrey justru harus lembur mengerjakan beberapa sisa pekerjaan. Dia tak ingin menundanya karena besok acara gathering jadi dia ingin saat acara berlangsung dia tak perlu memikirkan urusan pekerjaan. Audrey memperhatikan jam di dinding, sudah hampir pukul delapan malam. Hanya tersisa dirinya di

    Last Updated : 2022-01-14

Latest chapter

  • Rahasia Sang CEO   Bab 100. Lody VS Chris

    Sekarang yang harus Chris pikirkan bagaimana cara dia mengambil kembali Audrey, sedangkan wanita itu sudah mencintai Lody, sepupu sekaligus asistennya yang dulu selalu bersikap seperti seekor anjing setia padanya, tetapi sekarang dia sudah berani menentang."Kau itu hanya terobsesi pada tubuh wanita itu, bukan karena kau benar-benar menginginkannya, Chris!" seru Howard, lalu menertawakan ekspresi wajah Chris. Chris dibuat tidak berkutik dengan kata-kata Howard.Chris merasa tertantang oleh kata-kata Howard, namun dalam hatinya, keputusannya untuk mendapatkan kembali Audrey tidak bisa dipertimbangkan lagi. Dia tahu dia harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat."Mungkin kau benar, aku memang terobsesi. Tapi aku rasa, itu tidak salah, Ayah. Aku tidak suka saat melihat perempuan itu bersama Lody, aku benci hal itu. Aku ... aku menginginkan Audrey, aku tidak bisa memberikan alasannya," ucap Chris.Howard terkekeh, geli melihat ucapan Chris padanya. Jadi Chris mengatakan, sekarang

  • Rahasia Sang CEO   Bab 99. Aku Akan Membawa Jack!

    Howard tertawa saat mendengar ucapan Chris. Apa laki-laki itu sadar dengan ucapannya? Baru kali ini dia mendengar apa yang dikatakan oleh Chris dan sangat tidak masuk akal baginya. “Coba kau katakan sekali lagi padaku, apakah aku tidak salah mendengar?” “Aku ingin membawa anakku dan perempuan yang menjadi ibu dari putraku ke sini, apakah kau keberatan?” Chris mengulangi kembali pertanyaan meski terasa enggan, dia menekan gengsi dan ego di dalam diri hanya demi mengatakan hal tersebut pada Howard. “Tidak, aku tidak akan pernah mengijinkan kau membawa anak haram ke rumahku.” Howard tidak menyukai anak kecil, baginya mereka berisik dan mengganggu! Howard menatap tajam Chris, ekspresinya tidak menyisakan ruang untuk tawar-menawar. Dia bisa merasakan kemarahan memuncak di dalam dirinya. Anak haram itu, pikirnya, menjadikan situasi semakin rumit. "Chris, kau tahu betul peraturan rumah tanggaku. Aku tidak akan mentolerir adanya anak di sini yang bukan hasil dari pernikahan sah," Howard m

  • Rahasia Sang CEO   Bab 98. Permintaan Chris

    Brent berpikir, Audrey saja tidak begitu dekat dengannya, lalu dia menanyakan hal ini secara tiba-tiba tentu akan membuat wanita itu berpikir jika dia adalah pria kurang waras, kan?“Leon, apa menurutmu aku harus bertanya pada Audrey masalah ini? Lalu bagaimana jika ternyata bukan dia, pasti wanita itu akan menganggap jika aku adalah orang yang tidak waras,” kata Brent pada Leon.Leon tertawa, daripada Brent terus menerus merasa penasaran, ada baiknya dia bertanya langsung saja pada Audrey kan?“Brent, kau sudah mencari gadis kecil itu sejak dulu, tidak ada salahnya kau mendekati Audrey secara baik-baik dan bertanya padanya. Wanita itu bukan pemakan manusia, aku yakin dia tidak keberatan menjawab pertanyaanmu,” ucap Leon, meyakinkan Brent jika sebuah pertanyaan harus segera diselesaikan dengan tuntas sehingga tidak membuatnya mati penasaran!“Lalu bagaimana jika dia justru memarahiku?” Brent seketika merasa pesimis untuk bertanya pada Audrey, dia belum siap jika Audrey sampai memarahi

  • Rahasia Sang CEO   Bab 97. Mungkinkah Gadis Kecil Itu, Dia?

    Chris tiba di apartemen miliknya, kedua matanya memandangi sekeliling. Aroma Audrey masih tersisa di dalam ruang tidurnya. Dia sendiri merasa heran, masih saja terus memikirkan wanita itu? “Aku benar-benar sudah gila, tidak seharusnya aku terus memikirkan wanita itu. Ada apa dengan diriku?” Chris mengumpat dirinya sendiri, rasanya kesal, dia tidak tahu apa yang tengah terjadi pada dirinya saat ini. Apakah mungkin saat ini dirinya benar-benar mulai merasa candu pada Audrey? Dia tidak bisa melupakan tubuh Audrey sama sekali, rasanya ada keinginan untuk terus menyentuh, menaklukan wanita itu di bawah tubuhnya. Bukan hanya sekadar menginginkan wanita itu menjadi pemuas hasrat bagi dirinya. Lody sendiri tidak menghubunginya semenjak bertengkar dengan dirinya, rasanya saat ini diri Chris benar-benar hanya seorang diri. “Aku akan meminta Audrey untuk bersamaku, Lody harus mau melepaskan wanita itu. Dia tidak memiliki hak apa pun atas dirinya, aku yang paling berhak, dia memiliki anak dar

  • Rahasia Sang CEO   Bab 96. Bercinta Dengannya

    Audrey terdiam, menatap Lody dengan intens. Wajah tampan milik Lody dan ketulusan hati pria itu telah membuatnya lulus, dia mencintai pria yang kini berada di bawah tubuhnya.“Beritahu aku di mana saja dia sempat menyentuh, maka biarkan aku yang memberikan jejak baru pada tubuhmu,” ucap Lody. Pria itu pun mengubah posisinya, membaringkan dengan lembut tubuh Audrey, seakan tubuh wanita itu terbuat dari kristal yang rapuh dan mudah pecah.“Dia menyentuh hampir di seluruh tubuhku, Lody. Jika sudah seperti itu, maka apa yang akan kau lakukan?” tanya Audrey. Kedua mata berwarna biru terang menatap sendu pada pria yang sangat dicintainya, Audrey berharap ... tidak akan pernah ada lagi nama Chris dalam kehidupannya!“Kalau begitu, biar aku aku yang memberikan jejak baru pada tubuhmu, Audrey,” kata Lody. Tanpa banyak bicara, dia mengecup kening Audrey, kedua mata Audrey terpejam, menikmati setiap sentuhan yang diberikan Lody padanya.Tak ada perasaan malu dalam diri Audrey, menghadapi pria ya

  • Rahasia Sang CEO   Bab 95. Menghapus Jejak Luka

    Kondisi Leon sudah diketahui, beruntung saat itu dia mendapatkan pertolongan di awal, jika tidak ... mungkin pria itu benar-benar kehabisan darah akibat ulah konyol Chris padanya.Lody sendiri diberitahukan jika Leon berada di rumah sakit saat ini, kondisinya sudah mulai membaik. Pria itu tidak mengerti dengan tingkah Chris. Dia bisa melakukan apa pun di saat pikirannya sedang kalut dan dipenuhi oleh amarah. Menyakiti Leon yang jelas-jelas tidak memiliki kesalahan pada Chris, adalah sebuah perbuatan konyol dan bodoh!Lody sendiri sudah kembali ke apartemen Audrey, dia melihat Audrey sudah siuman dan tengah duduk di meja makan, menyantap sepotong sandwich.“Audrey, kau sudah bangun. Mana Jack?” tanya Lody, seraya menutup pintu apartemen.“Hm, dia sedang bersama Nicole di apartemennya. Kau dari mana, aku pikir kau pergi meninggalkanku,” ucap Audrey lirih. Ketika dia bangun dia tidak mendapati sosok Lody di sisinya, membuat Audrey merasa sedih.Audrey pikir, Lody meninggalkan dirinya dan

  • Rahasia Sang CEO   Bab 94. Chris Mencintai Audrey?

    “Pergilah ... Aku tidak berselera,” ucap Chris secara tiba-tiba, membuat Rossie terperanjat. Wanita malam itu terkejut dengan penolakan Chris barusan. Baru kali ini dia mendengar seorang pelanggan berkata jika dia merasa tidak selera pada Rossie? Apa ada sesuatu yang salah pada dirinya, sehingga pria itu berkata cukup kasar padanya? “A-apa ... maksudnya, Tuan?” tanya Rossie dengan kedua matanya yang terbilang indah menatap pria berparas tampan itu. Padahal dia sudah membayangkan, Chris dan dirinya akan melalui malam yang panjang dengan percumbuan-percumbuan panas di atas ranjang setelahnya. Chris terlihat tidak berselera sedikit pun untuk menyentuh Rossie, entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. “Aku sedang tidak berminat untuk bercinta dengan perempuan, kau ambil saja ini,” ucap Chris seraya menyerahkan selembar cek pada Rossie. Tidak biasanya Chris menolak santapan hangat yang ada di hadapannya. Wanita itu bahkan sudah bersiap untuk melucuti seluruh pakaiannya, begitu me

  • Rahasia Sang CEO   Bab 93. Memikirkan Dia?

    “Ayah, aku akan menjaga bicaraku, dan berhenti mencelamu jika kau bisa menunjukkan padaku apa arti sebuah kesetiaan. Jika kau belum bisa, jangan memintamu untuk berhenti menghujat dirimu,” balas Chris.Howard terdiam mendengar kata-kata Chris padanya. Ia tahu apa yang dikatakan Chris tidak sepenuhnya salah, tetapi bukankah semua itu bukan diawali olehnya? Kenapa memberi kesan, seolah dialah yang bersalah selama ini?Howard tertawa, dia menganggap apa yang baru saja dikatakan Chris lebih seperti sebuah lelucon konyol. Jane yang memulai dan dia menyambut gayung tersebut, untuk mengakhirinya akan sangat sulit bagi Howard, sebab ... dendam itu tidak akan pernah hilang selamanya! Rasa sakit itu semakin dalam, semakin menghilangkan kewarasannya.“Kau memintaku untuk berubah? Lalu apa jika aku berubah, kau akan mengubah perilakumu, hm?” tantang Howard pada putranya. Kedua pria yang sama keras kepalanya, tidak satu pun di antara mereka yang mau mengalah.Tidak ada gunanya melanjutkan percakap

  • Rahasia Sang CEO   Bab 92. Mungkinkah Jatuh Cinta?

    Nicole mengangguk. Sedikit berbohong tidak masalah, dia tidak ingin Jack mengalami guncangan dalam jiwanya yang masih rapuh untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya!Lody meminta Nicole untuk membawa Jack pergi dari dalam ruangan, diberikannya beberapa lembar uang, dan meminta Nicole membawa pria tampan cilik itu pergi ke minimarket. Nicole menurutinya, dengan senang Jack mengikuti Nicole.Setelah keduanya pergi, Lody mulai membersihkan luka-luka yang ada pada wajah Audrey. Tidak habis pikir, mengapa Chris sama sekali tidak pernah berubah. Sifat iblisnya entah sampai kapan berada di dalam dirinya.“Audrey, aku akan berada di sisimu sampai kau benar-benar pulih. Setelah ini ada baiknya kau pindah ke tempat yang lebih aman. Aku akan mengantarmu kembali ke keluargamu,” bisik Lody seraya mengusap wajah pucat Audrey. Semakin dia membiarkan Audrey dengan kekerasan kepalanya, maka semakin dia akan mendapatkan serangan beruntun dari Chris yang tidak akan pernah mau mengalah!Selagi membas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status