Home / Romansa / Rahasia Sang CEO / Bab 3. Mimpi Buruk!

Share

Bab 3. Mimpi Buruk!

Author: Ana Sue
last update Last Updated: 2021-12-21 14:22:32

Audrey tak henti-hentinya menarik napas. Sesekali dia melihat ke belakang, takut jika Christian terus mengikutinya. Sumpah demi apa pun, dia tak ingin lagi berhubungan apa pun dengan laki-laki itu. Cukup sekali seumur hidupnya.

Audrey segera mengeluarkan kunci mobil miliknya, dan menyuruh Jack segera masuk ke dalam.

“Mama, Christian sangat baik padaku. Tadi dia yang membantuku un—“

“Cukup! Jangan sebut nama itu lagi depan mama. Aku tak mau mendengarnya!” kata Audrey setengah membentak pada Jack.

Kedua mata Jack memerah, menahan tangis mendengar suara bentakan Audrey.

“Ma-maaf, Sayang. Mama tak bermaksud membentakmu. Tapi, lupakan laki-laki tadi. Dia bukan laki-laki yang baik. Kau tahu kan seperti apa laki-laki yang baik itu?”

Jack mengangguk kemudian memeluk Audrey.

“Laki-laki baik tak akan menyakiti perempuan. Seperti aku yang tak pernah menyakiti mama,” jawab Jack.

“Benar. Kau tak akan pernah menyakiti mama, tidak akan. Tapi seseorang telah menyakitiku, bahkan menghancurkanku,” ucap Audrey setengah berbisik. Hatinya terasa hancur melihat kehadiran Christian beberapa menit yang lalu.

Wajah Christian membayang-bayanginya selama bertahun-tahun menyisakan sakit yang seorang pun tak bisa memahaminya. Bahkan gara-gara Christian semua menjauhinya, bahkan keluarganya pun ikut memusuhinya. Keluarganya seorang Katolik Orthodoks dan masih memegang ajaran-ajaran kolot yang mengharuskan seorang anak perempuan harus menjaga kesuciannya.

Ketika semua itu terjadi padanya tujuh tahun yang lalu, padahal semua bukan kemauannya, tapi lagi-lagi dia yang disalahkan. Seandainya saja Christian tak tiba-tiba muncul seperti hari ini, mungkin dia tak akan merasa hatinya seperti tertusuk-tusuk sembilu.

Audrey menyalakan mesin mobil, kedua matanya berkaca-kaca menimbulkan embun di depan mata.

“Jack, seandainya kau masih mempunyai papa, apa kau akan bahagia?” tanya Audrey pada Jack yang berada di sampingnya.

“Papa? Tapi kata mama, papa sudah meninggal?”

“Hanya seandainya, apa kau ingin menemuinya?”

Jack menggeleng.

“Kenapa?”

“Aku tak butuh papa. Aku hanya butuh mama.”

Audrey menangis sejadi-jadinya menyisakan tanya dalam benak Jack. Dia tak pernah melihat Audrey menangis sampai sesegukan. Audrey tak pernah mengajarinya untuk membenci seorang ‘papa’ dia hanya mengatakan papanya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil untuk membungkam Jack tak bertanya lagi ke depannya mengenai ‘papa’.

Audrey menutup mulutnya dengan satu tangannya berusaha untuk tak terlalu emosional.

“Apa kau bahagia bersama mama?”

“Sangat bahagia, Mama,” jawab Jack dengan pasti lalu tersenyum memamerkan sederet gigi serupa kelinci berderet rapi.

*

“Tidak!”

Napasnya memburu, keringat mengucur deras dari pelipis Audrey. Diliriknya jam yang berada di atas nakas, baru pukul dua pagi. Lalu diliriknya sisi kiri tempat tidur, Jack masih tertidur sangat lelap. Dia baru saja bermimpi.

Memimpikan sesuatu yang sangat buruk, yang membuatnya ingin terjaga semalaman.

“Ya Tuhan. Kumohon jangan pertemukan aku lagi dengan Christian. Bertemu dengannya adalah mimpi buruk bagiku,” ucap Audrey. Satu tangannya mengusap lengan berusaha menghalau rasa khawatir yang terus berputar-putar pada benaknya.

Audrey mengusap kasar wajahnya, ada perasaan takut mendera. Semoga saja pertemuannya kemarin dengan Christian setelah bertahun-tahun adalah pertemuan terakhirnya.

Audrey mencoba memejamkan kembali kedua matanya, dan mengenyahkan perasaan tak nyaman dalam hatinya. Dia berharap tak perlu lagi serpihan ingatan tentang masa lalu yang harus hadir dalam mimpinya. Terlalu menyakitkan!

*

Pagi-pagi sekali Christian sudah bangun, dan meminta pembantu mempersiapkan segala keperluannya. Melody, wanita berusia 60 tahun membawakan setelan jas milik Christian. Wanita itu sudah berada di rumah keluarga Butt selama hampir 40 tahun lamanya. Dia tahu seperti apa keburukan keluarga tersebut.

“Semalam kudengar papa bertengkar dengan mama, ada apa?” tanya Christian pada Melody seraya mengikat dasinya di depan cermin besar.

Melody tertunduk, wajah rentanya tak berani menatap langsung Christian.

“Tuan semalam membawa perempuan ke rumah. Seperti biasa Nyonya tak bisa melakukan apa pun.”

Christian menarik bibirnya miring ke atas, tergambar jelas dari raut wajahnya dia tak pernah menyukai bandot tua itu, meski tanpanya Christian tak akan pernah lahir di muka bumi.

“Jadi benar kan, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ibu selalu menyuruhku menikah, punya anak, berhenti bermain perempuan. Lalu apa kabarnya dengan bandot tua yang selalu dicintai ibu? Dia sendiri tak bisa mengubah sifat buruknya, lalu memberikan kuliah padaku setiap aku membawa perempuan ke kantor atau ke apartemenku!”

“Maaf, Tuan Muda. Biar bagaimanapun Tuan Besar adalah ayahmu.”

“Benar, dia ayahku. Tapi dia yang menciptakan monster sepertiku.”

Christian membentangkan satu tangannya, Melody dengan sigap membantu memakaikan jas.

“Lalu apa dia memukul mama?”

“Seperti biasa, tak perlu diragukan,” jawab Melody pendek.

“Lalu?”

“Yang lebih mengejutkan, perempuan yang dibawa Tuan sudah hamil dua bulan. Tuan juga bertengkar dengan wanita itu, memintanya menggugurkan bayi dalam kandungan, tapi wanita itu menolak.”

“Suruh gugurkan saja, aku tak mau punya adik dari perempuan jalang. Repot-repot bertengkar, mempertahankan, ujung-ujungnya janin itu tak akan pernah menjadi bayi yang lahir ke dunia. Sudahlah, aku akan berangkat ke kantor.”

“Tuan tak sarapan lebih dulu?” tanya Melody.

“Tidak.”

Christian menuruni tangga setengah berlari, dilihatnya Jane—ibunya—sedang berdiri di depan jendela menatap ke arah luar. Chris penasaran apa yang dilihat ibunya sampai sebegitu seriusnya.

“Ma?” panggil Chris lembut.

Wanita yang dipanggilnya ‘ma’ langsung menoleh, kemudian tersenyum—sedih—ke arah Chris.

“Kau mau berangkat?”

“Apa yang mama lihat ke arah luar?” Chris mengikuti arah pandang Jane, dilihatnya Howard—ayahnya—sedang memapah seorang wanita masuk ke dalam mobil hitam. Sudah pasti itu perempuan sampah yang semalam dibawanya pulang ke rumah.

“Tak perlu mengatakan apa pun, Chris,” ucap Jane datar. Sudah terbiasa dia menyaksikan pemandangan seperti itu selama hampir dua puluh lima tahun. Diakuinya, semua berawal dari kesalahan yang diperbuatnya sehingga Howard menjadi bajingan seperti sekarang. Jane tak bisa menyalahkannya.

“Ma, masa lalu kadang membuat kita menyerah pada segalanya, bukan?”

“Aku tahu, sangat tahu. Seharusnya aku tak berbuat kesalahan itu, jika aku tak berbuat seperti itu maka Howard akan tetap Howard yang kukenal semasa kuliah sampai dia menjadi seorang penguasa di dunia perdagangan. Sudahlah, kau bukannya harus bekerja? Jangan biarkan klienmu menunggu,” ujar Jane. Diusapnya pundak Chris.

Entah siapa yang harus sangat dibencinya. Mama atau papanya?

Tak ada yang bisa disalahkan oleh Chris. Mamanya yang lebih dulu berselingkuh dengan kaki tangan papanya, di saat bisnis milik papanya semakin menanjak. Tapi setidaknya Howard tak menceraikan istrinya.

Saat itu Howard sempat berkata jika Jane bisa melakukan hal seperti itu padanya, dia akan tetap bertahan tapi dia akan memberitahunya seperti apa rasa sakit dikhianati dengan memberinya 100x lipat pelajaran dari apa yang dia perbuat sebelumnya. Howard melakukannya, meski dia tahu dia membutuhkan Jane di sisinya, tapi membuat Jane bertahan untuk menikmati rasa sakit itu.

“Chris,” panggil Jane sebelum puteranya benar-benar lenyap dari pandangan.

“He-em?”

“Menikahlah.”

“Aku akan menikah jika aku sudah menghancurkan setengah dari populasi wanita di dunia,” jawab Chris santai, kemudian melenggang masuk ke dalam mobil.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Niang iaraRA
mah penasaran dg cerita lanjutannya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Sang CEO   Bab 4. Akan Menemukannya!

    Sebelum berangkat kerja, Audrey menitipkan Jack di daycare service. Terkadang saat Audrey menatap putera satu-satunya itu, selalu terpikir dia ingin memiliki kehidupan normal seperti orang-orang lain. Memiliki keluarga utuh, tapi begitu mengingat perbuatan Chris padanya, ditepisnya keinginan itu jauh-jauh. Apa yang ditorehkan Chris padanya, tak begitu saja dengan mudah dilupakannya. Dia hanya bisa menjalani kehidupan yang sudah terlanjur dijalaninya selama tujuh tahun ini. Berjuang bersama Jack, hanya untuk meraba masa depan yang dia sendiri tak tahu ke depannya akan seperti apa. “Jack, jangan nakal. Setelah selesai bekerja kita akan membeli burger kesukaanmu, ok?” tanya Audrey serasa berjongkok di hadapan Jack. Jack memeluk Audrey sangat erat. Pria kecil itu sangat mencintai Audrey, baginya Audrey adalah cinta pertama Jack. “Mama, aku mencintai mama. Sangat mencintai mama,” ucap Jack membuat kedua mata Audrey berkaca-kaca. Dia pun sangat mencintai Ja

    Last Updated : 2021-12-21
  • Rahasia Sang CEO   Bab 5. Selamatkan Anakku!

    Kakinya terasa berat menatap gedung tinggi di hadapannya. Dirinya seakan terlempar kembali pada kejadian tujuh tahun lalu. Dia ingin melangkah, tetapi sesuatu seperti menahan kedua kakinya untuk tetap membeku pada tempatnya. “Aku harus bisa. Demi Jack,” ujar Audrey berusaha menguatkan hatinya. Tetap saja rasanya sangat berat, tapi jika dia tak melakukannya sekarang, lalu kapan? Dia akan kehilangan Jack jika dia lebih mementingkan rasa sakit masa lalunya. Akhirnya Audrey menguatkan hatinya masuk ke dalam gedung besar itu, tempatnya bekerja dulu, di mana tragedi itu telah menghancurkan segalanya. Bagian informasi tak mengijinkannya masuk karena dia belum membuat temu janji dengan Christian. “Kumohon, ijinkan aku bertemu dengan Christian!” seru Audrey kesal. “Maaf, Nona. Kami tak bisa, Anda harus membuat janji terlebih dahulu.” “Anakku bisa mati jika aku harus menunggunya turun melewati jalan ini!” Tanpa pikir panjang Audrey memak

    Last Updated : 2021-12-21
  • Rahasia Sang CEO   Bab 6. Ada Hubungan Apa?

    Christian memaksa Audrey ikut pergi bersamanya di satu mobil. Audrey tak bisa menolak, karena Christian dengan paksa menyeretnya masuk ke dalam mobil. Masih banyak hal yang membuat Chris penasaran padanya, dan dia memaksa Audrey satu mobil dengannya tak lain untuk menginterogasi Audrey. Audrey menjaga jarak dengan Chris, meski Chris beberapa kali menyuruhnya duduk untuk berdekatan dengannya, Audrey lebih memilih mepet di dekat pintu berjaga-jaga jika Chris melakukan sesuatu maka dengan mudah dia menghancurkan pintu jendela untuk berteriak. “Kau seperti ketakutan melihatku, apa aku pernah melakukan sesuatu yang buruk padamu?” tanya Chris melihat Audrey melipat kedua kakinya di depan dada, seperti orang yang ketakutan. Audrey tak mau melihat Chris, bayangan-bayangan itu kembali menyerangnya, tubuhnya dibalut ketakutan yang teramat sangat. “Hei, wanita! Kau mendadak bisu?!” bentak Chris, membuat Audrey semakin gemetar. “Tuan Chris, sejak kapan An

    Last Updated : 2021-12-21
  • Rahasia Sang CEO   Bab 7. Mendapatkan Bukti

    Dokter segera menghampiri Audrey. Wajahnya tersenyum, dia terlihat lega karena pada akhirnya Audrey kembali membawa seseorang yang bisa menyelamatkan nyawa Jack. Ketika Audrey selesai berbicara dengan dokter, Chris menarik lengan Audrey dengan kasar. “Apa kata dokter?” tanya Chris. “Kau akan dibawa ke instalasi transfusi darah, kuharap ini terakhir kali aku melihatmu,” ucap Audrey, kemudian menepis tangan Chris dari lengannya. Dia tak ingin Chris menyentuhnya. Mengingat perbuatannya saja, Audrey seperti sedang bermimpi buruk dalam keadaan terjaga. “Apa kau tak bisa katakan padaku, apa aku pernah berbuat sesuatu yang buruk padamu sehingga kau bisa mengandung anakku?” desak Christian. “Sudah kukatakan, tak perlu mengetahui apa pun. Tuan Chris, silakan ikuti dokter, dan pergi ke ruangan yang telah ditunjukkan. Anakmu membutuhkanmu. Sekali lagi aku berterima kasih karena kau bersediia menyelamatkan Jack.” Audrey mendorong dada Chris, dia t

    Last Updated : 2021-12-24
  • Rahasia Sang CEO   Bab 8. Test DNA

    Audrey segera mengurus surat pengunduran diri di yayasan tempatnya bekerja, sementara Jack masih berada di rumah sakit dan belum bisa dibawa pulang. Audrey berharap Christian masih belum melakukan sesuatu karena tak mungkin baginya untuk membawa Jack dalam keadaan belum membaik. Beruntung dari tempatnya bekerja, dia diberikan pesangon sehingga dia memiliki bekal cukup untuk menghidupi dirinya dan Jack selama beberapa saat sampai dia bisa mendapatkan pekerjaan baru. Audrey tak sanggup memikirkan, jika Chris sampai nekat memisahkan dirinya dan Jack. Saat ini saja dia bertahan hidup karena Jack yang selalu ada di sisinya, menguatkannya, dan menjadi tiang penopang harapannya. “Terima kasih, aku tak akan melupakan kalian,” ujar Audrey pada beberapa pengurus yayasan lainnya. Keputusan yang diambil Audrey memang sangat terburu-buru, membuat beberapa pekerja di yayasan merasa kehilangan Audrey. Meski perempuan itu selalu terlihat sedih, tapi Audrey adalah seseorang y

    Last Updated : 2021-12-25
  • Rahasia Sang CEO   Bab 9. Merenggut Segalanya

    Audrey begitu bahagia karena selama beberapa hari ini dia akan terlepas dari pekerjaan-pekerjaan kantor yang begitu membebaninya. Perusahaan akan mengadakan gathering, semua divisi diharuskan ikut dalam acara itu. Christian—atasan sekaligus pemilik perusahaan—menyewa sebuah resort mewah dan puluhan kamar sekaligus untuk seluruh karyawan perusahaan. Dia sebagai kepala purchasing di kantor pun memiliki beberapa bawahan. Selama menjadi kepala purchasing dan bekerja dua tahun di sana, Audrey jarang berinteraksi langsung dengan Christian. Karena semua interaksi dilakukannya melalui asisten pribadi Christian—Lody. Tapi malam itu saat semua karyawan pulang lebih dulu, Audrey justru harus lembur mengerjakan beberapa sisa pekerjaan. Dia tak ingin menundanya karena besok acara gathering jadi dia ingin saat acara berlangsung dia tak perlu memikirkan urusan pekerjaan. Audrey memperhatikan jam di dinding, sudah hampir pukul delapan malam. Hanya tersisa dirinya di

    Last Updated : 2022-01-14
  • Rahasia Sang CEO   Bab 10. Masih Mencintainya

    Semenjak kejadian malam itu, Audrey memutuskan resign. Audrey mengakui segalanya di hadapan keluarga besar dan di depan kekasihnya. Bukannya membela, mereka justru menyalahkan Audrey. Akhirnya dia memutuskan dengan sisa tabungan yang ada, dia pergi dari dari Kota New York dan pindah ke sebuah kota kecil di Cooperstown. Dia bekerja di sebuah yayasan panti jompo di bagian administrasi, dengan gaji seadanya lalu menyewa sebuah ruangan bertipe studio sebagai tempat tinggalnya. “Audrey, kau kenapa? Wajahmu kelihatan pucat,” tanya seorang wanita tua yang menjadi rekan di tempat kerja barunya. Wanita tua itu adalah seorang kepala administrasi di tempatnya. “Aku mual, kepalaku pusing, Nyonya James.” “Mual?” “Setiap bangun pagi mualku lebih parah, aku tak tahan dengan bebauan.” “Jangan-jangan kau hamil, Sayang,” kata Nyonya James. Audrey menggigit bibir bawahnya sesaat dia teringat kejadian di malam itu, tiga bulan lalu saat Christian m

    Last Updated : 2022-01-14
  • Rahasia Sang CEO   Bab 11. Dia Hamil!

    Audrey rasanya tak sanggup melihat wajah Kevin yang terlihat lesu. Lingkaran hitam di bawah matanya, belum lagi rambutnya sedikit lebih panjang dari sebelumnya, menandakan laki-laki itu tak lagi sempat mengurus dirinya. Berbeda dengan sebelumnya, wajah Kevin selalu ceria, dengan penampilan klimis, yang membuatnya terlihat memesona. Apakah karena hubungan keduanya menjadi berantakan, maka Kevin menjadi seperti itu? Apakah Audrey benar-benar membuat Kevin terpuruk? “Kevin, meski aku tak bisa berbohong jika jauh di lubuk hatiku kau masih memiliki cintaku. Tapi aku merasa aku tak akan pernah pantas bersamamu.” Kevin mendesah penuh putus asa, tak tahu lagi bagaimana membujuk Audrey untuk kembali padanya. Bukannya dia telah mengatakan dia menyesal? Kevin tak bisa memaksa. “Audrey, jika kau berubah pikiran kau tahu di mana harus menghubungiku. Sebulan, dua bulan, setahun, atau lebih aku masih akan menunggu. Aku telah membuat keputusan yang sa

    Last Updated : 2022-01-14

Latest chapter

  • Rahasia Sang CEO   Bab 100. Lody VS Chris

    Sekarang yang harus Chris pikirkan bagaimana cara dia mengambil kembali Audrey, sedangkan wanita itu sudah mencintai Lody, sepupu sekaligus asistennya yang dulu selalu bersikap seperti seekor anjing setia padanya, tetapi sekarang dia sudah berani menentang."Kau itu hanya terobsesi pada tubuh wanita itu, bukan karena kau benar-benar menginginkannya, Chris!" seru Howard, lalu menertawakan ekspresi wajah Chris. Chris dibuat tidak berkutik dengan kata-kata Howard.Chris merasa tertantang oleh kata-kata Howard, namun dalam hatinya, keputusannya untuk mendapatkan kembali Audrey tidak bisa dipertimbangkan lagi. Dia tahu dia harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat."Mungkin kau benar, aku memang terobsesi. Tapi aku rasa, itu tidak salah, Ayah. Aku tidak suka saat melihat perempuan itu bersama Lody, aku benci hal itu. Aku ... aku menginginkan Audrey, aku tidak bisa memberikan alasannya," ucap Chris.Howard terkekeh, geli melihat ucapan Chris padanya. Jadi Chris mengatakan, sekarang

  • Rahasia Sang CEO   Bab 99. Aku Akan Membawa Jack!

    Howard tertawa saat mendengar ucapan Chris. Apa laki-laki itu sadar dengan ucapannya? Baru kali ini dia mendengar apa yang dikatakan oleh Chris dan sangat tidak masuk akal baginya. “Coba kau katakan sekali lagi padaku, apakah aku tidak salah mendengar?” “Aku ingin membawa anakku dan perempuan yang menjadi ibu dari putraku ke sini, apakah kau keberatan?” Chris mengulangi kembali pertanyaan meski terasa enggan, dia menekan gengsi dan ego di dalam diri hanya demi mengatakan hal tersebut pada Howard. “Tidak, aku tidak akan pernah mengijinkan kau membawa anak haram ke rumahku.” Howard tidak menyukai anak kecil, baginya mereka berisik dan mengganggu! Howard menatap tajam Chris, ekspresinya tidak menyisakan ruang untuk tawar-menawar. Dia bisa merasakan kemarahan memuncak di dalam dirinya. Anak haram itu, pikirnya, menjadikan situasi semakin rumit. "Chris, kau tahu betul peraturan rumah tanggaku. Aku tidak akan mentolerir adanya anak di sini yang bukan hasil dari pernikahan sah," Howard m

  • Rahasia Sang CEO   Bab 98. Permintaan Chris

    Brent berpikir, Audrey saja tidak begitu dekat dengannya, lalu dia menanyakan hal ini secara tiba-tiba tentu akan membuat wanita itu berpikir jika dia adalah pria kurang waras, kan?“Leon, apa menurutmu aku harus bertanya pada Audrey masalah ini? Lalu bagaimana jika ternyata bukan dia, pasti wanita itu akan menganggap jika aku adalah orang yang tidak waras,” kata Brent pada Leon.Leon tertawa, daripada Brent terus menerus merasa penasaran, ada baiknya dia bertanya langsung saja pada Audrey kan?“Brent, kau sudah mencari gadis kecil itu sejak dulu, tidak ada salahnya kau mendekati Audrey secara baik-baik dan bertanya padanya. Wanita itu bukan pemakan manusia, aku yakin dia tidak keberatan menjawab pertanyaanmu,” ucap Leon, meyakinkan Brent jika sebuah pertanyaan harus segera diselesaikan dengan tuntas sehingga tidak membuatnya mati penasaran!“Lalu bagaimana jika dia justru memarahiku?” Brent seketika merasa pesimis untuk bertanya pada Audrey, dia belum siap jika Audrey sampai memarahi

  • Rahasia Sang CEO   Bab 97. Mungkinkah Gadis Kecil Itu, Dia?

    Chris tiba di apartemen miliknya, kedua matanya memandangi sekeliling. Aroma Audrey masih tersisa di dalam ruang tidurnya. Dia sendiri merasa heran, masih saja terus memikirkan wanita itu? “Aku benar-benar sudah gila, tidak seharusnya aku terus memikirkan wanita itu. Ada apa dengan diriku?” Chris mengumpat dirinya sendiri, rasanya kesal, dia tidak tahu apa yang tengah terjadi pada dirinya saat ini. Apakah mungkin saat ini dirinya benar-benar mulai merasa candu pada Audrey? Dia tidak bisa melupakan tubuh Audrey sama sekali, rasanya ada keinginan untuk terus menyentuh, menaklukan wanita itu di bawah tubuhnya. Bukan hanya sekadar menginginkan wanita itu menjadi pemuas hasrat bagi dirinya. Lody sendiri tidak menghubunginya semenjak bertengkar dengan dirinya, rasanya saat ini diri Chris benar-benar hanya seorang diri. “Aku akan meminta Audrey untuk bersamaku, Lody harus mau melepaskan wanita itu. Dia tidak memiliki hak apa pun atas dirinya, aku yang paling berhak, dia memiliki anak dar

  • Rahasia Sang CEO   Bab 96. Bercinta Dengannya

    Audrey terdiam, menatap Lody dengan intens. Wajah tampan milik Lody dan ketulusan hati pria itu telah membuatnya lulus, dia mencintai pria yang kini berada di bawah tubuhnya.“Beritahu aku di mana saja dia sempat menyentuh, maka biarkan aku yang memberikan jejak baru pada tubuhmu,” ucap Lody. Pria itu pun mengubah posisinya, membaringkan dengan lembut tubuh Audrey, seakan tubuh wanita itu terbuat dari kristal yang rapuh dan mudah pecah.“Dia menyentuh hampir di seluruh tubuhku, Lody. Jika sudah seperti itu, maka apa yang akan kau lakukan?” tanya Audrey. Kedua mata berwarna biru terang menatap sendu pada pria yang sangat dicintainya, Audrey berharap ... tidak akan pernah ada lagi nama Chris dalam kehidupannya!“Kalau begitu, biar aku aku yang memberikan jejak baru pada tubuhmu, Audrey,” kata Lody. Tanpa banyak bicara, dia mengecup kening Audrey, kedua mata Audrey terpejam, menikmati setiap sentuhan yang diberikan Lody padanya.Tak ada perasaan malu dalam diri Audrey, menghadapi pria ya

  • Rahasia Sang CEO   Bab 95. Menghapus Jejak Luka

    Kondisi Leon sudah diketahui, beruntung saat itu dia mendapatkan pertolongan di awal, jika tidak ... mungkin pria itu benar-benar kehabisan darah akibat ulah konyol Chris padanya.Lody sendiri diberitahukan jika Leon berada di rumah sakit saat ini, kondisinya sudah mulai membaik. Pria itu tidak mengerti dengan tingkah Chris. Dia bisa melakukan apa pun di saat pikirannya sedang kalut dan dipenuhi oleh amarah. Menyakiti Leon yang jelas-jelas tidak memiliki kesalahan pada Chris, adalah sebuah perbuatan konyol dan bodoh!Lody sendiri sudah kembali ke apartemen Audrey, dia melihat Audrey sudah siuman dan tengah duduk di meja makan, menyantap sepotong sandwich.“Audrey, kau sudah bangun. Mana Jack?” tanya Lody, seraya menutup pintu apartemen.“Hm, dia sedang bersama Nicole di apartemennya. Kau dari mana, aku pikir kau pergi meninggalkanku,” ucap Audrey lirih. Ketika dia bangun dia tidak mendapati sosok Lody di sisinya, membuat Audrey merasa sedih.Audrey pikir, Lody meninggalkan dirinya dan

  • Rahasia Sang CEO   Bab 94. Chris Mencintai Audrey?

    “Pergilah ... Aku tidak berselera,” ucap Chris secara tiba-tiba, membuat Rossie terperanjat. Wanita malam itu terkejut dengan penolakan Chris barusan. Baru kali ini dia mendengar seorang pelanggan berkata jika dia merasa tidak selera pada Rossie? Apa ada sesuatu yang salah pada dirinya, sehingga pria itu berkata cukup kasar padanya? “A-apa ... maksudnya, Tuan?” tanya Rossie dengan kedua matanya yang terbilang indah menatap pria berparas tampan itu. Padahal dia sudah membayangkan, Chris dan dirinya akan melalui malam yang panjang dengan percumbuan-percumbuan panas di atas ranjang setelahnya. Chris terlihat tidak berselera sedikit pun untuk menyentuh Rossie, entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. “Aku sedang tidak berminat untuk bercinta dengan perempuan, kau ambil saja ini,” ucap Chris seraya menyerahkan selembar cek pada Rossie. Tidak biasanya Chris menolak santapan hangat yang ada di hadapannya. Wanita itu bahkan sudah bersiap untuk melucuti seluruh pakaiannya, begitu me

  • Rahasia Sang CEO   Bab 93. Memikirkan Dia?

    “Ayah, aku akan menjaga bicaraku, dan berhenti mencelamu jika kau bisa menunjukkan padaku apa arti sebuah kesetiaan. Jika kau belum bisa, jangan memintamu untuk berhenti menghujat dirimu,” balas Chris.Howard terdiam mendengar kata-kata Chris padanya. Ia tahu apa yang dikatakan Chris tidak sepenuhnya salah, tetapi bukankah semua itu bukan diawali olehnya? Kenapa memberi kesan, seolah dialah yang bersalah selama ini?Howard tertawa, dia menganggap apa yang baru saja dikatakan Chris lebih seperti sebuah lelucon konyol. Jane yang memulai dan dia menyambut gayung tersebut, untuk mengakhirinya akan sangat sulit bagi Howard, sebab ... dendam itu tidak akan pernah hilang selamanya! Rasa sakit itu semakin dalam, semakin menghilangkan kewarasannya.“Kau memintaku untuk berubah? Lalu apa jika aku berubah, kau akan mengubah perilakumu, hm?” tantang Howard pada putranya. Kedua pria yang sama keras kepalanya, tidak satu pun di antara mereka yang mau mengalah.Tidak ada gunanya melanjutkan percakap

  • Rahasia Sang CEO   Bab 92. Mungkinkah Jatuh Cinta?

    Nicole mengangguk. Sedikit berbohong tidak masalah, dia tidak ingin Jack mengalami guncangan dalam jiwanya yang masih rapuh untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya!Lody meminta Nicole untuk membawa Jack pergi dari dalam ruangan, diberikannya beberapa lembar uang, dan meminta Nicole membawa pria tampan cilik itu pergi ke minimarket. Nicole menurutinya, dengan senang Jack mengikuti Nicole.Setelah keduanya pergi, Lody mulai membersihkan luka-luka yang ada pada wajah Audrey. Tidak habis pikir, mengapa Chris sama sekali tidak pernah berubah. Sifat iblisnya entah sampai kapan berada di dalam dirinya.“Audrey, aku akan berada di sisimu sampai kau benar-benar pulih. Setelah ini ada baiknya kau pindah ke tempat yang lebih aman. Aku akan mengantarmu kembali ke keluargamu,” bisik Lody seraya mengusap wajah pucat Audrey. Semakin dia membiarkan Audrey dengan kekerasan kepalanya, maka semakin dia akan mendapatkan serangan beruntun dari Chris yang tidak akan pernah mau mengalah!Selagi membas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status