Beranda / Romansa / Rahasia Sang Antagonis / 13. Mengapa Aku Peduli Padanya?

Share

13. Mengapa Aku Peduli Padanya?

Penulis: Lan Terie
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-17 16:08:30

Nyonya Retno datang ke kantor Tito Rianggono dengan penuh amarah. Ia tidak dapat menahan emosinya dan ingin segera menuntaskan kepada suaminya. Nyonya Retno langsung masuk tanpa mempedulikan sekretaris Tito yang menyapa ramah.

“Apa maksudmu dengan menemui perempuan laknat itu?”

Tito yang sedang menerima telepon terkejut mendengar pertanyaan Nyonya Retno.

“Baik, nanti aku hubungi lagi ya,” katanya Tito menutup telepon.

“Ada apa ini. Baru datang langsung marah-marah.”

“Tidak perlu banyak basa-basi. Aku tahu kau menemui dia lagi,” suara Nyonya Retno meninggi.

“Perempuan mana maksudmu? Siapa?”

“Alah, kau tidak perlu pura-pura tidak tahu. Aku tidak sudi menyebut namanya.”

“Kalau kamu tidak menyebut namanya, bagaimana aku tahu siapa yang kamu maksud?”

“Apa kamu masih mau mengulangi perbuatanmu di masa lalu? Apa belum cukup d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahasia Sang Antagonis   14. Ala Desa

    Nyonya Retno tampak sibuk membolak-balikkan beberapa album foto yang diberikan oleh seorang karyawan Wedding Orginizer ternama di ibu kota. Namun, tampaknya belum ada yang sesuai dengan keinginannya.“Bagaimana Nyonya? Ini adalah beberapa konsep yang pernah kami selenggarakan untuk pernikahan orang-orang kelas atas. Kita menyediakan semuanya lengkap Nyonya,” kata seorang perempuan pada Nyonya Retno.“Semuanya bagus dan mewah, tetapi anak saya ingin konsep yang lebih sederhana.”Karyawan WO tersebut mengernyitkan kening. Tidak biasanya orang kalangan atas meminta acara yang sederhana.“Konsep yang sederhana bagaimana ya, Nyonya?”“Saya juga tidak punya gambaran jelas tentang konsep sederhana yang dimaksudkan oleh anak saya. Begini saja, nanti saya akan minta dikirimkan beberapa file konsep dan akan saya tunjukkan kepada anak saya. Jika ada yang disetujuinya, barulah kita akan mengadakan meeting

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-17
  • Rahasia Sang Antagonis   15. Lelaki Sedingin Es

    “Sayang, aku benar-benar tidak bisa kalau tidak melihat kamu sehari saja,” kata Thomas kepada Lusia.“Semua laki-laki memang selalu bermulut manis,” kata Lusia ketus.“Aku serius. Aku menyesal kenapa kita baru berjumpa. Kalau saja kita berjumpa sebelum aku menikahi Jessica, kita pasti bersama,” katanya.“Kalau kau bertemu aku sebelum Jessica maka aku yang sekarang berada di posisi Jessica memiliki suami yang selingkuh.”“Tidak sama. Kalau aku menikah denganmu, tidak mungkin aku selingkuh. Kamu saja sudah cukup untukku.”“Sudahlah, jangan membual.”“Ini sungguhan.”“Bagaimana kamu di kantor?”“Ya, seperti biasa. Mengerjakan tugas-tugas staf. Namun, ada hal yang mengganjal pikiranku akhir-akhir ini.”“Apa?”“Entah kebetulan atau memang orang yang sama. Aku melihat Papa sepertiny

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-27
  • Rahasia Sang Antagonis   16. Kamu Ternyata Tidak Lugu

    Andrian dan Rianti saling diam di dalam mobil. Rianti memainkan sibuk memainkan gawainya. Andrian terus melirih pada Rianti tetapi ia cuek tanpa mempedulikan Andrian. Seketika Andrian merampas gawai Rianti dengan kasar. Rianti yang terkejut hanya bisa melongo menunggu tindakan Andrian berikutnya.“Password!” kata Andrian sambil menunjuk pada gawai Rianti yang dipegangnya.“Hah,” kata Rianti kikuk.“Hah, hah, cepat buka kunci handphone ini,” kata Andrian ketus.Dengan cepat Rianti menggerakkan telunjukknya untuk membuka pola kunci handphone. Andrian melirik pola kunci itu membentuk huruf A. Andrian mengernyitkan kening melihat pola itu. Rianti yang menyadari renspons Andrian segera membuat pernyataan.“Huruf A itu untuk untuk Allah,” kata Rianti cepat.Andrian tidak menyahut dan langsung menekan nomor angka-angka lalu menyimpan di kontak telepon. Usia melakukan itu, Andria

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-27
  • Rahasia Sang Antagonis   Bab 1 Perjodohan

    "Jawabanku tetap sama, Ma. Aku tidak ingin dijodohkan dengan siapapun, " tegas Andrian sembari tetap memandang ke luar jendela."Mama melakukan ini demi kebaikan kamu. Karena Mama teramat menyayangi kamu.""Ma, 16 tahun lamanya aku duduk di kursi roda ini. Aku merasa tidak berguna. Tidakkah Mama berpikir bahwa perjodohan ini semakin menunjukkan betapa aku tak bisa melakukan apapun hingga urusan percintaan aku tak bisa memilih. ""Mama sudah menunggu lama, tapi... . "Nyonya Retno tidak melanjutkan kalimatnya. Ia segera menyadari bahwa kalimatnya nanti akan melukai perasaan Andrian. Ia lalu menghela napas. Terdengar berat. Lalu pergi meninggalkan Andrian yang masih terpaku. Andrian membeku menatap kosong pada taman di halaman rumahnya yang ditata rapi. Hatinya yang memar semakin berkecamuk.Nyonya Retno segera memberi tahu para pelayan agar tidak mendekati kamar Andrian. Ia takut, ada pelayan yang akan menjadi sasaran kemarahan And

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Rahasia Sang Antagonis   Bab 2 Diam-Diam Mengawasi

    Sebuah mobil Lamborghini Urus berwarna silver berhenti di depan gedung tinggi nanti megah. Seorang satpam bergegas membuka pintu mobil kemundian membungkuk tanda hormat. Jelaslah sudah bahwa sosok yang turun dari mobil adalah orang terpandang. Ia tak lain tak bukan adalah Tito Rianggono, salah satu pengusaha kaya di negeri ini, Ayah Andrian dan Thomas Rianggono.Sopir Tuan Tito melaju untuk memarkirkan mobil di parkiran khusus direktur. Mobil itu hanyalah salah satu dari 10 koleksi mobil mewahnya. Lamborghini Urus itu biasa dipakai Untuk ke kantor. Ia memang senang mengoleksi mobil mewah. Ia bahkan mengoleksi mobil Bugatti Centodieci yang hanya ada 10 unit di dunia. Selain menyukai otomotif, Tuan Tito menganggap bahwa koleksi mobil mewah adalah simbol seorang yang berharta, bertahta, dan berkuasa.Lelaki berusia 55 tahun itu masih tampak muda dan gagah. Rambutnya klimis, wajahnya tegas dengan kulit yang bersih dan terawat. Pembawaannya sangat berwibaw

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Rahasia Sang Antagonis   Bab 3 Gadis Bernama Rianti

    Rianti begegas merapikan kerudungnya ketika ia mendengar bunyi pintu diketuk dengan keras. Dilihatnya waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB."Ini pasti bukan Bapak. Biasanya Bapak pulang lebih larut, " bisiknya dalam hati.Ia melangkah tergesa kemudian membuka pintu. Ia melihat sosok lelaki paruh baya yang ia tahu sudah lama meninggalkan desa untuk bekerja di kota."Bapak ada, Neng?" Tanya lelaki itu."Belum pulang, Pak.""Biasanya pulang jam berapa? Perginya jauh?""Biasanya larut malam, Pak. Tidak jauh, hanya duduk-duduk seperi biasa di warung Bang Kocir.""Bisa tolong dipanggilkan sebetar, Neng. Saya ada urusan sangat penting tapi tidak bisa menunggu lama," Katanya."O, kalau begitu saya panggilkan dulu Bapak di warung Bang Kocir. Bapak silakan masuk dan menunggu di dalam," pinta Rianti.Rianti tidak khawatir membiarkan Pak Bejo, yang datang berkunjung untuk menunggu di dalam rumah tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Rahasia Sang Antagonis   Bab 4 Mencari Calon Menantu

    Nyonya Retno menuruni anak tangga sedikit tergesa. Hari ini ia ada janji temu dengan seseorang yang penting. Ia tampil paripurna dengan sapuan make up minimalis. Rambutnya dibiarkan tergerai sebahu. Separuh abad usia sama sekali tak tampak dari perawakannya. Ia mengenakan midi dress dengan hole pattern berwarna khaki. Kaki jenjangnya disempurnakan dengan sepatu Malone Souliers senada warna dressnya. Nyonya Retno menenteng tas Hermes Matte White Niloticus Crocodile Himalaya Birkin 30 dengan diamond hardware untuk mengukuhkan statusnya sebagai nyonya besar, istri Tito Riang gono.Diantar Pak Bejo, Nyonya Retno tiba di salah satu restoran elite yang menyajikan masakan Prancis. Nyonya Retno berjalan menuju meja yang telah dipesannya. Namun, tampaknya orang yang hendak ditemui belum tiba. Nyonya Retno duduk menunggu. Restoran ini menjadi salah satu tempat makan favorit keluarga Tito. Mereka sering menjamu mitra dan kerabat di sini. Interior restoran ini sangat ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Rahasia Sang Antagonis   BAB 5 Seseorang yang Tak Diharapkan Datang 

    Retno termangu dalam mobil. Ia meminta Pak Bejo untuk tidak langsung pulang ke rumah, tetapi ia tidak menyebutkan tujuan perjalanan. Handphone Nyonya Retno berdering. Nyonya Retno menatap layar kemudian mengabaikan panggilan itu. Ia merasa tidak mengenal si penelepon. Namun, handphone-nya terus berdering. Dengan terpaksa Nyonya Retno mengangkat telepon. Matanya membelakan seketika ia mendengar suara penelepon. Ia amat sangat kenal suara itu. Ia tidak akan pernah melupakan suara itu meski sudah bertahun lamanya.“Apa kabar Nyonya Retno?”Nyonya Retno tak menyahut, giginya gemeretak, sekuat tenaga ia mengenggam handphone-nya seperti hendak menyalurkan kemarahan.“Hallo, hallo...,” seseorang di seberang telepon terus bicara.Nyonya Retno hanya diam. Ia tidak mampu berujar sepatah kata pun. Ia lalu mematikan handphone. Wajahnya tampak panik dan tegang. Pak Bejo menatap dari spion mobil. Ia i

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08

Bab terbaru

  • Rahasia Sang Antagonis   16. Kamu Ternyata Tidak Lugu

    Andrian dan Rianti saling diam di dalam mobil. Rianti memainkan sibuk memainkan gawainya. Andrian terus melirih pada Rianti tetapi ia cuek tanpa mempedulikan Andrian. Seketika Andrian merampas gawai Rianti dengan kasar. Rianti yang terkejut hanya bisa melongo menunggu tindakan Andrian berikutnya.“Password!” kata Andrian sambil menunjuk pada gawai Rianti yang dipegangnya.“Hah,” kata Rianti kikuk.“Hah, hah, cepat buka kunci handphone ini,” kata Andrian ketus.Dengan cepat Rianti menggerakkan telunjukknya untuk membuka pola kunci handphone. Andrian melirik pola kunci itu membentuk huruf A. Andrian mengernyitkan kening melihat pola itu. Rianti yang menyadari renspons Andrian segera membuat pernyataan.“Huruf A itu untuk untuk Allah,” kata Rianti cepat.Andrian tidak menyahut dan langsung menekan nomor angka-angka lalu menyimpan di kontak telepon. Usia melakukan itu, Andria

  • Rahasia Sang Antagonis   15. Lelaki Sedingin Es

    “Sayang, aku benar-benar tidak bisa kalau tidak melihat kamu sehari saja,” kata Thomas kepada Lusia.“Semua laki-laki memang selalu bermulut manis,” kata Lusia ketus.“Aku serius. Aku menyesal kenapa kita baru berjumpa. Kalau saja kita berjumpa sebelum aku menikahi Jessica, kita pasti bersama,” katanya.“Kalau kau bertemu aku sebelum Jessica maka aku yang sekarang berada di posisi Jessica memiliki suami yang selingkuh.”“Tidak sama. Kalau aku menikah denganmu, tidak mungkin aku selingkuh. Kamu saja sudah cukup untukku.”“Sudahlah, jangan membual.”“Ini sungguhan.”“Bagaimana kamu di kantor?”“Ya, seperti biasa. Mengerjakan tugas-tugas staf. Namun, ada hal yang mengganjal pikiranku akhir-akhir ini.”“Apa?”“Entah kebetulan atau memang orang yang sama. Aku melihat Papa sepertiny

  • Rahasia Sang Antagonis   14. Ala Desa

    Nyonya Retno tampak sibuk membolak-balikkan beberapa album foto yang diberikan oleh seorang karyawan Wedding Orginizer ternama di ibu kota. Namun, tampaknya belum ada yang sesuai dengan keinginannya.“Bagaimana Nyonya? Ini adalah beberapa konsep yang pernah kami selenggarakan untuk pernikahan orang-orang kelas atas. Kita menyediakan semuanya lengkap Nyonya,” kata seorang perempuan pada Nyonya Retno.“Semuanya bagus dan mewah, tetapi anak saya ingin konsep yang lebih sederhana.”Karyawan WO tersebut mengernyitkan kening. Tidak biasanya orang kalangan atas meminta acara yang sederhana.“Konsep yang sederhana bagaimana ya, Nyonya?”“Saya juga tidak punya gambaran jelas tentang konsep sederhana yang dimaksudkan oleh anak saya. Begini saja, nanti saya akan minta dikirimkan beberapa file konsep dan akan saya tunjukkan kepada anak saya. Jika ada yang disetujuinya, barulah kita akan mengadakan meeting

  • Rahasia Sang Antagonis   13. Mengapa Aku Peduli Padanya?

    Nyonya Retno datang ke kantor Tito Rianggono dengan penuh amarah. Ia tidak dapat menahan emosinya dan ingin segera menuntaskan kepada suaminya. Nyonya Retno langsung masuk tanpa mempedulikan sekretaris Tito yang menyapa ramah.“Apa maksudmu dengan menemui perempuan laknat itu?”Tito yang sedang menerima telepon terkejut mendengar pertanyaan Nyonya Retno.“Baik, nanti aku hubungi lagi ya,” katanya Tito menutup telepon.“Ada apa ini. Baru datang langsung marah-marah.”“Tidak perlu banyak basa-basi. Aku tahu kau menemui dia lagi,” suara Nyonya Retno meninggi.“Perempuan mana maksudmu? Siapa?”“Alah, kau tidak perlu pura-pura tidak tahu. Aku tidak sudi menyebut namanya.”“Kalau kamu tidak menyebut namanya, bagaimana aku tahu siapa yang kamu maksud?”“Apa kamu masih mau mengulangi perbuatanmu di masa lalu? Apa belum cukup d

  • Rahasia Sang Antagonis   12. Bertemu Kembali

    Sebuah mobil sedan hitam memasuki pelataran kantor Tito Rianggono. Perempuan cantik turun dari mobil itu. Ia langsung menuju meja resepsionis dan mengatakan ingin bertemu Tito.“Saya sedang tidak ada janji dengan klien hari ini. Kamu kan tahu jadwal saya, kenapa masih bertanya?” kata Tito saat sang sekretaris mengatakan ada seseorang yang ingin bertemu.“Iya, Pak. Tetapi orang itu mengatakan bahwa ada urusan yang mendesak dan sangat penting.”“Tanyakan apa kepentinganya?”Sesaat sang sekretaris kembali setelah menelepon resepsionis.“Namanya Maria, Pak. Katanya ada urusan pribadi yang penting.”Tito Rianggono terhenyak mendengar nama itu disebut. Sudah lama ia tidak berhubungan dengan perempuan itu.“Mengapa tiba-tiba datang lagi?” gumam Tito.“Katakan padanya aku tidak mau bertemu dia di kantor. Suruh dia menunggu di Coffeshop dekat kantor,” kata

  • Rahasia Sang Antagonis   11. Langkah Awal Itik Menjadi Angsa

    Thomas bangun lebih pagi dan ia mulai bersiap ke kantor. Pemandangan itu menjadi sesuatu yang aneh di rumah Tito Rianggono.“Pagi sekali kamu bangun, mau ke mana?” tanya Nyonya Retno.“Ayolah, Ma. Aku bangun siang Mama sinis, aku bangun pagi juga Mama sinis,” kata Thomas.“Tidak sinis, hanya saja sepertinya matahari akan terbit dari barat karena kamu bangun pagi.”“Aku mulai kerja di kantor Papa hari ini,” Thomas menjawab cuek.“Apa? kerja di kantor Papa?”Saat Nyonya Retno masih dalam keheranan, Tito Rianggono datang dan duduk di kursi makan.“Apa benar Thomas akan bekerja di perusahaan mulai hari ini?” tanya Nyonya Retno pada Tito.“Iya,” Tuan Tito menjawab singkat.“Kenapa tiba-tiba dia ingin kerja di perusahaan?”“Mama, ada apa sebenarnya. Tidak masalah kan kalau aku bekerja di perusahaan o

  • Rahasia Sang Antagonis   10. Perkara Nama Belakang

    “Om, aku tidak tahan kalau harus terus dekat dengan Thomas. Dia manja dan kekanak-kanakan.”“Bertahan saja dulu sebentar. Saat ini tidak ada yang bisa aku percaya selain kau, Lusia.”“Tapi, Om. Sebenarnya mengapa Om Hendra begitu peduli pada Thomas?”“Sudah kukatakan, Thomas itu anak bos di perusahaanku.”“Iya, tapi Tuan Tito kan punya dua anak. Mengapa Om hanya terfokus pada Thomas saja?”“Karena dia sulit diatur dan badung. Jadi harus diawasi. Aku cuma meminta kamu bertahan dengan Thomas. Selebihnya kamu tak perlu ikut campur,” kata Hendra.“Aku melakukan ini bukan untuk Thomas, tapi untuk Om. Aku hanya heran saja, bukannya Thomas punya istri yang cantik dan dari kalangan sosialita?”“Aku rasa aku tidak perlu memberi perkuliahan tentang lelaki di sini kan?”“Iya, Om. Tetapi hubungan dengan Thomas seperti penjara bagiku.

  • Rahasia Sang Antagonis   Bab 9. Pertemuan Dua Orang dari Masa Lalu

    “Apa kabarmu? Apakah hidupmu nyaman di luar negeri?” tanya Hendra kepada sesosok perempuan.“Aku baik, dan juga hidup nyaman,” jawab perempuan itu sambil menyeruput kopi.“Lantas, mengapa kau kembali ke Indonesia kalau kau lebih nyaman di luar negeri?”“Nyaman saja tidak cukup, sayang. Aku perlu sesuatu yang lebih dari sekadar nyaman.”“Sayang? Sungguh memuakkan. Tinggal di luar negeri rupanya tak mengubah karaktermu,” Hendra mendengus sinis.“Manusia itu harus berpikir dan bertindak demi kemajuan. Sekarang aku sedang bertindak demi kemajuan hidupku?”“Apalagi yang kurang dari hidumu? Anakmu tinggal di rumah mewah dan menjadi salah satu pewaris kerajaan perusahaan ayahnya sedangkan kamu cukup berfoya-foya tanpa memikirkan mendapatkan uang.”“Hahaha, aku tidak mau kalau anakku menjadi salah satu pewaris, aku mau ia menjadi satu

  • Rahasia Sang Antagonis   Bab 8. Gadis seperti Apa Dia?

    Rianti dibawa ke dokter kandungan. Di ruang praktek dokter itu, Nyonya Retno menanti dengan cemas. Ia menginginkan agar Rianti diperiksa secara keseluruhan mulai dari kesehatan organ reproduksi hingga keperawanan. Rianti merasa malu bukan alang kepalang. Ini adalah pertama kali ada orang asing yang melihat bagian intimnya.“Dia sehat Nyonya. Dia juga masih perawan,” kata Dokter Ben.“Baguslah kalau begitu. Apakah memungkinkan dia memberi saya cucu?”“Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak. Nyonya berdoa saja.”“Maksud saya, dengan kondisi anak saya yang lumpuh, apakah memungkinkan untuk mempunyai keturunan.”“Untuk itu saya perlu memeriksa lebih lanjut terhadap kondisi anak Nyonya.”“Kalau untuk program bayi tabung bagaimana, Dok?”“Bisa saja, nanti ada prosesnya. Dan ketika ingin melakukannya, pasangan suami istri dapat berkonsult

DMCA.com Protection Status