Home / Urban / Rahasia Kekayaan Sang Barista / Kebencian Seorang Mertua.

Share

Kebencian Seorang Mertua.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2024-07-25 22:32:30

Lorong Kancil adalah sebuah gang kecil di pusat kota, tersembunyi di balik gedung-gedung pencakar langit dan bangunan super mewah.

Lorong Kancil seakan-akan menjadi rahasia kota, terselubung bayang-bayang beton yang menjulang tinggi. Di tengah gemerlapnya kota, gang ini seolah menghilang, hanya bisa ditemukan oleh mereka yang tahu persis keberadaannya.

Di ujung gang ini berdiri sebuah rumah kumuh, meski fungsinya lebih dari sekadar tempat tinggal. Rumah ini adalah sarang perjudian ilegal. Pemiliknya, Hui Tanasal, atau lebih dikenal sebagai Bos Hui, juga berprofesi sebagai kepala preman yang disegani di kawasan ini.

Siang itu, Rika Setiawan berjalan keluar dari Lorong Kancil dengan tergesa-gesa. Wajahnya tampak muram, dan rambutnya yang menipis dan ia coba samarkan dengan pengeritingan di salon murah milik Ci Yoan tampak berantakan.

Rika berjalan dengan langkah gontai, menyusuri gang sempit itu.

Matahari yang terik tak mampu menghangatkan hatinya yang beku oleh kekalahan. Rambutnya yan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Undangan Emas.

    Karena Xander baru-baru ini bercerita pada Grace Song bahwa dia baru saja bercerai, dan sejak lama ingin tinggal di apartemen sendiri, siang itu Grace Song mengajaknya untuk melihat-lihat unit apartemen.“Aku punya kenalan. Dia direktur di Pacific Residences, anak perusahaan Pacific Holding,” kata Grace Song saat mereka duduk di dalam mobil mewah yang melaju di tengah kota.“Jika Tuan Xander ingin hunian yang nyaman untuk sendirian, mengapa tidak memilih tempat di Pacific Residences itu? Mereka terkenal dengan fasilitas yang lengkap dan pemandangan kota yang menakjubkan,” tambah Grace, sambil menatap Xander dengan senyuman.Tinggal di apartemen adalah cita-cita Xander sejak lama, setelah memiliki cukup uang.Sayangnya, meskipun kini ia memiliki kekayaan yang melimpah, ia harus berpisah dengan Lucy. ‘Well, biar bagaimanapun, kesalahannya itu tak bisa dimaafkan!’ pikir Xander dengan rasa pahit.Tak lama kemudian, Xander sudah duduk di ruang tunggu Kantor Pacific Residences. Grace Song m

    Last Updated : 2024-07-26
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Lift Eksekutif.

    “Tuan Paul Ombudsman... Aku Sandy Setiawan, anak sulung dari Keluarga Setiawan. Nenekku baru-baru ini mengatakan bahwa ia mengenal Anda dengan baik, dan merupakan pelanggan setia Pacific Holding. Aku datang ke sini untuk melihat-lihat satu apartemen tipe studio...”Sandy Setiawan berbicara dengan nada suara penuh keyakinan, bahkan sedikit sombong, sambil menatap Paul dengan tatapan penuh harap akan dikenali sang CEO.Dia memang terlalu percaya diri, memandang sekeliling ruangan seolah-olah ngin mengumumkan bahwa masuk dalam jajaran elit orang kaya kelas satu.Namun, dia lupa bahwa meskipun Keluarga Setiawan cukup kaya, mereka hanya masuk dalam lingkaran orang kaya kelas dua di Kota Jatavia ini. Mana mungkin Paul Ombudsman, seorang CEO anak perusahaan papan atas, mengenal keluarga Setiawan mereka?Suasana ruangan yang awalnya tegang pun semakin terasa canggung.Dengan acuh tak acuh, tanpa memandang tangan Sandy yang sudah terjulur untuk bersalaman, Paul Ombudsman mendekati Xander yang

    Last Updated : 2024-07-27
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Undangan Galery Warna Hitam.

    Xander melangkah keluar dari lift eksekutif khusus untuk penghuni VVIP, diikuti oleh Grace Song, dan terakhir Paul Ombudsman. Langkah-langkah mereka menggema di koridor yang sepi dan berkilau dengan lantai marmer."Jadi Anda berniat mengambil unit tersebut, Tuan Xander?" Paul Ombudsman bertanya dengan nada penuh harap. Penjualan sebesar 40 miliar jelas akan menaikkan reputasinya, selain itu, ia akan menjalin hubungan baik dengan anak muda kaya ini."Aku akan mengambil unit tersebut. Tolong beritahu kapan aku bisa menempatinya, karena hari ini aku masih menginap di Hotel Fiantrofi," jawab Xander dengan suara tenang namun tegas.Mendengar kata-kata dari anak muda yang ia kira berasal dari keluarga kaya generasi kedua, namun tak ingin identitasnya diketahui, Paul Ombudsman merasa sangat gembira. Ia berkata, "Pembayaran Anda dapat dilakukan melalui transfer antar bank kapan saja. Aku tidak meragukan itu mengingat Ibu Grace Song adalah pelanggan tetap dari perusahaan kami."Namun, Paul ter

    Last Updated : 2024-07-28
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Tantangan Pertama.

    Xander sedang berbaring di kamar suite Hotel Filantrofi, memandang langit-langit sambil merenung.Cahaya lampu kristal yang berkilauan menerangi ruangan dengan lembut, menciptakan bayangan yang bergerak pelan di dinding.Keahliannya dalam memahami seni lukis terasa sangat rendah jika dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga kaya atau generasi kedua yang sejak usia dini telah mempelajari lukisan indah karya pelukis kenamaan nasional atau dunia.Sambil merenung, suasana kamar yang mewah semakin membuatnya merasa kecil sebagai orang kaya baru."Bagaimana jika Sandy Setiawan datang memenuhi undangan dan membuat kekacauan serta mempermalukanku?" pikirnya dengan cemas.Pikiran ini menggelayut di hatinya, menambah beban yang sudah cukup berat ia pikul sebagai seorang kaya baru. Xander sangat ingin membalas dendam, namun untuk itu ia harus berubah, harus terlihat kaya, tidak lagi kampungan, dan mampu membalas setiap perlakuan penindasan yang dilakukan oleh keluarga Setiawan dengan cara yan

    Last Updated : 2024-07-29
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Plaza of Jatavia.

    Karena masih sibuk, atau lebih tepatnya lagi karena memegang teguh prinsip berhemat ala orang miskin yang hidup pas-pasan, Xander belum melakukan upgrade atas busana-busana yang ia miliki. Ia lebih memilih menyimpan uangnya untuk kebutuhan yang lebih mendesak, meski kini hidupnya telah berubah drastis.Hari ini Xander sudah pindah ke apartemen VVIP di Pacific Residence, sebuah hunian berkelas tinggi yang hanya dapat dinikmati segelintir orang sangat kaya di Kota Jatavia. Apartemen ini begitu megah, terletak di lantai paling tinggi dari 20 lantai Pacific Residence.“Sungguh sebuah unit VVIP, yang dilengkapi dengan segala kemewahan yang hanya bisa diimpikan oleh kebanyakan orang,” teriak Xander keras-keras. Ia berlari-larian didalam appartemen yang luas, dan miliki dua lantai, berbentuk atriumPagi itu, waktu menunjukkan pukul 7 dan dia sedang menikmati pagi yang indah di teras apartemennya, dengan pemandangan yang mengarah ke keindahan Kota Metropolitan Jatavia. Gedung-gedung pencakar

    Last Updated : 2024-07-30
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Jaket Berwarna Khaki.

    Armani adalah desainer ternama dari luar negeri yang dikenal dengan karya-karya modisnya, terutama untuk kaum pria.Jaket-jaketnya dibuat dari bahan berkualitas tinggi dan ditenun dengan keahlian tangan terbaik. Setiap detailnya mencerminkan keanggunan dan kemewahan, menjadikannya primadona di dunia fesyen internasional.Lebih dari sekadar nama, Armani telah membangun reputasi yang kuat.Karyanya sering dipilih oleh selebriti dan kalangan elite yang ingin menampilkan status dan gaya hidup mereka. Oleh karena itu, harga yang ditawarkan untuk setiap koleksi adalah pantas, dan sering kali melambung tinggi.Seperti halnya jaket semi-formal terbaru dari koleksi musim semi yang dibawa oleh sepasang kekasih ke dalam ruang ganti.Dengan harga enam puluh juta rupiah, jaket ini adalah salah satu item paling eksklusif di butik Armani. Terbuat dari material premium, jaket ini memancarkan aura kemewahan yang tak tertandingi.Di dalam ruang ganti butik Armani itu, terdengar cekikikan lembut dari ga

    Last Updated : 2024-07-31
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Akhir Drama di Butik Armani.

    Entah mengapa, saat melihat dirinya menjadi tontonan, Xander merasa jantungnya berdebar-debar, seolah-olah Black Card yang ia genggam hanyalah sebuah kartu tak berarti. Kegelisahan merayap perlahan, membuat keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya.Dia melirik ke arah gadis sombong yang tampak sangat antusias.Gadis itu berdiri dengan leher terulur panjang, seakan-akan dia ingin melongok ke dalam meja konter pembayaran, berharap menemukan kenyataan bahwa kartu yang diberikan Xander palsu atau setidaknya tidak ada isinya sama sekali."Maaf... ini area khusus. Hanya diperuntukkan untuk karyawan, terutama bagian kasir!"Beruntung, kasir perempuan di butik Armani itu sangat ketat menjalankan prosedur sesuai SOP perusahaan. Dia memberi tahu gadis yang mulai kepo dengan kartu Xander itu bahwa ada batasan antara pelanggan dan area karyawan. Gadis itu tampak kesal, bibirnya mengerucut tanda tidak puas, dan dia mencibir dengan tajam.“Buat apa kalian melindungi pelanggan yang jelas-jelas s

    Last Updated : 2024-08-01
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Azure Building.

    Waktu menunjukkan pukul 11.00, dan acara pembukaan Peza Gallery hampir dimulai.Karena tidak memiliki mobil pribadi, Xander memutuskan untuk menggunakan jasa taksi online merek Uber. Dia membuka aplikasi di ponselnya dengan gesekan jari yang terampil.“Tak mungkin aku meminta Grace Song untuk mengantarkanku dengan mobilnya. Dia masih sibuk menyelesaikan semua transaksi kepemilikan Gorilla’s Kafe. Lebih baik aku menggunakan taksi online saja,” pikirnya, sambil memeriksa layar ponsel.Tak lama kemudian, sebuah mobil Avanza sederhana—kendaraan yang umum dimiliki oleh banyak orang di Negeri Konoya—menyusul di depan Xander. Avanza berwarna silver itu tampak sedikit kusam dan kurang terawat. Catnya mulai memudar, menampakkan noda-noda kecil yang tampak seperti bekas hujan.Meskipun demikian, bentuknya masih cukup layak untuk dinaiki Xander, yang sifatnya memang sederhana dan tak suka menonjol.Peza Gallery terletak di lantai sepuluh gedung perkantoran tinggi yang megah bernama 'Azure Buildi

    Last Updated : 2024-08-02

Latest chapter

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Hani Sang Petugas Keamanan Parkir.

    Hari itu, pagi pagi benar Xander datang ke Kantor Diamond Air sesuai janjinya pada Grace Song.Ia memarkir mobil listriknya, BYD keluaran terbaru, di tempat parkir dengan tanda besar bertuliskan "Direktur Diamond Air." Xander tidak terlalu memusingkan hal ini; baginya, toh perusahaan ini adalah miliknya.Saat Xander baru saja melangkah sepuluh langkah meninggalkan mobilnya, tiba-tiba seseorang menegurnya dengan nada kasar.“Hei kamu! Apa kamu tidak bisa membaca? Jelas-jelas tertulis ‘Direktur Utama’ di situ. Apa kamu pikir kamu pemilik perusahaan ini, lebih tinggi dari direktur?”Xander menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan menatap petugas keamanan yang berjaga di area parkir.“Tapi aku melihat tempat itu kosong. Apa salahnya kalau aku parkir mobilku sebentar? Lagipula aku tidak akan lama berada di Gedung Diamond Air. Apakah Anda...” Xander baru saja hendak menjelaskan bahwa ia akan bertemu dengan direktur utama, ketika petugas keamanan bernama Hani itu menghardiknya.“Kamu membant

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Kesombongan Sophia.

    Gedung Diamond Air, yang terletak di pusat Kota Jatavia, berdiri megah di antara gedung-gedung pencakar langit lainnya.Transformasi Pelican Air menjadi Diamond Air adalah bukti nyata kekuatan uang. Gedung yang dulu kusam kini berkilau dengan kaca hitam mengilap, sementara lobby marmernya memancarkan kemewahan yang tak bisa diabaikan.Semua detailnya berseru: kekayaan.Di dalam, suasana kantor dipenuhi ketegangan yang hanya bisa diciptakan oleh dua hal: kedatangan bos besar yang penuh teka-teki dan rasa penasaran akan apa yang akan berubah di bawah kepemimpinannya.Para karyawan, yang dulunya nyaris kehilangan pekerjaan karena bangkrutnya Pelican Air, sekarang memiliki alasan baru untuk resah.“Sophia Wang,” suara berat Michael Chen, Direktur Pemasaran, memecah keheningan.“Apa kamu sudah mempersiapkan semua acara penyambutan? Aku ingin hari ini sempurna. Tuan Sanjaya harus terkesan.”Sophia Wang, sekretarisnya, mengangguk dengan senyum yang dipaksakan. “Semuanya sudah beres, Tuan Che

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Rapat Setiawan Company.

    Dengan sumber daya yang banyak, tiada batasan ini maka dalam sekejap mata Pelican Air langsung diakuisisi oleh Bank Central Halilintar Group.Dunia bisnis di Negeri Konoya dibuat heboh dengan gebrakan pemilik Halilintar Group, yang mengambil langkah berani mengakuisisi perusahaan yang hampir pailit ini.Seisi Kota Jatavia membincangkan ini, termasuk di Keluarga Setiawan.Pada sebuah acara minum teh di sore hari, Nyonya Ouyang dikelilingi semua keluarga inti, yang memuji-muji dia.Ruangan itu dihiasi ornamen tradisional dengan sentuhan modern; meja besar di tengah ruangan dipenuhi set teh mewah dan penganan kecil yang tersaji rapi.Lucy kebetulan ada di sana. Dia sudah selesai dengan masa penahanannya di Kota Singapura. Ibunya, Rika, juga sudah bebas dengan pertimbangan berbuat baik selama masa tahanan dan usianya yang cukup sepuh.Rika, yang berpura-pura rapuh dan sakit-sakitan selama di penjara, kini duduk dengan postur lemah tetapi matanya tetap memancarkan kecerdasan licik.Oleh se

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Sebuah Ide.

    Setelah sekian lama, proyek Dolphin Bakery berjalan dengan lancar. Anak-anak panti asuhan kini hidup nyaman dan tentram.Namun, di balik senyum puas itu, Xander mulai memikirkan sesuatu yang lebih besar—sesuatu yang sudah lama ia impikan, jauh di dalam hatinya.“Perusahaan penerbangan. Aku ingin mendirikan perusahaan penerbangan,” kata Xander suatu malam, suaranya penuh tekad, meluncur lembut ke udara.Dia duduk santai di teras apartemennya yang megah, menikmati angin malam, ditemani Grace Song yang setia di sisinya sebagai tangan kanan.“Perusahaan penerbangan, Tuan Xander?” Grace Song mengangkat alis, terdengar skeptis. “Bukankah pasar sudah cukup jenuh dengan perusahaan semacam itu? Dan… bukankah ini berarti Anda akan bertentangan dengan Nona Clara?”Grace menggulirkan informasi yang ia tahu tentang hubungan rumit antara Xander dan Clara. Kedua orang itu jelas saling tertarik, tapi belum ada yang berani mengungkapkan perasaan.Grace tersenyum sambil melirik barista pribadi yang sed

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Dolphin Bakery.

    Beberapa bulan setelahnya, di kawasan supermall yang terletak di wilayah timur Jatavia, sebuah toko kue baru saja dibuka.Toko itu berdiri kokoh di antara butik-butik mewah dan gerai-gerai kelas atas yang mengelilinginya, seolah menjadi simbol kedatangan sesuatu yang tak terbendung—sebuah lambang status dan kemewahan baru di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur.Nama toko itu adalah Dolphin Bakery, dan hari itu, sang pemilik merayakan peresmian dengan acara yang sederhana, namun memiliki makna yang dalam dan penuh sentuhan pribadi.Walaupun undangannya terbatas, suasana yang tercipta terasa sangat akrab dan hangat.Seolah, segenap kebahagiaan yang ada mengalir begitu bebas di ruang yang penuh dengan tawa dan suara riang, menciptakan atmosfer yang tidak bisa dihalangi oleh apapun.“Selamat atas dibukanya Dolphin Bakery!” Xander berkata sambil mengulurkan tangan, senyumnya lebar ketika ia menjabat tangan Ibu Mary yang sudah sangat tua.Wajah wanita itu tampak berkaca-kaca, mata

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Sandy Yang Apes.

    Setelah semua pihak terdiam oleh ancaman tegas Tuan William Tjiang, suasana di ruangan itu menjadi sunyi.Darmawan Tjiang dan Felicia anaknya bersiap meninggalkan kantor, langkah mereka terdengar berat di lantai marmer. Namun, suara Xander memecah kesunyian itu.“Tunggu. Jangan pergi dulu,” ucapnya sambil berdiri tegap, sorot matanya tajam namun tetap tenang.Felicia berhenti, berbalik dengan wajah masam. “Ada apa lagi?” tanyanya dengan nada ketus. “Bukankah tujuanmu sudah tercapai? Panti asuhan itu selamat. Apa lagi yang kamu inginkan?”Wajahnya mencerminkan kejengkelan.Sementara Darmawan Tjiang berdiri dengan sikap hati-hati.Matanya sesekali melirik Xander, seolah mencoba menilai langkah apa yang mungkin dilakukan pria itu. Ia tahu, tindakan sembrono hanya akan memperburuk situasi.“Kalian perlu melihat ini,” kata Xander. Tanpa ragu, ia melemparkan setumpuk file tebal ke meja. Bunyi keras itu menarik perhatian semua orang di ruangan.“Aku pikir kalian mendukung orang yang salah,”

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Sebuah Kejutan Untuk Sandy.

    Sandy Setiawan duduk menunggu keputusan rapat singkat di ruang pertemuan Tuan Tua, dengan dada berdebar.Ia bahkan tidak merasa sakit hati saat William Tjiang mengusirnya dari kantor pribadi Tuan Tua beberapa waktu lalu.Ia sudah terbiasa dengan sikap orang-orang yang merasa diri penting.Sandy tahu, keputusan yang diambil di dalam ruangan itu akan sangat menentukan masa depan bisnis Setiawan Corporation. Namun bagi Sandy, yang lebih penting adalah keuntungan untuk dirinya sendiri.Ia merenung, pikirannya melayang ke tanah panti asuhan yang hampir 2000 meter persegi itu. "Bayangkan berapa banyak yang bisa aku dapatkan jika panti asuhan bobrok itu tergusur...," pikirnya, semakin membayangkan potensi keuntungan yang menggiurkan.Selama ini, Sandy sudah mengeruk untung sampai tujuh puluh persen dalam setiap transaksi pembebasan tanah dan bangunan di lokasi supermall Tjiang Global.Setiap mark-up harga ia habiskan untuk berfoya-foya. Itu adalah cara dia menjalani hidup—dengan segala kesen

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Akhir Penuh Bahagia.

    “Darmawan Tjiang! Siapa yang menyuruhmu masuk ke dalam kantor pribadiku?” Bentakan Yuan William menggema dengan suara rendah yang mengerikan, membekukan seluruh suasana.Darmawan Tjiang terdiam, tubuhnya kaku. Baru kali ini ia melihat ayahnya semarah ini.Yang ia tahu, semakin marah ayahnya, semakin dingin sikapnya. Dan itu selalu berarti satu hal—tindakan yang akan merugikan siapa saja yang berdiri di hadapannya.Melihat ketakutan di mata Darmawan, Tuan William merasa kemenangan seketika.Dengan gerakan angkuh, ia berbalik menuju Felicia, cucunya, yang ikut-ikutan menunduk, ketakutan.“Tidak biasanya kakek semarah ini…” batin Felicia, meremas tangannya. Keringat dingin menetes, meresap ke dalam pori-pori kulitnya. Suara dan ekspresi kakeknya terasa asing, dingin, tanpa sekecil pun kehangatan.Sekarang giliran Tuan William melemparkan tatapan tajam kepada Sandy Setiawan. Suaranya makin dingin, penuh ancaman.“Dan kamu, Sandy Setiawan! Kamu hanya seorang kontraktor sub-kontrak di perus

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Presentasi Yang Memukau.

    Di dalam ruang Tuan William, suasana penuh wibawa menyelimuti. Ukiran kayu klasik pada dinding dan lampu gantung kristal memancarkan kesan mewah.Sementara aroma Teh Pu-er yang khas memenuhi ruangan, melambangkan kelas atas yang tidak bisa disangkal.Tuan William menyambut mereka dengan ramah, membuat Ibu Mary sedikit lebih nyaman meski canggung.Xander duduk tenang di sudut, senyum kecil menghiasi wajahnya, seolah sudah memprediksi bagaimana Tuan William akan terpesona oleh roti yang dibawa Ibu Mary.“Tuan penolong Xander, aku tidak menyangka ada seseorang yang memiliki keterampilan pembuatan roti kelas internasional seperti ini...” ujar Tuan William, tatapannya tertuju pada roti di hadapannya.Ia memeriksa tekstur roti itu dengan jari, seolah menilai sebuah karya seni.“Aku pernah makan roti dengan kualitas serupa di Shanghai,” tambahnya dengan nada tulus, seakan kenangan tentang perjalanan itu kembali hidup.Ia kemudian menoleh pada Ibu Mary, pandangannya penuh rasa kagum. “Tak kus

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status