Share

35. Agar Kalian Tak Kesepian

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-12-05 13:28:34
“Saya tahu semua yang Tuan Nicholas katakan itu benar,” kata Lilia dengan masih meremas ujung jarinya. “Tapi, saya tidak bisa pergi begitu saja dari sana.”

“Kenapa, Lilia?” tanya Nicholas—entah dari mana Lilia mendapatkannya, tapi ia merasa ada seberkas rasa kecewa saat pria itu bicara.

“Ada hal yang tidak bisa saya jelaskan pada Anda, Tuan Nicholas.”

Lilia menundukkan kepalanya di hadapan Nicholas, merasa tidak enak hati jika dirinya yang bukan siapa-siapa ini terus bertukar pandang dengan pria yang terhormat sepertinya.

Lilia beranjak pergi, ia ingin lebih dekat ke gerbang sekolah Keano sebelum pergelangan tangannya diraih oleh Nicholas.

“Lilia,” panggil pria itu sekali lagi. “Aku tidak bisa melihatmu seperti ini,” katanya. “Aku tahu kamu tidak bahagia dengannya, ‘kan?”

Lilia tertawa lirih, yang berbanding terbalik dengan matanya yang masih berair. “Benar,” akunya. “Saya memang tidak bahagia, Tuan Nicholas. Tapi saya juga tidak bisa meninggalkan Keano yang tidak tahu masalah or
Almiftiafay

ayo siapkan lagi timunnya 😹🤚 besok kita akan bertemu dengan orang-orang yang bikin darah tinggi 😬 btw, terima kasih sudah membaca 🤗🤗😍 sampai jumpa besok lagi 🩷

| 10
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Eva
Kesalahan apa sih Nic? Kok nggak mau cerita ke Lilia, readers juga penasaran nih. Apa Kenao demam gara gara kepikiran sesuatu hal? Mungkinkah waktu itu Keano liat Omanya marah marah ke Lilia makanya dia jadi kepikiran gitu sampai sakit??
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
kesalahan apa nih? nic buat salah sama willi? penasaran yg di maksud keano siapa? dan jahat sama siapa?
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
bisa jadi Keano denger waktu si nenek lampir maki² Lilia.... makanya dia bisa ngigo bgitu....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    36. Penyebab Demam Tinggi

    Lilia bingung dengan apa yang dikatakan oleh Keano. Berpikir dalam hati, ‘Apa yang tidak aku ketahui sampai membuat Keano menyebut omanya jahat?’Apakah Keano bertemu dengan Nyonya Donna atau Nyonya Bertha tanpa sepengetahuannya?Entahlah ….Lilia menggeleng, ketimbang memikirkan hal itu, yang lebih penting baginya sekarang adalah memberitahu William soal kondisi Keano.Ia pergi menemui Agni yang kebetulan sedang berada di dapur, wanita paruh baya itu baru saja datang untuk belanja bulanan dan sibuk memasukkan bahan makanan ke dalam lemari pendingin.Lilia meminjam ponsel milik Agni yang kemudian terhubung pada William.“T-Tuan William?” sapa Lilia ragu-ragu saat panggilan mereka terhubung.“Ada apa, Lilia?”“Keano demam sejak pulang sekolah,” jawabnya. “Dan baru saja saya lihat demamnya semakin tinggi.”“Aku akan meminta dokter yang kemarin menangani Keano untuk datang,” sahut William dengan segera dari seberang sana, mungkin karena mendengar suara Lilia yang sedikit panik membuatny

    Last Updated : 2024-12-06
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    37. Tak Dipercaya

    Lilia tak peduli dengan apa yang akan dikatakan oleh William setelah pria itu menyebut namanya dengan sedikit geram. Ia memilih untuk melangkah pergi meninggalkan kamar agar tidak melihat wajah pria itu lebih lama lagi seraya berpikir, ‘Terserah dia mau percaya atau tidak,’ gumamnya dalam hati. ‘Kalau dia tidak percaya atau berpikir aku mengada-ada, biar nanti dia tanyakan sendiri pada Keano.’ Beranjak petang … panas Keano sudah mulai turun. Ia masih berada di dalam kamar, beraktivitas di dalam dengan mainan ringan yang dibawakan oleh Lilia ke atas ranjangnya. William datang sekitar pukul tujuh malam dan menyapa Keano yang saat itu sedang disuapi oleh Lilia. “Apakah enak?” tanya pria itu pada anak lelakinya. “Keano suka masakan yang dibuat Mama Lilia?” Tetapi berapa kali pun William bertanya, ia tetap tak menuai jawaban. Dan daripada diusir pergi, William sepertinya lebih memilih untuk diam dan melihat apa yang dilakukan oleh Keano serta Lilia. Betapa manjanya anak itu saat melah

    Last Updated : 2024-12-06
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    38. Perebut Suami Orang

    “Saya tidak pernah mengatakan hal seperti itu pada Keano, Nyonya,” kata Lilia membela diri, karena ia merasa memang tidak pernah melarang Keano untuk bertemu dengan mereka berdua.“Jangan beralasan!” hardik Nyonya Bertha dengan jari telunjuk yang mengarah kepadanya. “Sejak tahu kamu berusaha mencuci otak Keano di hari kematian Ivana, jangan harap aku mempercayai sepatah kata pun yang keluar dari bibirmu itu, Lilia!” “Mama ….” panggil Gretha seraya meraih lengan sang ibu yang terulur kaku ke depan. “Mama tidak boleh bicara seperti itu. Bagaimanapun sekarang Lilia adalah—”“Adalah apa?!” potong Nyonya Bertha seolah tahu apa yang akan dikatakan oleh anak perempuannya. “Lilia adalah istrinya William, begitu maksudmu?!”“Bukankah itu—”“Menjadi istri juga hasil merebut, ‘kan?” tuding beliau yang membuat sekujur badan Lilia kebas.‘Hasil ... merebut?’ batin Lilia, dadanya terasa berat, disesakkan oleh jelaga yang membuatnya tertampar bahwa selamanya akan disebut seperti itulah dirinya—per

    Last Updated : 2024-12-07
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    39. Ledakan Amarah

    “Mama Lilia adalah Mamanya Keano,” ucap Keano saat ia mengatur napasnya yang naik turun, tersengal dijajah oleh rasa sesak. “Oma tidak boleh bilang kalau Mama itu jahat! Oma dan Tante Gretha yang jahat! Di dunia ini yang baik hanya Mama Lilia!” Bibirnya tertekuk sedih, suaranya masih sama serak, bersaing antara sedih dan marah. Membuat Nyonya Bertha serta Gretha yang ada di sofa duduk tegang dihujam kalimat-kalimat Keano yang seakan tak menerima Lilia dituduh mencuci otaknya. Lilia yang mendengar betapa marahnya Keano segera membawa kakinya yang semula hanya terpancang di lantai untuk menghampirinya. “Keano,” sebut Lilia lirih. Ia berlutut di hadapan Keano dan mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya yang masih terasa hangat. “Kenapa Keano bangun, Nak?” tanyanya. “Keano bangun karena mendengar Oma yang berteriak,” jawabnya. Sepasang mata turunan manik gelap William itu memandang lurus pada Nyonya Bertha yang masih duduk di sofa ruang tamu. “Mama juga tidak ada di kamar jadi

    Last Updated : 2024-12-07
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    40. Titik Terang

    Sekalipun kunjungan Nyonya Bertha dan Gretha malam itu cukup menguras hati, tetapi kabar baiknya … Keano tak terbawa arus. Kondisinya membaik, demamnya turun pada pagi harinya dan saat Lilia memeriksanya, suhu tubuhnya kembali normal.Pagi menuju siang ini, Keano mendapat kembali tamu yang ingin menjenguknya.Nicholas, pria itu sedang berada di dalam kamar Keano sejak setengah jam yang lalu. Tak hanya ia dan keponakannya itu saja yang ada di sana, melainkan juga William.Meski dilihat dari ekspresi wajahnya yang jelas tidak suka dengan kedatangan Nicholas, William tak bisa menepis bahwa anak lelakinya tampak senang dengan kedatangan pamannya itu.Lilia baru akan kembali ke dalam kamar setelah menyiapkan bahan makan siang untuk bocah kecil itu, sebelum langkah kakinya berhenti di balik pilar besar kala ia mendengar suara bariton dalam milik William dari depan kamar Keano.“Yang harus kamu ingat dengan jelas adalah, apa yang kamu lakukan pada Keano sekarang ini tidak akan bisa menghapu

    Last Updated : 2024-12-08
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    41. ‘Keluarga Yang Sempurna’ Ia Bilang

    Lilia sejenak termangu mendengar itu. Ia menelan ludahnya penuh dengan sesal. Mengutuk dirinya sendiri yang lagi-lagi ikut campur padahal tahu seberapa buruk temperamen William jika itu bersinggungan dengan Nicholas. “Kenapa Tuan meminta saya memilih?” tanya Lilia akhirnya. “Jawab saja!” “Bukankah Tuan William harusnya sudah tahu jawabannya?” kata Lilia, karena ia berpikir bahwa memang William harusnya bisa melihat dengan jelas pada siapa ia berdiri. “Keberadaan saya di sini dengan Anda dan Keano, bukankah itu sudah menjawabnya?” “Keberadaanmu di sini bukan karena kamu ingin membuat keluarga yang sempurna, Lilia!” tanggap pria itu. Gema suaranya terasa membekukan seluruh sudut ruangan hingga lantai yang ia pijaki berubah dingin. “Kamu di sini karena terpaksa. Jika tidak ada Keano, atau Keano tidak memintamu untuk tinggal, kamu sudah pasti akan pergi dari sini dan tidak akan pernah memilih bersamaku.” Lilia mendapati serak kekecewaan yang entah darimana datangnya saat William ber

    Last Updated : 2024-12-08
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    42. Berhentilah Menangis, Lilia ....

    Lilia mendekat pada Keano, beberapa orang juga tampak ke sana dan berusaha mengangkatnya keluar dari kolam.Bocah kecil itu dibaringkan di tepian, salah seorang petugas yang sepertinya adalah staf kolam renang memberi pertolongan pada Keano dengan melepas pelampungnya dan menekan dada kecilnya sebanyak beberapa kali.“Keano, bangun, Sayang ….” pinta Lilia dengan suara yang gemetar.Tapi, itu belum menuai hasil karena Keano tak memberi reaksi.Lilia dilanda kepanikan yang besar. Tak menyangka keputusannya untuk meninggalkan sejenak Keano akan berakibat seperti ini!Beberapa menit berlalu, kelegaan yang besar menghampiri Lilia saat melihat Keano memuntahkan air yang telah masuk ke dalam tubuhnya.Bocah kecil itu sempat sadar tetapi kondisinya sangat lemah. Dan sebelum sesuatu yang lebih buruk menimpanya, Lilia memutuskan untuk membawanya pergi ke rumah sakit.Sepanjang jalan … rasanya doa tak putus dari dalam hati Lilia. Agar Tuhan menyelamatkan Keano sekalipun itu harus mengambil sebag

    Last Updated : 2024-12-09
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    43. Seberkas Rasa Hangat

    “N-Nona Gretha bilang dia tidak ada di dalam daftar lifeguard Paradise?” ulang Lilia dengan pupilnya yang bergoyang cemas. “Iya,” jawab Gretha dengan tegas. “Aku dan Mama belum lama ini ke sana dan menanyakan soal peristiwa yang terjadi pada Keano, terutama siapa yang hari itu membersamai Keano. Kemudian salah satu petugas yang ada di sana memberi kami daftar nama lifeguard yang bekerja di sana. Seingatku … tidak ada yang namanya Henry,” tutur Gretha lalu meraih ponsel dari dalam tas mahal miliknya. Ponsel itu lalu ia serahkan pada Lilia yang menerimanya dengan tangan yang gemetar. “Itu yang diserahkan pada kami, apakah ada salah satu di antara mereka yang kamu maksudkan itu?” tanya gadis itu saat Lilia memandang satu demi satu orang yang ada di sana. Dari sekian puluh orang, tak ada seorang pun yang bernama Henry. Tak ada pula foto pria yang hari itu bersama dengan Keano. Pria yang harusnya menjadi saksi itu lenyap. Seberkas pikiran buruk baru saja terlintas di pikiran Lilia ba

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    152. Probabilitas 99,99%

    Alaric tidak akan pernah melupakan hari di mana ia menemukan kenyataan bahwa Lilia adalah anak gadisnya yang menghilang lebih dari dua dekade lamanya.*** Kembali pada delapan puluh dua hari yang lalu. ***Alaric tengah duduk di bangku memanjang yang ada di taman rumah sakit, di depannya—sedikit ke kanan—Zain berdiri menatapnya dengan cemas.Di tangan Alaric ada sebuah amplop berwarna putih, hasil tes DNA yang beberapa hari lalu diajukannya telah memiliki hasilnya.Ia menghela dalam napasnya saat mengambil lembaran dari dalam sana dan membacanya dengan saksama.[Bukti ilmiah yang diperoleh dengan mengacu pada sampel yang diperiksa dan dianalisis dari terduga ayah (Alaric Roseanne) cocok dengan sampel terduga anak (Lilia Zamora). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa probabilitas Alaric Roseanne sebagai ayah biologis dari Lilia Zamora adalah 99,99%.]“Bagaimana, Tuan?” tanya Zain yang turut tegang di hadapannya.Tapi sebelum Alaric menjawab, kelegaan dorongan napas tuannya itu telah m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    151. Kita, Payung Hitam, Dan Tempias Hujan Siang Itu

    Dada William buncah tak terkendali, ia selangkah maju untuk mengulang apa yang gadis—yang mengakui dirinya adalah Lilia Zamora—itu katakan. “Belum pernah bertemu?” ulangnya. “Apa maksudmu, Lilia? Dan kenapa kamu tidak mengenaliku? Kamu hanya berpura-pura, ‘kan?” Lilia menggeleng, maniknya yang cantik tampak kebingungan, selaras dengan kalimatnya sebagai bantahan. “Tidak,” jawabnya. “Berpura-pura bagaimana maksud Anda? Kenapa saya harus mengenal orang yang baru saja saya lihat hari ini?” William hendak meraih tangan Lilia agar membuat mereka lebih dekat karena ia melihat punggung Lilia yang basah terkena tempias hujan. Tapi gadis itu menolak sehingga William hanya bergeming. “Tuan William,” panggil Giff dari sebelah kirinya, menjemput William dengan menggunakan payung dengan warna yang sama dengan milik Lilia. Gadis itu memandang mereka bergantian sebelum menunduk di hadapan William dan mengayunkan kakinya pergi dari sana dengan gegas. William hendak mencegahnya tetapi m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    150. Memahami Rencana Semesta

    Dari dalam sedan berlambang flying lady di mana Giff sedang berada di dalamnya, sepasang matanya terbuka lebar saat menjumpai bahwa apa yang dikatakan oleh William adalah sebuah kebenaran. Gadis yang berlari dari arah barat dan berhenti di hadapan William kala tuannya itu memandang preschool kecil itu dengan harapan yang pupus benar adalah Lilia—atau setidaknya mereka memiliki wajah yang sama persis. Gadis itu hanya berdiri setinggi dada William, pembawaannya yang anggun dan hangat adalah hal yang senantiasa disaksikan oleh Giff setiap kali Nonanya itu berada di depan William. Ia hidup! Lilia benar-benar hidup. ‘Tapi sepertinya … ada sesuatu yang salah di sini.’ Batin Giff tak tenang saat melihat percakapan di seberang sana yang sepertinya tidak berjalan dengan baik. Sementara itu, di depan gerbang rendah yang basah akibat derasnya hujan, William tengah meraba apa yang direncanakan oleh semesta dengan mempertemukannya dengan Lilia saat ia berusaha melepasnya dengan lapang d

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    149. Ternyata Tuhan Tak Pernah Mengembalikanmu

    Tanpa sadar, sebulir air matanya jatuh melewati bibir saat William menggumamkan namanya di dalam hati. Ia hampir selangkah maju untuk memastikan bahwa gadis di halaman preschool itu adalah Lilia sebelum Zain menahan lengannya sebab baru saja ada kendaraan yang melintas. “Tuan William?” panggil Zain pada William yang hanya bergeming. Matanya hanya tertuju pada satu titik, tempat di mana Lilia berdiri, satu-satunya dunia yang berwarna sementara di sekitarnya hanya berisikan abu-abu. Lilia terlihat sangat bahagia saat mengajak anak-anak kecil itu bernyanyi, membuat mereka berputar mengelilinginya sehingga senyumnya merekah sehangat matahari pagi ini. “Ada apa, Tuan William?” sebut Zain sekali lagi. William tersadar dan memandang pemuda itu seraya mengembalikan tanya, “Pak Zain tidak melihatnya?” “Apa?” “Lilia,” jawabnya. “Dia berdiri di sana bersama dengan—“ William berhenti bicara saat menunjuk pada halaman preschool itu. Tapi saat hal itu ia lakukan, tak ada yang berdiri di sa

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    148. Detak-detak Di Dada

    William tahu betul bahwa ‘projek’ yang baru saja disebutkan oleh Giff itu adalah yang dulu pernah ia dan Gretha kerjakan—pembangunan sekolah yang tempatnya cukup jauh dari kota. “Bukankah aku sudah pernah berpesan padamu agar mengatakan pada Papa Alaric untuk tidak mengikutsertakan wanita itu?” William sangat tidak suka jika ia harus menyebutkan namanya sekali lagi. Kedua bahu Giff jatuh mendengar itu. “Coba tenang sebentar,” pintanya. “Memang itu adalah projek yang pernah Anda kerjakan bersamanya, tapi kali ini tidak. Kita saja, tanpa ada ikut campur Gretha.” Mendengar itu membuat William berdeham, merasa bersalah sudah meninggikan suaranya pada Giff. “Ah, benarkah?” tanyanya. “Kalau begitu jangan setengah-setengah saat bicara, katakan dengan jelas, Giff!” “Saya memang belum selesai bicara, Tuan William Quist!” “Lalu Papa bilang apa lagi?” “Tuan Alaric meminta agar pembangunannya dipercepat, jadi kita sesekali harus mengeceknya, itu saja,” jawab pemuda itu seraya sel

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    147. Agar Hancurku Ini Tidak Sia-sia

    Di rumah milik William pagi ini, Giff yang baru saja keluar dari kamar yang ia tinggali selama ‘menumpang hidup’ di rumah William sedikit terkejut saat melihat tuannya yang sudah dalam keadaan rapi. Sudah cukup lama Giff tak melihatnya dalam kemeja lengan panjang dan vest serta dasi yang tersemat di kerahnya seperti itu. “Selamat pagi,” sapa Giff lebih dulu dengan kepala yang tertunduk sopan. “Pagi.” “Apa Anda akan pergi ke suatu tempat?” tanya Giff yang dijawab lebih dulu dengan sebuah anggukan oleh William “Iya, Giff. Ke Velox Corp.” Salah satu alis Giff terangkat mendengarnya, “Sungguh? Jadi Anda akan comeback?” “Ya,” jawabnya. “Melihatmu yang pontang-panting sendirian mengurus banyak hal dan mengambil alih pekerjaan membuatku tidak tega. Kembali bekerja bukan pilihan yang buruk, ‘kan? Aku hanya takut kamu tiba-tiba menguasai Velox Cop.” Giff tertawa mendengar itu, “Tidak,” jawabnya. “Saya masih sayang dengan nyawa saya, Tuan. Tapi terima kasih untuk sudah kembali. Minggu in

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    146. Langit Sore Dan Cirrostratus Yang Mengingatkanku Terhadapmu

    “Apa ada yang salah dengan itu?” tanya William balik. “Apa aku tidak boleh memanggilmu seperti itu? Ya sudah kalau tidak boleh, pergi saja sana!” usir William seraya memalingkan wajahnya dan itu membuat Nicholas tertawa. Senyum getir yang tadi senantiasa terukir di kedua sudut bibirnya telah sirna. Tawa itu lepas seakan beban yang mendesak dadanya itu terangkat pelan-pelan. “Boleh,” jawab Nicholas akhirnya. “Panggil saja sesukamu, Willie.” “Akan aku pikirkan kalau begitu.” Nicholas mengangguk, “Pulanglah! Sudah hampir gelap.” Ia mengayunkan kakinya lebih dulu untuk pergi dari sana. Menuruti William yang memintanya agar kembali lagi besok. William melihatnya pergi, memandang punggung bidangnya dan mengingat ucapan Giff beberapa waktu yang lalu. Pada hari di mana Giff menghampirinya yang berhenti di emperan pertokoan. ‘Ada hal yang ingin saya sampaikan pada Anda’ yang hari itu dikatakannya adalah tentang kecelakaan yang melibatkan Nicholas dan juga Madeline. ‘Seorang saksi yang

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    145. Bertemunya Quist Bersaudara

    Giff yang berjalan keluar dari pintu utama panti asuhan menghentikan langkahnya dan urung mengajak William untuk pulang saat ia menjumpai Quist bersaudara itu saling menatap dalam jarak sekian meter yang memisahkan. Ia lebih memilih untuk membiarkan mereka bicara dan tidak mengganggu keduanya. Memang sudah seharusnya mereka berdamai dan meluruskan semua kesalahpahaman yang memeluk mereka itu, bukan? Di seberang sana, Nicholas sepertinya juga tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan William di sini. Ia terdiam tanpa melakukan apapun hingga salah satu anak panti asuhan yang ada di sekitarnya berteriak, “Paman, tolong tendang bolanya ke sini!” William yang berdiri di tengah halaman melihat Nicholas yang menendang bola itu, mengembalikannya pada anak-anak yang tengah menunggunya dan mendekat pada William. “Kamu di sini ternyata, Willie?” sapanya lebih dulu. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya William balik. Kakak lelakinya itu sekilas mengangkat kedua bahunya sebelum menjaw

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    144. Membutuhkan Waktu Seumur Hidup Untuk Pulih

    “Tuan William,” panggil Giff yang membuat William menggosok matanya sebelum ia mengangkat wajah. Menjumpai wajah pemuda itu yang berjalan menghampirinya dan berdiri berseberangan meja dengannya. “Ya?” balas William singkat. “Reynold, mantan pacarnya Gretha yang kemarin lusa pernah saya katakan pada Anda kalau kami bertemu di proyek kecil miliknya itu saya hubungi tadi sore.” “Untuk apa kamu menghubunginya?” tanya William hampir enggan. “Untuk membicarakan kemungkinan proyek yang bisa kita kerjakan dengannya,” jawab Giff dengan senyum yang tak bisa diartikan. “Kenapa aku harus bekerja sama dengannya, Giff?” “Kenapa lagi? Tentu karena kita harus menggali lebih jauh soal Henry dan keterlibatannya dengan semua peristiwa di sekitar kita, ‘kan?” tanyanya balik. “Sekalian untuk mencari kejelasan apakah benar Reynold yang menghamili Gretha.” William menggeleng samar. “Atur saja,” ucapnya. “Tapi jangan sampai kamu mempertemukan aku dengannya sekarang ini. Aku tidak ingin melihat wajah s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status