Share

17. Tidur Bersama

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 13:19:43
Tadinya, Lilia berpikir bahwa William akan menolak keinginan Keano. Tetapi dugaannya itu salah. Karena pria itu mengangguk tak keberatan.

“Boleh,” jawabnya. Ia urung menaiki tangga dan berdiri di lantai marmer yang sama dengan Lilia dan anak lelakinya. “Papa akan tidur di kamar Keano nanti.”

Keano lalu menoleh pada Lilia yang juga tengah ia gandeng tangannya. “Mama ayo masuk ke kamar, hari ini kita akan tidur dengan Papa.” Sepasang matanya yang berbinar sedang menunggu tanggapan.

Lilia tersenyum, ia melepas tangan kecil Keano dan mengusap puncak kepalanya. “Keano saja yang tidur dengan Papa,” jawabnya hati-hati. “Karena sudah lama juga Keano dan Papa tidak bersama-sama, ‘kan?”

Mendengar itu, raut wajah Keano berubah. Senyum di kedua sudut bibirnya yang semula terukir lebar sirna dalam sesaat.

Kedua pipinya sedikit menggembung, air mata tertahan membingkai netranya yang beriris kelam.

“Apakah … Mama tidak sayang sama Keano?” tanyanya, napasnya sedikit tersengal saat air matanya
Almiftiafay

update 2 bab setiap hari, kalau baik othor kasih 3 bab, heheeheh .... terima kasih akak 🩷 jangan lupa tinggalkan komentar jejak ulasan yaa, 💓

| 23
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
leo azzura
kayaknya ada bumbu cemburu nih
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
hohoho.... cemburu kah pak willi?
goodnovel comment avatar
Nissya
kenapa ndak jujur saja lilia...... padahal nic sdh menawarkan sejak dl . dari pada will yg kurang peka dan pekok
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    18. Di Antara Quist Bersaudara

    Atmosfer berubah buruk saat William datang. Pria itu berdiri di depan Nicholas, seolah menyembunyikan Lilia di belakang punggungnya.“Aku hanya ingin menjenguk keponakanku saja kok,” jawab Nicholas dengan suaranya yang tenang. Seolah tanya mendesak soal mengapa ia di tempat ini dari adik lelakinya itu bukan sesuatu yang membebani. “Tapi aku tidak tahu kalau Lilia ada di sini juga,” lanjutnya, sekilas mengintip Lilia melalui bahu William.“Apa yang kamu harapkan memangnya? Lilia istriku.”“Benarkah Lilia istrimu?” sangsinya. “Tapi kelihatannya tidak begitu karena Lilia terlihat ketakutan sekarang ini.”Menyambut ucapannya, William dengan segera menoleh kepada Lilia yang berdiri di belakangnya.Lilia yang melihat alis pria itu nyaris bertautan mengantisipasi agar atmosfer tegang ini tak berkelanjutan.“Maaf menyela,” ucapnya. “Tapi jika Tuan Nicholas ingin bertemu, Keano sedang ada di dalam kamar.”“Baiklah, aku akan ke sana,” tanggap Nicholas seraya melemparkan seulas senyumnya yang ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    19. Mendekatlah Padaku

    Malam hari saat Lilia baru menidurkan Keano dan hendak menutup kelambu yang sedikit tersingkap, ia melihat pintu kamar yang terbuka perlahan dari luar. Wajah Agni terlihat sebelum wanita berambut sebahu itu mengayunkan kakinya ke dalam dan menundukkan kepalanya. “Apakah Tuan Muda Keano sudah tidur?” tanya Agni pertama-tama. “Sudah, Bu Agni,” jawab Lilia. Ia berpikir ini adalah waktu yang tepat baginya meminta izin menggunakan ponsel Agni untuk meminjam uang—seperti yang direncanakannya tadi sore. Tapi, sebelum Lilia sempat mengatakan apapun, Agni lebih dulu berujar, “Tuan William meminta Anda untuk menemui beliau, Nona Lilia,” ucapnya lirih. “Sekarang?” tanya Lilia memastikan. “Iya, Nona, sekarang.” Lilia mengangguk, mengurungkan niat yang sudah tersusun di kepalanya. Ia mengikuti Agni untuk keluar dari kamar. Cahaya lampu yang masih terang menyambutnya, keadaan yang berbeda dengan ia yang sebelumnya ada di dalam kamar Keano. Tadinya, Lilia mengira Agni akan memintanya untuk n

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    20. Tak Suka Dibantah

    “Tanyakan saja pada Mama Liliamu, Keano,” jawab William atas tanya anak lelakinya. Sekilas sudut mata pria itu mengarah pada Lilia yang tak mengira ia akan lempar tangan seperti itu. “Tanyakan padanya kenapa memanggil Papa dengan ‘Tuan’ begitu,” tukasnya kemudian menggapai minuman dari atas meja dan meneguknya. Keano benar menoleh pada Lilia. Matanya yang berbinar mengiringi munculnya tanya, “Kenapa, Mama?” Lilia menghela dalam napasnya, bingung mencari jawaban. “M-Mama tidak akan memanggil ‘Tuan’ lagi mulai sekarang,” jawab Lilia sekenanya. Tapi sepertinya itu bisa diterima oleh Keano sebab anak itu terlihat setuju dan tampak senang setelah mendengarnya. “Nice,” pujinya senang. Tapi mungkin William yang tidak senang karena Lilia tidak melihat ekspresi pria itu berubah atau sekadar mengimbangi antusiasnya Keano dengan seulas senyuman. Makan siang berlangsung setelah itu. Keano dengan lahap menghabiskan makanannya sebelum akhirnya mereka pulang. Tidak membutuhkan waktu lam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    21. Wanita Lain Di Sampingnya

    Lilia bisa menjumpai wajah terkejut Gretha saat melihatnya masuk dengan bergandengan tangan bersama dengan Keano. “Lilia?” sapanya lebih dulu, gadis itu menarik tangannya dari William dan memandangnya lekat. “A-aku baru tahu kalau kamu kembali ke rumah ini. Sejak kapan?” tanyanya, menoleh pada William seolah meminta pria itu menjelaskan kemudian pada Lilia bergantian. “Selamat siang, Nona Gretha,” balas Lilia atas sapaannya, tetapi tak menanggapi soal keingintahuannya tentang keberadaannya di rumah ini. “Siang,” balasnya sebelum ia menoleh pada Keano dan menyapanya juga. “Halo, Keano. Dari mana, Sayang?” “Baru pulang sekolah bersama dengan Mama,” jawabnya. Gretha tampak terpaku selama beberapa saat, di mata Lilia … gadis itu sepertinya sedang mencerna kalimat polos Keano hingga akhirnya memberi tepuk tangan kecil untuk keponakannya itu. “Congrats,” ucapnya. “Apakah ini hari pertamanya Keano?” “Iya, Tante.” Keano mengangguk kemudian memandang William dan bertanya, “Kenapa Papa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    22. Berharap Cemburu

    “T-tidak, Tuan William,” jawab Lilia. “Saya tidak cemburu. Untuk apa saya cemburu? Yang Anda dan Nona Gretha lakukan itu tidak ada hubungannya dengan saya.”William hanya terdiam mendengar jawaban Lilia. Dagunya sedikit terangkat saat matanya memindai Lilia dari bawah hingga ke atas dan mengunci maniknya.Setelah mengatakan itu, Lilia lebih memilih untuk beranjak pergi.Namun, baru satu langkah ia kembali memandang William dan menyisihkan keragu-raguannya sebelum ia mengucap, “Maaf, saya tidak bermaksud lancang,” katanya. “Tapi … mungkin ada baiknya Tuan William mempertimbangkan untuk berhenti merokok.”Lilia melihat salah satu alis pria itu terangkat saat punggungnya ia letakkan di sandaran kursi.“Keano sering batuk saat bangun tengah malam, tidak ada yang tahu jika mungkin saja itu berasal dari asap rokok yang menempel di pakaian Anda dan dihirup oleh Keano,” imbuh Lilia. “Mungkin efek besarnya belum terlihat sekarang, melainkan di kemudian hari. I-ini hanya saran, saya harap Anda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    23. Dia Di Sini Lagi

    Lilia baru saja memiliki pikiran buruk, bahwa Gretha yang semakin sering datang ke rumah ini atau ia yang membelikan hadiah untuk Keano adalah caranya mendapatkan simpati. Seolah belum cukup dengan dibebani pikiran buruk, tubuh Lilia seakan membeku saat William justru menyambut permintaan itu dengan bertanya, “Apakah homeschooling lebih baik daripada sekolah pada umumnya?” “Tentu saja, Kak Liam,” jawab Gretha dengan cepat. “Tentu saja lebih baik karena Keano akan aku awasi perkembangannya. Aku bisa mengambil sertifikasi guru homeschooling jika memang Kak Liam mengizinkanku untuk menjadi gurunya Keano.” Lilia tak mendengar suara William untuk beberapa saat hingga baritonnya yang dingin menggema lirih di setiap sudut ruangan. “Kalau memang bagus, akan aku pikirkan, Gretha.” “Aww, thanks, Kak Liam.” Lilia melihat dari balik pilar, Gretha terlihat sangat senang. Kedua tangan kecil gadis itu bertepuk di depan William yang hanya melemparkan senyumnya. “Sudah malam,” ucap William setel

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    24. Undangan, Atau Malapetaka?

    “Kamu tidak setuju?” ulang Gretha setelah mendengar jawaban Lilia. “Kenapa?” “Karena saya merasa kalau Keano tidak memiliki hambatan saat dia berada di sekolah umum,” jawab Lilia. “Saya pikir Keano cukup senang dengan lingkungan dan teman-temannya di sekolahnya sehingga tidak perlu melakukan homeschooling.” Gretha tampak tercenung untuk beberapa saat, sebelum tersenyum dan mengangguk, tetapi matanya terlihat tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. “Apa kamu yang memutuskan semua hal yang berkaitan dengan Keano?” tanya Gretha, sekilas memandang Keano sebelum kembali pada Lilia. “Memang benar saya yang memilihkan sekolah untuk Keano, Nona Gretha,” jawab Lilia. “Tapi tentu saja atas persetujuan dari Tuan William, saya tidak mungkin memutuskannya sendiri.” “Aah, begitu rupanya.” Mereka sedikit terkejut saat Keano yang semula sibuk dengan puzzle buah memandang ke belakang Gretha seraya menyebut, “Papa?!” Mereka menoleh pada kehadiran William yang mendekat seraya melepas jas dan melong

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    25. Tak Pernah Ternilai

    “Bukankah aku yang harusnya bertanya padamu?” tanya William balik. “Aku memintamu untuk menemuiku saat sudah sampai di sini, tapi kenapa kamu datang dengan Nicholas?! Beraninya kamu, Lilia.”Napas Lilia tercekat, ia berusaha melepas cengkeraman tangan William di rahangnya. Tetapi semakin keras Lilia berusaha melakukan itu, maka semakin kuat juga tekanan darinya.“S-saya tidak sengaja bertemu dengan Tuan Nicholas di depan,” jawab Lilia, menengadahkan wajah menatap William, memilih untuk tidak melawan daripada rahangnya remuk. “Saya bingung bagaimana harus masuk ke dalam jadi saya mengikutinya,” tutur Lilia sesederhana mungkin.Ia harap William memahaminya. Detik demi detik berlalu, tangan pria itu perlahan enyah darinya.Lilia memandangnya dengan mata yang berair saat tawa lirih William terdengar.“Apakah kamu tidak bisa meminta Ron untuk mengantarmu ke dalam?” tanya William, dingin dan membuat tubuh Lilia menggigil. Sedang ‘Ron’ yang disebutnya adalah nama sopir yang tadi mengantar L

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30

Bab terbaru

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    312. Seorang Tamu Tak Terduga

    “Apa yang dia lakukan di sini?” tanya William seraya bangun dari duduknya.Jarinya yang terluka yang ia keluhkan pada Lilia itu seketika terlupakan. Alisnya berkerut saat ia menatap Giff yang sekilas menggeleng saat menjawab, “Saya tidak tahu, Tuan William. Dia hanya bilang ingin bertemu dengan Nona Lilia. Itu saja.”“Suruh dia pergi saja, Giff!” ucap William tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. Tetapi hal itu tak disetujui oleh Lilia begitu saja.Ia ikut bangun dan meraih tangan William seraya berujar, “Biar aku temui saja dia, William.”“Tidak!” tepis William, wajahnya mengeras, menolak dengan tegas. “Apa setelah semua yang dia lakukan padamu aku bisa membiarkan dia bertemu denganmu begitu saja. Tidak, Lilia! Tidak akan ada yang pergi menemui wanita itu!”Lilia menjumpai kekhawatiran yang besar dari cara William bertutur. Penolakannya yang tegas itu mengatakan lebih banyak bahwa ia tak akan membiarkan Lilia bertatap muka dengan Gretha.“Kalau kamu khawatir kamu bisa peri bersamaku

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    311. Pulang Dan Menjadi Nyonya Quist

    Untuk pertama kalinya setelah mereka meresmikan pernikahan, Lilia akan beraktivitas sebagai istri William dan tinggal untuk seterusnya di rumah ini. Selama bulan madu itu, ibunya—Alya—dengan bantuan Agni serta pelayan rumah tangga yang ada di rumah William mengemas barang yang ada di rumah neneknya Zain untuk kembali ke kota. Lebih dari sepuluh hari yang panjang dan Lilia melihat barang-barangnya sudah tiba di rumah ini. Alya akhirnya setuju untuk tinggal di rumah yang dibelikan oleh William. Tempatnya tidak jauh dari mereka, hanya berbeda perumahan dengan bangunan yang lebih sederhana sebab yang tinggal di sana hanya Alya dan dua orang pelayan serta seorang security. Lilia senang sebab ibunya itu akhirnya setuju untuk tinggal dirumah baru karena sebelumnya terus saja menolak dan mengatakan ia bisa tinggal di panti asuhan dan merawat anak-anak di sana—Ibu panti itu adalah teman Alya. Tuan Alaric lah yang melobinya, beliau mengatakan kurang lebih seperti, ‘Aku tidak ingin melihat

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    310. Kembali Ke Tempat Asal

    Sebenarnya Bertha tahu bahwa keputusannya memberanikan diri untuk menemui Alaric itu adalah sesuatu yang ‘bodoh’, tapi hal itu ia lakukan sebab ia tak ingin terus melihat Gretha menangis dan mengkhawatirkan akan seperti apa masa depan yang menunggu mereka, terutama bayi yang dikandungnya itu—yang mau tak mau harus Bertha akui sebagai cucunya. Namun, setibanya di sini, Bertha telah mendapatkan jawaban yang sangat jelas sekarang. Penolakan. Alaric tak bersedia membantunya, bagaimanapun Bertha mencoba menyentuh hati baik pria itu. Sudah tak ada lagi sisa belas kasih di dalam hatinya, caranya bertutur telah menjelaskan segalanya betapa mantan suaminya itu teramat membencinya. Dan alih-alih mengulurkan tangannya, Alaric justru membebaninya dengan sebuah ancaman. Meminta Zain mengamankannya dan memanggil polisi ke sini. “TIDAK, ALARIC!” seru Bertha sekali lagi. Ia menggelengkan kepalanya dengan panik. Bertha berlari meninggalkan teras lobi Seans Holdings saat melihat Zain selangkah me

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    309. Giff Dan Viola—Hal Yang Lebih Panas Dari Sebatas Pertemuan?

    Setelah kemarin seharian hiking di sekitar gunung Pilatus—yang sebenarnya itu tak bisa dikatakan sepenuhnya hiking karena mereka tak sampai seperempat perjalanan dan lebih memilih untuk menikmati pemandangannya saja—hari ini di dalam rumah tempat tinggal selama bulan madu, Giff tak menjumpai suara apapun saat ia berkunjung ke sana. Sepertinya semua orang bangun kesiangan, mungkin karena lelah. Di depan perapian, ia melihat Lilia, William dan Keano terlelap di sana. Ia tersenyum saat memelankan langkahnya. Hatinya hangat, seperti sisa-sisa perapian semalam melihat Lilia yang tidur di tengah William dan Keano, seolah ayah dan anak itu sangat bahagia dan tak ingin kehilangan Lilia. 'Apa seperti itu wujud seorang pria yang sudah menemukan dunianya?' batin Giff kemudian menuju ke ruang makan, membongkar makanan yang dibelinya pelan-pelan hingga semuanya selesai. Baru setelah itulah ia membangunkan keluarga kecil William itu. Lilia yang pertama bangkit, berterima kasih pada Giff yang m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    308. Maukah Kau Berdansa Denganku?

    Sebelum William mengatakan itu, sebenarnya Lilia sempat melihat Keano menepuk bahu ayahnya itu dan membisikkan sesuatu kepadanya. Sepertinya itu adalah agar William segera mengajak Lilia berdansa. Dengan masih termangu, Lilia menatap William dan tangan kanannya yang terulur kepadanya itu. "Terima, Mama!" pinta Keano dengan antusias. "T-tapi aku tidak bisa berdansa," jawab Lilia dengan gugup, merasa bersalah karena ini seperti sebuah penolakan yang tidak kentara. "Tidak apa-apa, aku bisa membuatmu berdansa malam hari ini." Anggukan William seolah sedang meyakinkannya, sehingga Lilia menerima tangan itu dan bangun dari duduknya. Ia berjalan mengikuti William yang tiba di tengah restoran, di bawah lampu chandelier yang bergantung dengan cantik. Meja-meja yang tersisih sejak awal mereka masuk itu sekarang Lilia tahu alasannya. Untuk tempat mereka berdansa. Sekilas melirik pada Keano, bocah kecil itu duduk di sana, tersenyum dengan ditemani oleh Giff yang masuk dan berdir

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    307. Luluh Lantak Tanpa Harapan

    Gretha mengurungkan niatnya untuk menghubungi Giff. Ia tak yakin pemuda itu akan menjawabnya juga. Yang ada kemungkinan besar ia malah diblokir. Ia lalu meletakkan ponselnya ke samping bantal, memutuskan untuk pelan-pelan membaringkan dirinya di atas tempat tidur. Memiringkan tubuhnya ke kiri, membiarkan air mata menggenang membasahi pipinya. Napasnya terasa berat, ia meraba perutnya. Hari kelahiran bayinya ini sudah semakin dekat. 'Semuanya jadi berantakan,' gumamnya dalam hati. Gigil menyergapnya dari ujung kaki. Saat ia mencoba memejamkan netranya yang lelah, bayangan wajah Ivana tiba-tiba muncul sehingga Gretha dengan cepat kembali membuka matanya. Jantungnya seperti baru saja berhenti berdetak selama beberapa detik karena tiba-tiba saja Ivana yang tak pernah ia pikirkan—dan hampir hilang dari benaknya—muncul tanpa persetujuan. Tatapan mata kakak tirinya itu—ataukah sekarang ia harus menyebutnya sebagai mantan kakak tiri—mendadak datang. Wajah cantik Ivana yang meski puca

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    306. Dunia Kita Berbeda

    Ini seperti deja vu dengan yang terjadi di rumah Henry sebelumnya. Dari jendela Gretha bisa melihat sebuah mobil polisi yang berhenti di depan rumah. Beberapa orang petugas dalam balutan seragam pun juga terlihat keluar dari sana. Meski di luar keadaannya gelap sebab petang mulai merayap, tapi Gretha bisa memastikan bahwa mereka berjumlah lebih dari empat orang. Cukup pas untuk menangkap satu atau dua orang, semisal itu adalah dirinya dan ibunya. Gretha berdiri di sana dalam ketegangan. Ia meneguk ludah dengan dada yang berdebar, menggila hingga seolah akan meledak. Tapi, polisi itu hanya berhenti untuk mengambil sesuatu yang ada di tengah jalan. Sepertinya bongkahan balok yang menghalangi jalan dan menepikannya. Memungut beberapa keping paku dengan alat yang mereka bawa lalu mereka masuk kembali ke dalam mobil dan mengemudikannya menjauh. Dari balik jendela, Gretha duduk merosot dengan air mata yang menggantung di kedua sudutnya. "Tidak apa-apa, tidak akan secepat itu," ucap N

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    305. Udaranya Dingin, Tapi Hatinya Hangat

    “Maaf,” ucap Lilia sekali lagi. “Aku pikir tidak apa-apa tadi untuk meninggalkanmu dan Keano sebentar. Maaf karena sudah membuat kalian berpikiran buruk.” William menghela dalam napasnya kemudian berlutut di hadapannya. “Tidak apa-apa, yang penting jangan begitu lagi. Kamu tahu seburuk apa kondisiku dan Keano saat kamu meninggalkan kami, ‘kan? Aku sungguh tidak ingin mengulanginya lagi, Lilia.” Lilia mengangguk, ia menunduk untuk menyentuh wajah William, memastikan prianya itu bahwa ia ada di sini dengannya. Tidak untuk pergi atau sengaja meninggalkannya. "Kita tidak jadi masuk ke dalam kafe," ucap Lilia, memandang Keano dengan mengerutkan hidungnya. "Maaf, Sayang." Alih-alih marah, anak lelakinya itu justru memberi jawaban yang menghangatkan hati Lilia. "Tidak apa-apa, Mama," jawabnya. Senyumnya merekah dan pipinya yang putih itu bersemu merah. "Yang penting Keano masih bisa bertemu dengan Mama. Terima kasih sudah kembali." Lilia memeluk Keano yang membalasnya dengan kedua tan

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    304. Hilang Dan Tak Ditemukan?

    William menurunkan ponsel dari samping telinganya, ia mendorong napasnya yang berkabut akibat suhu yang menurun secara drastis pada malam hari. Ia mendekap Keano semakin erat saat anak lelakinya itu sepertinya memiliki kekhawatiran yang sama dengannya. Keano memang terdiam, tetapi gerakan tubuhnya yang beberapa kali merasa tidak nyaman membuat William tahu ia tengah cemas. “Apakah kita tidak akan bertemu Mama, Papa?” tanya Keano, suaranya serak, menunggu jawaban William sehingga ia harus menunjukkan senyumnya agar bocah kecil itu tak semakin khawatir. “Kita akan bertemu Mama, Sayang. Tapi tunggu sebentar ya, kita cari Mama dulu?” William menepis jauh-jauh pikiran yang sedari tadi bergulir liar di dalam kepalanya. Bahwa ada orang jahat yang membawa pergi Lilia sehingga istrinya itu tak bisa ia temukan. Ia memutuskan untuk mendekat ke salah seorang yang juga mengantri di sana, barangkali ia tahu ke mana Lilia pergi. “Permisi, apakah kamu melihat seorang wanita dengan sya berwarna

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status