Share

Rahasia Hati Suami Lumpuh
Rahasia Hati Suami Lumpuh
Penulis: Ailova

Calon Rival Pertama

Penulis: Ailova
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Semakin bertambah umur, Mayang bukanya terlihat tua malah semakin terlihat lebih muda dan cantik. Jika dulu dia burik maka sekarang dia semakin menarik.

Memasuki usia ke delapan pernikahannya dengan Galang, Mayang jadi semakin dewasa dalam menyikapi rumah tangganya. Gayanya lebih elegan tanpa ada lagi tantrum saat menghadapi perilaku sang suami spek kulkas dua pintu.

Suami yang selalu menatapnya dingin dari kursi rodanya. Suami yang sedikit bicara namun selalu menusuk jantung dan merobek ususnya setiap kali mengeluarkan kata-kata.

"Mas Galang sudah bangun, mau berangkat sekarang, Mas?" sapa Mayang saat melihat sang suami keluar dari kamar menggunakan kursi rodanya yang dibantu oleh Wardoyo, asistennya.

Tidak ada suara yang keluar dari mulut Galang untuk menjawab pertanyaan Mayang. Lelaki itu hanya sedikit berkedip sebagai ganti ucapan.

Bahkan dari lirikan matanya yang sinis, Mayang bisa menerjemahkan kedipan mata Galang menjadi sebuah kalimat yang panjang.

'Ya, seperti yang kamu lihat. Aku sudah duduk di sini itu artinya aku sudah bangun. Apa hal kecil seperti ini saja perlu kamu tanyakan?'

Kurang lebih seperti itulah kalimat yang ada di kepala Mayang saat melihat kedipan enggan sang suami.

"Mas Galang mau sarapan apa? Ada roti dan bubur ayam. Kalau mau nasi juga ada, tapi lauknya hanya ada ayam goreng dan sayur nangka kuah santan. Mas Galang kayaknya jangan makan yang bersantan dulu, deh. Gimana kalau makan roti isi saja?" tawar Mayang dengan ceria.

Namun di balik sifat ceria yang ditunjukan Mayang, ada seribu luka yang dia sembunyikan. Di balik kepasrahannya dengan semua sifat sang suami, ada jutaan harapan yang terus ia nyalakan.

Galang memutar bola matanya bosan. Entah kenapa Mayang suka sekali bertanya padanya meski jarang sekali dijawab.

Galang Perdana, pengusaha muda asal Solo yang sudah menetap di Jakarta. Menikah setengah hati dengan Mayang untuk melupakan kekasihnya yang lebih memilih orang lain.

Siapa yang sangka kekasihnya tiba-tiba meminta untuk dinikahi secara siri setelah Galang resmi menikah dengan Mayang.

Bodohnya, dia bersedia melakukannya tanpa tahu kekasihnya saat itu sedang hamil. Dia baru mengetahui anak yang dikandung kekasihnya bukan darah dagingnya setelah kecelakaan yang merenggut nyawa sang kekasih dan melumpuhkan kakinya.

Jika bukan karena Mayang bersikeras mengasuh anak itu, sudah dipastikan anak itu berakhir di panti asuhan. Sejujurnya, Mayang menikmati emosi yang ditunjukan sang suami saat menatap anak itu. Rasa marah, kecewa, sedih bercampur menjadi satu.

Ada kepuasan tersendiri bagi Mayang, seolah itu bisa sedikit mengobati luka batinnya karena pengkhianatan Galang. Entah apa yang ada di benak Mayang dan Galang hingga mereka mempertahankan rumah tangga yang tidak sehat ini.

"Tidak perlu menyiapkan apapun," ucap Galang singkat. Dia lantas memberikan perintah pada Wardoyo untuk segera pergi meninggalkan rumah menuju ke tempat kerja.

Mayang mengangkat bahu acuh tak acuh. Dia menguatkan hatinya agar tidak berkecil hati jika Galang tidak mau memakan masakan yang sudah susah payah dia siapkan.

"Lihat saja, Mas. Suatu saat nanti kamu enggak akan bersedia makan kalau bukan masakanku," gumam Mayang.

***

Mayang memandangi foto pernikahanya dengan Galang delapan tahun silam. Senyumnya indah merekah, kontras dengan Galang dengan wajah datarnya. Jelas sekali terlihat tidak ada antusiasme atau kebahagiaan yang terpancar dari wajah bekunya. Mayang tersenyum kecut mengingat saat itu. Betapa naifnya dia membayangkan dirinya seperti Cinderella yang dipinang sang pangeran.

Kenyataan memang kejam, meski tahu dia hanya akan dijadikan pengantin bayangan. Mayang menerima dengan bahagia. Baginya Galang adalah seseorang yang memiliki tempat tinggi di hatinya. Seseorang yang takan sanggup ia raih. Maka saat tawaran itu datang, tanpa berpikir panjang perempuan itu menyetujuinya.

Tok ... tok ... tok ....

"Permisi "

Seketika lamunan Mayang buyar. Dengan langkah cepat dia berlari membuka pintu.

"Permisi, Kak. Apa benar ini rumah pak Galang?"

"Ya betul. Tapi mas Galang nggak ada, ada perlu apa ya?"

"Oh gini Kak, saya disuruh ngambil berkas milik pak Galang. Katanya ketinggalan di meja kamar."

Mayang memandang pemuda di depannya dari atas ke bawah.

"Kamu asisten baru mas Galang, ya? Masuk dulu Mas, saya carikan berkasnya."

"Bukan ... saya ...." Belum selesai dia menjelaskan Mayang sudah terburu-buru berjalan masuk ke dalam.

"Nih, Mas, minum dulu. Kamu pasti haus kan? Kamu yang sabar ya ngadepin mas Galang. Orangnya memang sedikit galak tapi aslinya baik kok. Pokoknya yang betah ya biarpun kadang suka menuntut ini itu, asal kerjanya bagus gajinya pasti juga bagus."

"Tapi saya bukan ...."

"Oh satu lagi, mas Galang itu paling royal sama karyawan yang rajin. Kamu yang rajin ya, apa aja yang mas Galang bilang kamu ikutin. Dijamin aman. Abaikan saja kata-kata judesnya. Anggap angin lalu."

"Aku cuma magang, Kak."

"Oh begitu, enggak apa-apa. Tetap semangat, ya. Semoga lekas diangkat jadi karyawan tetap. Semangat!"

"Pasti, Kak. Aku tau pak Galang memang baik. Makanya papa minta aku belajar dari pak Galang."

"Papa?"

"Iya papa teman baik pak Galang. Papa sangat mengagumi pak Galang. Oh, ya kenalkan aku Elang Prima Wardhana."

"Pfft … maaf aku enggak bermaksud menertawakan namamu tapi … nama kamu keren, ya, kayak nama PT." Mayang menutupi mulutnya karena tidak bisa menahan tawa.

"Ini buat kamu, istirahat dulu saja sebentar sambil minum. Di luar pasti panas banget."

Elang tersenyum malu-malu dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Makasih, Kak, buat keramahannya tapi aku lagi buru-buru. Jadi saya pamit dulu, ya. Makasih buat minumannya, lain kali kalau tidak buru-buru saya pasti mampir lebih lama. Bye."

Elang berlalu meninggalkan Mayang yang masih sedikit linglung. Ada satu kesalahpahaman yang akan menjadi awal kesalahan yang lain. Elang salah mengira Mayang adalah adik dari Galang. Dan Mayang salah mengira Elang adalah karyawan magang biasa anak kenalan suaminya.

Dia mengira Elang adalah mahasiswa yang bekerja magang untuk biaya kuliah. Namun yang tidak Mayang tahu adalah, Elang adalah bibit unggul yang akan mewarisi kerajaan bisnis Prima Wardhana Group.

"Elang ...," teriak Mayang dari dalam rumah sebelum Elang keluar dari pintu gerbang.

"Tunggu sebentar di situ! Jangan ke mana-mana!"

Terengah-engah Mayang menyerahkan sebungkus kantong plastik berisi minuman mineral dan kue buatannya.

"Tadi kakak bikin kue, kamu makan nanti di kantor, ya. Semangat semangat semangat!"

Elang benar-benar speechless. Baru kali ini dia menghadapi perempuan energik penuh aura positif yang menyalurkan begitu banyak hal baik. Rasanya seperti melihat Tinkerbell.

"Kenapa bengong, udah sana jalan. Nanti keburu ditanyain mas Galang."

"I ... iya Kak, bye lagi."

"Dah...."

***

Di ruang sunyi, bunyi ketukan keyboard memecah kesunyian. Seorang pria dengan alis bertaut memandangi layar komputer. Pandangan matanya menatap layar seakan penuh konsentrasi tapi siapa yang tahu kalau pikirannya berada jauh pada seseorang yang ada di rumah. Hal itu karena dia teringat akan pembicaraannya dengan Elang barusan.

'Pak Galang, tadi di rumah bapak saya bertemu dengan adik bapak. Benar apa kata papa, dia sangat imut. Dia benar-benar lucu dan menggemaskan. Meskipun dia setahun lebih tua dariku, tapi rasanya seperti aku bertahun-tahun lebih tua darinya. Ah, pak Galang sangat beruntung punya adik yang manis seperti dia. Tidak seperti adik temanku yang brutal.'

'Pak Galang, meski baru pertama bertemu tapi hati ini rasanya berdebar-debar.'

'Pak Galang, selama ini aku hanya menyukai gadis dengan rambut hitam alami. Tapi melihat adik pak Galang diwarnai coklat terang terlihat sangat menawan. Rasanya aku sudah sangat akrab dengannya meski baru sekali bertemu.'

'Kue buatannya juga sangat enak. Benar-benar cocok jadi istri masa depanku. Ya ampun, pak Galang … aku benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama.'

'Pak Galang, Pak Galang, kuharap Pak Galang tidak keberatan menjadikan aku adik iparmu.'

Semakin bersemangat Elang bercerita, semakin dalam emosi yang ditahan Galang. Bagaimanapun dia tahu bahwa yang ditemui Elang bukanlah adiknya tetapi istrinya. Istri yang selalu ia beri bahu yang dingin. Adiknya saat ini sedang berada di Solo untuk menjemput ibunya. Dan warna rambut coklat jelas sekali milik istrinya.

Alisnya berkerut semakin dalam. Ada semacam perasaan krisis yang mencuat di hatinya.

"Mayang .... "

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ailova
Akak, makasih sampai ke sini ...
goodnovel comment avatar
Sindy Septi
kenapa lu galang cemburu klo ternyata istri lu ada yg naksir...makanya jangan dingin² jadi orang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Jangankan mengangkat, menggendong keliling rumah juga aku bisa

    "Ke mana mas Galang, jam segini masih belum kelihatan batang hidungnya," gumam Mayang.Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam tapi suami Mayang masih belum pulang. Bukan hal baru suaminya bekerja lembur tapi biasanya tidak sampai selarut ini. Mayang memandangi wajah polos anaknya yang terlelap, Kenzo Anugrah Perdana.Tiap kali memandang anak ini, hatinya berdenyut sakit. Anak sekecil ini sudah dicoba dengan banyak ujian.Galang sangat dingin pada Anu. Dia tidak pernah membiarkan Anu mendekatinya. Beruntung Anu memiliki IQ di atas rata-rata. Meski masih kecil dia sangat sadar dengan penolakan dari laki-laki yang seharusnya menjadi orang paling dekat dengannya. Mayang kembali melihat jam dinding yang hampir mendekati pukul dua belas malam. Keresahannya hilang saat ia mendengar suara mobil di depan rumah."Mas baru pulang? Kenapa malam sekali?" bergegas Mayang mengambil alih kursi roda yang didorong asisten pribadi Galang."Yo, kamu bantu saya bersih-bersih baru kamu istirahat," ucap

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Tidak bisa melepaskan

    Anu bingung apakah harus salim atau pura-pura tidak melihat sang nenek. Dia sadar neneknya tidak suka padanya dan biasanya menolak bila dia ingin salim.Benar saja, neneknya melengos pergi saat Anu mengulurkan tangan untuk salim. Mayang yang melihat kejadian itu kembali harus merasakan nyeri di ulu hatinya. "Anak mama sudah pulang, sini sayang dulu," ucap Mayang. Dia mengambil tangan Anu yang masih terulur. Mayang memeluk dan mencium anak kesayangannya itu meski sambil menahan air mata agar tidak terjatuh."Mah..." Anu memanggil lirih ibunya."Mamah nangis, ya?""Hah siapa yang nangis? Mamah?"Anu menatap wajah ibu tersayangnya. Anu yakin ibunya tidak akan mengakui kesedihannya. Akan ada ribuan alasan yang diucapkan ibunya. Anu tidak peduli jika ayahnya tidak menerimanya. Anu tidak masalah jika neneknya mengabaikannya. Selama ada sang ibu yang selalu ada disisinya itu sudah cukup."Pak tua itu bikin Mamah sedih?""Nu...berapa kali mamah bilang jangan panggil papah pak tua. Dia papah

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Kamu belum pantas memikirkan wanita

    Taman Pakis ResidencesElang menguap dan merebahkan dirinya di sofa ruang tamu. Dengan malas dia menumpuk kedua kakinya di atas meja. Jari tangannya sibuk mengelus layar gawai."Om Leo, aku galau berat. Pak Galang sepertinya tidak menyukaiku. Kalau begini terus, sepertinya perjuanganku mendapatkan Gendis akan berat." Elang menghela nafas.Leo yang mendengar ucapan Elang hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Keponakanya yang dulu masih kecil sudah tumbuh menjadi pemuda yang tampan. Meski begitu Leo masih menganggapnya anak kecil."Hei bocah, pipis saja belum lurus sudah ngomongin cinta-cintaan.""Om selalu ngeremehin aku. Sebentar lagi Papa akan menjadikan aku manager di perusahaan pusat. Aku pasti akan bisa membuat Gendis jadi wanita paling bahagia di dunia. Oh, ya Tuhan ... Om setiap kali mengingat senyumnya rasanya dada ini akan meledak.""Meledak? Apa senyum Gendis mengandung bom?""Ah elah, Om. Meledak-ledak gitu, Om. Kayak ada ribuan kembang api yang bikin jantungku rasanya p

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Apa mungkin mereka hanya menikah sandiwara?

    Mayang mendorong kursi roda sambil sesekali melirik wajah sang suami. Meskipun tenang dan memasang wajah bosan, sangat terlihat kalau suaminya sangat menikmati. Mayang tahu Galang menyukai suasana yang alami. Gengsi yang besar membuat Galang menyembunyikan perasaan yang sebenarnya saat ini."Makan tuh gengsi, kenyang-kenyang, deh," ujar Mayang lirih. Berharap tidak ada yang mendengar."Siapa yang gengsi, Mbak?" tanya Gading yang berjalan di samping Mayang."Tentu saja old man, siapa lagi?" ucap Anu menimpali."Old man? Papahmu?""Apa ada yang lebih tua daripada dia?"Mayang melirik putranya dan memberikan tatapan peringatan. Ucapan Anu terlalu frontal untuk anak seusianya. Dia tidak mau Anu bersikap tidak sopan pada ayahnya terlepas bagaimanapun sikap Galang pada putranya."Gading, jangan dengarkan ucapan Anu! Dia hanya masih kesal ayahnya tidak membelikan mainan." Mayang tersenyum tipis, "Anu jaga ucapanmu, Sayang!""Pft ... mas Galang kayaknya memang cocok dipanggil old man. Ha ha h

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   6. Dia istri orang, lupakan dia!

    Taman Pakis ResidenceSejak kembali dari hutan mangrove, Elang termenung sampai sekarang. Meski sudah pagi dia enggan bangun. Leo yang menyadari ada sesuatu yang tidak beres membangunkan Elang yang masih bermalas-malasan di tempat tidur.Dengan kejam Leo menarik selimut Elang, "Bangun kau pemalas! Apa kau anggap rumahku hotel?""Aku nggak mau bangun. Om pergi saja kalau mau kerja," ucap Elang serak."Kau tidak pulang dan tidak memberi kabar. Semalam mamamu terus menerus menanyakanmu.""Om pergilah aku mau tidur." Galang kembali menarik selimut menutupi tubuhnya."Ck ... dasar bocah. Baru ditolak perempuan sekali saja sudah melempem. Lemah."Elang seketika bangun menghadap Omnya yang memiliki lidah cabe, "Jangan sok tahu, Om. Siapa bilang aku ditolak?""Jadi Gendis menerimamu?" Leo memperhatikan wajah Elang dan kaget melihat dua lingkaran hitam di matanya. "Bocah busuk, kau tidak tidur semalam atau jangan-jangan kamu menangis semalam suntuk?"Elang menggelengkan kepalanya kemudian menu

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   7. Tidak bisa melepaskan

    "Orang yang waktu itu kutemui di rumah Pak Galang ternyata bukan Gendis," ucap Elang lirih kemudian dia menambahkan, "Pak Galang seharusnya tahu dari awal, kan?" Bukan hanya Galang, Wardoyo yang saat itu masih berada di sana juga ikut terkejut dengan ucapan Elang. "Kenapa Pak Galang diam saja? Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya? Kenapa membiarkan ku salah paham?" Elang mengeluarkan semua kegalauan yang sejak kemarin dia tahan. Galang masih terdiam dan hanya menatap Elang bicara. Dia tahu betul arah pembicaraan Elang. Entah kenapa dia hanya tidak ingin Elang tahu bahwa Elang memang sudah salah paham mengira Mayang adalah Gendis. Galang sendiri tidak mengerti dengan jalan pikirannya. "Jawab, Pak! Kenapa diam saja?" Galang melonggarkan ikatan dasinya kemudian bersandar di kursinya. Netranya menatap wajah Elang meremehkan. "Apa yang kau bicarakan?" "Mau berpura-pura atau bersandiwara terserah saja. Tapi satu hal yang pasti jika Mayang tidak bahagia, aku yang akan membahagiak

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   8. Pendekatan Elang

    "Mayang tidak akan pernah meminta cerai darimu. Kamu tahu itu. Galang, Ibu tidak mengerti jalan pikiranmu. Jika kamu ingin mempertahankan Mayang kenapa tidak bersikap baik padanya? Mayang punya hati dan perasaan, dia manusia Galang, manusia!" Dengan berurai air mata ibunya terus memojokan Galang, "Ya Allah, Gusti ... Galang ... kenapa kamu bisa sekeras batu, Nak. Kamu punya adik perempuan. Bagaimana kalau dia terkena karma karena kekejamanmu? Apa kamu tega Gendis mendapatkan perlakuan seperti yang Mayang dapat dari kamu, Nak?"Galang kali ini terbakar dengan perkataan ibunya. Bukan karena memikirkan Gendis, tapi Mayang yang selama ini dia asingkan. Dia teringat dengan Elang yang dengan terang-terangan ingin mengejar Mayang. Jika dia melepaskan Mayang, dia yakin tidak butuh waktu lama para pria akan mengejarnya. Mayang adalah wanita langka di zaman sekarang. Memikirkan Mayang berjalan dengan lelaki lain membuat Galang menahan sakit yang menggigit di dadanya."Bu ... Galang hanya akan

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   9. Rasa ingin tahu Leo

    Elang menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bagaimana dia bisa lupa tadi berbohong lupa bawa dompet? Sangat memalukan, dia bahkan gagal mengambil hati anak sekecil Anu."Tidak apa-apa, Om. Lain kali saja. Mungkin Om bisa mengajakku ke taman bermain sebagai ganti es krim," ucap Anu."Tentu saja. Bagaimana kalau kita ke Dufan? Atau mau ke taman mini? Atau taman safari juga boleh." Elang bersemangat menanggapi Anu."Tidak perlu, Lang. Jangan mengambil hati ucapan Anu, dia hanya bercanda." "Aku tidak bercanda, hari Sabtu dan Minggu Anu libur, Om. Aku mau ke Dufan.""Oke, deal." Elang menjabat tangan Anu sebagai janji antar pria. Dia sangat bersemangat karena Anu sepertinya tidak keberatan dengan keberadaannya. "Elang jangan anggap serius Anu, lagi pula Ayahnya mungkin tidak akan bisa ikut kalau ke Dufan. Lupakan saja.""Karena orang itu tidak bisa ikut makanya aku mau Om Elang yang mengajakku jalan-jalan.""Pak Galang pasti sibuk. Mbak Mayang, biar aku ajak Anu jalan Minggu besok, ya?"

Bab terbaru

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Sosok mungil di balik pintu

    Begitu sampai di rumah, Mayang dan Anu segera merebahkan diri mereka di sofa. Hari ini terasa lebih lambat dan lama dari biasanya. Mayang menelpon Galang dan merajuk. Dia terus memohon agar besok dia bisa mendapatkan sepeda motornya lagi. Tanpa malu dia membujuk Galang dengan nada manja.“Mas, please … aku enggak mau naik mobil, aku enggak mau diantar sopir.”[Mayang, kamu hanya perlu duduk dan akan sampai di sekolah Anu.]Mayang berdecak, suaminya pasti tidak tahu kalau sopir yang dia pilih tidak bisa diandalkan. Rasanya ingin mengadu saja tapi mayang takut Galang memecat sopir itu. Meski menyebalkan tapi Mayang tau sopir itu hanya melakukan tugasnya. "Mas ... kamu gak tau repotnya harus bergantung pada orang lain-"[Aku sangat paham, setiap hari aku harus bergantung pada Wardoyo bahkan hanya untuk berpindah dari tempat tidur ke kamar mandi," potong Galang.]Mayang segera menegakkan tubuhnya. Lidahnya tergelincir hingga dia salah bicara. Tapi ini jelas dua hal yang berbeda. Apa yang

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Menunggu kau bersimpuh di kakiku

    Tiga orang beradu mulut tanpa ada yang mau mengalah. Dua orang muda bertubuh besar melawan seorang sopir tua berbadan kecil. Meski begitu sang sopir tidak mau mengalah dalam berdebat. Terlebih karena dia merasa tidak bersalah. Jelas sekali kedua orang ini mencari gara-gara dengannya. Mayang sudah membujuk sopirnya untuk mengalah namun ia bersikeras tetap melawan."Bapak akan kami laporkan ke polisi. Bapak ini sudah tua ngeyelan, ya!" kata salah seorang diantara mereka."Tidak takut, kita lihat saja siapa yang akan membusuk di penjara!" geram pak sopir.Mayang semakin cemas karena sudah hampir dua puluh menit dia terjebak di sini. Dia takut Anu menunggu sendirian. Mulai besok dia akan bersikeras menjemput Anu dengan motornya. Ditambah sopirnya yang diberikan Galang sangat menyebalkan. Bersumbu pendek dan tidak mau mendengarkannya. Masalah sepele yang bisa diselesaikan baik-baik akhirnya menjalar sampai ingin saling lapor ke polisi."Pak sudahlah kita mengalah saja, aku sudah sangat ter

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Pendekatan Leo

    Siang hari di depan gerbang sekolah. Anu menunggu ibunya yang tak kunjung datang. Sang ibu sebelumnya sudah memberinya kabar akan terlambat karena terjebak macet. Mayang tidak lagi bisa menerobos kemacetan seperti saat ia memakai sepeda motor.Anu menunggu tanpa mengeluh pada ibunya, hanya saja hatinya masih menyalahkan Galang yang tidak mengijinkan ibunya membawa motor lagi."I hate that old man," gerutu Anu.Sudah lebih dari sepuluh menit dan ibunya masih belum terlihat. Cuaca panas membuat Anu semakin tidak sabar. Dia lebih memilih dijemput dengan sepeda motor dari pada dengan mobil. Terlalu lama dan merepotkan.Sebuah mobil Mercedes-Benz datang menghampiri tempat Anu berdiri. Sesosok pria tinggi dengan setelan jas hitam keluar mendekati Anu yang cemberut."Anu ...." Anu menengadah menatap pria dewasa yang ada di hadapannya. Suasana hatinya semakin buruk melihat pria ini. Entah kenapa dia tidak menyukai lelaki yang berusaha akrab dengannya ini. Tidak ada alasan khusus, hanya tida

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Hadiah dari Galang

    Semalam setelah pulang dari kediaman Galang, Leo dibawa ayah dan kakaknya ke Rumah Utama keluarga Wardhana. Ayah Leo murka dengan kelakuan anaknya yang tidak mencerminkan etika seorang Wardhana. Setelah Elang cucunya, kini Leo anaknya juga tanpa malu ingin mengejar istri orang.Hanya dari tatapan matanya saja Leo sudah menunjukkan bagaimana keinginan yang menggebu-gebu dalam dirinya. Masalahnya adalah, hal tak pantas itu ditujukan pada seorang wanita yang sudah menjadi istri orang lain. Hanya saja Leo tidak sama dengan Elang. Dia lebih matang dan tidak bisa diintimidasi apa lagi diancam oleh kakak dan ayahnya. Leo memiliki kemampuan dan sumber daya untuk bisa menekan balik mereka. "Jangan mengusik Mayang dan Anu, kalau kalian mau menghancurkan Galang aku tidak peduli. Tapi kalau kalian sampai menyentuh seujung rambut saja dari mereka berdua. Aku bisa memastikan kita hancur bersama," ucap Leo."Seperti itu caramu bicara dengan orang tua?""Anu cucumu, dia anak kandungku. Aku juga bel

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Masakan bertuah Mayang

    Suara yang akrab semakin jelas terdengar, dan ketika Leo melihat mereka matanya yang setajam phoenix membelalak kaget."Kak Bisma, Papa ... apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Leo."Loh Leo, kok kamu di sini?" Bisma balik bertanya.Ketiganya saling berpandangan, tidak menyangka akan bertemu di rumah kecil ini. Terutama Bisma, dia tidak tahu Leo kenal dekat dengan Galang. Lagi pula bukan hal biasa Leo berkunjung ke rumah teman."Selamat datang di rumah sederhana kami Tuan Bisma, Tuan Wardhana," sapa Galang.Dari senyum cerah Galang, Leo sadar semua direncanakan oleh Galang. Tapi Bisma dan ayahnya adalah orang sibuk. Untuk apa mereka mau kemari? Leo bertanya-tanya dalam hati. Kalau menurut cerita dari Elang, kakaknya memang sangat mengagumi kerja keras Galang. Tapi dia tidak menyangka akan sampai sejauh ini hingga mereka bersedia makan malam di sini. Perusahaan Galang masih sangat kecil jika dibandingkan dengan perusahaan keluarga Wardhana. Apa yang membuat mereka mau repot-repot da

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Memukul dua burung dengan satu batu

    [Jika bintang-bintang bisa membuatmu tersenyum maka memandang langit sudah cukup membuatku bahagia.] Beberapa pesan masih masuk ke ponsel Mayang. Namun ia belum sempat membaca karena lebih dulu terlelap. Dia tidur di sofa ruang tengah dengan TV yang masih menyala. Hari ini sangat melelahkan bagi Mayang. Bahkan suara keras pintu yang terbuka tidak mampu membangunkannya.Galang melihat istrinya tertidur di sofa. Ponselnya sepertinya jatuh ke lantai dari genggaman tangannya karena ketiduran. Sekali lagi Galang berharap bisa kembali berjalan dan menggendong istrinya ke kamar. Galang tersenyum sinis mencela dirinya sendiri.Sesaat Galang melihat ponsel Mayang terus berkedip. Rasa ingin tahu seketika memenuhi pikiran Galang."Yo, ambilkan ponsel Mayang di lantai! Takutnya kena air nanti," perintah Galang pada Wardoyo."Baik, pak." Segera Wardoyo mengambil ponsel dan menaruhnya di atas meja."Yo, bawa kemari!" Wardoyo menurut pada perintah Galang. Tidak ada alasan baginya untuk membantah.

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Tentang rindu yang menggebu

    Hampir seharian ini Mayang gelisah menunggu balasan pesan dari Galang. Beberapa jam yang lalu dia mengirim pesan pada sang suami perihal keinginannya untuk mengundang Leo makan malam di rumah. Da menggunakan alasan membalas rasa terima kasih karena Leo sudah menolongnya. Mulai dari membantunya dengan polisi lalu membantunya bersiap pada acara makan malam beberapa waktu yang lalu. 'Kalau tidak boleh bilang saja! Jangan diam begini. Nanti kalau aku batalkan dia bilang terserah. Gak dibatalkan dia marah. Menyebalkan. Apa batalkan saja lalu traktir Leo di luar, ya? Tapi kalau nanti aku dikira selingkuh gimana? Oh … apa aku ajak Anu dan Gendis aja, ya? Ah, iya! Kenapa gak kepikiran. Ya ampun Mayang kamu cerdas tapi lelet banget mikirnya. Kenapa baru kepikiran sekarang?' Mayang menggigit boneka Piglet gemas.Mayang meraih ponsel dan mengetik pesan untuk suaminya. Sesaat kemudian Galang langsung menghubungi lewat sambungan telepon."Halo, Mas. Ada apa?"[Tidak perlu dibatalkan, kita berhut

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Pisau tajam pengiris kebahagiaan

    Anu mengerjapkan mata yang sudah sedikit berair. Jujur saja Anu masih belum percaya pada penglihatannya sendiri. Melihat ayahnya berada di sekolahnya adalah suatu kemewahan yang tidak berani anak itu bayangkan. Bibirnya sampai kaku hingga dia tetap diam untuk beberapa saat meski guru-guru sejak tadi mendorongnya untuk membacakan naskah pidato. Pikirannya terlalu penuh dengan suka cita sampai tidak ada tempat untuk memikirkan yang lain. Anu melihat ibunya dengan penuh semangat melambai padanya seakan mengatakan, “Anu, ayo, Nak! Lihat, ada papa kamu di sini. Tunjukkan kelebihan kamu yang belum papa tahu! Buat dia terpukau sama kemampuan kamu, Nu!”Pada akhirnya bocah lelaki itu sedikit melebarkan mulutnya. Hatinya yang berbunga-bunga terlihat melalui lengkungan matanya yang cantik dan berbinar. Dia lantas mengangguk pada sang ibu dan dengan lancar membacakan naskah pidato dalam bahasa Inggris. "So many speeches from me. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," Anu menutup pidato

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Sedikit kebenaran yang terungkap

    "Dia ibu kandung Anu. Seharusnya kau mengenalnya. Dia adalah istri siri Galang yang meninggal beberapa tahun lalu. Dua meninggalkan seorang anak laki-laki, namanya Kenzo Anugrah Perdana. Sayangnya, Galang baru tahu kalau Kenzo bukan anak kandungnya setelah istri sirinya meninggal. Sayangnya dia belum menjelaskan siapa ayah kandungnya, dia bahkan tidak memberitahu Galang apapun tentang anak itu.""Lalu?" Leo menangkap keganjilan dari kalimat Jessica."Jangan pura-pura tidak tahu! Ini salahmu karena suka menebar benih dimana-mana," nyinyir Jessica."Aku tidak sebejat itu.""Kalau begitu kita lakukan tes DNA! Cuma kamu laki-laki yang dekat dengan ibu Anu sebelum dia menikah dengan Galang. Aku tidak yakin kau tidak melakukan sesuatu padanya," cerca Jessica. Hatinya berkobar penuh amarah memikirkan Anu."Gurauan Elang menular padamu. Hanya karena dia mirip denganku bukan berarti dia anakku.""Huh ... jadi kau juga mengakui kalau dia mirip denganmu?"Leo sebenarnya cukup shock dengan kenyat

DMCA.com Protection Status