Home / CEO / Rahasia Hati Mr. Ceo / Bab 3 : Bos Aneh

Share

Bab 3 : Bos Aneh

"Harusnya dia sudah sampai, kan?!" ucap Jake melihat jam dan melangkah mendekati ruangan sang manajer HRD. Tapi di kagetkan suara memukul meja.

Breakkk

"Aku Bilang keluar brengsek!" teriak sang manajer yang memotong perkataan Evelyn dengan langsung berdiri dengan penuh emosi.

"Perusahaan Faller Company tidak menerima jalang sepertimu!" Sambungnya dengan menujuk tangannya ke arah Evelyn, dengan tatapan tajam seperti pisau yang ingin membunuh musuhnya.

Deg

Jake melihat cacian maki terlontar bibir seorang gadis sexy tak lain, manajer HRD. Dengan cepat Ia bersembunyi mendengar dan ia akan muncul jika Evelyn tersudut dengan Manajer yang penuh seenaknya.

"Untung James tidak ada disini!" gumamnya mengintip di celah pintu tanpa di sadari, ada seseorang di belakangnya.

"Kenapa dengan ku?" ungkapnya dan membuat jantungnya ingin pindah. untungnya saja Jake tak berteriak, bisa Gawat jika ia teriak.

"Bagaimana kau ke sini?" ucap Jake dan menarik tangan James menjauh dari pintu dan otomatis James heran dengan raut wajah sahabatnya yang seperti tengah ketakutan selingkuh.

"Ini sudah jam 7.50" jawab James dengan nada acuh dan memperlihatkan kepada Jake.

Jake tahu, emang dirinya buta? tidak perlu juga menodongkan seperti itu, kan? jika bukan sahabatnya dan bosnya udah di smakdown oleh Jake. tapi mengurungkan niatnya untuk sekarang.

Jake tak habis pikir dan biasa tak seperti ini. tapi sekarang beda kasus dan begitu pula beda cara penanganannya sekarang. Jake hanya bisa menghela nafas dengan berat dan menceritakan bahwa kenapa dirinya mengendap ngendap dan hanya berdiam diri di balik pintu, bukannya langsung masuk. James mendengar cerita Jake langsung mengkerutkan alisnya hingga tak tahan untuk...

"Ap-" James ingin teriak tapi dengan cepat Jake membungkam mulut James dengan menggunakan tangannya itu dan berkata dengan pelan "Sahabat ku, bosku! jangan teriak, bisa mengundang banyak orang orang kesini hingga membuat si Silvia itu gagal dengan rencananya? apalagi, adakan sejarah bos dan asisten mengitip karyawannya seperti ini?"

James menganggukan kepalanya dengan posisi yang mulutnya masih di tutupi oleh tangannya Jake, lalu perlahan Jake menjauhkan tangannya.

jika dipikir pikir, spekulasi Jake memang ada benarnya dan akan banyak hal yang datang kesini.

"Sudah! aku ingin mengajarkan pada gadis untuk sopan satun, kepada fiture nyonya Rockefaller!" ucapnya dengan sedikit kasar tanpa di sadari dan membuat Jake tersenyum.

"Pelan pelan, James!!!" Jake sudah bisa bicara dengan bahasa formal yang menahan James untuk masuk kedalam sana.

Sangat sulit, menghadapi bos macam James Rockefaller serba tak sabaran pada pujaan hatinya.

"Akhirnya kau mengakui masih menyukainya hingga membuat rencana menarik ke sisinya tanpa ada pilihan! kau tak perlu menjawabnya sekarang, tapi now! tidak boleh gegabah! jika kau datang sekarang, akan membuat kecurigaan. kenapa kamu bisa datang? hanya untuk menemui seorang sekretaris saja!! bukan itu sebuah hal yang mengajal bagi gadis pintar seperti, Evelyn!" ucapnya Jake dengan penuh pertimbangan padahal cuman alasan doang.

James mendengar perkataan sahabatnya mulai paham, jika dirinya masuk kedalam akan membuat kecurigaan berarti bagi seorang gadis pintar bernama Evelyn Morgan.

"Baiklah aku akan tenang, untuk saat ini" kata James dan membuat Jake bernafas lega, lalu mereka melanjutkan menguping di balik pintu tetangga itu.

"Apa aku salah bicara?" ucapnya dengan kata kata polos dan lugu.

"Kau tak layak! pasti kau seorang jalang yang sudah banyak yang memasukimu, hingga pekerjaan seperti ini sudah biasa! Tapi, di depan ku! anda wanita yang tak memiliki rasa kelayakan apapun, jadi silakan keluar, nona Jalang" kata Silvia penuh dengan rasa emosi.

Dibalik pintu, James mendengar Evelyn yang di caci maki dengan sebutan yang menjijikan membuat rahang Seorang James mengeras dan jangan lupa kepalan tangannya yang memperlihatkan otot kekarnya. Tak lupa Jake memperhatikan gerak gerak sahabatnya dari tadi yang seperti sedang menahana emosinya.

'Semoga saja kau beruntung, Silvia! kau akan membuat singa telah tidur lama akan bangun untuk memgamuk ngamuk' batin jake kasihan dengan sang manajer yang dulunya begitu baik tapi sekarang perlahan berubah jadi begitu sombong.

"Sialan kau!!!" emosi Evelyn memuncak dan pada dasarnya memang dirinya gampang emosi tapi juga sangat galak.

"Beraninya kau mengatakan sebuah kata kata tak enak di dengar? memangnya siapa kau?" ucapan Evelyn penuh dengan rasa kekesalan yang tengah sudah ingin memuncak.

Brakk

"Beraninya kau! Aku seorang Manajer HRD! Lalu anda siapa? seorang ratu Inggris? yang harus saya layani dengan penuh rasa tulus?" balas Silvia yang tak kalah menyulutkan dengan rasa emosi.

Evelyn mengepal erat tangannya "Mamang saya bukan orang hebat! tapi derajat saya lebih tinggi daripada anda, yang menjatuhkan harga diri orang lain tanpa mendengar kebenarannya, pada si korban!" jawab Evelyn penuh penekanan.

"Kau hanya seorang jalang menjijikan. jadi kau emangnya membawa bukti apapun, gadis sepertimu itu harus di buang dari perusahaan ini, tidak berguna" geram Silvia melihat gadis di depannya ingin mengusirnya. dan Silvia mendekat arah Evelyn ingin melancarkan keinginannya itu.

"Awww...lepas!!!" tangan Evelyn di pegang erat dan tentu saja Evelyn bukan seorang gadis yang mudah di tindas. Evelyn langsung menghembuskan tangannya dan membuat tautan tangan mereka terpisah, hingga Evelyn mengusap tangannya yang terasa begitu sakit.

Plak

suara tamparan begitu nyaring dan membuat di balik pintu sudah tak bisa menahan acaranya lagi. lalu membuka pintu dengan terbating hingga membuat 2 orang itu menatap arah pintu.

"Berhentiii!"

Deg

seorang pria memakai setelah jas dengan orang di belakangnya memakai baju kemeja yang tak kalah rapi serta tampan. Silvia tertegun melihat Bosnya beserta asistennya masuk dalam ruangan penuh rasa padam meram.

tapi Silvia bisa memanfaatkan ini semuanya dengan memegang pipinya. Pipinya merah yang bekas tamparan, ternyata fakta sesungguhnya Evelyn menampar seorang manajer.

"Tuan anda harus menolong saya dari gadis tak tahu diri ini! lihat...dia menampar saya dengan begitu kasar, hingga darah keluar dari mulut saya" ucapnya silvia mendekati arah bosny dengan berlutut.

Jake melihat pipi Silvia memerah dan bibirnya mengeluarkan darah dengan ekspresi memelas. James malas dengan ekspresi yang terlihat lemah, lalu James melihat arah Evelyn tersenyum pada awalnya tapi langsung mengalihkan pendangnya dengan begitu sinis.

James tersenyum melihat ekspresi masih saja seperti dulu tak berubah, masih gadis galak yang bar bar.

"Benarkah?" kata James yang mendekat pada Silvia

"Benar!" jawab cepat Silvia dengan sungguh sungguh serta begitu antusias.

Kemudian James mendengar Jawaban dari Silvia tertawa terbahak bahak, membuat Silvia terheran heran mendengarnya. sedangkan Jake berpikir lain dengan Silvia. Tuannya kini sedang mengumpulkan energi untuk ngamuk dan seperti Silvia sudah bosan hidup.

"Aku awalnya ingin tahu, kenapa sekretaris ku belum datang datang! di jam sesuai di tugaskan, karena tugasku begitu banyak! aku pikir awalnya, sekretaris ku telat, akan tetapi ternyata di tahan oleh sang manajer tak berguna lagi!" ucapnya dan membuat 1 orang membeku dan 1 lain biasa saja tanpa ekspresi.

"Say-..."

"Tidak tahu?"

"Kau bahkan tak ingin mencari tahu dan bahkan tak menanyakan namanya siapa serta tujuan menemuimu, kamu langsung memfitnah dengan begitu saja!" ucapnya yang benar amarahnya tapi sisi lain Evelyn bingung kenapa rasanya ia seperti di lindungi tapi tak mungkin. karena ia dan James tak mengenal satu sama lain, hanya baru pertama kalinya mendengar ini dan serta hinaan ini pertama kalinya.

'habis sudah!' batin jake

Silvia benar-benar tak bisa apa-apa ketika bosnya datang apalagi, sepertinya sudah mendengar apa yang ia ucapkan.

"Sudah! aku tak ingin mendengarkan pembelaan mu lagi! Aku berikan waktu sampe pulang kerja kantor untuk bereskan semua barang barang mu, Silvia kamu di pecat!" ucapnya dengan menatap tajam hingga badan Silvia meremang dan akhirnya...

Brug

"Habis sudah!" gumamnya langsung lemas dan terjatuh di lantai.

Mata James teralih ke arah Evelyn, Evelyn yang mendapatkan tatapan itu hanya tersenyum ramah seperti layaknya sekretaris tapi James hanya menatap dengan tatapan dingin.

'sialan pria ini, jika bukan Ayahku sudah kau tendang ke planet bluto!' kesal Evelyn

"ikut keruangan ku!" pintahnya dan pergi meninggalkan ruangan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status