"Harusnya dia sudah sampai, kan?!" ucap Jake melihat jam dan melangkah mendekati ruangan sang manajer HRD. Tapi di kagetkan suara memukul meja.
Breakkk"Aku Bilang keluar brengsek!" teriak sang manajer yang memotong perkataan Evelyn dengan langsung berdiri dengan penuh emosi."Perusahaan Faller Company tidak menerima jalang sepertimu!" Sambungnya dengan menujuk tangannya ke arah Evelyn, dengan tatapan tajam seperti pisau yang ingin membunuh musuhnya.DegJake melihat cacian maki terlontar bibir seorang gadis sexy tak lain, manajer HRD. Dengan cepat Ia bersembunyi mendengar dan ia akan muncul jika Evelyn tersudut dengan Manajer yang penuh seenaknya."Untung James tidak ada disini!" gumamnya mengintip di celah pintu tanpa di sadari, ada seseorang di belakangnya."Kenapa dengan ku?" ungkapnya dan membuat jantungnya ingin pindah. untungnya saja Jake tak berteriak, bisa Gawat jika ia teriak."Bagaimana kau ke sini?" ucap Jake dan menarik tangan James menjauh dari pintu dan otomatis James heran dengan raut wajah sahabatnya yang seperti tengah ketakutan selingkuh."Ini sudah jam 7.50" jawab James dengan nada acuh dan memperlihatkan kepada Jake.Jake tahu, emang dirinya buta? tidak perlu juga menodongkan seperti itu, kan? jika bukan sahabatnya dan bosnya udah di smakdown oleh Jake. tapi mengurungkan niatnya untuk sekarang.Jake tak habis pikir dan biasa tak seperti ini. tapi sekarang beda kasus dan begitu pula beda cara penanganannya sekarang. Jake hanya bisa menghela nafas dengan berat dan menceritakan bahwa kenapa dirinya mengendap ngendap dan hanya berdiam diri di balik pintu, bukannya langsung masuk. James mendengar cerita Jake langsung mengkerutkan alisnya hingga tak tahan untuk..."Ap-" James ingin teriak tapi dengan cepat Jake membungkam mulut James dengan menggunakan tangannya itu dan berkata dengan pelan "Sahabat ku, bosku! jangan teriak, bisa mengundang banyak orang orang kesini hingga membuat si Silvia itu gagal dengan rencananya? apalagi, adakan sejarah bos dan asisten mengitip karyawannya seperti ini?"James menganggukan kepalanya dengan posisi yang mulutnya masih di tutupi oleh tangannya Jake, lalu perlahan Jake menjauhkan tangannya.jika dipikir pikir, spekulasi Jake memang ada benarnya dan akan banyak hal yang datang kesini."Sudah! aku ingin mengajarkan pada gadis untuk sopan satun, kepada fiture nyonya Rockefaller!" ucapnya dengan sedikit kasar tanpa di sadari dan membuat Jake tersenyum."Pelan pelan, James!!!" Jake sudah bisa bicara dengan bahasa formal yang menahan James untuk masuk kedalam sana.Sangat sulit, menghadapi bos macam James Rockefaller serba tak sabaran pada pujaan hatinya."Akhirnya kau mengakui masih menyukainya hingga membuat rencana menarik ke sisinya tanpa ada pilihan! kau tak perlu menjawabnya sekarang, tapi now! tidak boleh gegabah! jika kau datang sekarang, akan membuat kecurigaan. kenapa kamu bisa datang? hanya untuk menemui seorang sekretaris saja!! bukan itu sebuah hal yang mengajal bagi gadis pintar seperti, Evelyn!" ucapnya Jake dengan penuh pertimbangan padahal cuman alasan doang.James mendengar perkataan sahabatnya mulai paham, jika dirinya masuk kedalam akan membuat kecurigaan berarti bagi seorang gadis pintar bernama Evelyn Morgan."Baiklah aku akan tenang, untuk saat ini" kata James dan membuat Jake bernafas lega, lalu mereka melanjutkan menguping di balik pintu tetangga itu."Apa aku salah bicara?" ucapnya dengan kata kata polos dan lugu."Kau tak layak! pasti kau seorang jalang yang sudah banyak yang memasukimu, hingga pekerjaan seperti ini sudah biasa! Tapi, di depan ku! anda wanita yang tak memiliki rasa kelayakan apapun, jadi silakan keluar, nona Jalang" kata Silvia penuh dengan rasa emosi.Dibalik pintu, James mendengar Evelyn yang di caci maki dengan sebutan yang menjijikan membuat rahang Seorang James mengeras dan jangan lupa kepalan tangannya yang memperlihatkan otot kekarnya. Tak lupa Jake memperhatikan gerak gerak sahabatnya dari tadi yang seperti sedang menahana emosinya.'Semoga saja kau beruntung, Silvia! kau akan membuat singa telah tidur lama akan bangun untuk memgamuk ngamuk' batin jake kasihan dengan sang manajer yang dulunya begitu baik tapi sekarang perlahan berubah jadi begitu sombong."Sialan kau!!!" emosi Evelyn memuncak dan pada dasarnya memang dirinya gampang emosi tapi juga sangat galak."Beraninya kau mengatakan sebuah kata kata tak enak di dengar? memangnya siapa kau?" ucapan Evelyn penuh dengan rasa kekesalan yang tengah sudah ingin memuncak.Brakk"Beraninya kau! Aku seorang Manajer HRD! Lalu anda siapa? seorang ratu Inggris? yang harus saya layani dengan penuh rasa tulus?" balas Silvia yang tak kalah menyulutkan dengan rasa emosi.Evelyn mengepal erat tangannya "Mamang saya bukan orang hebat! tapi derajat saya lebih tinggi daripada anda, yang menjatuhkan harga diri orang lain tanpa mendengar kebenarannya, pada si korban!" jawab Evelyn penuh penekanan."Kau hanya seorang jalang menjijikan. jadi kau emangnya membawa bukti apapun, gadis sepertimu itu harus di buang dari perusahaan ini, tidak berguna" geram Silvia melihat gadis di depannya ingin mengusirnya. dan Silvia mendekat arah Evelyn ingin melancarkan keinginannya itu."Awww...lepas!!!" tangan Evelyn di pegang erat dan tentu saja Evelyn bukan seorang gadis yang mudah di tindas. Evelyn langsung menghembuskan tangannya dan membuat tautan tangan mereka terpisah, hingga Evelyn mengusap tangannya yang terasa begitu sakit.Plaksuara tamparan begitu nyaring dan membuat di balik pintu sudah tak bisa menahan acaranya lagi. lalu membuka pintu dengan terbating hingga membuat 2 orang itu menatap arah pintu."Berhentiii!"Degseorang pria memakai setelah jas dengan orang di belakangnya memakai baju kemeja yang tak kalah rapi serta tampan. Silvia tertegun melihat Bosnya beserta asistennya masuk dalam ruangan penuh rasa padam meram.tapi Silvia bisa memanfaatkan ini semuanya dengan memegang pipinya. Pipinya merah yang bekas tamparan, ternyata fakta sesungguhnya Evelyn menampar seorang manajer."Tuan anda harus menolong saya dari gadis tak tahu diri ini! lihat...dia menampar saya dengan begitu kasar, hingga darah keluar dari mulut saya" ucapnya silvia mendekati arah bosny dengan berlutut.Jake melihat pipi Silvia memerah dan bibirnya mengeluarkan darah dengan ekspresi memelas. James malas dengan ekspresi yang terlihat lemah, lalu James melihat arah Evelyn tersenyum pada awalnya tapi langsung mengalihkan pendangnya dengan begitu sinis.James tersenyum melihat ekspresi masih saja seperti dulu tak berubah, masih gadis galak yang bar bar."Benarkah?" kata James yang mendekat pada Silvia"Benar!" jawab cepat Silvia dengan sungguh sungguh serta begitu antusias.Kemudian James mendengar Jawaban dari Silvia tertawa terbahak bahak, membuat Silvia terheran heran mendengarnya. sedangkan Jake berpikir lain dengan Silvia. Tuannya kini sedang mengumpulkan energi untuk ngamuk dan seperti Silvia sudah bosan hidup."Aku awalnya ingin tahu, kenapa sekretaris ku belum datang datang! di jam sesuai di tugaskan, karena tugasku begitu banyak! aku pikir awalnya, sekretaris ku telat, akan tetapi ternyata di tahan oleh sang manajer tak berguna lagi!" ucapnya dan membuat 1 orang membeku dan 1 lain biasa saja tanpa ekspresi."Say-...""Tidak tahu?""Kau bahkan tak ingin mencari tahu dan bahkan tak menanyakan namanya siapa serta tujuan menemuimu, kamu langsung memfitnah dengan begitu saja!" ucapnya yang benar amarahnya tapi sisi lain Evelyn bingung kenapa rasanya ia seperti di lindungi tapi tak mungkin. karena ia dan James tak mengenal satu sama lain, hanya baru pertama kalinya mendengar ini dan serta hinaan ini pertama kalinya.'habis sudah!' batin jakeSilvia benar-benar tak bisa apa-apa ketika bosnya datang apalagi, sepertinya sudah mendengar apa yang ia ucapkan."Sudah! aku tak ingin mendengarkan pembelaan mu lagi! Aku berikan waktu sampe pulang kerja kantor untuk bereskan semua barang barang mu, Silvia kamu di pecat!" ucapnya dengan menatap tajam hingga badan Silvia meremang dan akhirnya...Brug"Habis sudah!" gumamnya langsung lemas dan terjatuh di lantai.Mata James teralih ke arah Evelyn, Evelyn yang mendapatkan tatapan itu hanya tersenyum ramah seperti layaknya sekretaris tapi James hanya menatap dengan tatapan dingin.'sialan pria ini, jika bukan Ayahku sudah kau tendang ke planet bluto!' kesal Evelyn"ikut keruangan ku!" pintahnya dan pergi meninggalkan ruangan.Walaupun Evelyn sudah banyak bertemu dengan banyak petinggi tapi saat itu posisinya masih tinggi. Tapi sekarang statusnya berbeda. Evelyn menarik nafasnya dengan dalam dalam dengan gagang pintu. 'kau pasti bisa, Evelyn!' TokTokTok "Masuk!"Evelyn langsung mendorong pintu setelah mendengar suara yang telah mengizinkan masuk, Evelyn mulai masuk dan orang pertama kali di lihatnya adalah James Rockefaller CEO yang terkenal arogan dan tidak berperasaan. Dengan perasaan gugup dan antusiasme yang bercampur aduk, ia memasuki kantor mewah yang dipenuhi dengan karya seni modern dan perabotan mahal."Selamat pagi, Tuan James," sapa Evelyn dengan hormat dan masih tersenyum ramah.James mendongak dari tumpukan dokumennya, alisnya terangkat karena terkesan oleh sikap percaya diri Emily. "Ah, Sekretaris baru. Saya kira," gumam acuh tak acuh.Evelyn tersentak, kaget dengan nada dingin yang digunakan James, ia tak mengira bahwa bosnya akan sulit di puaskan. apalagi first impressions saja sepertin
Berjam jam kemudian..."Siapa yang bekerja hari pertama, langsung mendapatkan banyak sekali pekerjaan....aku!" Dumel Evelyn yang sambil mengetik.Bayangkan saja, sekarang jam di meja sudah menunjukkan '12.05' sudah jam makan siang. Tapi dirinya yang malang ini, belum menyeleselesaikan tugas dan bahkan masih stay depan komputer dengan rentetetan pesan yang masuk dari tadi."Email Sialan! apa dulu sekretaris ku juga seperti ini? tapi dia tak pernah mengeluh padaku dan bahkan sama sekali tak pernah, lalu apa ini? aku mengeluh belum juga kerja 1 bulan di sini" gumam Evelyn yang terdengar mengkritik diri sendiri.tapi jujur saja, agak menyebalkan. dirinya juga manusia dan bukan robot yang bisa bekerja terus menerus, kan? sungguh hebat sekali.Terdengar Pintu terbuka tanpa permisi dan pemilik ruangan tak bisa menyadarinya saking fokusnya. terlihat pria membawa tumpukan dokumen yang sangat tinggi dan ia juga mendengar omelan sang sekretaris, yang sedang mengeluh tentang pekerjaan banyak.B
Sedangkan dalam kantin menjadi begitu berisik seketika, saat mendengar bahwa CEO perusahaan Feller makan di kantin. yang membawa gadis cantik sexy, tentu saja membuat orang-orang berpikir sesuatu yang sulit.'Pelakor'Evelyn memang buta? dirinya tahu bahwa James, dalam rumor mengatakan bahwa sedang dekat dengan aktris, model cantik asal Thailand. Ya tentu sekarang langsung diserang.Lihatlah di ujung kantin banyak wanita yang dengan sengaja berjalan bolak balik demi mendapatkan photo James, Evelyn berharap tak ada dirinya. Dan sekarang Lihatlah, makan siang berasa makan di depan umum.'apa dia merasa, nyaman?' nyaman darimana? lebih ke rasa darurat, terima apa arah buaya darat. Ya Evelyn makan dengan begitu patut dan diam."Emmm...pak James, pak Jake. bagaimana kalau saya keluar terlebih dahulu dan kembali ke keruangan saya, jika nanti ingin membahas tentang proyek itu, anda bisa menghubungi saya" tanpa menunggu jawaban james langsung pergi dengan berburu buru dan membuat 2 orang itu
"Terima kasih, sudah mengantarku, ini sangat merepotkanmu" Saga tersenyum dengan ramah dan berkata "Tidak masalah, karena mobilmu masih kantor, sebagai pria tentu tak baik membiarkan gadis cantik pulang sendiri"Gadis cantikkkkk! woylah mana hp, mana hp buat rekam! di puji donggg, boleh gk di ulang?emang siaran radio apa, ada siaran ulang!Saga yang melihat Evelyn hanya terdiam yang menatapnya tak tahan untuk bertanya lagi "bagaimana kalau, besok aku mengantarmu?" tawar saga.Apa harus nolak? kesempatan tidak akan datang 2 kali kan? orang bodoh yang akan melakukannya. dirinya tak bodoh, mana mungkin mensia siakan kesempatan emas ini.Evelyn menganggukan dengan senyum lebar "Baiklah kalau itu tidak merepotkan mu! em, apa kamu tidak mau mampir?!" Saga hanya menanggapi dengan menggelengkan kepala.saga tahu bahwa, Evelyn ingin sekali dirinya mampir tapi timeing nya sekarang kurang tepat, bagaimana bisa masuk kerumah wanita jam 10 malam, Yang bisa aja ia akan jadi sasaran omelan orang r
Sebenarnya tak ada yang tahu itu kapan cinta mulai muncul dan kapan orang lain muncul sifat obsession terhadap seseorang, tidak ada yang tahu. Hanya mengikuti alur sesuai porosnya kehidupan.Itu yang dirasakan James Rockefaller, entah bagaimana bisa tertarik Evelyn yang jika dilihat lihat biasa aja tuh......Saat Evelyn lagi senang senangnya di tengah kasur, dengan berguling guling manja. Tiba-tiba terdengar suara notifikasi pesan di handphonenya, awalnya di pikir saga. jadi langsung buka handphone dengan extra senang, tapi wajah Evelyn langsung di tekuk. 'Bos sialan!' 'selamat malam, Sekretaris ev. saya Jake hanya ingin mengingatkan untuk besok hari, harus menyiapkan keperluan pak james. dari sarapan, baju hingga berkas yang di ruang kerjanya'.'besok saya jemput jam 7.00 semoga Sekretaris ev tidak lupa dengan pekerjaan anda, hanya sekian pemberitahuan saya, maaf jika menganggu' Jelas! sangat menganggu dan merusak mood dalam seketika. apalagi rencana besok bersama saga langsung
Beberapa menit kemudian, Evelyn tak ingin membuang waktu, langsung bergegas ke dapur untuk membuat sarapan, sialnya lagi adalah Ia tidak boleh dibantu oleh para pelayan. Seorang gadis cantik, disuruh masak sendiri. sebenarnya bukan apa-apa tapi Evelyn benci kesendirian dan keheningan. sebenarnya jika memang tidak diperkenankan membantu setidaknya bisa menemaninya untuk mengobrol, kan! klak Evelyn memotong sayuran dengan kasar dan membuat orang melihat kearahnya, Evelyn tak menyadari dan hanya mengdumel dengan diam diam. "Sudah selesai?" tiba-tiba suara terdengar dan membuat Evelyn kelabakan mendengar suara milik orang yang sangat menyebalkan. "ahhh-h Pak james...sudah pak! ini salad sayurnya!" Evelyn langsung meletakan salad sayur dengan beberapa ada tomat ceri. James melihatnya langsung duduk, Evelyn tetap setia berdiri dari tadi dan lalu berkata dengan suara pelan "Duduklah, apa kau sudah sarapan?" Apa ini hanya perasaannya atau bagaimana tapi entahlah. dirinya merasa
Saat ini Evelyn sudah masuk dalam ruangannya, duduk kursi kebesarannya dengan memutar mutar kursinya dengan senang, akhirnya bisa lepas dari tatapan maut bosnya itu. Tapi ketenangannya tak berlangsung lama, ada suara ketukan pintu dan berkata "Masuk" Katanya dengan sembari merapikan bajunya, takutnya ada orang dari departemen lain, tapi orang yang baru saja di temui tadi pagi, Jake.dikit agak kesal, ya gimana lagi. Evelyn menghela nafas dengan kasar, entah kenapa merasa kalau kedatangan seorang Jake tak ada tanda tanda baik untuk baginya, sekarang dan selamanya. Jake melihat Evelyn merengut dan menghela nafas panjang sempat berpikir apakah mood wanita bagaikan rollercoaster yang naik turun tak menentu, wanita memang sulit ditebak. "Pak Jake...Ada keperluan apa?" tanya dengan sopan. "Pak James menyuruhmu ke ruangannya dan bawa keperluan sekretaris" ucapnya lalu pergi meninggalkan Evelyn terdiam. Apa tadi? sungguh aneh dan mengherankan, biasanya bossnya itu menghubungi lewa
Evelyn duduk di meja yang satu ruangan, ya bisa dibilang saling berhadapan tapi, sayangnya James sangat sibuk dengan dokumen dokumen itu. entah itu benar sibuk atau akting sok sibuk doang. Saat ini sedang mencerna apa yang telah didengarnya dan mengkagetkan, adalah 'bosku penyelamatku' kalau boleh ketawa sekarang juga udah dari tadi, gilakk.yang benar aja..... Jam terus maju dan waktu sekarang sudah mengijak jam 12.05 waktunya makan siang, Evelyn ingin beranjak membawa tasnya dan tiba-tiba ada suara menahan pergerakannya. "Ingin kemana?" "Ini sudah jam makan siang pak, aku ingin kekantin!" jawabnya dengan sopan. "Benarkah?" Lalu James langsung melihat jam tangannya di tangan kirinya. memang sudah jam makan siang, lalu meraih handphonenya seperti mengirim pesan dan meletakkan di mejanya. Terus aku ngapain disini? nunggu komando buat makan bareng gitu? kepedean lo ly, modelan kayak nih orang tuh, gk mungkin suka kyk lo yang bener aja... Evelyn tak basa basi lagi ingin