Beranda / CEO / Rahasia Hati Mr. Ceo / Bab 2 : HRD Laknat

Share

Bab 2 : HRD Laknat

Drttt

Drttt

Handphone Evelyn berbunyi di atas nangkas dan membuat si cantik dengan balutan selimut yang hangat harus terbangun. Evelyn langsung meraih Handphonenya dengan mata yang tak tertutup lalu melihat jam, sungguh dirinya masih ingin tidur sebentar. apa boleh?

'06.00'

"ahhh masih pagi...Apaaaa! aku akan telat!"

tiba-tiba Evelyn langsung tersadar dengan jiwa jiwanya yang terkumpul dengan waktu yang cepat hingga langsung menuju kamar mandinya, secepat kilat.

15 menit kemudian...

Clekk

suara pintu kamar mandi terbuka, tetapi biasanya dibuka dengan lembut kini penuh dengan tenaga, serta Evelyn langsung masuk kearah ruangan pakaiannya dengan cara berlari. Disana tersusun rapi dari baju formal, dres mini, gaun, baju tidur, jam, kalung hingga sepatu hils.

Evelyn dengan cepat mengambil baju sekiranya cocok dengan posisi seorang sekretaris ceo. Ia memilih kemeja berwarna kecoklatan, dengan di padukan rok berwarna hitam, jam tangan berwarna coklat dan menggenakan hils berwarna hitam 5cm sesuai standar seorang pekerja.

Kemudian langsung ke meja rias, memakai cushion secara tipis, kontur, bluson eyeshadow yang tipis dengan warna coklat, serta memakai lipstik berwarna pink yang sederhana. Tak lupa menyisir rambut dengan di hairspray, modelnya di urai dan tak lupa memakai parfum dari Chanel yang terkesan baunya ringan tak terlalu setrong alias mewah.

.....

6.50

Sedangkan di ruang tampak semua anggota sudah berkumpul di meja makan yang besar, dengan makanan yang tersusun rapi, tak ada suara mengobrol sama sekali hanya ada kata 'hening' hingga suara langkah kaki, terdengar turun tangga dengan buru hingga semua pandangan tertuju ke sana.

"Sayang ada apa?" ungkap sang mama heran dengan putrinya turun dengan begitu tergesa gesa dari raut wajahnya yang lumayan panik.

"lyn...apa terjadi sesuatu?" tanya Keano yang sudah rapi memakai jas begitupun dengan 2 laki laki lainnya sudah sangat rapi. tapi tetap khawatir dengan sang adik.

"Ma, Pah dan para kakak kuh, aku tidak sarapan! Lyn harus sampe kantor jam 7.30 ke ruangan HRD!" kata Evelyn berdiri di dekat sang ibu lalu langsung mencium ibunya, ayahnya dan ketiga kakaknya dengan cepat. langsung berlari keluar rumah dengan tas yang dibawanya.

"Lynn...bagaimana kalau bawa bekal?" ibunya teriak dan di jawab "Tidak usah, aku bisa membelinya di go - food!" teriak Evelyn dengan penuh rasa tergesa gesa.

Ibu Evelyn hanya bisa menghembuskan nafas yang berat dan menatap ke 3 putranya yang tak berbeda dengan dirinya yang begitu khawatir anak perempuan satu satunya.

"Wiliam, kamu kan kerja dengan perusahaan sama dengan adikmu. tolong jaga adikmu dan jangan sampai di ganggu pekerjaan lain di sana!" pinta sang ibu dengan kembaran Evelyn.

"Tentu ma, hanya saja kita beda departemen tapi aku yakin Lynn akan baik-baik saja" Wiliam meyakinkan sang ibu, jangan berpikir dengan berlebihan.

Sebenarnya masih ragu tapi melihat sang anaknya begitu yakin, ia hanya bisa menganggukan kepala dengan ringan.

William bekerja di bagian direktur Pemasaran, awalnya juga hanya di terima karyawan bisa. namun, dengan kinerjanya begitu luar biasa dan ide idenya dalam memasarkan begitu berlian dan di akui akan kemampuannya, dan mendapatkan posisi manajer pada awalnya hingga kini jadi direktur pemasaran. Tentu saja ruangan Wiliam akan berbeda dengan sang adik yang akan di dekat ruangan sang bos, arogan.

ini di sebut jenjang karier

Sedangkan di jalan raya yang padat, Evelyn penuh dengan rasa gugupnya ia menyetir mobil dengan kecepatan lumayan tinggi bagian tinggi bagi seorang perempuan.

'Semoga aku tidak telat!'

......

Sedangkan di ruang Ceo

Di balik pintu kaca yang berkilauan, James Rockefaller, CEO perusahaan multinasional terkemuka, yang dikenal dengan gila kerja tanpa henti. lihat saja sekarang baru jam 7.20 sudah sampai di kantor dan duduk di kursi kebesarannya itu, apa ini yang dinamakan 'terlalu semangat dalam bekerja?'

James duduk di meja kerjanya yang besar, setelan jasnya yang rapi terlihat serasi dengan kursi kulit sawo matangnya. Ia membuka dokumen yang tertera 'Laporan Keuangan Kuartal I' James meninjau laporan keuangan kuartalan, alisnya berkerut saat ia fokus pada angka-angka.

"Jake..." tiba-tiba suara James yang membuat memecahkan keheningan dan membuat sang assistant Ceo.

Memakai kemeja Hijau kehitaman, dasi berwarna hitam dengan memakai celana hitam, rambutnya tersisir halus, mata abu abunya bersinar dengan proposal wajah yang memikat, tipe tipe wajah Green Flag.

Jake jadi takut, laporan yang ia bawa salah lagi, soalnya kemarin kemarin juga gitu? apa perlu ganti karyawan lagi?

"Ada apa pak? ada yang salah?" kata Jake mendekat ke meja james dan meletakkan beberapa dokumen di atasnya. "Laporan untuk rapat pemegang saham besok, Pak?" katanya dengan suara rendah yang Jake bawa dan di serahkan ke atas meja bosnya itu.

"Bukan itu maksudku!" ungkap James dengan langsung meletakan dokumen keuangan dan menatap arah sang asistennya dengan lekat dan akhirnya Jake tahu maksudnya dengan bergumam bibirnya membulat huruf O, sangat konyol tingkah Jake.

"Nona Morgan mungkin sekarang sudah dalam perjalanannya!" ucap Jake yang melihat jam tangannya dan James menganggukan kepalanya. "Apa dia akan telat?"

Sebenarnya Jake tak mengerti kenapa bos serta sahabatnya itu begitu memperhatikan gadis itu. bahkan menjadikan sebagai sekretaris utama, walaupun pernah menjabat seorang direktur di perusahaan orangtuanya. Tapi beda job desk dengan sekretaris yang memiliki ribuan tugas, apa akan sanggup menghadapi bos seperti James ini? yang sulit di layani dan di puaskan.

"James....kenapa kamu begitu khawatir dengannya?!" Ucap Jake menggunakan kata non formal dan biasanya jika Jake mengatakan seperti ini ia penasaran dengan sesuatu.

mendengar pertanyaan Jake membuat James kelabakan karena belum siap menceritakan, takutnya sahabatnya akan berpikir bahwa dirinya tak bisa move on, ya mau di taruh mana mukanya? ya gengsi James emang selangit.

"Jika waktunya sudah tiba, pasti aku ceritakan, Jake!" ucap James setenang mungkin agar dirinya di curigai sahabatnya dan Jake melihat sahabatnya sebenarnya penasaran tapi memutuskan mengabaikannya, sangat tidak penting.

"Dia orang yang sangat tepat waktu dalam soal ketepatan waktu, biar kau tenang aku akan mencarinya di ruang HRD, soalnya aku lupa memberi tahu pihak sana, akan kedatangan seorang sekretaris!" ucap Jake dengan sengaja dan ingin tahu respon sahabatnya akan seperti apa.

"Maka kamu cepat!" ucap James dan tanpa sengaja seperti mengusir sang sahabatnya. Membuat Jake tersenyum sinis yang telah mengerti bahwa perasaana pada nona Evelyn masih sama.

"Baiklah....aku akan menemui pujaan hatimu itu!" ucap Jake penuh dengan rasa mengejek dan membuat James tertegun mendengar perkataan sahabatnya yang sudah keluar dari ruangan.

'apa sejelas itu? tunggu dulu....apakah Jake tadi sengaja memancing ku? atau dia sudah ada keraguan sejak awal? bahwa LyLy akan menjadi sekretaris ku? tapi itu rasanya tidak mungkin!' batinnya penuh dengan rasa bingung.

LyLy adalah nama panggilan pada Evelyn khusus dari James.

......

Sedangkan di sisi Evelyn memarkinkan mobilnya dengan segera dan masuk ke lift dengan arahan satpam menuju keruangan manajer HRD, selama dalam lift Evelyn membenarkan cara berpakainnya yang sekira sudah rapi dan bertepatan waktu suara lift berbunyi hingga membuat pintu terbuka.

"oke! aku pasti bisa!" Evelyn menyemangati diri sendiri.

Dan sekarang sedang menyusuri lorong dan mencari ruangan Manajer HRD dengan begitu terburu buru, melihat kanan kiri tak menemukan, hingga Evelyn terpacu oleh waktu.

"Ahhh itu dia!" ungkapnya penuh rasa senang dan sudah berada depan pintu masuk, Evelyn mengambil nafas dengan rakusnya lalu mengetuk pintu depan perlahan dan sesopan mungkin.

"Masuk!" Lalu Evelyn masuk dan mendapati wanita masih muda berfokus pada komputernya dengan mengenakan kacamata, di mejanya ada papan nama.

'Silvia Alnderman, Manajer HRD'.

"Selamat Pagi, Bu!" ucap Evelyn masuk dengan menundukkan kepalanya.

Silvia melihat seorang gadis muda masuk yang berpakaian begitu menggoda membuatnya menaikan alisnya ke atasnya, apakah gadis kecil ini datang menemuinya untuk masuk keruangan bosnya menyanar jadi sekretaris utama?

"Kamu siapa?!"

"Jika kamu orang yang menyamar jadi sekretaris, dengan alasan sudah di terima, maka silakan keluar! di belakang ada pintu keluar, Jalang!" kata Silvia yang pedas membuat rasanya di dalam hati Evelyn tertusuk dengan ribuan kaca.

mendengar kata 'Jalang' membuat Evelyn rasanya terhina, tapi sekarang bukan waktunya marah marah akan tetapi harus setenang mungkin, amarah tak menyelesaikan semuanya.

"Say-..."

Breakkk

"Aku Bilang keluar brengsek!" teriak sang manajer yang memotong perkataan Evelyn dengan langsung berdiri dengan penuh emosi.

"Perusahaan Faller Company tidak menerima jalang sepertimu!" Sambungnya dengan menujuk tangannya ke arah Evelyn, dengan tatapan tajam seperti pisau yang ingin membunuh musuhnya.

'Tahan - tahan! abaikan pertakataan manajer sialan ini, tujuanku bekerja bukan marah - marah, jadi Ev. kamu harus tenang' gerutu Evelyn mencoba menenangkan dirinya.

tapi manajer HRD ini sepertinya tidak bisa di ajak bicara baik-baik dan bagaimana lagi. Evelyn mencoba menjelaskan tapi apa sekarang, benar-benar karyawan tidak kompeten dan tak mau ngalah (egois).

Silvia melihat gadis muda ini sepertinya sedang menahan emosi tapi ia tak peduli dengan semuanya. Silvia hanya tahu, jika ada wanita yang menyukai Tuan James maka itu adalah musuhnya.

"Apa aku salah bicara?" ucapnya dengan kata kata polos dan lugu, jelas jelas sedang menantang kesabaran Evelyn, menyebalkan! Ia tak peduli lagi!

"Sialan kau!!!" emosi Evelyn memuncak dan pada dasarnya memang dirinya gampang emosi tapi juga sangat galak.

"Berhentiii!"

Deg

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status