Sedangkan dalam kantin menjadi begitu berisik seketika, saat mendengar bahwa CEO perusahaan Feller makan di kantin. yang membawa gadis cantik sexy, tentu saja membuat orang-orang berpikir sesuatu yang sulit.
'Pelakor' Evelyn memang buta? dirinya tahu bahwa James, dalam rumor mengatakan bahwa sedang dekat dengan aktris, model cantik asal Thailand. Ya tentu sekarang langsung diserang. Lihatlah di ujung kantin banyak wanita yang dengan sengaja berjalan bolak balik demi mendapatkan photo James, Evelyn berharap tak ada dirinya. Dan sekarang Lihatlah, makan siang berasa makan di depan umum. 'apa dia merasa, nyaman?' nyaman darimana? lebih ke rasa darurat, terima apa arah buaya darat. Ya Evelyn makan dengan begitu patut dan diam. "Emmm...pak James, pak Jake. bagaimana kalau saya keluar terlebih dahulu dan kembali ke keruangan saya, jika nanti ingin membahas tentang proyek itu, anda bisa menghubungi saya" tanpa menunggu jawaban james langsung pergi dengan berburu buru dan membuat 2 orang itu saling menatap. Tak ada suara apapun lagi, James segara pergi keruangan namun terhenti dan berkata "Apa kalian begitu senggang? apa perlu saya menambah pekerjaan kalian? sepertinya saya terlalu masih belum memberikan pekerjaan yang banyak!" ucap James dengan ketus kepada karyawannya sengaja berjalan. Dengan secepat kilat karyawan itu meninggalkan tempat, langsung sepi ruangan kantin. benar-benar menyebalkan, sungguh sebenarnya ingin ber lama lama di sini bersama Evelyn, tapi apa sekarang. ia ditinggal olehnya, sangat kebalik kan? Sedangkan di ruangan Sekretaris Utama Tiba-tiba suara handphone berbunyi, menandakan pesan masuk. yang terlihat nama pengirim pesan. 'My Future husband' Evelyn langsung tersenyum bahagia mendapatkan pesan itu. My Future Husband : Ev, aku setuju malam ini, aku akan menjemputmu di kantor mu nanti. Membaca pesan itu langsung membuat Seorang Evelyn yang tak tersentuh, langsung bahagia dan ingin saja rasanya meloncat saking bahagianya. apakah ia termasuk kategori orang gila karena cinta. ku pikir benar Orang yang di sukainya selama 10 tahun, Sagara. Bayangkan saja, Evelyn bertaruh dengan dirinya sendiri mencoba mendekati dan mengajak nonton bioskop!!! siapa sangka langsung di setujui Bagaimana? apa harus gimana? dimana make upku Evelyn : Sekarang aku kerja di Faller Company, jemput waktu pulang kerja kantor, aku menunggu mu di lobi. "Omg langsung dibaca!!! apakah tuhan sedang berpihak padaku?!!! hahah" Ucap Evelyn dengan tertawa geli pada dirinya sendiri yang merasa gila karena cinta. My future Husband : Baiklah... "Baiklah, Evelyn cepat selesai kan dan cepat pergi kecan! dengan priamu itu!" gumam Evelyn yang menyemangati diri sendiri. ..... Waktu berlalu dengan cepat, kini sudah menujukan pukul '17.10' langsung saja Evelyn membersihkan meja dan mematikan komputernya. tapi saat ingin segara pergi ada suara pintu terbuka, itulah adalah James. 'Kenapa dia datang? apa ada sesuatu lagi?' sungguh dan sangat berharap bahwa jika bosnya itu tidak memberikan tugas lagi, karena benar benar ingin pergi dengan crushnya. "Apa yang bisa saya bantu, pak James?" ucap Evelyn dengan sesopan mungkin. "Kau ingin pulang? bagaimana kalau kita bareng?" tawar nya. Evelyn tersentak, kaget. bagaimana tidak, kenapa bahwa ia merasa bosnya jauh ekspetasi dari semua rumor yang berada, tiba-tiba memberikan tawaran pulang bersama, merasa sedang fase hubungan pdkt, tapi tak mungkin. tapi sekarang ia harusnya bersikap egois dan mementingkan seseorang yang jauh lebih penting, daripada bosnya yang sekarang menatapnya dengan sangat sulit di artikan. benar benar aneh!. Tiba-tiba handphone Evelyn bergetar, saga sudah menghubunginya lagi sebagai tanda pasti sudah sampe di depan dan tengah menunggunya. "Sebelumnya maaf pak, saya tidak bisa mengecewakan teman saya, saya sudah di jemput oleh teman saya untuk menonton bioskop, bersama!" jawab Evelyn sesopan mungkin. James mengkerutkan dahinya 'Apakah ini penolakan? bisa bisanya diriku ditolak dengan mudah dan diluaran sana banyak yang ingin bermalam denganku' Sebenarnya Evelyn tak berniat menolak bosnya karena sama saja membahayakan dirinya, karena bisa saja akan mudah tersinggung penolakan. penguasa bisnis tak sedikit, sangat tidak terima dengan rasa penolakan. Sepertinya juga berlaku dengan James Rockefaller juga. Mendengar itu ekspresi dan suasana hati berubah dengan cepat, setelah mendengar perkataan Evelyn. ingin menonton, tentu saja ia tak senang apalagi rasanya ada hawa panas dalam dadanya tapi mencoba memahannya. "Ah Baiklah! jadi nikmati malammu!" ucapnya pergi dengan mengepalkan tangannya di balik jasnya. "Aku pikir bosku akan menyulitkan ku, sepertinya dia tidak seburuk itu?" Lalu segera pergi. beberapa menit kemudian... "Oh jadi dia katamu 'temanmu'? ternyata pria yang kamu cintai selama 10 tahun! kamu masih belum melupakannya! sepertinya aku harus buru buru melebelimu jadi kata 'milikku' tunggu saja! pasti akan datang momen itu" gumamnya dengan melihat kedepan seringai di bibirnya. sedangkan Evelyn yang masuk dalam mobil Saga merasa di belakangnya rasa hawa dingin yang tajam. tapi tak menghiraukan hanya tersenyum dengan menatap wajah saga dan begitupun dengan saga. "Kita mau nonton dimana?" tanya Evelyn di sela sela keheningan dalam mobil "Di Mall Wellington, ku dengar studio bioskopnya cukup bagus dan lengkap" ucap saga yang menyerahkan selembar brosur pada Evelyn hanya menganggukan kepala. sebenarnya sangat terkejut mendengar itu. bagaimana tidak, bahwa mendapatkan hal yang tak diduganya. Pria impiannya sampai menyimpan brosur kepadanya, sungguh sweet sekalihhhh. Mobil pajero milik sagara membelah jalan gelap dengan lampu penerang jalan yang kuning, sangat sepi jalan sekarang dan tanpa mereka sadari ada mobil BMW putih mengikuti mereka sendari dari tadi. ..... "Kamu duduk dulu, sebentar lagi aku akan kembali!" rasanya sangat aneh, kenapa rasanya sedang di mata matai ? Evelyn berulang kali melihat kanan dan kiri, hanya ada pengunjung biasa. tapi kenapa rasanya seperti di bantutin, yang benar saja. semoga ini hanya perasaannya saja. Benar-benar, rasanya tidak nyaman. Beberapa menit kemudian... Tiba-tiba saat Evelyn tengah asik membaca novel story oncea depths, yang mengisahkan tentang gadis tanpa identitas terdampar dan hampir mati di laut, untung saja ada pria baik hati menolongnya. "Dingin!" kaget Ternyata saga tersenyum dan segaja menempelkan minuman di pipi Evelyn, lihatlah Saga sangat puas melihat wajah Evelyn yang kaget dan duduk sebelah Evelyn lalu meneyarahkan minuman dingin soda. "Maaf mengkagetkan mu" "sepertinya kamu sudah merencanakannya, huh!" sontak saga langsung tertawa mendengar itu. bagaimana tidak merencanakan, saat Evelyn sedang fokus handphone nya. terlihat sangat menggemaskan, tak tahan jika tak menganggunya, salahkan saja dirimu Evelyn, kenapa ada mahkluk yang begitu menggemaskan dan mempesona dalam waktu bersamaan. Saga menyukai Evelyn? jawabannya iya. tak jauh dari sana ada pria memakai pakaian serba hitam, memakai topi hitam dan masker hitam menggeram tangannya. siapa lagi kalau bukan James, tapi tenang dia tidak sendiri. tentu saja bersama dengan Jake, sang sahabatnya. Jake beneran deh muak Ada rasa panas menjalar di dalam tubuh James, melihat kebersamaan Evelyn dan Saga. rasanya ingin menculik Evelyn saja dan mengurungnya yang hanya bisa dirinya yang melihat. cemburu? tentu! James sangat cemburu! pria mana yang mau, orang yang di cintainya tertawa dan tersenyum pada pria lain. bagaimana dengannya? bagaikan tubuh tanpa jiwa. sangat menyebalkan.... Evelyn tunggu saja... bersambung..."Terima kasih, sudah mengantarku, ini sangat merepotkanmu" Saga tersenyum dengan ramah dan berkata "Tidak masalah, karena mobilmu masih kantor, sebagai pria tentu tak baik membiarkan gadis cantik pulang sendiri"Gadis cantikkkkk! woylah mana hp, mana hp buat rekam! di puji donggg, boleh gk di ulang?emang siaran radio apa, ada siaran ulang!Saga yang melihat Evelyn hanya terdiam yang menatapnya tak tahan untuk bertanya lagi "bagaimana kalau, besok aku mengantarmu?" tawar saga.Apa harus nolak? kesempatan tidak akan datang 2 kali kan? orang bodoh yang akan melakukannya. dirinya tak bodoh, mana mungkin mensia siakan kesempatan emas ini.Evelyn menganggukan dengan senyum lebar "Baiklah kalau itu tidak merepotkan mu! em, apa kamu tidak mau mampir?!" Saga hanya menanggapi dengan menggelengkan kepala.saga tahu bahwa, Evelyn ingin sekali dirinya mampir tapi timeing nya sekarang kurang tepat, bagaimana bisa masuk kerumah wanita jam 10 malam, Yang bisa aja ia akan jadi sasaran omelan orang r
Sebenarnya tak ada yang tahu itu kapan cinta mulai muncul dan kapan orang lain muncul sifat obsession terhadap seseorang, tidak ada yang tahu. Hanya mengikuti alur sesuai porosnya kehidupan.Itu yang dirasakan James Rockefaller, entah bagaimana bisa tertarik Evelyn yang jika dilihat lihat biasa aja tuh......Saat Evelyn lagi senang senangnya di tengah kasur, dengan berguling guling manja. Tiba-tiba terdengar suara notifikasi pesan di handphonenya, awalnya di pikir saga. jadi langsung buka handphone dengan extra senang, tapi wajah Evelyn langsung di tekuk. 'Bos sialan!' 'selamat malam, Sekretaris ev. saya Jake hanya ingin mengingatkan untuk besok hari, harus menyiapkan keperluan pak james. dari sarapan, baju hingga berkas yang di ruang kerjanya'.'besok saya jemput jam 7.00 semoga Sekretaris ev tidak lupa dengan pekerjaan anda, hanya sekian pemberitahuan saya, maaf jika menganggu' Jelas! sangat menganggu dan merusak mood dalam seketika. apalagi rencana besok bersama saga langsung
Beberapa menit kemudian, Evelyn tak ingin membuang waktu, langsung bergegas ke dapur untuk membuat sarapan, sialnya lagi adalah Ia tidak boleh dibantu oleh para pelayan. Seorang gadis cantik, disuruh masak sendiri. sebenarnya bukan apa-apa tapi Evelyn benci kesendirian dan keheningan. sebenarnya jika memang tidak diperkenankan membantu setidaknya bisa menemaninya untuk mengobrol, kan! klak Evelyn memotong sayuran dengan kasar dan membuat orang melihat kearahnya, Evelyn tak menyadari dan hanya mengdumel dengan diam diam. "Sudah selesai?" tiba-tiba suara terdengar dan membuat Evelyn kelabakan mendengar suara milik orang yang sangat menyebalkan. "ahhh-h Pak james...sudah pak! ini salad sayurnya!" Evelyn langsung meletakan salad sayur dengan beberapa ada tomat ceri. James melihatnya langsung duduk, Evelyn tetap setia berdiri dari tadi dan lalu berkata dengan suara pelan "Duduklah, apa kau sudah sarapan?" Apa ini hanya perasaannya atau bagaimana tapi entahlah. dirinya merasa
Saat ini Evelyn sudah masuk dalam ruangannya, duduk kursi kebesarannya dengan memutar mutar kursinya dengan senang, akhirnya bisa lepas dari tatapan maut bosnya itu. Tapi ketenangannya tak berlangsung lama, ada suara ketukan pintu dan berkata "Masuk" Katanya dengan sembari merapikan bajunya, takutnya ada orang dari departemen lain, tapi orang yang baru saja di temui tadi pagi, Jake.dikit agak kesal, ya gimana lagi. Evelyn menghela nafas dengan kasar, entah kenapa merasa kalau kedatangan seorang Jake tak ada tanda tanda baik untuk baginya, sekarang dan selamanya. Jake melihat Evelyn merengut dan menghela nafas panjang sempat berpikir apakah mood wanita bagaikan rollercoaster yang naik turun tak menentu, wanita memang sulit ditebak. "Pak Jake...Ada keperluan apa?" tanya dengan sopan. "Pak James menyuruhmu ke ruangannya dan bawa keperluan sekretaris" ucapnya lalu pergi meninggalkan Evelyn terdiam. Apa tadi? sungguh aneh dan mengherankan, biasanya bossnya itu menghubungi lewa
Evelyn duduk di meja yang satu ruangan, ya bisa dibilang saling berhadapan tapi, sayangnya James sangat sibuk dengan dokumen dokumen itu. entah itu benar sibuk atau akting sok sibuk doang. Saat ini sedang mencerna apa yang telah didengarnya dan mengkagetkan, adalah 'bosku penyelamatku' kalau boleh ketawa sekarang juga udah dari tadi, gilakk.yang benar aja..... Jam terus maju dan waktu sekarang sudah mengijak jam 12.05 waktunya makan siang, Evelyn ingin beranjak membawa tasnya dan tiba-tiba ada suara menahan pergerakannya. "Ingin kemana?" "Ini sudah jam makan siang pak, aku ingin kekantin!" jawabnya dengan sopan. "Benarkah?" Lalu James langsung melihat jam tangannya di tangan kirinya. memang sudah jam makan siang, lalu meraih handphonenya seperti mengirim pesan dan meletakkan di mejanya. Terus aku ngapain disini? nunggu komando buat makan bareng gitu? kepedean lo ly, modelan kayak nih orang tuh, gk mungkin suka kyk lo yang bener aja... Evelyn tak basa basi lagi ingin
kan cuman keluar negeri itupun 10 hari doang. tapi apa apaan ini dengan barang barang ini? udah kayak pindahan. "Kamu harus bawa semua ini!" ucap sang mama yang membawa barang barang yang memenuhi kamar Evelyn. Evelyn langsung membulatkan mata yang melihat kedatangan barang barang yang tak kalah banyaknya itu. "maaaa...aku hanya keluar negeri bukan untuk nikah keluarga suami! udah enggak enggak!" Ada snack, baju baju yang tidak harus dibawa, perlengkapan kamar mandi dari handuk, sikat gigi dan sebagainya. kalau barang barang mandi kan bisa di hotel ada lengkap, kalau makanan bisa beli disana kenapa repot sekali. Sebenarnya aku agak penasaran, saat keluar negeri dulu aja gak serepot ini. kenapa sekarang keluar sama bosnya begitu ribet. Kristen memandangi putrinya yang membereskan kopernya, bukan apa apa putrinya keluar dengan orang yang menyukai mu, 'nak. mama hanya takut terjadi sesuatu padamu, batin kristin yang sedih. Tanpa disadari sang mama, diriku melihat te
James melihat laptop nya yang berisi dokumen tentang proposal kerjasama dengan fokus, hingga merasa kepala berseder dekatnya dan terdengar dengkuran kecil. James melihat arah Lyly yang ternyata tertidur dengan tanpa sengaja jatuh pada lengannya yang kekar itu, terlihat bulu lentik dengan rona bibir ceri yang menggoda. Menggemaskan. James langsung mengelus rambut Lyly dan menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah indah Lyly. entah seperti ini akan terulang kembali atau tidak, tapi perlu di abadikan. James meraih handphonenya dan memfoto agar menjadi wallpapers agar tiap hari bisa liat tanpa ada rasa bosan. "Tidurlah..." Cup James mengecup di dahinya menandakan sebuah rasa ketulusan, serta perasaan ingin memiliki tapi harus bagaimana tanpa rasa memaksa? Tiba-tiba Lyly memeluk pergelangan tangan James dengan beberapa gumam 'jangan pergi! aku takut' terus mempererat pegangnya dengan mengkerutkan dahi yang menandakan ketidaknyamanan "Aku tidak kemanapun, aku disini be
James membeku mendengar itu. "Ah-ha...anda salam paham, nyonya" jawab ku dengan setenang mungkin tapi dalam otak dan hati ini sudah pengen pindah tempat. Tapi sebelumnya juga sama saga tak pernah merasakan jatung berdetag sekencang ini dan hati yang tak bisa di kontrol. "Panggil saja Kak Asifya, Panggilan nyonya itu tidak cocok" ucapnya yang memperkenalkan diri dan lanjut "Ahhh...ku kira kamu istri pak james yang katanya gila kerja!" bisik Asifya ke arah ku dengan rasa rasa ingin gibah mode on. Walaupun itu bisikan tapi james bisa mendengarnya yang langsung membulatkan matanya dan menatap Adzriel yang tak terima, Adzriel hanya terkekeh dan mencoba menenangkan teman bisnisnya itu. Sedangkan Jake hanya mencibir bosnya dengan mulutnya yang komat kamit 'bagaimana gak gila kerja? banyangkan saja, berangkat kerja jam 6 dan langsung mengerjakan segala hal, apa itu tidak gila kerja dan pantas kaya' James melihat mulut Jake yang bergerak gerak yang seakan sedang mengumpatnya dan Ja
Evelyn duduk di kursi kecil dengan di sekitarnya kain putih menjutai kebawah dengan hembusan angin yang membuatnya berterbangan, dengan bunga bermekaran dan Evelyn menutup matanya sejenak lalu menghiruap bunga disekitar.‘wangi’ batinnya kemudian membuka matanya dengan perlahan hingga didepannya ada james membawa sesuatu di tangannya dengan rangkain bung sekitarnya.Evelyn langsung berdiri depan james yang menatapnya dengan begitu tulus dan penuh rasa cinta dari matanya, evelyn saat itu tujuan kali ini entah sedikit akan goyang mendengarnya.“james…” panggilnya pelan James hanya tersenyum dan melangkah ke arah evelyn lalu memberikan susuatu di tangannya “untukku?” tanya evelyn “buat siapa lagi?” kata james dan eveleny melihat ada 2 kotak di dalam sana.Evelyn langsung membuka 1 kotak berwarna biru tua dan yang berisi sebuah kalung liontin berwarna biru langit yang ada tulisan inisial E. evelyn hanya tersenyum melihat kalung itu dan
James berkaca depan cermin dengan mengenakan pakaian casual, atasan kaos panjang dan celana panjang berwarna hitam.James kemudian menyisir rambut dan memakai lipbam di bibirnya tak lupa menyemprotkan minyak wangi di area yang sulit terjangkau agar bau harumnya tahan lama.toktoktok"masuk" James yang memakai jam yang cocok hari ini dan memilih kendaraan yang cocok kencan untuk hari ini."Tuan anda harus segara pergi" pria tua yang tengah berdiri untuk memperingatkan tuannya agar segara pergi.James hanya menganggukan kepalanya dan langsung menyambar tasnya, lalu meninggalkan kamarnya dan di ekori oleh kepala pelayannya disana.....sedangkan Evelyn yang bercermin, menatap dirinya dengan perasaan campur aduk, harus senang atau sedih.Evelyn mencoba tersenyum depan cermin dengan paksa tapi air matanya langsung berjatuhan tanpa bilang - bilang.tiba-tiba suara notifikasi muncul di handphonenya hingga membuat handphonenya menyala dan memberitahu siapa pengirimannya.My Boy : Babe, aku
Evelyn menjatuhkan tubuhnya di kasur yang telah lama tak ia cumpai, selama beberapa hari. dan saat itu Evelyn selalu berada di dekat James hingga jarang sekali dikasur, sering di sofa atau di karpet.taulah mereka ngapain...tapi saat itu, Evelyn juga tahu kalau james begitu mencintainya hingga hanya bernafsu dengannya saja, tapi tiba-tiba ada pertanyaan ganjil di hatinya.'cinta dan nafsu apakah sama?' batin Evelynkemudian Evelyn langsung meraih Handphonenya itu dan mengetik di web bernama 'gemini ai' yang bisa mempersingkat waktu untuk mencari informasi.dan hasilnya .....Cinta, Nafsu, dan Seks: Bukanlah Hal yang SamaSeringkali, kita cenderung mencampuradukkan ketiga konsep ini, terutama dalam konteks hubungan. Padahal, cinta, nafsu, dan seks memiliki makna yang berbeda dan saling melengkapi.Cinta adalah perasaan mendalam yang melibatkan emosi saling menghormati dan saling menyayangi satu sama lain.Nafsu lebih bersifat fisik dan emosional. Ini adalah dorongan yang kuat, seringk
Di dalam mobil "emm James..." tanya Evelyn yang mengalihkan dirinya dari handphonenya ke James, tiba-tiba sebuah pertanyaan yang aneh terlihat di pikirannnya. Tanpa tahu ini pantas di pertanyaan atau tidak. sedangkan James yang mendengar, kekasihnya tiba-tiba berbicara. yang Sebanarnya dari tadi fokus memainkan beda favoritenya itu. "ummm..." jawab James hanya gumamnya dan fokus menyetir saat itu. yang di mana jalanan hari ini sangat tidak ramah, terlalu ramai. Evelyn mendekati James dengan tiba-tiba, hingga mata mereka bertemu dan itu membuat James kaget sekaligus salting pada waktu bersamaan. sejak kapan kekasihnya itu begitu nempel padanya, bahkan dekat dekat dalam mobil saja harus ada perang bacot dulu. "K-kenapa melihat ku gitu, sayang?!" Tanya james dan jujur saja agak gugup saat itu. dan mencoba menfokuskan pandangan ke depan. Evelyn langsung menjauh James dan duduk dengan santai. 'perlu tidak bilang yang itu?! kalau bilang, nanti dia kepedaan lagi' batin Evelyn yang teng
Mixuel saat ingin mengejar istrinya tiba-tiba terhenti, mendengar pintu utama di dobrak hingga terpampang nyata ada wanita dengan pakainya yang sexy menatap dengan aura pembunuh. 'siapa lagi?!' batin Mixuel langsung berbalik badan. saat melihat sorotan mata yang ia kenali langsung menelan ludahnya dengan kasar dan merasa meringis di waktu ini. James dan Evelyn melihat respon Mixuel yang tak takut apapun, bisa muncul ekspresi yang seperti menatap hantu. lalu ikut melihat arah ke arah pintu dan ... "Mixuel!!!!" teriak seorang gadis yang datang penuh bara api hijau dari neraka, bisa membakar apapun yang ia ingin 'Mixwell terkutuk lah kau! pasti kau cari gara - gara dengan monster betina ini, 'kan?' batin Mixuel yang tanpa sadar memundurkan langkahnya. "Lisaa, itukah kamu?!" tiba-tiba Evelyn bersuara Benar itu Lisa, kemudian aura amaran tadi tiba-tiba padam saat mendengar suara saudaranya yang sudah di culik om om hin
Di ruang makan Mixuel fokus arah buku dengan begitu tenang tanpa mengeluarkan aura dingin permusuhan. hal seperti jarang sekali terjadi. "ada apa dengan Tuan muda hari ini?" tanya maid disana "Memang kenapa?" "emmm, biasanya Tuan muda lebih suka makan siang diluar, dari pada di rumah bukan? bahkan sepertinya sedang menunggu dan Tuan tak suka menunggu!" tanyanya lagi. bibi Amel yang di sampingnya hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya dengan gemas sendiri, mendengar celotehan anak gadis yang bekerja disini baru setengah tahun itu, memang benar tapi, kan ada alasannya. Tuan muda sudah menemukan gadis yang dulu pernah menolongnya dan jatuh cinta pandangan pertama, hingga sekarang kebiasaan harus berubah hanya orang spesial. Bibi Amel adalah ibu asuh Mixuel dan tahu akan cerita balik sifat yang kejam dari Tuan mudanya yang sudah dianggap anaknya sendiri. "Kau benar-benar tak tahu?" tanya wanita tua
"Cantik " kata Evelyn yang takjub dan langsung berdiri mendekat arah kunang kunang hingga menghinghap di jarinya. "Cantiknya sepertimu!" Balas James dengan sekitar kunang kunang bertebangan. sedangkan di balik dinding yang menjulang tinggi ada 2 pria yang mencibir dan itu adalah sahabat James sendiri, kevin dan alvin. yang sudah bersahabat lebih dari 7 tahun lamanya. "Cih liat, yang romantis siapa, yang susah siapa?" kata kevin yang terkenal cerewet. alvin lama - lama merasa punya sahabat cewe deh, cerewetnya minta ampun. kalau beneran cewe udah tipe tipe cerewet dan gak bisa diam pasti. "bisa diam gak!" kata alvin yang terdengar muak. kevin langsung menutup mulutnya, dari nada bicara alvin mengatakan bahwa udah muak dengerin ocehannya? perasaan juga gak cerewet kan, hanya bilang ini dan 'kayaknya emang banyak bicara deh! udah Sekarang diam aja...tapi...gak bisa!' batin kevin yang diam gitu, gak kevin banget. Alvin yang memejamkan mata dan merasakan sahabatnya sudah tidak b
Di dalam ruangan gelap Victoria mengijakkan kakinya memasuki ruangan yang yang gelap, tapi ada obor api yang menyela sekitar tempat, air yang menetes dan bau darah yang kental. Victoria masuk dengan menelan salvina dengan kasar, suasana disini begitu mengerikan dan tanpa sengaja melihat jeruji besi berisi binatang beracun, ia langsung tersontak mendengarnya "Nona kemarilah...Tuan kami sudah menunggu ruangannya" seorang laki laki tua yang tiba-tiba muncul dan membuat Victoria jantungan. "B-baik..." Victoria memandangi laki laki itu dengan sambil berjalan mengikuti langkahnya dengan sedikit gelisah di dalam hatinya. tiba-tiba terdengar suara jeritan yang begitu pilu. "akhhhh....tolonglah...berhentiiii...mohon ampun tuannnn" suara jeritan wanita yang begitu pilu dan begitu menyesakan baginya. tok tok "Tuan...Nona Victoria datang!" teriak laki laki tua itu tanpa takut sedikitpun. "Baiklah...tunggu sebentar!" kata seorang laki laki terdengar berat. Victoria tertegun
tapi saat jake ingin mengatakan sesuatu tiba-tiba ada yang masuk tanpa permisi yang mereka kira itu Evelyn tapi beda lagi, orang yang mereka malas bertemu tentu saja Victoria yang hal perlu di ingat Sebanarnya. "Datang itu bilang bilang!" kata Jake yang pasti mode julitnya dan of course memang gak suka sama Victoria yang lagak sok bisa. "James" suaranya terdengar manja tapi terkesan di buat buat dan bahkan menggunakan pakaian yang kata orang kurang bahan hingga terlihat payudaranya. ..... "James aku-...." Evelyn masuk begitu saja tapi saat masuk malah melihat sang kekasih bermesaraan dengan wanita lain, yang membuat marah adalah ada benda merah di leher James. Apa apaan ini. Tiba-tiba James melihat kedatangan Evelyn membulatkan matanya dam langsung menyingkirkan Victoria di pangkuannya. "Brengsek!" umpat Evelyn yang merasa dadanya sakit dan sebanarnya ingin memberikan hadiah ulang tahun tapi hadiahnya ia lempar sembarang tempat. Evelyn lari dan James ingin mengikuti ta