Share

Bab 9

"Tadi terbangun, jadi hilang ngantuknya. Mas bingung mau ngapain, mending ngobrol sama pak Sugeng. Lagian belum terlalu larut." Alasan Mas Mondi cukup masuk di akal. Tak ada alasan untuk curiga.

Astaghfirullah. Kenapa aku curiga sama suamiku? Atas dasar apa?

"Kamu kenapa bangun?" tanyanya.

"Terbangun juga. Aku …." Apa sebaiknya aku cerita saja ya, sama Mas Mondi tentang mimpiku.

"Mas, aku mimpi buruk banget." Aku mulai menceritakan mimpiku.

"Mimpi apa?"

"Aku melihat ibu."

"Ibu kamu?"

"Iya." Aku merasa yakin, wanita yang ada di dalam mimpiku adalah Ibu.

Walau aku hanya mengenal wajahnya lewat foto, tapi wajah itu terus aku ingat di dalam kepalaku. Aku sebenarnya mirip dengan Ibu, tapi jauh lebih cantik Ibu. Aku harus akui itu. Wajah Ibu identik sekali dengan keayuan wanita Jawa, walau dia asli kelahiran Sumatra.

"Aku melihat ibu bunuh diri dengan memotong nadinya sendiri," kataku dengan serius.

"Apa ibu meninggal bunuh diri?" tanya Mas Mondi.

"Kata ayah, ibu meninggal karena s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status