Share

BLACK ECLIPS

Author: TantriMariana
last update Last Updated: 2024-07-10 06:53:25

Seorang pria dengan setelan jaket kulit dan celana jeans hitam memasuki sebuah bangunan mirip rumah namun kesan mengerikan begitu kentara dirasakan.

Black Eclips memiliki arti sebagai gerhana hitam. Persis seperti namanya, kelompok ini bergerak layaknya hewan nokturnal, mereka lebih suka bergerak kala malam datang hingga keesokan paginya mereka berubah menjadi orang biasa. Gerhana tampak indah jika dilihat dengan bantuan saat menyaksikannya namun berbahaya apabila dilihat hanya dari satu sisi yang salah. Seperti itulah Black Eclips ini berdiri. Mereka akan baik apabila tak ada musuh dan mereka akan kejam apabila ada yang berusaha merusak teritorialnya.

 Siapa sangka kelompok yang terlihat besar ini nyatanya adalah gembong mafia yang menguasai kawasan Asia. Kekuasaannya hampir setara dengan gembong mafia besar seperti The Devil yang dipegang oleh keturunannya yang ke empat, Don Alfonzo Renzuis di tanah Sisilia, Italia. Namun perbedaannya adalah, The Devil lebih memiliki sifat manusiawi, namun Black Eclips tidak. Mereka akan bergerak menyingkirkan siapapun yang berusaha menghalangi jalannya, mereka tak segan-segan membunuh, menyiksa dan melakukan kejahatan, seperti mencuri bongkahan berlian dan batu-batu kuno yang harganya triliunan di luar sana. Namun hebatnya, mereka sama sekali tak terendus polisi.

Mereka, Black Eclips adalah gembong mafia yang baru di dirikan selama 8 tahun yang lalu, namun mereka mampu menguasai seluruh kawasan Asia bahkan hampir ke Australia. Pemimpinnya yang tak memiliki rasa belas kasihan pada musuh, Christian Xander. Berhasil membuat nama Black Eclips begitu di takuti di area Asia, bahkan hampir ke Australia. Namun mereka belum bisa bergerak untuk menguasai Amerika, karena di sana ada gembong mafia lain yang jauh lebih besar, dipimpin oleh generasi ke tiga Leonardo De Lavega, Regnarok.

Kepemimpinan Christian berhasil menumbuhkan para mafioso tak berperasaan, mereka membunuh terlebih dahulu baru berpikir. Bahkan, mereka nekat memperjual belikan narkoba dalam jumlah fantastis, sedangkan persenjataan mereka di dapatkan dari salah satu penyelundup senjata besar dari Rusia. Kini sang pemimpin Black Eclips, Christian Xander tengah berjalan dengan langkah gontai seakan tak terjadi apapun, namun kenyataannya ia kemari untuk menyelesaikan salah satu misinya. Membunuh seorang pemimpin negeri yang hendak dilengserkan oleh kliennya.

Christian berjalan dengan mata yang mengedar, ia memasuki ruang bawah tanah menyaksikan seorang pria yang kedua tangan dan kakinya diikat tepat di sebuah batu besar."Lepas!" Bentak pria itu dengan mata yang nyalang. Christian meraih cerutu lalu menghidupkannya, ia menyesap cerutu itu tanpa mempedulikan hardikan yang diberi oleh pria sandraannya. "Lepaskan aku!"

"Jangan teriak," balas Christian dengan suara pelannya, ia bahkan sudah menarik salah satu kursi lalu duduk menghadap sandraannya.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Christian dengan mengusap belati miliknya.

"Jangan banyak bicara! Aku akan pastikan kau akan dipenjara karena menculik petinggi negara!"

"Wow, jangan berlebihan!"

"Lepaskan aku!"

"Tunggu, kau ingin dilepaskan?"

"Ya!"

"Baiklah." Christian meraih samurai dan melepaskan sarung samurai itu. Ia memainkan samurainya sebentar lalu tanpa ampun ia memotong kesepuluh jari-jari pria itu.

"Jarimu sudah terlepas, sekarang katakan apa lagi yang ingin kau lepaskan?" tanya Christian dengan mengusap darah di ujung samurainya dan tanpa ada rasa jijik sedikitpun ia mencium bahkan menjilat darah itu langsung dari ujung samurainya.

"Aromanya sangat lezat!" ucap Christian dengan seringaianya.

"Akh! Lepaskan aku, ku mohon!"

"Apa yang kau mohonkan?" tanya Christian dengan mengangkat dagu pria malang itu menggunakan ujung samurainya.

"Lepaskan aku," lirihnya putus asa.

Christian tertawa terbahak-bahak, ia lalu menatap pria sandraanya. Si pria bisa bernapas lega kala Christian meletakkan samurai di tempatnya semula. Namun ia semakin menggigil kala Christian justru meraih kapak dan memainkannya sebentar. "A-apa yang kau lakukan?!"

"Melepaskan tubuhmu!"

"A-apa?!"

Dugh… Dugh… Dugh…

Christian berhasil memisahkan tangan dan kaki pria itu dengan brutal. Si pria sudah tak ada tenaga lagi untuk memohon. Ia bahkan terlihat sekarat namun siapa perduli? Mengharapkan iblis seperti Christian melepaskannya adalah hal yang mustahil. "Ku mohon, b-bunuh saja a-aku"

"Sesuai keinginanmu." Christian meraih belati emas yang ia simpan, tanpa kata ia langsung menusukkannya tepat di jantung pria itu.

Jlep!

Pria itu terkulai tak berdaya, dan Christian justru tersenyum seakan ia mendapatkan kesenangan dengan hal menjijikan ini. "Welcome to the hell!"

Tertawa sekeras yang ia bisa, Christian bahkan tak mengindahkan tubuhnya yang penuh darah. Ia membalikkan tubuhnya seraya menatap Liam yang sedari tadi sudah mengawasinya di ambang ruang penyiksaan. "Siapkan mobil, kita akan kirimkan ganja itu sekarang."

"Baik, Tuan." Liam beringsut pergi dari hadapan tuannya, sedangkan Christian bergerak menuju ruang pribadinya.

Pria itu memasuki pintu dengan corak warna hitam dengan atasnya yang merah, sepintas warna merah itu seperti cat biasa. Nyatanya pintu merah itu dari darah para musuh-musuhnya yang diberikan sebuah zat agar warnanya tidak luntur, dan inilah yang digunakan oleh Christian untuk mempercantik pintu ruang pribadinya. Bahkan bau anyir dari darah itu pun tak ada, hanya tercium bau cat biasa, seakan itu benar-benar cat biasa.

Christian memasuki ruang pribadinya, ia meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. "Dia sudah mati, ku tunggu bayarannya." Tanpa jawaban dari orang di seberang telepon, Christian mematikan sambungan teleponnya cepat. Pria itu langsung memasuki kamar mandi di dalam ruang pribadinya yang monoton berwarna hitam. Lantainya yang terbuat dari marmer dengan warna senada, mampu memberikan kesan yang sadis mencerminkan si penunggu ruang tersebut.

 Christian mengguyur tubuhnya dengan air shower, ia menghapus jejak darah di tubuhnya dengan perlahan seakan menikmati darah itu luruh tak bersisa di tubuhnya. Setelah selesai, pria itu lantas memasuki walk in closet mini dan mengganti bajunya di sana. Ia memakai jas biru navy yang dipadukan dengan turtleneck berwarna hitam tak lupa ia kenakan celana senada dengan jasnya sementara itu jam tangan rolex masih setia di pergelangan tangan kanannya. Setelah selesai dengan penampilannya, Christian lantas keluar dari walk in closet, ia menjalankan kakinya dan berhenti tepat di sebuah foto yang dipajang besar di sudut kanan ruangannya.

Tepat di dalam foto yang tingginya hampir menyamai tinggi dinding, seorang pria dengan setelan toxedo berdiri dengan gagah dan perkasa. Pria itu tampak sangat menakutkan, aura kegelapan begitu terasa bagi siapapun yang menatap fotonya. Meskipun ia telah tiada namun ia tetap mengukir kesan di dalam diri Christian. "Hai Dad,”  sapa Christian dengan senyum dan memasukkan satu tangannya di saku celana bahannya.

"Aku disini, Dad. Dan aku selalu siap meneruskan apa yang telah kau berikan. Black Eclips akan menyamai Regnarok, Arthur De Lavega. Pria itu akan mengingatmu sebelum ajalnya aku jemput Dad. Ia akan mengingat aku adalah putramu, pria yang ia bunuh dengan kejam, pria yang tak pernah ia anggap. Doakan aku agar dendam mu bisa aku balaskan. Tak lama lagi Dad, putrinya akan aku hancurkan, ia akan hancur!" Christian mengepalkan tangannya erat sampai menunjukkan buku-buku jarinya yang memutih.

"Kita akan bangun kembali Black Eclips, kita akan bangun kembali dan melengserkan Regnarok, menghapusnya seakan tak pernah ada di dalam sejarah. Doakan aku Dad." Kini Christian tampak meraih sesuatu dari dalam jam tangannya. Ya, jam tangan pria itu bisa terbuka menampilkan sebuah wajah wanita cantik dengan senyum yang manis tak lupa lesung pipinya yang indah dan tatapan polosnya yang begitu menggoda.

"Aku juga butuh doamu, Mom," ucap Christian pelan.

 Manik elang Christian kembali menatap gambar pria di dinding. Ia menyentuh gambar itu dengan sangat pelan. "Walaupun Arthur sudah banyak melumpuhkan lawannya, namun akan ku pastikan dia mengingatmu Dad! Walaupun kau dipandang sebagai mafia kecil olehnya, namun aku berjanji aku akan jadi mafia besar sepertinya!" desis Christian penuh kemarahan.

"Tuan." Christian menatap asal suara, ia menatap Liam yang berdiri di ambang pintu ruangannya dengan menundukkan kepalanya.

"Mobilnya sudah sampai."

"Baiklah." Christian dan Liam sama-sama keluar dari dalam ruangan, mereka berjalan beriringan menuju mobil Pagani Huayra yang sudah terparkir apik di depan markas.

Mereka pun memasuki mobil itu dengan Liam yang menyetirnya, tak lupa mobil box besar mengikuti mereka di belakang. Tak lupa penjagaan 6 mobil hitam lainnya mengikuti tepat di belakang mobil box yang berisikan ganja yang senilai 25 juta dollar.

Saat mereka telah sampai di sebuah pelabuhan kecil, rombongan Black Eclips itu menepikan mobilnya masing-masing.  Christian turun dari mobilnya, ia tatap mobil box itu dan memastikan isinya tak kurang. Setelah semua dirasa sudah sesuai. Pria itu pun menemui kliannya. "Sesuai permintaanmu."

"Bagus, tunggu." Pria itu menatap salah satu wanita yang ada dibelakangnya.  Wanita itu mendekati si pria dengan membawa lima box koper besar yang langsung ditanggapi oleh Liam dan mafioso milik Christian.

"Sesuai kesepakatan, itu 25 juta dollar. Anggap kita tak pernah bertemu sekarang atau nanti, kau mengerti?"

"Tanpa kau beritahu, aku sudah paham betul peraturan dunia gelap ini," ucap Christian seraya berlalu pergi dari hadapan kliennya.

 Christian menatap ganja yang tengah di pindahkan kedalam sebuah kapal pesiar milik kliennya. Ya, kliennya adalah bandar nar*oba besar, mereka akan menyalurkan nar*oba ke seluruh dunia, penyelundupan yang gila! Tapi bisnis ini sudah mereka jalani hampir 4 tahun, dan polisi sama sekali tak curiga. Polisi diam karena si klien memberi bukti bahwa kapal pesiar yang ia miliki untuk perjalanan biasa untuk turis, namun ia justru menggunakannya sebagai alat transportasi penyebaran narkoba.

Christian yang merasa sudah selesai dengan tugasnya pun bergegas menyuruh Liam mengatarkannya untuk pulang ke mansionnya. Setelah sampai di mansionnya, Christian bergegas masuk tanpa mempedulikan Liam yang ikut masuk atau tidak. Tubuh pria itu lelah, dan ia butuh pelarian atas itu semua, ranjangnya. Ia butuh istirahat saat ini.

Mansion besar dengan di dominasi warna emas dan putih mampu membuat orang-orang takjub dengan kemewahan dan kebesaran mansion milik Christian ini. Dihiasi dengan kolam renang pribadi ditambah dengan sejuknya pepohonan semakin memanjakan mata yang melihatnya. Bahkan, terdapat sebuah tempat ngobrol di tengah kolam renang. Dan kemewahan lainnya. Namun siapa kira yang tinggal disana adalah seorang iblis tak berperasaan?

Christian memasuki kamarnya yang berwarna emas dengan ukiran di langit-langit kamarnya. Lampu hias besar yang terpasang di langit-langit kamarnya begitu terasa semakin memperkuat ciri antik yang amat digemari si empunya. Pria itu langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang, seraya memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya pada putri dari pembunuh ayahnya, Fiorella.

***

        Fiorella langsung bergegas memasuki kamar mandi dan bersiap, hari ini ia akan mulai bekerja, sial! Siapa yang tak senang dengan kabar ini?!

Fiorella merias wajahnya dengan riasan natural, ia memakai crop top putih dipadukan dengan jaket seperut berwarna hitam. Rok levis selutut dengan beberapa model sobekan di bawahnya melekat pas di tubuh gadis itu. Belum lagi sepatu boots berhak dengan tinggi 7 cm berwarna hitam semakin menunjang penampilannya saat ini.

Gadis itu meraih tas selempangnya dengan gerakan cepat, ia bahkan tak sempat pamit pada Charlotte yang saat ini masih bersiap di kamarnya. Fiorella meraih dua lembar roti dengan mengoleskan selai coklat di atasnya lalu ia tangkupkan dan ia pun memakannya. Sementara itu tangannya bergerak meraih note dan menuliskannya untuk Charlotte.

"Selamat pagi dokter cantikku, maaf aku harus pergi tanpa pamit padamu, aku takut terlambat seperti kemarin. Jadi aku berangkat lebih pagi. Jangan marah dulu, aku sudah sarapan dengan roti, jangan khawatir. Doakan aku agar lancar yah, selamat beraktifitas dokter!!"

-Fiorella-

        Fiorella bergegas keluar dari apartemen milik Charlotte, ia langsung memberhentikan taxi yang lewat tepat di depan apartemen milik Charlotte.

"Christian's Corp ya."

"Baik, Nona."

 Taxi itu berjalan dengan kecepatan sedang, sedangkan Fiorella tak berhenti meremas jarinya gugup.  Sumpah! Saat pertama kali ia pemotretan ia tak segugup ini, namun kenapa kali ini rasanya berbeda. Mungkin, ini karena ia bekerja benar-benar bekerja, tidak dalam lindungan keluarganya lagi.

Setelah sampai ke tujuannya, Fiorella turun dari Taxi dan membayar taxi tersebut. Setelah itu ia menjalankan kakinya memasuki gedung Christian's Corp. Gadis itu berhenti tepat di depan meja resepsionis. "Maaf, ruang pemotretan dimana?" tanya Fiorella sopan.

"Anda...?"

"Fiorella."

"Ah, nona anda sudah ditunggu. Mari saya antarkan."

"Terimakasih." Resepsionis itu mengantarkan Fiorella sampai di depan sebuah pintu berwarna silver. Resepsionis itu membukakan pintunya dengan pelan. "Silakan."

Fiorella mengangguk dan ia pun tersenyum manis. "Terimakasih." Fiorella menjalankan kakinya pelan, ia menatap sekitar. Ada empat model yang terlihat sangat antusias sama seperti dirinya. Baiklah, Fiorella paham sekarang, jadi ada 4 model lain selain dirinya di tempat ini.

 Manik Fiorella terkunci pada sosok tinggi besar yang duduk di kursi besar yang terlihat nyaman di ujung ruangan. Siapa lagi pria itu jika bukan Christian. "Nona Fio?"

"Ah iya?"

"Mari, saya tunjukkan beberapa baju yang anda pakai untuk photo shoot kali ini."

"Ya, baiklah." Fiorella mengikuti langkah kaki pria yang sepertinya salah satu karyawan dari gedung yang tengah ia pijak saat ini.

Fiorella menatap jejeran baju dengan merk terkenal dan beberapa dari desainer handal yang tentunya sangat Fiorella kenali, ia sudah beberapa kali memakai hasil karya dari salah satu desainer tersebut.

"Anda akan memakai tiga baju ini, temanya adalah summer. Crop top hijau dipadukan dengan outwear rajut dan sepatu sneakers. Kemudian dress selutut berwarna kuning cerah, dan yang terakhir atasan hijau dan celana jeans panjang dengan heels."

"Baik, jadi yang mana dulu?"

"Kau bisa memilihnya."

"Baiklah."

"Aku pergi dulu."

"Ya, terimakasih."

 Pria itu pergi meninggalkan Fiorella dengan segala pikiran yang berkecamuk di otaknya. "Come on working Fio!"

♣♣♣

Related chapters

  • REVENGE OF MY HUSBAND   MAKAN SIANG

    Fiorella berpose dengan berbagai gaya di setiap model baju yang ia kenakan. Aura kecantikannya begitu terpancar jelas saat ini, beberapa orang di sana bahkan terlihat mencuri-curi pandang pada gadis berumur 19 tahun itu.Tak terkecuali pemilik dari gedung Christian's Corp ini. Pria itu dengan alis yang menaut menatap tanpa celah gadis yang ada di hadapannya saat ini. Bahkan Christian dengan sangat bodohnya tak berkedip menatap kecantikan yang terpancar dari putri orang yang membunuh ayahnya.Melihat tubuh Fiorella yang hanya dibalut crop top mampu mengalihkan perhatian Christian. Sialnya baju rajut yang seharusnya dipakai oleh gadis itu ia gunakan dan ia ikat di pinggangnya. Kini kulit putih Fiorella semakin membuat Christian teralihkan, ia bahkan seakan tak ingin melewatkan satu detik pun untuk menatap Fiorella.Gadis itu berpose dengan sangat cantik, tubuhnya yang mungil dan kulitnya yang putih bersih dan jangan lupakan manik hazelnutnya yang sanga

    Last Updated : 2024-07-11
  • REVENGE OF MY HUSBAND   KEDEKATAN

    Fiorella membuka matanya perlahan, gadis itu perlahan bangun dari tidurnya dan menyandarkan tubuhnya tepat di kepala ranjang, ia menggeliat pelan lalu matanya menelisik seisi kamar apartemennya. Tak lama terdengar dering ponsel yang mengganggu pendengarannya. Ia langsung meraih ponselnya dan melihat si penelepon. Matanya langsung membulat saat membaca nama si penelepon.New Boss CallingFiorella langsung menggeser ikon hijau, ia langsung menempelkan ponselnya di telinganya. "Ya, ada apa boss?""Sedang apa?""Aku baru saja bangun tidur.""Baru bangun?""Iya maaf.""Kau lupa hari ini ada jadwal pemotretan?""Apa?!""Aku bahkan ada di depan pintu apartemen mu.""APA?!""Berhenti teriak, telingaku sakit.""Ah, maafkan aku boss.""Bisa kau buka kan pintu apartemen mu Ms. De Lavega?""Baiklah, tolong tunggu sebentar.""Aku selalu menunggumu.""Tapi aku belum bersiap.""Tak apa, buka kan saja pintunya.""Em, baiklah." Fiorella mematikan sambungan teleponnya, ia segera menyibakkan selimutnya

    Last Updated : 2024-07-12
  • REVENGE OF MY HUSBAND   KECELAKAAN

    Christian menatap para kru yang terlihat kacau, beberapa dari staf pembantu berlarian ke sana kemari. Pria itu langsung berjalan cepat menuju Liam yang tengah mengarahkan beberapa model untuk memasuki tenda."Liam," panggil Christian yang langsung membuat Liam membalikkan tubuhnya."Tuan?""Ada apa?" tanya Christian tanpa basa-basi. "Maaf tuan, ada kecelakaan kecil""Apa?""Nona Fio, ia terluka.""Apa?!""Ia menginjak kerang yang tajam, Tuan. Dan darahnya lumayan banyak." Tanpa menjawab ucapan Liam, Christian langsung bergegas menuju kerumunan orang yang ada di tepi pantai. Pria itu langsung menerobos kerumunan orang itu dan menatap Fiorella yang tengah meringis kesakitan. Christian langsung menjongkokkan tubuhnya menatap Fiorella dari bawah. "Bagaimana bisa terjadi?""Sst, tak apa. Aku baik," jawab Fiorella pelan."Baik katamu? Lihatlah, darahmu tak berhenti!"Fiorella menatap wajah pias Christian, entahlah. Melihat ekspresi yang ditampilkan oleh Christian justru membuatnya semakin

    Last Updated : 2024-07-13
  • REVENGE OF MY HUSBAND   BATALNYA PERNIKAHAN

    Siang berganti malam, Fiorella kini sudah berada di dalam mobil milik Christian. Pria itu menatap jalan dari kaca mobilnya sementara asistennya Liam mengendarai mobil itu.Sebenarnya jika dibilang suka, Fiorella kurang suka. Sebab ia masih merasa ragu atas kesungguhan Christian, gadis itu pun ragu mengenai hubungan keduanya. Sebab belum genap satu minggu, tapi Christian sudah berlaku layaknya seorang suami. Dan jujur saja, apabila Christian memang benar-benar serius, mungkin Fiorella akan memikirkannya."Fio?""Ya?" Fiorella menolehkan kepalanya menatap Christian"Kau melamun?""Tidak, aku tak melamun," jawab Fiorella dengan menggelengkan kepalanya."Tapi sedari tadi kau hanya berdiam, ku kira kau tengah memikirkan sesuatu.""Tidak, aku hanya memikirkan masalah kakakku.""Memangnya kenapa.""Aku hanya tak menyangka ia akan menikah.""Ini kehidupan Fio, kau pun pasti akan menikah nanti.""Ya, kau benar.""Baiklah, jangan pikirkan lagi," ujar Christian pelan seraya mengusap puncak kepal

    Last Updated : 2024-07-13
  • REVENGE OF MY HUSBAND   RMH 09 || MEDUSA

    "Kurang ajar! Mati kau nenek sihir!!" Fiorella bergegas keluar dari mansion bahkan ia tak memperdulikan dress yang dipakainya kotor karena terseret tanah."Aku akan merusak penampilanmu, lihat saja kau Medusa!" Fiorella memasuki mobil milik Leonardo ia mengendarai mobil itu dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia menuju mansion keluarga Carrington. Sesampainya di sana, ia langsung turun bahkan ia cukup kesusahan karena gaunnya, ia lantas meraih gunting yang tersimpan di dalam dashboard mobil dan menggunting bagian bawah dressnya sampai di bawah lutut. "HABIS KAU!"Dengan cepat Fiorella keluar dari mobilnya, ia tanpa mempedulikan penampilannya yang berantakan memasuki mansion itu tanpa permisi. "MEDUSA KELUAR KAU SIALAN!!""MEDUSA!!!" Tak lama beberapa orang berpakaian serba hitam mencegat langkah lebar Fiorella."Jangan halangi aku! Aku putri De Lavega! Jika kau berani melawanku kau akan berakhir di pinggir jalan!!" ancam Fiorella yang berhasil membuat orang itu membuka jalan untukny

    Last Updated : 2024-07-14
  • REVENGE OF MY HUSBAND   RMH 10 || SEBUAH HADIAH

    Arthur dan Tabitha membelalak kala melihat sosok gadis yang tengah berada di dalam gendongan Alexander. Arthur langsung mendirikan tubuhnya dan berjalan cepat ke arah anak buahnya itu. "Ada apa Alex? Kenapa Fio sampai seperti ini?" tanya Arthur seraya memindahkan tubuh putrinya ke dalam gendongannya."Uncle Alex tak tau apapun Dad, biar aku yang ceritakan.""Baiklah, kembali bekerja Alex." Alexander menganggukkan kepalanya, pria itu lantas keluar dari mansion sementara Arthur berjalan ke arah sofa dan merebahkan tubuh putrinya di sana. Tabitha menghampiri ayah dan anak itu, ia mendudukkan tubuhnya di samping Fiorella. Matanya menelisik bak laser memperhatikan setiap jengkal tubuh putrinya hingga matanya terkunci pada kaki Fiorella yang dibalut perban. "Astaga, apa yang terjadi? Mengapa kakimu diperban? Kau terluka?" Pertanyaan beruntun keluar dari bibir Tabitha, wanita itu mengusap dahi putrinya lembut."Jawab Fio," tekan Arthur yang tak tahan dengan diamnya Fiorella."Aku mendapat

    Last Updated : 2024-07-15
  • REVENGE OF MY HUSBAND   RMH 11 || PERNIKAHAN TAK TERDUGA

    Two weeks later...Fiorella menatap boneka yang diberikan oleh Christian, gadis itu tersenyum manis mengingat saat Christian memberikan boneka itu. Walaupun sudah dua minggu ia mendapatkan hadiah itu, namun rasanya ia terus berbunga-bunga saat melihat boneka itu.Tak lama ponsel gadis itu berdering, ia langsung meraih dan menggeser ikon hijau kala nama Mommy nya tertera di layar ponsel. "Ya Mom? Ada apa menghubungiku?""Hai Sweetie, apa kabarmu?""Aku baik Mom, selalu. Bagaimana kabar Daddy dan Mommy?""Mommy baik, begitupun dengan Daddy mu.""Kakak? Apa dia masih memikirkan si medusa itu?""Bahkan lebih dari melupakan.""Maksudmu Mom?""Ia bahkan akan menikah besok pagi.""APA?!""Hentikan teriakanmu! Kau membuat telinga Mommy sakit.""Em, maaf Mom.""Jadi kau pulanglah kemari. Mommy yakin kali ini ia tak akan batal menikah.""Kenapa Mommy sangat yakin?""Yah, karena kakak mu yang bre*gsek itu berhasil menumbuhkan nyawa di rahim wanita polos itu.""DOUBLE SHIT!!! KAKAK GILA!""Jangan

    Last Updated : 2024-07-16
  • REVENGE OF MY HUSBAND   RMH 12 || RUMIT

    Fiorella menatap layar ponselnya yang sedari tiga detik yang lalu menyala. Gadis itu lantas meraih dan memeriksa ponselnya, terdapat dua pesan dari satu orang yang sama, dan tentu saja itu dari bossnya, Christian. "Aku tak berniat mengganggu acara keluargamu, tapi maaf kau harus pulang sekarang Fio. Salah satu owner dari brand yang akan kau peragakan meminta untuk bertemu langsung denganmu. Aku sudah berusaha berbicara perlahan tentang keadaanmu tapi ia tak mengerti.""Hubungi aku jika kau sudah membaca pesanku." Fiorella langsung menghubungi Christian seperti yang pria itu katakan. "Tian?""Ya, Fio. Maafkan aku_""Tak apa, aku mengerti. Ini memang salahku jadwal ini sudah ditentukan lama dan aku memutusnya sepihak. Wajar jika mereka marah.""Aku sudah berusaha semampuku_""Tak apa Tian, aku akan pulang sekarang. Bisa kau bujuk mereka?""Ya, aku akan berbicara lagi dengan mereka.""Baiklah, aku tutup.""Ya, happy nice day.""Thank you." Fiorella menutup sambungan teleponnya, ia langsu

    Last Updated : 2024-07-17

Latest chapter

  • REVENGE OF MY HUSBAND   Chapter Three

    Reoxane menatap Charlotte yang berada di hadapannya saat ini, mereka saat ini berada di resort mewah milik Arthur di Bali, yah Indonesia. Entah mengapa pak Tua itu memberikam hadiah ini untuk Charlotte dan Reoxane katanya sebagai ucapan permintaan maaf atas permintaan konyol Arthur pada Reoxane waktu itu yang berakhir menyakiti kedua insan itu. "Apa yang kau pikirkan?" tanya Reoxane seraya mengusap lengan Charlotte.Charlotte menggelengkan kepalanya pelan dan balik menggenggam tangan Reoxane. "Tak ada Kak Reo, hanya seperti mimpi bisa seperti ini denganmu. Ku rasa aku masih tinggal di hayalan," lirih Charlotte yang langsung menciptakan senyum misterius di bibir Reoxane.Tanpa di duga Reoxane mendaratkan kecupan singkatnya di pipi Charlotte yang membuat Charlotte membelalakan matanya bahkan semburat merah sudah menyebar di kedua pipi gadis itu. "Masihkah merasa mimpi?" tanya Reoxane dibalas anggukan dari Charlotte."Tapi lebih indah," jawabnya kemudian mulai memakan hidangan yang disaj

  • REVENGE OF MY HUSBAND   Chapter Two

    Two month leter...Reoxane mengusap kepala Charlotte yang bersandar di dadanya, ya mereka tengah menikmati angin malam di tepi pantai Maldives. Sebenarnya ini hanya liburan biasa sebagai hadiah peresmian hubungan mereka. Sebenarnya Reoxane ingin memberitahukan kabar bahagia ini pada Fiorella tapi Charlotte menahannya karena memang keadaan rumah tangga sahabat mereka itu sedang renggang tetapi saat ini Reoxane mengernyitkan dahinya saat membaca pesan dari Christian."Ada apa?" tanya Charlotte penasaran dengan mimik wajah Reoxane yang seketika berubah."Christian mengirimkan pesan, aneh sekali.""Maksudmu?" tanya Charlotte langsung bangun dari baringannya kemudian Reoxane memberikan pesan yang dikirimkan oleh Christian. "Kurasa terjadi sesuatu dengan mereka, haruskah kita ke Seattle sekarang?" tanya Reoxane penuh kekhawatiran bagaimanapun Fiorella adalah anak dari tuannya dan meskipun rasa itu sudah tidak ada lagi tapi keadaan Fiorella masih penting untuk Reoxane."Ya, ayo." Charlotte m

  • REVENGE OF MY HUSBAND   Chapter one

    "Kak Reo?" panggil Charlotte dengan suara seraknya, si empu nama pun segera melangkahkan kakinya mendekati Charlotte dan meraih tangan gadis itu lalu menggenggamnya pelan. "Bagaimana kondisimu?" tanya Reoxane dibalas anggukan dari Charlotte."Aku baik Kak, apalagi melihatmu," ucapnya pelan."Aku akan menjagamu.""Terimakasih, tapi jika ini permintaan Fio lebih baik jangan Kak. Aku tak ingin merepotakanmu.""Sama sekali tidak, aku tak kerepotan sama sekali.""Terimakasih."Sejak saat itu keduanya lebih dekat, Reoxane selalu menggenggam tangan Charlotte saat gadis itu melakukan kemoterapi, perlahan perhatian Reoxane meningkat dan untuk meninggalkan Charlotte sendiri rasanya Reoxane tak mampu. Ia akan membawa Charlotte menikmati sunset di pagi hari meskipun gadis itu dengan kursi rodanya seperti saat ini. Reoxane meraih tangan Charlotte dan menyampingkan rambut gadis itu ke sisi kanan dan ia menumpukan dagunya di sisi kiri bahu Charlotte. "Apa kau masih mencintai ku?" tanya Reoxane yang

  • REVENGE OF MY HUSBAND   Spin OFF Charlotte & Reoxane

    Charlotte POV Sejak melihatnya entah mengapa duniaku teralihkan, tatapan matanya yang tajam mengalihkan perhatianku pada yang lain, aku ingin ia menatapku penuh cinta seperti saat ia menatap mata sahabatku, Fiorella. Mungkin gila jika dipikirkan dan berharap aku akan tinggal di hatinya yang terlihat sudah memiliki pengisi, aku ingin menyerah dan berhenti mengharapkannya tapi apa daya rasanya duniaku adalah dia, pekerjaanku kadang ku lupakan hanya saat dia berada di dekatku hingga akhirnya sahabatku menikah aku bahagia sangat bahagia karena ia bahagia tapi ternyata itu hanya sementara kebahagiaan Fiorella terhenti saat sebuah fakta terkuak Christian, suami sahabatku itu menikahi Fiorella hanya untuk ajang balas dendam dan yang lebih menyakitkan untukku adalah bagaimana perhatian pria yang ku cintai tertuju pada satu nama dan itu hanya Fiorella.Hatiku menanas seketika tapi aku tak bisa berkata, aku hanya berharap penyakitku akan berhenti dan pergi dari tubuh lemahku yang sudah banyak

  • REVENGE OF MY HUSBAND   Extra part 2

    Christian dan Fiorella menuruni tangga dengan tangan yang saling menaut, terlihat jelas sekali ketakutan yang tergambar di wajah Christian tapi sekali lagi eratan tangan Fiorella berhasil membuat pria itu melupakan ketakutannya. "Kita jalani dan hadapi ini bersama, right?" bisik Fiorella diangguki oleh Christian.Arthur menatap putra putrinya dengan senyum tipis yang tersungging di bibirnya, hingga Fiorella dan Christian duduk dihadapannya saat ini. "Dad, aku ingin bicara," ucap Christian diangguki oleh Arthur."Katakan apa yang ingin kau katakan Christian, aku mendengarkan," jawab Arthur.Christian menghembuskan napasnya pelan lalu menatap Arthur kembali. "Aku bersedia bertemu dengan Uncle Gustav tapi aku minta tolong Dad.""Katakan apa yang kau butuhkan, son?""Aku butuh pengawalan ketat untukku dan Fiorella, kami hanya takut terjadi sesuatu dan Uncle Gustav justru menyakiti Fiorella maupun Axa," pinta Christian dianguki oleh Arthur. Pria yang sudah berumur itu meraih ponselnya dan

  • REVENGE OF MY HUSBAND   Extra Part 1

    One years leter..."Jadi Christian, apa yang akan kau lakukan sekarang? Semua sudah berlalu setahun yang lalu dan percayalah kami sudah memaafkanmu," ujar Arthur dengan menepuk bahu Christian. Pria itu mengangguk lalu membalas tatapan mata ayah mertuanya, sudah satu tahun semenjak kejadian itu kini Christian terlihat sangat berbeda ia menjadi pria yang hangat dan tak ada lagi kekejaman di matanya, ia melupakan dunia hitamnya dan mengikuti langkah yang diambil oleh Arthur yaitu keluar dari dunia mafia dan berbalik memeluk keluarganya seakan tak pernah terlibat dalam masalah kejahatan dan sebagainya, ia mengangguk lalu tersenyum manis. "Seperti yang kau tau Dad, aku tak akan kembali ke dunia itu lagi, sudah cukup aku dimanfaatkan sedemikian rupa demi keberhasilan orang lain dan justru merugikanku," kata Christian dengan senyum tipisnya membuat Arthur mengangguk penuh bangga."Kau tau, aku selalu berpikir aku salah dengan menjerumuskan Leonardo di dalam kubangan itu tapi putraku itu te

  • REVENGE OF MY HUSBAND   RMH 54 || USAI SUDAH

    Meeting Room, The Highest TableChristian menatap satu persatu para kepala mafia yang duduk dengan tatapan penuh pertanyaan padanya, mereka bertanya-tanya untuk apa Christian mengumpulkan mereka mendadak."Aku tau, mungkin kalian bingung mengapa aku mengumpulkan kalian lagi disini di ruang pertemuan ini. Selama aku menduduki kursi tertinggi The Highest Table aku menjadi pribadi yang kurang bersyukur dan tak memandang sekitar, aku selalu bekerja tanpa perasaan dan mengandalkan obsesiku. Semua gembong mafia besar sudah aku taklukan dengan kelompokku, Black Eclips. Aku tau mungkin ini cukup mengagetkan jika kalian dengar namun ini benar-benar keputusan terakhirku.""Aku mengambil alih The Highest Table dengan cara yang kurang baik tidak seperti Regnarok ataupun pemimpin sebelumnya. Aku tau, mungkin ini memang bukan milikku oleh karena itu aku akan memberikan kembali pada pemilik aslinya.""Aku Christian Xander memberikan The Highest Table kembali pada Regnarok, Leonardo De Lavega," ucap

  • REVENGE OF MY HUSBAND   RMH 53 || MEYAKITKAN

    Dua minggu sejak Christian sadar dari komanya, kini pria itu menatap malu-malu pada Fiorella entahlah ia hanya merasa seperti seorang gadis yang mabuk cinta, perasaan kurang ajar!"Christian," panggil Arthur pelan dan Christian pun menolehkan kepalanya menatap Arthur.Ya, sejak bayangan sang Mommy yang memintanya berhenti dendam pada pria yang tak lain adalah mertuanya itu, Christian benar-benar melupakan dendamnya meskipun setiap ia melihat manik Baby Axa ia terbayang kembali dengan sang Daddy, Damian. Namun Christian saat ini bisa dengan mudah mengontrol dirinya sendiri. "Ya Dad? Ada masalah?"Arthur melepaskan garpu dan sendok dari tangannya kemudian menyatukan tangannya di atas meja makan ia tatap menantunya dengan penuh kedinginan. "Daddy ingin bicara padamu, bisakan? Ada Leonardo juga tapi aku butuh tempat seperti markas? Kau bisakan memberi kami waktu untuk mengisi Black Eclips sebentar hanya untuk memberi mu sesuatu.""Ya Dad, tentu saja kapanpun Daddy butuhkan." Arthur mengan

  • REVENGE OF MY HUSBAND   RMH 52 || SADAR

    2 month later...Fiorella menatap wajah suaminya yang sudah dua bulan ini tak membuka kelopak mata, wanita itu mencium telapak tangan Christian yang besar dan lumayan dingin, pria itu seakan sangat nyaman dalan tidurnya. Decit pintu berhasil membuat Fiorella menolehkan kepalanya dan menemukan Tabitha tengah menggendong Axa. "Sepertinya Axa haus, kau susui dulu.""Ya, baiklah." Fiorella menerima bayinya dengan hati-hati lalu kembali menatap Tabitha dengan sendu."Bersabarlah, Mommy yakin ia akan segera sadar.""Ya, semoga.""Mommy keluar dulu.""Terimakasih sudah menjaga Axa Mom.""Ya, sama-sama." Tabitha melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Christian kemudian berjalan menuju Arthur yang masih duduk dengan pandangan kosongnya.Kembali ke dalam ruangan Christian, Fiorella mulai menyusui Axalion sementara tangan kanannya ia gunakan untuk menggenggam tangan Christian. "Cepat sadar Tian, aku merindukanmu," lirihnya dengan suara lembut seraya menatap sekilas pada wajah pucat Christian.

DMCA.com Protection Status