Share

CHAPTER 4

Hari sudah malam, namun Alexa masih enggan memejamkan kedua matanya. Pikirannya menerawang pada kejadian sepulang sekolah tadi.

Alexa bisa menghitung dengan jari kapan dirinya pernah dibonceng oleh Rayn. Dirinya bahkan tidak berani sampai memeluk pinggang Rayn, meskipun Rayn adalah pacarnya. Rayn kerap kali lebih memprioritaskan geng-nya ketimbang dirinya, sehingga dia lebih sering pulang menggunakan ojol

atau angkot dikarenakan tidak ada yang menjemput.

Papa Alexa memang sedang berada di luar kota, dan dia hanya tinggal dengan Mamanya di rumah. Mereka tidak memiliki supir. Papanya lebih suka menyetir mobil sendiri, lagian yang punya mobil kan hanya Papanya sedangkan dirinya bisa menyetir saja tidak.

"Pokoknya besok aku harus bicara sama Rayn," gumamnya.

Tiba-tiba dirinya dikejutkan oleh suara notif dari ponselnya.

@mike_hansson started following you

"Loh, ini akun i*******mnya Mike? Dia kok bisa tau akun i*******m punyaku?"

Alexa pun memilih untuk mem-follback akun i*******m Mike, dia tidak mau dikira sok ngartis.

@mike_hansson : Hai?

Alexa terkejut saat melihat direct message dari Mike. Dia kira Mike adalah cowok cuek dan dingin namun nyatanya Mike kelihatan seperti easy going. Buktinya saja Mike mengiriminya DM.

@alexandra_bellamy : Iya?

@mike_hansson : Gue ga nyangka kalo ternyata kita itu tetanggaan, btw lo bisa ke luar ke balkon sebentar?

Alexa mengerutkan dahinya bingung, untuk apa Mike menyuruhnya ke luar balkon? Lagian memang Mike adalah tetangganya? Rumah di samping kirinya adalah milik Pak Siregar orang Medan, sedangkan rumah di samping kanannya adalah milik Bu Nyoman orang Bali, dan rumah di seberang jalan yang tepat berhadapan dengan rumahnya adalah rumah kosong. Apa Mike mengada-ada?

"Mending aku ke luar aja deh."

Alexa pun memilih untuk ke luar menuju balkon kamarnya. Matanya membelalak ketika melihat Mike di seberang sana.

Jadi, rumah kosong itu udah ditempatin? Kenapa aku baru tau sekarang?

"Alexa?! Lo pasti kaget ya? Gue juga." Mike berteriak dari ujung sana.

"Kamu kapan pindah ke sana?"

Mike terkekeh pelan mendengar pertanyaan Alexa. Memang, apanya yang lucu?

"Bukannya gue udah pernah bilang kalo gue pindah ke sini seminggu yang lalu?" jawab Mike sambil terkekeh kecil menampilkan lesung dikedua pipinya. Manis.

Hell! Seminggu yang lalu dan Alexa baru tau sekarang? Lagian selama ini rumah itu juga kelihatan sepi.

"Udah malem, mending lo masuk sana tidur!" ujar Mike membuyarkan lamunan Alexa.

"Iya, kamu juga."

Alexa pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya, namun ucapan Mike menghentikannya.

"Have a sweet dream, Alexa."

DEG

KENAPA MIKE BEGITU RAMAH?!

Tanpa sadar, sebuah senyum tipis terukir di bibir Alexa.

Alexa tidak tau jika diseberang sana, seorang laki-laki tengah mengepalkan erat kedua tangannya sampai menampilkan urat-urat lengannya sambil menahan emosi.

"Berani-beraninya dia bales DM-an dari cowok lain."

PRAKK

Cowok itu membanting hape yang tadi ada di genggamannya sebagai bentuk pelampiasan.

                           🍋💡🍋💡

Seluruh siswa Moonlight High School dihebohkan oleh kedatangan sang ketua Lion yang datang ke sekolah memboncengi seorang gadis yang tengah memeluk pinggangnya erat. Bukan apa-apa, tapi masalahnya adalah gadis yang diboncengi Rayn bukan Alexa melainkan Brissia.

Kehebohan pun terdengar di kalangan siswa yang tengah heboh menyaksikan kejadian tersebut sambil berbisik-bisik.

Sedangkan Rayn tampak tak acuh. Dia tetap berjalan dengan santai sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku, beriringan dengan Brissia.

"Rayn, tunggu."

Rayn pun menghentikan langkahnya ketika telinganya menangkap suara seseorang yang memanggil namanya.

"Kenapa kamu berangkat bareng dia, Rayn?"

Rayn memalingkan wajahnya enggan menatap Alexa, dia tampak tak acuh membuat hati Alexa teriris.

"Suka-suka Rayn lah dia mau berangkat bareng siapa, lagian juga dia yang ngajakin gue berangkat bareng kok. Jadi, bukan salah gue dong kalau gue berangkat bareng dia," ujar Brissia menimpali.

"Tapi seenggaknya kamu bisa nolak ajakan dia, Bri. Asal kamu tau, Rayn masih jadi cowok aku."

Brissia tampak terkekeh pelan mendengar perkataan Alexa.

"Emangnya lo masih dianggep sama Rayn?"

Perkataan Brissia benar-benar menyulut emosi Alexa. Dia hendak menimpali, namun semua itu dihentikan oleh tindakan Rayn yang di luar dugaan.

"Ga usah ladenin dia, mending kita pergi."

Rayn pergi menggandeng tangan Brissia, meninggalkan Alexa yang terpaku di tempatnya sambil menahan rasa sakit di hatinya.

Bisik-bisik pun mulai terdengar.

"Kasian ya si Alexa, udah ga dianggep."

"Rasain tuh!"

Sudah cukup, Alexa tidak kuat lagi. Mereka tidak mengerti perasaan Alexa. Tidak ada yang pernah mengerti. Alexa membalikkan badannya dan berlari menuju rooftop sekolah, tempat yang paling aman untuk menumpahkan air matanya.

"Kamu jahat, Rayn. Bener-bener jahat!" lirih Alexa.

Kalau bukan karena wasiat dari almarhumah Tante Liliana supaya aku terus temenin kamu, aku udah milih buat mundur dari dulu Rayn.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status