Beranda / Romansa / RAHASIA TIGA HATI / Bab 116 Jatuh Cinta 3

Share

Bab 116 Jatuh Cinta 3

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-09 15:32:29

"Maaf, Ella nggak bisa ikut karena lagi demam," ujar Bu Robert saat menyalami Livia.

"Nggak apa-apa, Bu. Makasih banyak atas kedatangannya." Livia yang memakai gamis brokat warna putih dan jilbab warna sama, membalas pelukan Bu Robert.

"Mau fokus dulu pada anak atau langsung ngantor, Liv?" tanya Kenny menghampiri Livia lagi sambil membawa piring berisi kue.

"Aku cuti sampai nifas selesai, Mbak. Alvi sudah mau minum pakai dot. Cuman tetap minum ASI yang ku-pumping. Kalau sudah pulang ke rumah, aku nenenin langsung."

"Harus rajin-rajin pumping. 3-4 jam sekali selama lima belas menitan. Lakukan pumping secara bergantian, jangan bebarengan biar ASI yang didapat lebih banyak."

"Mbak Kenny, dulu juga gitu?"

"Iya. Agak ribet, Liv. Tapi enaknya kamu kan kerja di perusahaan sendiri. Susahnya itu kalau kerja ikut orang."

"Aku tetap profesional, Mbak. Makanya aku ngambil cuti pun sama seperti cuti bersalin karyawan pada umumnya. Oh ya, kalau ada acara bahagia, jangan lupa undang kami, ya."

Dahi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (27)
goodnovel comment avatar
Lies Setiawaty
semoga koin yg aq beli cpt msuk spy bisa membaca lagi lanjutan nya
goodnovel comment avatar
Lies Setiawaty
Bre patah hati banget, mendengar livia melahirkan,dan anak nya di gendong terus sama Allan...skrg Bre hrus menjaga ibuvdan kakak nya mas Ferry...semoga Bre mendpt pe gganti livia yg sama bsik nya dgn Livia
goodnovel comment avatar
Lies Setiawaty
g bisa lanjut baca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 117 Maaf 1

    RAHASIA TIGA HATI - Maaf"Papa, kenapa sampai luka-luka seperti ini?" tanya Lena yang duduk tepat di samping Ferry sambil memperhatikan dan menyentuh rahang papanya yang membiru."O, papa habis jatuh, Sayang.""Jatuh di mana kok sampe seperti ini?" Lena memang sangat dekat dengan Ferry. Selalu memperhatikan, apalagi jika Ferry pulang malam pasti akan diserbu dengan banyak pertanyaan. Dan ini momen yang paling dirindukan oleh Ferry setelah mereka berpisah tempat tinggal."Di jalan.""Pasti ini sakit." Lena menyentuh tangan Ferry yang dibalut gips."Iya. Doain papa lekas sembuh, ya."Lena mengangguk. Ferry beralih memandang Leo yang sejak tadi hanya diam saja duduk di kursi sebelah Bre. Si sulung yang selama ini juga dekat dengannya, semenjak memergoki mamanya di tampar Ferry, dia jadi pendiam kalau bertemu papanya. Malah sekarang lebih akrab dengan Bre."Leo," panggil Ferry.Bocah lelaki itu turun dari kursi lantas mendekat. Ferry mengusap kepala putranya. "Doain papa lekas sembuh, ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 118 Maaf 2

    Langit berwarna tembaga saat mobil Bre berhenti di halaman sebuah apartemen. Info yang ia dapatkan, Irma masih tinggal di apartemen ditemani kakak perempuannya. Ia tidak sabar untuk segera bertemu dengan wanita yang membuat permasalahan keluarganya makin mengular.Bre turun dari mobil dan melangkah menuju lift. Kapsul besi membawanya naik ke lantai lima. Diketuknya rumah nomer 5-B2.Beberapa saat menunggu tapi tidak ada jawaban dari dalam. Ketika hendak pergi, pintu di buka dari dalam. Seorang wanita dewasa muncul dan kaget ketika melihatnya."Ada apa?" tanya perempuan itu dengan nada dingin."Aku ingin bertemu Irma.""Dia nggak ingin bertemu siapapun sekarang ini kecuali kakakmu. Sebaiknya kamu suruh Ferry yang datang ke sini.""Boleh aku masuk? Aku nggak akan lama." Bre tidak menggubris perkataan wanita di ambang pintu."Siapa, Mbak?" terdengar suara lemah dari dalam."Bre."Tidak lama muncul seseorang yang bertubuh kurus. Hampir saja Bre tidak mengenalinya. Sungguh jauh berbeda den

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 119 Maaf 3

    Dalam bisnis properti jelas Pak Rosyam yang berperan penting. Meski memulai lagi dari nol. Namun tidak khawatir karena ada anak dan menantu yang mendukungnya secara maksimal. Tapi tetap Alan yang berperan di depan."Pak Ryan masih memberikan kesempatan pada Pak Alan untuk kembali memikirkan penawaran kami." Lelaki itu menunjukkan pesan yang dikirim oleh bosnya."Keputusan saya sudah final, Pak Budi." Lelaki itu manggut-manggut kemudian pamitan. Meninggalkan Alan di meja makan sebuah restoran. Kecewa, harapannya naik jabatan sudah pupus.Di sudut yang lain, ternyata Bre sedang memperhatikan pertemuan mereka. Jadi mereka bekerjasama sekarang. Apa Alan tidak tahu kalau perusahaan keluarga Agatha yang menghancurkan bisnis Pak Rosyam. Bre bangkit dari duduknya dan menghampiri Alan. "Boleh aku duduk di sini!"Alan memandang Bre beberapa saat. "Silakan!""Mau minum apa?" tanya Alan. Seolah di antara mereka tidak pernah terjadi perselisihan."Aku sudah pesan makanan untuk kubawa pulang."H

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 120 Penyesalan 1

    RAHASIA TIGA HATI - Penyesalan "Bre." Perempuan itu tersenyum dan menghampiri. Tidak menyangka akan bertemu Bre di sana. Entah sudah berapa tahun mereka tidak bersua semenjak lulus SMA. "Apa kabar, Div. Surprise banget ketemu kamu di sini." Bre tersenyum seraya menyalami Diva. "Kabar baik. Fatih, ayo salim sama Om Bre." Diva menyuruh bocah umur dua tahun yang digendongnya untuk bersalaman dengan Bre. "Hai, ganteng. Siapa namamu?" Bre tersenyum pada pria kecil yang menatapnya heran. "Alfatih, Om." Diva yang menjawab. "Om ini temannya mama, Fatih." Diva menjelaskan pada putranya yang belum begitu mengerti. "Kalian hanya berdua saja. Mana suamimu?" "Kalau jam segini Mas Sam masih di klinik, Bre." "Oh." "Bentar ya, aku pesen makanan dulu." Sambil menggendong anaknya Diva pergi ke kasir. Bre memperhatikan wanita itu. Wanita yang diam-diam pernah menyukainya. Namun saat itu Bre hanya menganggapnya teman biasa. Diva menjauh saat Bre dekat dengan Agatha. Padahal antar

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 121 Penyesalan 2

    "Mas Sam di klinik sampai jam sembilan nanti. Dia bukan tipe lelaki yang cemburuan. Kami sama-sama tahu kalau memiliki aktivitas yang berhubungan dengan banyak orang. Klien, teman, pasien. Jadi saling memahami." "Hebat." "Sebenarnya semua pasangan bisa melakukannya." "Ya." Diva menatap Bre. Apa ini salah satu permasalahan sehingga Bre dua kali bercerai? "Kamu kerja atau full time jadi housewife?" "Sudah setahun ini aku kembali kerja di perusahaan Papa Rey, setelah suamiku ngasih izin. Anakku dijaga baby sitter." Keduanya berbincang mengilas balik zaman sekolah. Sejenak Bre terhibur oleh kenangan masa lalu. Bre tahu banyak tentang kisah hidup Diva. Ibu kandungnya meninggal setelah bercerai dari papanya. Beberapa tahun kemudian papanya juga meninggal dunia dan Diva tinggal sama istri barunya. Untung Diva memiliki ibu tiri yang baik. Pesanan Bre di antar lebih dulu. "Div, maaf aku pamit dulu, ya. Lain kali kita bisa ketemuan lagi. Pengen juga bertemu suamimu." "Oke, Br

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 122 Penyesalan 3

    Livia termangu. Ia sudah tahu hal itu. Namun jika diungkap lagi, hatinya masih tetap perih. Yang belum diketahui secara gamblang olehnya, adalah kisah percintaan antara orang tuanya dan orang tua Bre yang berujung dendam tak berkesudahan. "Tapi kenapa Mas Alan masih bertahan kerjasama dengan Pak Robert?" Livia menatap lekat suaminya. "Hmmm, kenapa? Kan Mas sudah bisa menduga Pak Robert seperti apa. Karena ada Mbak Ella, ya?" "Livi, bukan begitu. Kamu masih ingat kan, dia orang yang pertama kali ngajak kerjasama disaat AFBC baru berdiri. Selagi dia nggak curang dan menikam dari belakang. Mas nggak punya alasan untuk mundur. Nanti kalau ada bukti, Mas akan bertindak. Mas sama Adi tetap berhati-hati, kamu jangan khawatir. Perjanjian kami memiliki kekuatan hukum. Mengenai Ella, percayalah mas hanya mencintaimu. Nggak ada perempuan lain yang bisa gantiin kamu." Tatapan Alan meluluhkan Livia. Wajah perempuan itu menghangat saat ditenung dengan mesra. Raganya bersandar pada tubuh kokoh

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 123 Peluang Kedua 1

    RAHASIA TIGA HATI - Peluang KeduaTujuh minggu kemudian ...."Mas!" pekik lirih Livia saat Alan tiba-tiba muncul di depannya. Segera ditariknya kaus ke bawah hingga menutupi perut.Padahal dia tengah asyik mengoleskan cream di area perutnya yang agak menghitam dan masih bergelambir pasca melahirkan. Cream khusus yang sudah dipakai semenjak dia hamil untuk mencegah terjadinya stretch mark.Alan tersenyum melihat tingkah istrinya. Dulu waktu masih hamil Livia enjoy saja mengoleskan cream di perutnya. Bahkan malah senang kalau Alan membantu mengoles dan mengusap-usap perut sambil mengajak bayi mereka bicara. Sekarang jangankan di pegang, dilihat saja tidak boleh. Buru-buru ditutupinya jika kepergok Alan masuk kamar."Sayang, kenapa selalu panik gitu kalau mas masuk.""Kan aku sudah bilang kalau jangan dilihat," jawab Livia seraya berdiri dan menyiapkan baju kerja suaminya."Siapa yang ngelihat. Mas kan mau ganti baju dan berangkat ke kantor.""Aku insecure tau," sungut Livia sambil memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 124 Peluang Kedua 2

    Seminggu yang lalu disaat dia berusaha bicara baik-baik dengan sang mama, supaya mau diajak ketemuan dan meminta maaf pada Pak Rosyam dan Livia, justru mamanya mendiamkannya. "Mumpung masih ada kesempatan, Ma. Ayolah, mereka orang-orang baik. Nggak mungkin mereka ganti menghina kita. Mama, nggak usah malu nggak usah takut. Kita pergi bertiga."Sepatah katapun Bu Rika tidak mau menjawab. Lantas diam berhari-hari. Apa Bre salah mengajak sang mama untuk berbuat baik?Malam itu ia kaget saat melihat pisau di tangan sang mama. Bre berhasil merebutnya lalu membanting benda itu di atas meja. "Apa yang Mama lakukan ini? Mengakhiri hidup tidak akan menyelesaikan masalah, Ma."Semenjak saat itu Bre kembali down. Padahal dia sudah bisa mulai menata hati setelah bertemu Alan. Lega setelah bicara dengan kakaknya yang bersedia diajak pergi menemui Pak Rosyam dan Livia. Namun sikap sang mama yang membuat Bre kaget dan frustasi. Ternyata bukan Pak Rosyam yang tidak waras selama ini, tapi mamanya send

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13

Bab terbaru

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 209 Alone 4

    Bre menyalami Pak Rosyam dan Pak Tamin dan meminta maaf karena terlambat datang."Sekolah libur kan, Bang?" tanya Bre pada Alvian."Iya, Om. Libur seminggu setelah ulangan.""Oke, besok kita jalan-jalan ke pantai sama Kak Leo. Mau nggak?"Alvian memandang kakeknya. Saat Pak Rosyam mengangguk, Alvian senang karena diberi izin. Bocah itu memang sering bertemu Bre tiap kali ikut kakeknya ke Malang.Pak Rosyam dan Bre sambil makan membicarakan projek yang akan di mulai bulan depan. Setelah itu Bre mengajak Leo dan Alvian jalan-jalan di mall depan restoran. Pria yang masih tetap sendiri itu seperti biasa membelikan mainan dan pakaian untuk Alvian dan si kembar. Untuk Aliva dia hanya membelikan sebuah boneka. Aliva masih terlalu kecil. Bre belum pernah melihat wajah Aliva. Pasti cantik seperti ibunya. Bre terakhir kali bertemu Livia, ketika acara dinner malam itu. Kalau Alan masih sering bertemu karena mereka memang menjadi partner bisnis."Nak Bre, kapan bapak dapat undangan pernikahan? B

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 208 Alone 3

    "Saya merintis bisnis bersama istri saya yang saat itu masih menjadi teman biasa. Juga Adi, teman kita yang malam ini tidak bisa datang. Mereka yang menemani saya benar-benar dari nol. Mulai dari mencari tempat usaha, perizinan, dan karyawan.""Dari teman langsung menikah atau pacaran dulu, Bro?" celetuk seorang teman."Suatu hari saya diam-diam menemui ayahnya dan berterus terang hendak menikahi putrinya. Tapi saya minta waktu agar saya mapan secara finansial. Beberapa bulan kemudian saya melamarnya dan kami menikah."Beberapa perempuan memandang ke arah Livia yang masih duduk di tempatnya. "Kenapa nggak ngundang kami? Kamu lupakan teman-temanmu," protes yang lain."Maaf, saya menikah di Sarangan, jadi hanya Adi saja yang datang. Kami hanya mengadakan pesta sederhana karena waktu itu saya masih dalam tahap merintis bisnis."Alan berbagi pengalaman dan motivasi yang menginspirasi. Semua pertanyaan teman dijawabnya dengan penjelasan yang gamblang. Dan pertemuan itu berakhir di jam seb

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 207 Alone 2

    Livia berdebar-debar takut dan netranya pun berembun. Sekarang susah untuk menelan saliva, seperti ada yang menyekat tenggorokan. Livia merasa malu dan bersalah. Setiap kali ayahnya menemuinya di ruang kerja, sang ayah tidak pernah menutup pintu dengan rapat. Dari celah itulah, tentunya Alan mendengar percakapan dan tangisnya."Mas, aku nggak ada perasaan apapun selain empati dengan nasib Bre." Suara Livia bergetar. "Dia menjadi korban keegoisan mamanya, sedangkan dirinya juga tidak bisa mengendalikan diri makanya sakit akhibat merokok. Aku ....""Nggak perlu dijelaskan, Sayang. Mas paham perasaanmu. Kalau pun masih ada sisa rasa karena kalian pernah hidup bersama, mas juga ngerti.""Bukan seperti itu, Mas. Sekarang hidup dan matiku, jiwa dan ragaku hanya untuk mas dan anak-anak. Jangan salah pengertian.""Mas sangat mengerti, Livi. Sebaiknya kita nggak usah lagi membahas tentang hal ini. Mas percaya sama kamu. Mas dan Bre sudah bicara baik-baik, tetap membuka peluang supaya kita bisa

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 206 Alone 1

    RAHASIA TIGA HATI - Alone"Tampaknya Mbak ini ngebet banget pengen ketemu sama Mas Alan.""Oh, bukan saya saja. Jangan salah paham, Mbak. Tapi teman-teman yang lain juga ingin bertemu. Berharap Alan bisa datang di pertemuan kami dan berbagi pengalamannya. Yang jelas berbagi ilmu. Alan sedang hangat diperbincangkan di grup alumni." Sonya tampak malu dan membuat wajahnya merona."Oh," jawab Livia pendek. Padahal di antara sekian banyak alumni, pasti bukan suaminya saja yang sukses. Tapi kalau pada akhirnya Alan jadi inspirasi dan penyemangat buat mereka, bukankah itu menjadi nilai plus. Pengalamannya menjadi sangat berguna tidak hanya untuk diri pribadi, tapi untuk orang banyak. Ah, Livia positif thinking saja."Alan jarang ikut pertemuan alumni. Mungkin karena sibuk kali, ya. Tapi kami berharap kali ini dia bisa hadir. Mumpung ada di Malang. Kalau gitu saya mau kembali ke kamar dulu, Mbak.""Ya, Mbak," jawab Livia.Wanita itu melangkah pergi. Tampaknya dia masih tahu malu juga setelah

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 205 Suami Idaman 3

    "Besok pagi. Karena malam ini aku masih ada acara ketemuan dengan teman-teman alumni.""Apa benar AFBC mau buka cabang di Malang? Mas Ferry ngasih tahu aku sebulan yang lalu.""Insyaallah. Semoga tahun ini bisa terealisasi."Percakapan terjeda sejenak ketika makanan yang dipesan datang."Aku juga membuka peluang kerjasama dengan Hutama Jaya," ujar Alan sambil mulai menikmati makanannya."Kamu nggak khawatir denganku, Lan?"Alan tersenyum. "Apa mungkin kamu tega menikamku dari belakang? Sedangkan aku mendapatkan Livia bukan karena aku merebutnya darimu. Marilah kita menjalin hubungan kerjasama secara sportif sebagai pria sejati, tanpa ada bayang masa lalu. Profesional all out."Keduanya saling pandang. Tanpa bayang masa lalu? Jelas tawaran itu tidak mudah bagi Bre, bahkan bagi Alan sendiri. Tapi urusan dunia properti berada di tangan Pak Rosyam dan Adi. Alan tetap di pasionnya sendiri. Livia sebagai kepala staf keuangan, tetap di kantor bersamanya. Untuk projek properti ditangani oleh

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 204 Suami Idaman 2

    Bre menggeliat sebelum turun dari kasur. Langsung ke dapur dan membuat secangkir kopi lantas membawanya ke balkon. Duduk di sana sambil menyesap white coffee. Dia lebih suka kopi hitam, tapi stok di dapurnya sudah tidak ada dan belum sempat belanja.Jam dua dini hari Bre baru bisa tidur. Pertemuannya dengan Livia membuatnya kembali merasa tersungkur. Dan itu pilihannya, karena sebenarnya dia bisa saja tidak usah datang ke acara dinner setelah tahu Alan pasti datang bersama Livia.Namun ia tetap datang juga. Dan ini akhibatnya. Luka yang seharusnya mulai sembuh, kini basah kembali. Meski demikian ia tidak lagi terpuruk seperti tahun-tahun kemarin. Bre lebih siap kendati tetap ada rasa kecewa karena penyesalan."Bre, dapat salam dari Atikah," ujar seorang teman kerjanya suatu hari.Bre hanya menjawab dengan senyuman. Dan kiriman salam itu terus berlanjut beberapa kali. Atikah ini salah satu staf di kantor tempatnya bekerja. Perempuan yang lumayan nekat karena berani mengirim salam dulua

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 203 Suami Idaman 1

    RAHASIA TIGA HATI - Suami IdamanLivia meringkuk untuk berlindung dari dingin. Rasa cemas masih tersisa atas kejadian tadi malam. Tak terbayangkan kalau Alan bersikap arogan karena kesalahan yang istrinya lakukan. Selama ini dia sudah sangat bersabar, Livia benar-benar takut jika Alan bisa saja lepas kendali. Namun suaminya memiliki kecerdasan emosional, mampu mengekspresikan perasaan kecewa, marah, dengan cara yang bijak. Meski begitu bisa membuat Livia menangis.Saat melampiaskan hasr*tnya pun tetap semanis seperti biasanya meski diselimuti amarah dan cemburu. Tidak kasar untuk membalas rasa kecewanya. Suami seperti ini, di mana ia akan mendapatkan dalam situasi dunia seperti sekarang. Ketika perselingkuhan sudah menjadi life style, tidak hanya di kalangan kelas atas bagi orang-orang berduit, tapi kelas pinggiran pun mengalami fenomena yang sama.Kunci sebuah hubungan ada pada laki-laki. Mau sekuat apapun berdebat, kalau cinta seorang laki-laki sangat besar. Hubungan itu akan tetap

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 202 Mari Kita Bicara 3

    "Jadi Mas Alan nggak tahu?" Livia terkejut lagi. Alan yang biasanya banyak tahu hal-hal yang berada di luar jangkauan Livia, tapi kali ini dia tidak tahu apa-apa."Untuk apa mas berbohong sama kamu. Apa begitu pentingnya kabar tentang Bre bagimu?"Tangis Livia tumpah. "Bukan begitu. Aku takut kalian berselisih. Padahal aku sudah senang kalian bisa bekerjasama dengan baik sampai tiga tahun lamanya. Mas, jangan salah paham."Alan menarik napas panjang. Keduanya terdiam beberapa menit. Livia mengusap air mata dengan tisu yang ditarik dari atas nakas. "Maafkan aku. Aku nggak ada niatan mengkhianatimu," ujar Livia serak."Livi, kita sudah punya tiga anak. Saat mendengar percakapanmu dan ayah yang menasehatimu tadi, mas diam. Nggak akan menjadikan itu masalah yang membuat hubungan kita berubah. Mas memutuskan diam karena mas percaya dengan ayah dan kamu."Mas anggap itu hal biasa. Tapi setelah mas melihatmu berbincang dengan Bre, mas akhirnya perlu mendiskusikan hal ini denganmu.""Percayal

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 201 Mari Kita Bicara 2

    Livia menebarkan pandangan ke belakang. Ia tidak menemukan Bre di antara para undangan. Mungkin dia masih di sana, karena banyaknya tamu yang berjas hitam, jadi susah untuk menemukan."Apa yang kamu cari?" Alan menyentuh dan langsung menggenggam jemarinya."Mas." Livia kaget karena Alan tiba-tiba ada di belakangnya. Wajah sang suami tidak secerah tadi. Apa ada masalah antara suami dan rekan kerjanya? Livia jadi khawatir.Seseorang menyapa mereka. Alan kembali berbincang dan tidak melepaskan genggaman tangannya.Sedangkan Sonya yang kembali dari menerima telepon terkejut melihat tangan Livia digenggam oleh Alan. Laki-laki yang dibicarakan tadi sudah bersama wanita itu. Apa hubungan mereka? Bukankah Livia bilang datang bersama suaminya? Jadi dia istrinya Alan? Oh, mungkin bukan. Kenapa Livia tidak mengakui kalau dia istrinya bos AFBC ketika sang suami dibicarakan perempuan lain.Apa dia selingkuhannya Alan? Waduh, padahal Alan tidak ada tampang laki-laki red flag. Sonya tidak percaya. K

DMCA.com Protection Status