Tidak diperdulikan oleh orang tuanya membuat Dania Vloreta Aurelia sudah kebal dengan kata 'Diacuhkan' termasuk oleh kekasihnya sendiri, yang sudah hampir setahun lamanya ia menjalani toxic relationship.Raga Arsen Vallario, lelaki yang menjabat sebagai ketua geng Cyclops itu juga kekasih dari seorang Dania Vloreta Aurelia,hubungannya berawal baik dari dua bulan pertama, tapi semakin ke sini ntahlah, sikapnya selalu berubah-ubah pada gadisnya'Hubungan yang diawali dengan kebohongan tidak akan pernah merujuk pada keseriusan.''Kejujuran adalah point penting dalam sebuah hubungan.''Landasan sebuah hubungan adalah komitmen, jika komitmen saja tidak ada, hancur? bagaimana hubungan itu bisa kokoh?''Cinta sejati adalah siapa yang bisa menjaga hati, bukan yang selalu mengucap janji tapi yak pernah ditepati.'
View MoreDania Vloreta Aurelia, gadis cantik dengan rambut terurai yang sedikit bergelombang, bibir tipis berwarna pink pucat, kulit putih bersih, serta mata hazelnya. Kini gadis itu tengah berjalan santai menyusuri koridor sekolah seorang diri menuju ruang kelasnya XI-Mipa 2, Dania begitu santai berjalan menyusuri koridor sekolah sambil sesekali tersenyum ramah pada siswa-siswa yang menyapanya.
Ditengah perjalanan terdengar suara serak tajam milik seorang pria yang berjalan menghampirinya.
"Dania." ujarnya dingin lalu berjalan mendekat kearah Dania, lalu mencekal kuat
Pergelangan tangan Dania membuat gadis itu sedikit meringis kesakitan"S-sakit Ga." serunya seraya mencoba melepaskan cekalan Raga, ya dia adalah Raga Arsen Vallario,laki-laki badboy sangat tampan dengan mata tajam bak elang, hidung mancung dan bibir yang sedikit tebal warna merah alami,laki-laki yang sudah setahun ini menjadi kekasihnya, orang kedua yang membuat hidupnya hancur setelah orang tuanya. Raga yang kasar dan pemarah serta orang tuanya yang acuh tak peduli tentangnya dan tentang hidupnya, karena yang mereka pikirkan hanyalah bisnis dan uang.
"Lo tau gue paling gak suka cewe pembangkang!" tegasnya menatap tajam mata hazel milik Dania
"Gue gak ngebangkang lo Raga!" bentaknya
"Jangan pernah bentak gue Dania Vloreta Aurelia!" tegasnya dengan rahangnya yang
Mengeras dan tatapan yang teramat tajam seraya semakin mengeratkan cekalannya di pergelangan tangan Dania."Ra-Raga sakit." lirihnya
Dengan nafas gusarnya ia langsung melepaskan cekalannya lalu beralih menatap gadis didepannya seraya menempelkan kedua telapak tangannya pada kedua pipi Dania dan berusaha mengontrol emosinya agar tidak semakin lepas pada gadisnya ini.
"Semalem lo kemana?" tanyanya sedikit lembut.
"Gue cuma keluar sebentar nyari makan Ga."
"Lo bisa minta anter gue."
"Gue udah coba nelpon Lo kalo Lo lupa dan apa? Lo malah riject telpon gue, Lo mau gue mati karena kelaparan? Lo tau kan dirumah gue sendiri ART juga lagi gak ada." jelasnya lirih
Raga pun hanya diam tidak membalas perkataan sang kekasih
"Lo yang kemana semalem Ga?"
"Kenapa diem?"
"..."
"Gabisa jawab kan? Gue tau semalem lo diclub Ga."
"Jangan tanya gue tau dari mana, gue liat sendiri pake mata kepala gue lo ke club sama cewe."
"Sakit Ga, mau sampe kapan kita ngejalanin hubungan toxic ini? Lo tenang gue menderita Ga."
"Semua perlakuan lo sama gue itu buat hidup gue semakin menderita."
"Lo adalah satu-satunya manusia di dunia ini yang gue harepin bisa bahagiain gue Ga, tapi apa?"
"Gue capek Ga,"
"Gue gak tau sampe kapan gue bisa bertahan sama lo dan hubungan ini." Lirihnya tak terasa setetes air mata jatuh tanpa aba-aba, sungguh Dania tidak bisa menahan air matanya itu.
Lalu Raga pun hanya diam membisu mencerna baik-baik perkataan gadisnya benar, dialah yang salah, dia telah banyak menyakiti gadisnya.
Sedetik kemudian Dania pun beranjak pergi meninggalkan Raga yang tengah mematung di tempatnya.
Baru beberapa langkah Dania beranjak meninggalkan Raga, dengan langkah cepat pemuda itu langsung memeluk tubuh Dania dari belakang.
"Maaf," ucapnya tulus
Dania yang sangat kagetpun hanya diam, menerimanya.
Lo itu sulit gue tebak Ga, perasaan lo sikap lo. Batinnya
"Gue anterin." ucapnya lembut.
Dania pun hanya mengangguk nurut.
Kini Raga dan Dania tengah sampai di depan kelas Dania XI-Mipa2 , sedangkan Raga adalah anak kelas XII-Ips1.
"Istirahat gue jemput." ujarnya seraya mengacak-ngacak puncak kepala Dania lalu pergi meninggalkannya.
Dania pun hanya tersenyum menatap kepergian sang kekasih lalu berjalan masuk ke dalam kelasnya.
"Hai Dan," sapa Febby sahabat sekaligus teman sebangku Dania.
"Hai Feb," jawabnya ramah
"Dan lo gak diapa-apain kan sama Raga?"
"Nggak ko Feb,"
"Kenapa Feb?"
Sedangkan yang ditanya hanyalah celingukan bingung
"Em Dan, itu."
"Bilang aja kenapa Feb?" tanyanya lembut
"Tadi pagi gue liat Raga berangkat bareng kakak kelas Dan, cewe." ucapnya tak enak hati
Dania pun hanya tersenyum kecut mendengar kelakuan kekasihnya itu, ya Raga memang sering bermain wanita dibelakang bahkan pernah terang-terangan di hadapannya tapi tak Dania hiraukan memang sudah biasa seperti itu bahkan bukan hanya bermain wanita Raga juga kerap mengasarinya.
Dania sungguh muak dengan hubungan toxic yang sudah hampir setahun ini ia jalani, sungguh ia sangat ingin bebas dan terlepas dari semua kekangannya Raga tapi sungguh tak bisa, karena Raga selalu mengancamnya dengan mengambil hal yang paling berharga dalam hidupnya, kehormatannya. Karena Raga adalah orang yang tak pernah main-main atas ucapannya.
"Dan, lo gapapa?"
"Gapapa kok Feb."
"Yang sabar ya Dan, gue sebagai sahabat lo benar-benar muak sama kelakuan pacar lo dia udah kelewatan Dania, dan kenapa lo masih bertahan? Harusnya dari dulu lo udah lepasin dan tinggalin dia."
"Gue cinta sama Raga Feb, gue percaya suatu saat nanti Raga pasti bakal berubah."
"Lo mau nunggu Raga berubah sampe kapan Dan? Dan lo yakin dia bakal berubah?"
"Entahlah gue juga gak tau,"
"Kalo ada apa-apa pokonya lo harus cerita sama gue oke?"
"Siap, makasih ya lo emang sahabat gue yang paling pengertian, sini peluk."
***
🔔🔔🔔🔔
"Lo duluan aja Feb, gue mau nungguin Raga."
"Yaudah gue temenin ya? Sampe Raga dateng"
"Gak usah Feb, lo duluan aja."
"Beneran? Yaudah gue duluan ya Dania."
"Iya Feb."
"Raga mana sih, ko belum jemput juga." gerutunya
"Duh, mana kebelet lagi."
"Ah persetan dengan Raga yang bakalan marah, gue gak kuat banget kebelet." ujarnya lalu berjalan menuju toilet
Setelah selesai dari toilet Dania pun berjalan menyusuri koridor sekolahnya tiba di pertengahan jalan tepatnya di dekat gudang sekolah Dania mendengar samar-samar suara seseorang yang berada di gudang, dengan rasa penasaran Dania pun melangkah menghampiri asal suara, dengan langkah demi langkah kini ia tengah berada tepat didepan gudang tersebut dan ia melihat ke arah jendelanya Dan..
Partnya segini dulu ya? Penasaran gak sih? Nggak ya? Hhe Bantu supportnya dong supaya Aku Semangat up nya^^
"Dan, balik aja yuk!"Kini Dania dan Febby sudah sampai di depan markas Altar, Dania dan Febby bersembunyi di balik pohon besar di samping markas Altar itu. Menunggu Raga dkk datang."Dania gue takut ih!""Duh Feb, Lo diem dong jangan berisik, ntar kita ketauan."Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 19.00, dan Raga dkk masih belum sampai juga, setelah mencari tau kini Dania sudah mengetahui rencana yang sebenarnya.Tak lama suara deru motor terdengar keras di depan markas Altar, itu dia Raga kekasihnya, dan anggota inti Cyclops."Dan, mereka udah Dateng tuh.""Iya Feb, gue liat elah.""Yaudah yu pulang ah, ngeri tau.""Kita belum ngapa-ngapain Feb, Lo lupa sama rencana kita?""Lupa gue Dan, yu udah ah pulang ajaaa.""Berisik Feb, diem ih yang ada nanti kita malah ketauan.""Iya, iya ih."Sedangkan Raga dkk, sudah siap menyerang Altar."Ga, langsung serang aja ayo deh, udah getel nih tangan gue!" Kata Onil sangat bersemangat."Iya Ga, sama gue juga udah gedek banget Ama tuh bocah sem
Hari sudah semakin sore namun kedua gadis itu masih berada dicafe sejak tadi, Febby terlihat sangat santai sambil sesekali tertawa bersama Dania, Dania yang enggan pulang ke rumah Raga pun berniat untuk menginap dirumah Febby, toh besok lusa orang tuanya akan pulang, jadi dia tidak perlu menginap dirumah Raga lagi."Dan, balik yuk udah sore." ajak Febby yang disetujui oleh Dania."Yuk deh, BT juga gue lama-lama di sini, btw gue nginep dirumah lo gapapa kan?""Yaelah, santai aja kali lo kaya sama siapa aja?""Gue kabarin Raga dulu bentar."Raga A.V🦁Online||Gue nginep dirumah Febby, gak usah nelpon apalagi nyamperin ke rumah Febby.||(read)Saat Dania hendak meletakkan ponsel ke dalam tas, tiba-tiba dering telponnya berbunyi.Raga A.V🦁 iss calling ....Baru saja Dania bilang jangan menelpon, malah nelpon.Dengan kesal Dania mengagkat panggilan suara dari Raga."Pulang gak Dan?" terdengar suara memerintah disebrang sana. Sepertinya Raga marah lantaran Dania tidak pulang kerumahnya."
Cahaya matahari sudah masuk ke dalam celah jendela kamar seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya, gadis itu belum juga bangun, padahal jam sudah menunjukkan pukul 09.00.Tak lama dia mulai terganggu oleh cahaya matahari itu lalu mulai mengerjap-erjapkan matanya, dia mencoba bangun dari tidurnya dan beralih menjadi duduk, mengocek matanya sebentar setelah itu baru bisa melihat dengan jelas.Dania beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.Setelah sampai di kamar mandi, dia berdiri di depan wastafel dan cermin besar, Dania mengikat dahulu rambutnya yang terurai, setelah itu mengambil sikat dan pasta gigi.Setelah selesai, Dania mengambil sabun cuci mukanya dan dan mengoleskannya ke wajahnya lalu di basuh.Setelah di rasa sudah selesai Dania pun mengeringkannya menggunakan handuk kecil, lalu beranjak dari kamar mandi menuju lantai bawah.Dan
"Dan, terus gimana?""Lo tenang aja Feb, gue udah nyusun rencana ko." Dania tersenyum smirk, Febby hanya mengangguk mengiyakan.Tak lama Dania beranjak membuat semua pasang mata memandangnya."Mau kemana?" tanya Raga."Em, ini Ga gue sama Febby mau keluar sebentar nyari makan, boleh kan?" ujar Dania berusaha yakin."Berdua aja?" Raga memastikan."Iya,""Kenapa gak delivery aja?""Em, itu- sekalian mau jalan-jalan aja sih.""Gue anterin?""Enggak, udah gue sama Febby aja ya?" kata Dania berusaha meyakinkan Raga.Raga nampak berfikir sejenak, lalu mengangguk mengiyakan."Yess!" pekik Dania senang."Yaudah yuk Feb!" ajaknya pada Febby, Febby pun beranjak mengikuti langkah Dania, sebelum iti dia melirik ke arah Bima untuk meminta izin, Bima pun hanya tersenyum
Seorang gadis dengan tas selempang kecil yang melilit dibahunya itu baru saja keluar dari sebuah taksi."Ini uangnya pak, kembaliannya ambil aja." katanya seraya menyodorkan uang selembar berwarna merah itu."Allhamdulilah makasih banyak atuh neng.""Iya sama-sama pak," setelah mengatakan itu dia pun langsung berjalan menuju rumah kekasihnya.Baru saja ia sampai di depan pintu dan hendak mengetuk pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka dan menampakan seorang lelaki dengan style celana jeans hitam dan kaos hitam polos dibalut oleh jaket kebanggaan Cyclops."Eh Bima," katanya cengengesan, sedangkan Bima? lelaki itu kaget melihat keberadaan kekasihnya disini."Feby? lo sejak kapan di sini?" tanyanya dengan raut wajah bingung."Baru aja ko, oh yah lo mau kemana?""Gue mau keluar ada urusan, lagian lo ngapain sih malem-malem ke sini, sendiria
Setelah acara makan tadi selesai kini ketiga orang yang tak lain adalah Farah, Raga dan Dania tengah berada diruang televisi, mereka tengah menonton bersama kecuali Raga, lelaki itu malah sibuk pada game diponselnya."Hiks ... itu ko cowoknya jahat banget hiks ... masa ceweknya lagi sakit aja dia malah sibuk selingkuh hiks ..." isak tangis Farah diikuti Dania membuat Raga yang sedang fokus pada gamenya mendongkak menatap kedua perempuan yang sedang terisak tangis dengan tissu ditangan masing-masing.Raga menatap kedua orang itu lalu menatap ke arah Televisi itu dan membuang nafasnya kasar, dasar korban sinetron."Didrakor cowoknya ganteng-ganteng tapi pada setia tuh, lah ini muka kaya kanebo kering aja belaga selingkuh segala, canda kanebo kering, hiks ..." isak Dania nyinyir membuat Raga membulatkan matanya lalu mengusap dadanya sabar."Bunda tuh yah paling gak suka sama cowok tukang selingkuh, kasar, apa
Sesuai ucapan dokter kemarin kini Raga sudah diperbolehkan pulang, selain kesehatannya yang sudah membaik jahitan yang ada diperutnya juga sudah mengering.Hari ini pagi-pagi sekali Raga sudah bersiap-siap untuk pulang, tentunya ditemani oleh Dania, sedangkan orang tuanya Raga sedang mengurusi administrasi.Dania sekarang sedang merapikan barang-barang dan baju-bajunya Raga ke dalam sebuah tas.Sedangkan Raga, leleki itu tengah membersihkan tubuhnya di kamar mandi, setelah dirasa sudah beres Dania meletakan tas itu diatas tempat tidurnya Raga yang tadi sudah ia rapikan.CeklekPintu kamar mandi terbuka membuat Dania membalikan badannya ke arah Raga yang baru saja keluar dari kamar mandi, saat Dania melihat Raga dia langsung berteriak histeris sambil menutup kedua matanya dengan kedua telapak tangannya."RAGA!"Raga terkekeh lalu berjalan mendekat
Seminggu itu juga Dania selalu ada di samping Raga, dia belum mau masuk sekolah sebelum Raga pulang, Dania memberikan perhatiannya pada Raga, selalu.Contohnya saat ini saja gadis itu tengah menyuapi Raga bubur, Dania duduk di samping Raga, Raga terlihat sangat bahagia melihat perhatian Dania padanya.Dia merasa sangat beruntung karna masih diberikan kesempatan untuk berjumpa dengan gadisnya.Raga menatap manik mata indah Dania, wajah Dania yang menurutnya sangat cantik dan menggemaskan.Dania begitu telaten menyuapi Raga, Raga hanya menerimanya dengan senang hati sampai buburnya habis, lalu Dania mengambilkan minum diatas nakas itu dan memberikannya pada Raga.
Hari sudah berganti, bulan telah terganti oleh matahari, hari ini tepat sekali hari ini adalah hari dimana akan dilepasnya alat bantu pernafasan Raga.Semua tim medis sudah menyiapkan segala sesuatunya, tinggal menunggu waktu.Mereka hanya tinggal menunggu waktu beberapa menit saja, untuk melakukan tindakan melepas alat tersebut.Dania bersama kedua orang tuanya Raga dan para sahabat-sahabatnya Raga dan Febby tentunya mereka kini tengah berdiri di depan ruang rawat Raga, melihat ke arah jendela dimana Raga masih setia memejamkan matanya membuat Dania semakin sesak.Tak pernah terbayangkan olehnya akan mendapati Raga seperti ini, orang yang kembali menghidupkan warna dalam hidupnya walaupun itu hanya sekejap, namun Raga begitu berarti dalam
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments