Drtt ... drt ...
Suara dering ponsel membuat Dania terbangun dari tidurnya, lalu mengambil ponsel yang berada di nakas tepat di sampinh tempat tidur.
Drtt ... drt ...
Selli is calling...
"Selli?" gumamnya lalu mengangkat telponnya
"Hallo Ga? Nanti malem jadi kan ke rumah gue? di rumah juga lagi gak ada siapa-siapa."
Deg!
Tut ... tut ...
Dengan cepat Dania pun memutus sambungan telponnya lalu meletakan Kembali ponselnya Raga ke tempat semula, dan mencoba menahan air matanya yang sudah berkaca-kaca.
Ceklek
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka lalu menampilkan segerombolan laki-laki, yang tak lain adalah Raga dan kawan-kawan.
Mereka pun berjalan mendekat ke arah Dania.
"Udah enakan?" Tanya Raga lembut yang hanya di balas anggukan oleh Dania.
"Eh Bu boss, nih Kita bawain buah-buahan hhe.." ucap Onil cengengesan
"Iya, makasih banyak ya." ucapnya tulus sambil tersenyum manis
"Gilaa senyumnya bi-" ucapnya terpotong kala mendapat tatapan tajam dari Raga.
"Bikin lo tambah Cinta boss, nah iya itu." gelagatnya seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Em Ga,"
"Kenapa ada yang sakit?" Tanyanya cepat
"Nggak ko, gue mau ke toilet dulu deh." ucapnya lalu beranjak
"Mau gue anterin?" tawarnya
"Gak usah." Tolaknya lalu berjalan menuju toilet.
Sampainya di Dalam toilet, Dania pun melihat dirinya di sebuah cermin, dengan susah payah Dania menahan air matanya agar tidak tumpah di depan Raga dan temen-temennya.
"Gue itu pacar lo, Tapi gak berarti apa-apa dalam hidup lo." ucapnya sendu sambil menatap ke arah cermin di depannya
"Gue ada, tapi lo buat seolah-olah gue gak ada."
"Gue di samping lo, tapi hati lo entah untuk siapa Ga,"
"Gue ada tapi seakan lo gak pernah harapin gue dalam hidup lo, dan secara gak langsung lo juga yang buat gue masuk dalam hidup lo."
"Gue bener-bener gak ngerti Ga, kenapa perasaan lo Sama Sekali gak bisa gue tebak?" Ucapnya lalu menghapus jejak air matanya lalu berjalan keluar dari toilet dan menghampiri Raga yang sedang brcanda tawa bersama teman-temannya.
"Udah?" Tanyanya yang lagi hanya di balas anggukan dan senyum tipis oleh Dania.
"Lo istirahat gue Sama yang lain di bawah, kalo ada apa-apa panggil gue." Ucapnya lalu mencium Sekilas puncak kepalanya Dania
"Ekhem, yang masih bocil harap tutup matanya." Celetuk Onil.
"Gue masih kecil gue skip." uvap Jefan
"Gue gak liat mereka gue liat jendelaa." Seru Bima
"Bacot aja lo pada, Dan cepet sembuh ya?" ucap Raka lalu beranjak keluar kamar diikuti yang lain
"Bu boss, cepet sembuh yaaa?" ucap Onil Dan Bima bebarengan
"Dania cepet sembuhh byee!" Ucap Jefan.
Dan kini hanya ada Dania seorang diri.
Sungguh hatinya sesak, Tapi Dia tidak mau terlalu meikirkannya, karna itu hanya akam membuat hatinya Semakin sakit.
Perlahan Dania pun mulai memejamkan matanya lalu tertidur.
Kini jam sudah menunjukan pukul 7 malam, terlihat para lelaki yang tengah bercanda tawa di ruang TV .
"Gengs gimana kalo Kita tebak-tebakan?" Celetuk Onil
"Nah iya, boleh tuh." timpal Jefan
"Sekuy lah." Seru Bima
"Woy, boss Ka, ngikut gak?"
Yang di sebut namanya pun hanya berdehem sebagai jawaban.
"Oke lo semue tebak ni, Kenapa sapi bisa jalan sendiri?" ucap Onil
"Goblog, ya karna dia punya kaki lah." ucap Bima
"Salah."
"Ya karna dia mandiri, gak mau nyusahin orang lain makanya jalannya sendiri." Ucap Jefan
"Salah."
"Karna dia udah gede, makanya bisa jalan sendiri." Seru Raka
"Salah, kalo lo boss?"
"Gak."
"Cupu lo semua, nyerah nih?"
"Oke, jawabannya karna sapi ada huruf i coba kalo di ganti huruf u pasti bakal serem." ucap Onil menjelaskan
Krik ... Krik ...
Lalu teman-temannya pun hanya memutar bola matanya malas, melihat kelakuan temannya yang satu ini.
"Gue heran sama lo Ga, bisa-bisanya model beginian masuk Cyclops." celetuk Bima
"Eeuh lambemu minta tak sleding." Ucap Onil
"Gak tau gue amnesia." ujar Raga
"Keluarkan Onil dari Cyclops sekarang juga." ucap Bima dengan Semangat 86
"Setuju!"
"Setuju!""Setuju!""Dahla lu semua fake friend." ucapnya histeris
"Lo gak mau nyanyi Nil?" Tanya Jefan
"Gak"
"Yaudah biar gue aja."
"KUTERTAWA.."
"MEMBAYANGKAN BETAPA BAHAGIANYA MELIHAT SI ONIL TERSISKA."
"Tersiksa njirr hahaha.."
"Oh Oke ralat ulang-ulang."
"Lu semua ikutin gue Oke?"
"Asiyapp."
"KUTERTAWAA..."
"Kutertawaa...""MEMBAYANGKAN, BETAPA BAHAGIANYA MELIHAT SI ONIL TERSIKSA."
"Membayangkan, betapa bahagianya melihat si Onil Tersiksa.""Dahla lu semua anjing!" Maki Onil
"Cabut lo semua." ujar Raga dingin
"Wah lo ngusir kita Ga?" tanya Onil
"Iya."
"Astagfirullah, jahat kamu mass." ucapnya histeria
"Najis, cabut sono lo pada."
"Iyaiya elah, tau yang Mau grepe-grepe mah beda hahha.." celetuk Bima
"Yaudah kita cabut, titip salam buat Dania cepet sembuh bye." ucap mereka lalu beranjak keluar.
Raga pun langsung beranjak menuju kamarnya.
Dan terlihat seorang gadis polos yang sedang tertidur pulas, seorang gadis yang telah menemani hari-harinya selama setahun belakangan ini dan seorang gadis yang berupang Kali telah dia sakiti.
Raga pun menghampirI Dania Dan mencium Sekilas puncak kepalanya Dania.
"Sweet dream baby, Sorry gue harus pergi." ucapnya lalu bergegas mengambil jaketnya dan pergi dari sana.
Setelah kepergian Raga, Dania pun membuka matanya ya, Dania tidak tidur dia hanya berpura-pura.
Dalam hatinya ada rasa sesak, sesak mengetahui bahwa kekasihnya akan menemui wanita lain, dan meninggalkannya sendiri yang notabenya sedang sakit.
"Gue Emang gak berarti apa-apa di Hidup lo Ga, tapi apa gak bisa lo hargain sedikit aja perasaan gue. Sakit Ga, sakit." ucapnya lirih
****
Sedangkan di tempat lain Kini terlihat seorang wanita yang tengah menunggu seseorang di depan rumahnya dengan pakaian yang bisa di bilang minim, sangat minim.
Tin! Tin!
Terdengar suara klakson mobil, dan menampilkan sorang pria yang langsung berjalan menghampirinya
"Langsung masuk aja yuk?" ajaknya yang langsung bergelayutan di lengan pria itu.
Mereka pun masuk ke dalam rumah itu.
"Lo duduk bentar ya gue ambilin minum."
Tak lama
"Nih, oh ya lo lama banget sih gue nungguin lo dari tadi tau." ucapnya manja seraya menggigit bibir bawahnya
"Lupa." ucapnya dingin
"Ko lupa sih, Padahal'kan tadi siang gue udah telpon lo."
"Maksud lo?"
"Iyakan tadI siang gue nelpon lo, tapi malah lo matiin gitu aja."
Deg!
Apa ini bahkan dari Pagi pun Raga belum mengecek ponselnya, tidak.
"Terus lo bilang apa?" tukasnya
"Gue cuma bilang ntar malem lo jadi kan ke rumah gue, gitu doang."
"Akh sial!" umpatnya lalu beranjak keluar.
"Raga lo Mau Kemana?"
"Cabut."
"Raga ih baru juga dateng." sebalnya
Sedangkan Raga kini tengah melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, bak orang kesetanan.
"Sial!" umpatnya seraya memukul-mukul setir mobilnya.
...Tbc...
Ting!Bundahara💸Raga bunda masih ada urusan, kemungkinan malem ini gak pulang ayah juga masih ada kerjaan di singapura jadi belum bisa pulang kamu baik-baik sama Dania ya, jagain calon mantu bunda jangan bandel,Loveyou😘(Read)Dania hanya tersenyum melihat isi Pesan itu lalu beranjak berjalan, menuju dapur untuk mengambil minum.Ketika Dania hendak duduk tiba-tiba sebuah lengan kekar melingkar sempurna di pinggangnya, yang membuat Dania terpelonjak kaget lalu berbalik badan dam menatapnya."Raga?""Em Ga, gue cuma ambil minum ko tenggorokan gue seret banget makanya gue turun kebawah.""Dan iya lo pasti lupa bawa HP ya? tadi bunda ngabarin kalo malem ini dia gak bisa pulang masih ada urusan." Ucapnya lalu melepaskan tangan Raga dari pinggangnya. "Yaudah ya, gue keatas dulu ngantuk, good night
"Dania!""Akh- sakit Ga, lepasin tangan gue.""Kalo lo ngelakuin ini karna semalem, kenapa semalem lo malah diem aja?!""Lo gak tau apa-apa jadi Lo gak usah nyimpulan seenak jidat lo!" sarkasnya penuh penekanan lalu pergi meninggalkan tempat itu."Ga, Dania jahat banget pipi gue sampe merah gini hikss.." ucapnya lirih dengan diam-diam tersenyum smirk."Kita ke UKS ya? Gue obatin." ajaknya"Dania bener Ga, Lo gak tau apa-apa. Bahkan saat Selli bilang kalo Dania itu jalang lo pun lo gak tau. Dan yang lebih parahnya-" ucap Raka terpotong oleh Bima"Gak usah di terusin Ka, percuma. Biarin, biar dia nyadar sendiri." seru Bima"Lo emang ketua Cyclops Ga, tapi dengan sikap lo yang menyimpulkan sesuatu yang bahkan lo gak tau kebenarannya itu gak mencerminkan lo sebagai ketua." tegas Onil"Lo tau Ga?
Sepulang dari Apartementnya Raga, Dania langsung memutuskan untuk pulang ke rumahnya dan menguncikan dirinya di dalam kamar.kini Dania tengah berada di depan jendela kamarnya, ia menatap langit yang menghitam suram seperti keadaan hatinya saat ini.Drtt ... drtt ...Mama is calling..."Hallo ma?""Dania, mama masih banyak urusan jadi belum bisa pulang coba kamu telpon papa ya.""Iya gapapa ma, kan udah bia-"Tut .. tut .."Sa," lanjutnya tersenyum miris lalu menekan nomor telpon papanya."Iya Dania kenapa? papa lagi sibuk ini.""Papa kapan pulang?""Dania papa bilang papa lagi sibuk, udah ya telponnya nanti aja."Tut ... tutt ...Dania pun hanya bisa tersenyum lalu meletakan ponselnya asal ke tempat ti
Tok ... Tok ... Tok ..."Iya masuk.""Permisi Bu, maaf saya telat.""Gapapa Dania, Lagian rapatnya juga baru di mulai ayo silahkan duduk.""Maksih Bu," dcapnya lalu duduk"Baik Dania tadi sudah ibu umukan pada semua anggota osis bahwa sekolah kita akan mengadakan camping together exploring the outside word, jadi kita akan berkemah menjelajahi dunia luar nanti urusan tempatnya kalian yang atur ya," jelas bu Nurma"Oh iya Nando kamu sebagai ketua osis harus bisa menangani ini semua, dan kamu Dania kamu harus bekerja sama dengan Nando dan anggota osis yang lainnya ya, kalian lanjutkan ibu permisi masih ada urusan." lanjutnya lalu beranjak"Baik bu,""Oke, tadi sesuai tema bu Nurma ada yang punya masukan atau tambahan lain? soal tempat gue udah ada, tempatnya itu exploringble banget jadi udah pas." ucap Nando"Ini yan
Suasana sekolah yang ramai oleh siswa-siswa yang berhamburan keluar yang memang dimana sekolah telah usai dan menandakan jam pulang sekolah.Kini seorang gadis yang tengah berjalan seorang diri menyusuri koridor sekolah menuju parkiran."Dania!" teriak seorang perempuan yang berlari menghampiri Dania, perempuan itu tak lain adalah Febby sahabatnya."Febby? gue kira lo udah pulang duluan." ucapnya santai"Yakali gue ninggalin lo nggak lah, gue tuh tadi abis dari toilet kebelet banget sumpah." ucapnya dengan nafas terengah-engah"Ya kan gue gak tau." ucapnya sambil sesekali terus melihat ponsel yang ada di genggamannya"Lo sih galfok, btw lo kenapa sih liatin ponsel sampe segitunya?" tanyanya penasaran"Raga nelpon gue terus Feb, dia juga chat-chat gue." ucapnya jujur"Ya terus? yaudah sih biarin aja Dan." ujarnya sinis"Tap
Suasana sekolah yang mulai sepi, dikarnakan bell pulang sekolah sudah berdering dari sepuluh menit yang lalu.Terlihat dua orang wanita yang tengah berjalan menyusuri koridor sekolah menuju gerbang depan, mereka berjalan begitu santai seraya berbincang-bincang dan sesekali tertawa.Dania begitu santai berjalan menyusuri koridor sekolah yang mulai sepi, ditemani Febby, Dania begitu bahagia karna masih ada Febby sahabatnya yang selalu ada untuk Dania, Karna Raga sudahlah Dania sungguh tidak ingin terlalu memikirkan masalahnya bersama Raga."Dan, lo beneran gak mau bareng gue aja? lagian bentar lagi supir gue dateng ko." ucap Febby melihat ke arah Dania yang hanya tersenyum menanggapinya."Bene
Dengan perasaan yang sudah tidak bisa di jelaskan lagi, Dania berjalan tegesa-gesa sambil sesekali menyeka air mata yang sudah betjatuhan membasahi wajahnya.Kini Dania tengah berada di dalam sebuah taksi, masih dengan perasaanya yang hancur, wajahnya yang basah, matanya yang mulai membengkak di karnakan air mata yang terus luruh berjatuhan tanpa henti.Seolah pikirannya selalu berputar pada kejadian yang baru saja ia alami, bayang-bayang wajahnya Raga, kata-katanya yang mengatainya jalang selalu berputar di dalam pikirannya Dania, hancur, sudahlah tidak dapat di ragukan lagi betapa hancurnya dirinya saat ini, Dania sungguh lelah, niatnya untuk memperbaiki hubungannya pupus sudah, tidak ada kata perbaikan, karna semuanya telah usai.Setelah sampai di rumahnya, Dania langsung masuk kedalam kamarnya dan menguncikan dirinya di dalam kamarnya lalu bersender pada dinding kamarnya, Dania terduduk
"Gue,"Semua yang mendengar hanya melongo tak percaya, apa ini? bahkan mereka semua tidak mengerti apa maksudnya."Maksud lo?" tanya Raga tegas menatap tajam ke arah Raka"Gue yang ada di foto itu, dan lo?!" ucapnya seraya menunjukan jarinya tepat di depan wajahnya Raga "Lo sama sekali gak tau apa-apa, jadi lo gak bisa seenaknya nyimpulin sesuatu!" tukasnyaRaga pun hanya diam membisu,"Sorry Ga, tapi apa saat itu lo udah coba tanya dan dengerin penjelasannya Dania?" tanya Jefan seriusRaga menatap sejenak ke arah Jefan lalu mengalihkan pandangannya ke arah Raka yang masih tersulut emosi.Lalu Raga pun hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban."Bego!" desis Raka"Asal lo tau Ga, cewek lo itu perempuan baik, karna apa? karna dia sendiri lebih mentingin kebahagiaan orang yang dia sayang dari pada kebahagiaannya sendiri, dia mati
"Dan, balik aja yuk!"Kini Dania dan Febby sudah sampai di depan markas Altar, Dania dan Febby bersembunyi di balik pohon besar di samping markas Altar itu. Menunggu Raga dkk datang."Dania gue takut ih!""Duh Feb, Lo diem dong jangan berisik, ntar kita ketauan."Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 19.00, dan Raga dkk masih belum sampai juga, setelah mencari tau kini Dania sudah mengetahui rencana yang sebenarnya.Tak lama suara deru motor terdengar keras di depan markas Altar, itu dia Raga kekasihnya, dan anggota inti Cyclops."Dan, mereka udah Dateng tuh.""Iya Feb, gue liat elah.""Yaudah yu pulang ah, ngeri tau.""Kita belum ngapa-ngapain Feb, Lo lupa sama rencana kita?""Lupa gue Dan, yu udah ah pulang ajaaa.""Berisik Feb, diem ih yang ada nanti kita malah ketauan.""Iya, iya ih."Sedangkan Raga dkk, sudah siap menyerang Altar."Ga, langsung serang aja ayo deh, udah getel nih tangan gue!" Kata Onil sangat bersemangat."Iya Ga, sama gue juga udah gedek banget Ama tuh bocah sem
Hari sudah semakin sore namun kedua gadis itu masih berada dicafe sejak tadi, Febby terlihat sangat santai sambil sesekali tertawa bersama Dania, Dania yang enggan pulang ke rumah Raga pun berniat untuk menginap dirumah Febby, toh besok lusa orang tuanya akan pulang, jadi dia tidak perlu menginap dirumah Raga lagi."Dan, balik yuk udah sore." ajak Febby yang disetujui oleh Dania."Yuk deh, BT juga gue lama-lama di sini, btw gue nginep dirumah lo gapapa kan?""Yaelah, santai aja kali lo kaya sama siapa aja?""Gue kabarin Raga dulu bentar."Raga A.V🦁Online||Gue nginep dirumah Febby, gak usah nelpon apalagi nyamperin ke rumah Febby.||(read)Saat Dania hendak meletakkan ponsel ke dalam tas, tiba-tiba dering telponnya berbunyi.Raga A.V🦁 iss calling ....Baru saja Dania bilang jangan menelpon, malah nelpon.Dengan kesal Dania mengagkat panggilan suara dari Raga."Pulang gak Dan?" terdengar suara memerintah disebrang sana. Sepertinya Raga marah lantaran Dania tidak pulang kerumahnya."
Cahaya matahari sudah masuk ke dalam celah jendela kamar seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya, gadis itu belum juga bangun, padahal jam sudah menunjukkan pukul 09.00.Tak lama dia mulai terganggu oleh cahaya matahari itu lalu mulai mengerjap-erjapkan matanya, dia mencoba bangun dari tidurnya dan beralih menjadi duduk, mengocek matanya sebentar setelah itu baru bisa melihat dengan jelas.Dania beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.Setelah sampai di kamar mandi, dia berdiri di depan wastafel dan cermin besar, Dania mengikat dahulu rambutnya yang terurai, setelah itu mengambil sikat dan pasta gigi.Setelah selesai, Dania mengambil sabun cuci mukanya dan dan mengoleskannya ke wajahnya lalu di basuh.Setelah di rasa sudah selesai Dania pun mengeringkannya menggunakan handuk kecil, lalu beranjak dari kamar mandi menuju lantai bawah.Dan
"Dan, terus gimana?""Lo tenang aja Feb, gue udah nyusun rencana ko." Dania tersenyum smirk, Febby hanya mengangguk mengiyakan.Tak lama Dania beranjak membuat semua pasang mata memandangnya."Mau kemana?" tanya Raga."Em, ini Ga gue sama Febby mau keluar sebentar nyari makan, boleh kan?" ujar Dania berusaha yakin."Berdua aja?" Raga memastikan."Iya,""Kenapa gak delivery aja?""Em, itu- sekalian mau jalan-jalan aja sih.""Gue anterin?""Enggak, udah gue sama Febby aja ya?" kata Dania berusaha meyakinkan Raga.Raga nampak berfikir sejenak, lalu mengangguk mengiyakan."Yess!" pekik Dania senang."Yaudah yuk Feb!" ajaknya pada Febby, Febby pun beranjak mengikuti langkah Dania, sebelum iti dia melirik ke arah Bima untuk meminta izin, Bima pun hanya tersenyum
Seorang gadis dengan tas selempang kecil yang melilit dibahunya itu baru saja keluar dari sebuah taksi."Ini uangnya pak, kembaliannya ambil aja." katanya seraya menyodorkan uang selembar berwarna merah itu."Allhamdulilah makasih banyak atuh neng.""Iya sama-sama pak," setelah mengatakan itu dia pun langsung berjalan menuju rumah kekasihnya.Baru saja ia sampai di depan pintu dan hendak mengetuk pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka dan menampakan seorang lelaki dengan style celana jeans hitam dan kaos hitam polos dibalut oleh jaket kebanggaan Cyclops."Eh Bima," katanya cengengesan, sedangkan Bima? lelaki itu kaget melihat keberadaan kekasihnya disini."Feby? lo sejak kapan di sini?" tanyanya dengan raut wajah bingung."Baru aja ko, oh yah lo mau kemana?""Gue mau keluar ada urusan, lagian lo ngapain sih malem-malem ke sini, sendiria
Setelah acara makan tadi selesai kini ketiga orang yang tak lain adalah Farah, Raga dan Dania tengah berada diruang televisi, mereka tengah menonton bersama kecuali Raga, lelaki itu malah sibuk pada game diponselnya."Hiks ... itu ko cowoknya jahat banget hiks ... masa ceweknya lagi sakit aja dia malah sibuk selingkuh hiks ..." isak tangis Farah diikuti Dania membuat Raga yang sedang fokus pada gamenya mendongkak menatap kedua perempuan yang sedang terisak tangis dengan tissu ditangan masing-masing.Raga menatap kedua orang itu lalu menatap ke arah Televisi itu dan membuang nafasnya kasar, dasar korban sinetron."Didrakor cowoknya ganteng-ganteng tapi pada setia tuh, lah ini muka kaya kanebo kering aja belaga selingkuh segala, canda kanebo kering, hiks ..." isak Dania nyinyir membuat Raga membulatkan matanya lalu mengusap dadanya sabar."Bunda tuh yah paling gak suka sama cowok tukang selingkuh, kasar, apa
Sesuai ucapan dokter kemarin kini Raga sudah diperbolehkan pulang, selain kesehatannya yang sudah membaik jahitan yang ada diperutnya juga sudah mengering.Hari ini pagi-pagi sekali Raga sudah bersiap-siap untuk pulang, tentunya ditemani oleh Dania, sedangkan orang tuanya Raga sedang mengurusi administrasi.Dania sekarang sedang merapikan barang-barang dan baju-bajunya Raga ke dalam sebuah tas.Sedangkan Raga, leleki itu tengah membersihkan tubuhnya di kamar mandi, setelah dirasa sudah beres Dania meletakan tas itu diatas tempat tidurnya Raga yang tadi sudah ia rapikan.CeklekPintu kamar mandi terbuka membuat Dania membalikan badannya ke arah Raga yang baru saja keluar dari kamar mandi, saat Dania melihat Raga dia langsung berteriak histeris sambil menutup kedua matanya dengan kedua telapak tangannya."RAGA!"Raga terkekeh lalu berjalan mendekat
Seminggu itu juga Dania selalu ada di samping Raga, dia belum mau masuk sekolah sebelum Raga pulang, Dania memberikan perhatiannya pada Raga, selalu.Contohnya saat ini saja gadis itu tengah menyuapi Raga bubur, Dania duduk di samping Raga, Raga terlihat sangat bahagia melihat perhatian Dania padanya.Dia merasa sangat beruntung karna masih diberikan kesempatan untuk berjumpa dengan gadisnya.Raga menatap manik mata indah Dania, wajah Dania yang menurutnya sangat cantik dan menggemaskan.Dania begitu telaten menyuapi Raga, Raga hanya menerimanya dengan senang hati sampai buburnya habis, lalu Dania mengambilkan minum diatas nakas itu dan memberikannya pada Raga.
Hari sudah berganti, bulan telah terganti oleh matahari, hari ini tepat sekali hari ini adalah hari dimana akan dilepasnya alat bantu pernafasan Raga.Semua tim medis sudah menyiapkan segala sesuatunya, tinggal menunggu waktu.Mereka hanya tinggal menunggu waktu beberapa menit saja, untuk melakukan tindakan melepas alat tersebut.Dania bersama kedua orang tuanya Raga dan para sahabat-sahabatnya Raga dan Febby tentunya mereka kini tengah berdiri di depan ruang rawat Raga, melihat ke arah jendela dimana Raga masih setia memejamkan matanya membuat Dania semakin sesak.Tak pernah terbayangkan olehnya akan mendapati Raga seperti ini, orang yang kembali menghidupkan warna dalam hidupnya walaupun itu hanya sekejap, namun Raga begitu berarti dalam