Sepulang dari Apartementnya Raga, Dania langsung memutuskan untuk pulang ke rumahnya dan menguncikan dirinya di dalam kamar.
kini Dania tengah berada di depan jendela kamarnya, ia menatap langit yang menghitam suram seperti keadaan hatinya saat ini.
Drtt ... drtt ...
Mama is calling...
"Hallo ma?"
"Dania, mama masih banyak urusan jadi belum bisa pulang coba kamu telpon papa ya."
"Iya gapapa ma, kan udah bia-"
Tut .. tut ..
"Sa," lanjutnya tersenyum miris lalu menekan nomor telpon papanya.
"Iya Dania kenapa? papa lagi sibuk ini."
"Papa kapan pulang?"
"Dania papa bilang papa lagi sibuk, udah ya telponnya nanti aja."
Tut ... tutt ...
Dania pun hanya bisa tersenyum lalu meletakan ponselnya asal ke tempat ti
Tok ... Tok ... Tok ..."Iya masuk.""Permisi Bu, maaf saya telat.""Gapapa Dania, Lagian rapatnya juga baru di mulai ayo silahkan duduk.""Maksih Bu," dcapnya lalu duduk"Baik Dania tadi sudah ibu umukan pada semua anggota osis bahwa sekolah kita akan mengadakan camping together exploring the outside word, jadi kita akan berkemah menjelajahi dunia luar nanti urusan tempatnya kalian yang atur ya," jelas bu Nurma"Oh iya Nando kamu sebagai ketua osis harus bisa menangani ini semua, dan kamu Dania kamu harus bekerja sama dengan Nando dan anggota osis yang lainnya ya, kalian lanjutkan ibu permisi masih ada urusan." lanjutnya lalu beranjak"Baik bu,""Oke, tadi sesuai tema bu Nurma ada yang punya masukan atau tambahan lain? soal tempat gue udah ada, tempatnya itu exploringble banget jadi udah pas." ucap Nando"Ini yan
Suasana sekolah yang ramai oleh siswa-siswa yang berhamburan keluar yang memang dimana sekolah telah usai dan menandakan jam pulang sekolah.Kini seorang gadis yang tengah berjalan seorang diri menyusuri koridor sekolah menuju parkiran."Dania!" teriak seorang perempuan yang berlari menghampiri Dania, perempuan itu tak lain adalah Febby sahabatnya."Febby? gue kira lo udah pulang duluan." ucapnya santai"Yakali gue ninggalin lo nggak lah, gue tuh tadi abis dari toilet kebelet banget sumpah." ucapnya dengan nafas terengah-engah"Ya kan gue gak tau." ucapnya sambil sesekali terus melihat ponsel yang ada di genggamannya"Lo sih galfok, btw lo kenapa sih liatin ponsel sampe segitunya?" tanyanya penasaran"Raga nelpon gue terus Feb, dia juga chat-chat gue." ucapnya jujur"Ya terus? yaudah sih biarin aja Dan." ujarnya sinis"Tap
Suasana sekolah yang mulai sepi, dikarnakan bell pulang sekolah sudah berdering dari sepuluh menit yang lalu.Terlihat dua orang wanita yang tengah berjalan menyusuri koridor sekolah menuju gerbang depan, mereka berjalan begitu santai seraya berbincang-bincang dan sesekali tertawa.Dania begitu santai berjalan menyusuri koridor sekolah yang mulai sepi, ditemani Febby, Dania begitu bahagia karna masih ada Febby sahabatnya yang selalu ada untuk Dania, Karna Raga sudahlah Dania sungguh tidak ingin terlalu memikirkan masalahnya bersama Raga."Dan, lo beneran gak mau bareng gue aja? lagian bentar lagi supir gue dateng ko." ucap Febby melihat ke arah Dania yang hanya tersenyum menanggapinya."Bene
Dengan perasaan yang sudah tidak bisa di jelaskan lagi, Dania berjalan tegesa-gesa sambil sesekali menyeka air mata yang sudah betjatuhan membasahi wajahnya.Kini Dania tengah berada di dalam sebuah taksi, masih dengan perasaanya yang hancur, wajahnya yang basah, matanya yang mulai membengkak di karnakan air mata yang terus luruh berjatuhan tanpa henti.Seolah pikirannya selalu berputar pada kejadian yang baru saja ia alami, bayang-bayang wajahnya Raga, kata-katanya yang mengatainya jalang selalu berputar di dalam pikirannya Dania, hancur, sudahlah tidak dapat di ragukan lagi betapa hancurnya dirinya saat ini, Dania sungguh lelah, niatnya untuk memperbaiki hubungannya pupus sudah, tidak ada kata perbaikan, karna semuanya telah usai.Setelah sampai di rumahnya, Dania langsung masuk kedalam kamarnya dan menguncikan dirinya di dalam kamarnya lalu bersender pada dinding kamarnya, Dania terduduk
"Gue,"Semua yang mendengar hanya melongo tak percaya, apa ini? bahkan mereka semua tidak mengerti apa maksudnya."Maksud lo?" tanya Raga tegas menatap tajam ke arah Raka"Gue yang ada di foto itu, dan lo?!" ucapnya seraya menunjukan jarinya tepat di depan wajahnya Raga "Lo sama sekali gak tau apa-apa, jadi lo gak bisa seenaknya nyimpulin sesuatu!" tukasnyaRaga pun hanya diam membisu,"Sorry Ga, tapi apa saat itu lo udah coba tanya dan dengerin penjelasannya Dania?" tanya Jefan seriusRaga menatap sejenak ke arah Jefan lalu mengalihkan pandangannya ke arah Raka yang masih tersulut emosi.Lalu Raga pun hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban."Bego!" desis Raka"Asal lo tau Ga, cewek lo itu perempuan baik, karna apa? karna dia sendiri lebih mentingin kebahagiaan orang yang dia sayang dari pada kebahagiaannya sendiri, dia mati
Kini seorang gadis tengah duduk di halte seorang diri. Gadis itu menengok kanan dan kirinya mencari kendaraan umum, entah dorongan dari mana ia ingin menunggu kendaraan umum di halte, biasanya ia hanya tinggal memesan ojek online, tapi entah kenapa ia tidak ingin buru-buru langsung pulang ke rumahnya, entahlah.Merasa bosan akhirnya Dania pun merogoh ponselnya dan membuka aplikasi chatnya.Febbyulalala:>Dania where are you?Masih di halteOmegyoutt! gue bilang apa bareng gue aja kan tadi.Sengaja, males pulangYa, kan lo bisa ke rumah gue.Sama aja males
Terkadang Realita terlihat bodoh saat disandingkan dengan Ekspektasi~Dania Vloreta AureliaTerlihat ruangan yang serba putih, hanya ada bau obat dan hembusan angin kecil yang berhembus melalui celah jendela itu, kini seorang gadis tengah duduk di samping tempat tidur pasien sambil menelungkupkan wajahnya di atas kedua telapak tangannya.Sudah 3 hari lamanya Raga tak membuka matanya, 3 hari pula Dania tidak pulang, tidak sekolah dan lainnya, bahkan Dania pun tidak mengikuti acara camp di sekolahnya.Gadis itu tetap stay menunggu Raga, berharap tuhan kasih dia keajaiban untuk membuat Raga kembali sadar dan bersa
Waktu adalah segalanya, karna segalanya bisa berubah karna waktu:)~Sintapsptaaa"Gimana Raga?!" teriak Dania histeris pada Onil yang kini tengah berdiri di depan pintu ruang rawat Raga."Gimana Raga kak!" teriaknya lagi lalu mendorong pelan kedua bahu Onil.Onil yang mengerti pun mencoba menenangkan Dania, namun nihil, gadis itu malah semakin histeris."Dan, lo tenang ya? Raga baik-baik aja ko." ucapnya lembut, seraya mengelus pelan bahu Dania yang kini tengah melemas."Gimana bisa kak?! lo bilang tadi detak jantungnya Raga hilang!" bentaknya lalu ma
"Dan, balik aja yuk!"Kini Dania dan Febby sudah sampai di depan markas Altar, Dania dan Febby bersembunyi di balik pohon besar di samping markas Altar itu. Menunggu Raga dkk datang."Dania gue takut ih!""Duh Feb, Lo diem dong jangan berisik, ntar kita ketauan."Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 19.00, dan Raga dkk masih belum sampai juga, setelah mencari tau kini Dania sudah mengetahui rencana yang sebenarnya.Tak lama suara deru motor terdengar keras di depan markas Altar, itu dia Raga kekasihnya, dan anggota inti Cyclops."Dan, mereka udah Dateng tuh.""Iya Feb, gue liat elah.""Yaudah yu pulang ah, ngeri tau.""Kita belum ngapa-ngapain Feb, Lo lupa sama rencana kita?""Lupa gue Dan, yu udah ah pulang ajaaa.""Berisik Feb, diem ih yang ada nanti kita malah ketauan.""Iya, iya ih."Sedangkan Raga dkk, sudah siap menyerang Altar."Ga, langsung serang aja ayo deh, udah getel nih tangan gue!" Kata Onil sangat bersemangat."Iya Ga, sama gue juga udah gedek banget Ama tuh bocah sem
Hari sudah semakin sore namun kedua gadis itu masih berada dicafe sejak tadi, Febby terlihat sangat santai sambil sesekali tertawa bersama Dania, Dania yang enggan pulang ke rumah Raga pun berniat untuk menginap dirumah Febby, toh besok lusa orang tuanya akan pulang, jadi dia tidak perlu menginap dirumah Raga lagi."Dan, balik yuk udah sore." ajak Febby yang disetujui oleh Dania."Yuk deh, BT juga gue lama-lama di sini, btw gue nginep dirumah lo gapapa kan?""Yaelah, santai aja kali lo kaya sama siapa aja?""Gue kabarin Raga dulu bentar."Raga A.V🦁Online||Gue nginep dirumah Febby, gak usah nelpon apalagi nyamperin ke rumah Febby.||(read)Saat Dania hendak meletakkan ponsel ke dalam tas, tiba-tiba dering telponnya berbunyi.Raga A.V🦁 iss calling ....Baru saja Dania bilang jangan menelpon, malah nelpon.Dengan kesal Dania mengagkat panggilan suara dari Raga."Pulang gak Dan?" terdengar suara memerintah disebrang sana. Sepertinya Raga marah lantaran Dania tidak pulang kerumahnya."
Cahaya matahari sudah masuk ke dalam celah jendela kamar seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya, gadis itu belum juga bangun, padahal jam sudah menunjukkan pukul 09.00.Tak lama dia mulai terganggu oleh cahaya matahari itu lalu mulai mengerjap-erjapkan matanya, dia mencoba bangun dari tidurnya dan beralih menjadi duduk, mengocek matanya sebentar setelah itu baru bisa melihat dengan jelas.Dania beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.Setelah sampai di kamar mandi, dia berdiri di depan wastafel dan cermin besar, Dania mengikat dahulu rambutnya yang terurai, setelah itu mengambil sikat dan pasta gigi.Setelah selesai, Dania mengambil sabun cuci mukanya dan dan mengoleskannya ke wajahnya lalu di basuh.Setelah di rasa sudah selesai Dania pun mengeringkannya menggunakan handuk kecil, lalu beranjak dari kamar mandi menuju lantai bawah.Dan
"Dan, terus gimana?""Lo tenang aja Feb, gue udah nyusun rencana ko." Dania tersenyum smirk, Febby hanya mengangguk mengiyakan.Tak lama Dania beranjak membuat semua pasang mata memandangnya."Mau kemana?" tanya Raga."Em, ini Ga gue sama Febby mau keluar sebentar nyari makan, boleh kan?" ujar Dania berusaha yakin."Berdua aja?" Raga memastikan."Iya,""Kenapa gak delivery aja?""Em, itu- sekalian mau jalan-jalan aja sih.""Gue anterin?""Enggak, udah gue sama Febby aja ya?" kata Dania berusaha meyakinkan Raga.Raga nampak berfikir sejenak, lalu mengangguk mengiyakan."Yess!" pekik Dania senang."Yaudah yuk Feb!" ajaknya pada Febby, Febby pun beranjak mengikuti langkah Dania, sebelum iti dia melirik ke arah Bima untuk meminta izin, Bima pun hanya tersenyum
Seorang gadis dengan tas selempang kecil yang melilit dibahunya itu baru saja keluar dari sebuah taksi."Ini uangnya pak, kembaliannya ambil aja." katanya seraya menyodorkan uang selembar berwarna merah itu."Allhamdulilah makasih banyak atuh neng.""Iya sama-sama pak," setelah mengatakan itu dia pun langsung berjalan menuju rumah kekasihnya.Baru saja ia sampai di depan pintu dan hendak mengetuk pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka dan menampakan seorang lelaki dengan style celana jeans hitam dan kaos hitam polos dibalut oleh jaket kebanggaan Cyclops."Eh Bima," katanya cengengesan, sedangkan Bima? lelaki itu kaget melihat keberadaan kekasihnya disini."Feby? lo sejak kapan di sini?" tanyanya dengan raut wajah bingung."Baru aja ko, oh yah lo mau kemana?""Gue mau keluar ada urusan, lagian lo ngapain sih malem-malem ke sini, sendiria
Setelah acara makan tadi selesai kini ketiga orang yang tak lain adalah Farah, Raga dan Dania tengah berada diruang televisi, mereka tengah menonton bersama kecuali Raga, lelaki itu malah sibuk pada game diponselnya."Hiks ... itu ko cowoknya jahat banget hiks ... masa ceweknya lagi sakit aja dia malah sibuk selingkuh hiks ..." isak tangis Farah diikuti Dania membuat Raga yang sedang fokus pada gamenya mendongkak menatap kedua perempuan yang sedang terisak tangis dengan tissu ditangan masing-masing.Raga menatap kedua orang itu lalu menatap ke arah Televisi itu dan membuang nafasnya kasar, dasar korban sinetron."Didrakor cowoknya ganteng-ganteng tapi pada setia tuh, lah ini muka kaya kanebo kering aja belaga selingkuh segala, canda kanebo kering, hiks ..." isak Dania nyinyir membuat Raga membulatkan matanya lalu mengusap dadanya sabar."Bunda tuh yah paling gak suka sama cowok tukang selingkuh, kasar, apa
Sesuai ucapan dokter kemarin kini Raga sudah diperbolehkan pulang, selain kesehatannya yang sudah membaik jahitan yang ada diperutnya juga sudah mengering.Hari ini pagi-pagi sekali Raga sudah bersiap-siap untuk pulang, tentunya ditemani oleh Dania, sedangkan orang tuanya Raga sedang mengurusi administrasi.Dania sekarang sedang merapikan barang-barang dan baju-bajunya Raga ke dalam sebuah tas.Sedangkan Raga, leleki itu tengah membersihkan tubuhnya di kamar mandi, setelah dirasa sudah beres Dania meletakan tas itu diatas tempat tidurnya Raga yang tadi sudah ia rapikan.CeklekPintu kamar mandi terbuka membuat Dania membalikan badannya ke arah Raga yang baru saja keluar dari kamar mandi, saat Dania melihat Raga dia langsung berteriak histeris sambil menutup kedua matanya dengan kedua telapak tangannya."RAGA!"Raga terkekeh lalu berjalan mendekat
Seminggu itu juga Dania selalu ada di samping Raga, dia belum mau masuk sekolah sebelum Raga pulang, Dania memberikan perhatiannya pada Raga, selalu.Contohnya saat ini saja gadis itu tengah menyuapi Raga bubur, Dania duduk di samping Raga, Raga terlihat sangat bahagia melihat perhatian Dania padanya.Dia merasa sangat beruntung karna masih diberikan kesempatan untuk berjumpa dengan gadisnya.Raga menatap manik mata indah Dania, wajah Dania yang menurutnya sangat cantik dan menggemaskan.Dania begitu telaten menyuapi Raga, Raga hanya menerimanya dengan senang hati sampai buburnya habis, lalu Dania mengambilkan minum diatas nakas itu dan memberikannya pada Raga.
Hari sudah berganti, bulan telah terganti oleh matahari, hari ini tepat sekali hari ini adalah hari dimana akan dilepasnya alat bantu pernafasan Raga.Semua tim medis sudah menyiapkan segala sesuatunya, tinggal menunggu waktu.Mereka hanya tinggal menunggu waktu beberapa menit saja, untuk melakukan tindakan melepas alat tersebut.Dania bersama kedua orang tuanya Raga dan para sahabat-sahabatnya Raga dan Febby tentunya mereka kini tengah berdiri di depan ruang rawat Raga, melihat ke arah jendela dimana Raga masih setia memejamkan matanya membuat Dania semakin sesak.Tak pernah terbayangkan olehnya akan mendapati Raga seperti ini, orang yang kembali menghidupkan warna dalam hidupnya walaupun itu hanya sekejap, namun Raga begitu berarti dalam