Home / Thriller / Puzzle Killer / Puzzle Killer 6

Share

Puzzle Killer 6

Author: _starlakim
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kamu cukup pintar untuk terlihat bingung seperti itu Se In. " Kim Han Bin menarik kedua sudut bibirnya.

Di tengah kebingungannya, Hwang Se In masih berusaha untuk berpikir . Disisi lain Kim Han Bin mendekat dan sepersekian detik kemudian, ia dengan cepat menyuntikkan sebuah cairan ke leher Hwang Se In. Entah di mana suntikan itu ia sembunyikan, yang jelas kini ia berhasil.

Gadis itu terkejut namun sudah terlambat, badanya kini terasa lemas, kepalanya pusing dan pandangannya mulai kabur. Hwang Se In pingsan dan tubuhnya hampir menghantam lantai.

Namun dengan sigap Kim Han Bin meraihnya. Ia menatapnya dalam dan mengelus pipi Se In yang begitu mulus.

"Mari kita mulai permainan yang sesungguhnya cantik." gumam Kim Han Bin seraya meletakkan tubuh gadis itu diatas ranjang.

Keesokan harinya, Ahn Su-ho sudah berangkat ke sekolah. Ia memarkirkan mobilnya dan bergegas keluar menuju ruang pribadi ayahnya.

"Ahn Sung Hwang!" teriak Su-ho yang tanpa aba aba menendang pintu ruang pribadi ayahnya itu. Ia terlihat begitu marah.

Ahn Sung Hwang yang terlihat tengah bermesraan dengan salah satu guru muda disekolah itu terlihat kelabakan.

"Tua bangka gila! " gumam Ahn Su-ho sembari masuk.

Guru wanita yang tadi bermesraan dengan ayah Su-ho, langsung membereskan pakaiannya dan berlari kecil keluar dari ruangan itu.

Ahn Sung Hwan setengah gelisah berusaha menenangkan anaknya yang kelihatan marah besar.

Sebelumnya saat perjalanan ke sekolah, Ahn Su-ho mendapat telfon dari informannya yang mengabarkan suatu hal tentang keluarganya.

"Masukan kembali Minji ke sekolah ini, dan jangan  ikut campur urusanku lagi!" marah Ahn Su-ho.

"Tenang dulu, kamu ini kenapa? Ada apa dengan Minji? Bukankah dia sendiri yang mengundurkan diri dari sekolah ini?"

"Cih" Ahn Su-ho meludah, "Ayah jangan pura pura bodoh, atau aku laporin ayah ke Ibu. "

"Kamu itu bicara apa sih? Tenang dan jelaskan pokok permasalahannya pada ayah."

Ahn Su-ho menarik kerah baju milik ayahnya sendiri.

"Kasus pembunuhan Distrik Wei dan Minji, itu ada kaitannya karena kesengajaan dari ayah! Apa ayah psikopat itu! Apa alasan ayah melakukan semua ini? "

"Tenang, kamu jelas salah paham. Duduklah dengan tenang dan panggil ibumu untuk datang kita akan membicarakan hal ini bersama. "

"Ayah saja yang menjelaskan , kenapa melibatkan ibu?!"

"Telfon saja ibumu sekarang."

Ahn Su-ho masih menatap sang ayah dengan tatapan marah. Namun tangannya juga segera mengambil benda pipih dari saku celananya.

Ia tau ayahnya cukup takut dengan sang ibu. Hanya saja sang ayah adalah orang yang gila perempuan.  Jadi jika tidak ada sangkut pautnya dengan sang ibu, sang ayah pasti tak akan mengusiknya.

"Halo bu, " ucap Ahn Su-ho saat telfon terbuhung.

Suara tawa terdengar dari seberang telfon," ibu sudah mendugannya , kamu pasti akan cepat mengetahui semuanya. Kita berkumpul saja dirumah. Jangan membuat keributan disekolah dan awasi ayahmu yang mata keranjang itu."

Segera telfon terputus, sang Ibu yang bernama Choi Sang-A itu seakan sudah tau maksud anak semata wayangnya itu menelfon dirinya.

Sang ayah menghembuskan nafas dengan lega dan sedikit tersenyum.

"Lupain kejadian tadi ya, jangan bilang pada ibu." ujar sang ayah.

Ahn Su-ho tak memperdulikannya dan beranjak keluar dari ruangan itu.

"Ahn Su-hoooo," teriak sang ayah," berandalan satu itu benar benar makin kurang ajar."

Raut wajah Ahn Sung Hwan seketika berubah.

.

.

.

.

.

Didepan kedai yang masih tutup itu. Seorang nenek tengah berdiri dengan wajah was was.

Ia adalah Hwang Bo Ra , nenek Hwang Se In yang tengah mencemaskan kondisi cucu kesayangannya itu.

"Tidak biasanya Se In tak pulang kerumah, kalaupun dia menginap di tempat Hong Shi Ah pasti akan selalu memberi tahu sebelumnya." Gumam Bo Ra beberapa kali bolak balik ke sudut jalan.

Park Do Ha yang Tengah berjalan hendak menuju kedai , seketika terhenti dan memperhatikan Nenek Bo Ra.

"Apa terjadi sesuatu nek, saya rasa anda terlihat begitu gelisah?" tanya Do Ha berjalan mendekati sang nenek.

"Syukurlah aku bertemu denganmu disini Pak polisi. Cucuku, Hwang Se In belum pulang dari kemarin. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak baik padanya. Tidak biasanya ia tak pulang. Bagaimana ini Pak polisi, aku sungguh takut terjadi sesuatu yang mengerikan pada cucuku itu." Nenek Bo Ra mulai terisak.

Terlihat jelas betapa khawatirnya Nenek Bo Ra pada Hwang Se In.

Park Do Ha mengelus pelan pundak nenek, berusaha membuat sang nenek tenang.

"Tenanglah nek, saya yakin Hwang Se In akan baik baik saja. "

"Bagaimana jika sesuatu yang buruk telah terjadi? Aku tidak sanggup bila harus hidup tanpa cucu kesayanganku itu." isakan Nenek Bo Ra bertambah kencang.

"Saya akan membantu mencarinya sekarang,  supaya nenek bisa tenang oke. Sekarang nenek bisa istirahat saja, jangan lupa makan ya. Saya yakin Se In baik baik saja. "

Nenek Bo Ra mengangguk dan berterimakasih pada Park Do Ha, yang sudah bersedia membantunya. Meskipun dalam peraturan kepolisian orang dinyatakan hilang jika tak pulang ke rumah dalam waktu 2 x 24 jam.

Tanpa basa basi lagi, Park Do Ha bergegas pergi. Tempat yang pertama ia tuju adalah SMA Sei tempat Hwang Se In bersekolah.

Setelah mendapat izin dan  menanyakan ruang kelas Hwang Se In. Park Do Ha bergegas menuju ruang kelas 2a.

Beberapa murid yang melihat kedatangan seorang anggota polisi mulai bertanya tanya.

"Apa ada sesuatu yang terjadi di sekolah kita? Kenapa ada polisi datang?"

"Tapi sumpah ya demi apapun , ganteng banget tuh polisi aaaaaaa."

"Mau dong kenalan sama polisi ganteng."

"Liat deh ototnya gila bikin ngiler."

Park Do Ha berdiri diambang pintu dan meneriakan nama Hwang Se In.

Tak ada jawaban namun seorang siswi yang tak lain dalah Hong Shi Ah teman dekat Hwang Se In berjalan mendekati Park Do Ha.

"Hwang Se In hari ini absen. Aku sudah menghubunginya puluhan kali namun nihil. Ponselnya tak dapat dihubungi, apa ada sesuaatu pak? Kenapa anda mencari sahabat saya?"

Raut wajah Park Do Ha kini berubah. Kekhawatiran mulai menghantuinya, pikiran tentang pembunuhan yang akhir akhir ini tengah santer kini memenuhi kepalanya.

"Pak polisi apa terjadi sesuatu pada Se In? " tanya Shi Ah kembali saat pertanyaannya tak dijawab.

" Hubungi aku jika Se In menghubungimu!" perintah Park Do Ha memberikan kartu namanya dan bergegas pergi.

"Tapi kenapa?" bingung Hong Shi Ah.

Ahn Su-ho yang hendak menuju kelas Se In, dibuat penasaran oleh adanya Polisi yang terlihat  tengah berlari keluar dari ruang kelas 2a.

"Ada apa? Kenapa polisi kesini?" tanya Ahn Su-ho pada Hong Shi Ah yang berdiri di ambang pintu.

"Aku juga nggak tau, setelah bertanya tentang Hwang Se In . Polisi itu terlihat panik dan bergegas pergi. Dia juga meninggalkan kartu namanya padaku, agar aku bisa menghubunginya saat Se In sudah ada kabar."

"Memang Hwang Se In kemana? " tanya Ahn Su-ho .

"Kemarin dia bolos dan sekarang dia absen. Aku nggak tau kemana karena ponselnya nggak bisa dihubungi."

Mendengar penuturan gadis di depannya itu, Ahn Su-ho terkejut dan segera berlari pergi.

"Kamu mau kemana?" teriak Hong Shi Ah . Ia terlihat kebingungan karena 2 orang yang mendengar Hwang Se In absen. Langsung berubah panik dan segera pergi.

"Orang orang pada kenapa sih, ini lagi Se In . Kenapa coba nggak bisa dihubungin." gumam Shi Ah polos.

Related chapters

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 7

    Park Do Ha segera menghubungi Lee Ha-na, untuk membantunya mencari keberadaan Hwang Se In. Ia yakin kalau omongan anak SMA waktu itu pada Lee Ha-na adalah kesungguhan.'Jangan jangan Hwang Se In ditangkap oleh psikopat itu. Bagaimana jika ia korban selanjutnya' batin Park Do Ha gelisah."Hallo ada apa? Kenapa kamu belum datang ke kantor? Apa terjadi sesuatu?" tanya Lee Ha-na dari sebrang telepon."Kumpulkan tim kita akan melakukan pencarian orang hilang. Kemungkinan ini ada hubungannya dengan psikopat yang tengah kita buru." ujar Park Do Ha tanpa basa basi."Memang siapa yang menghilang?""Hwang Se In. sejak kemarin dia tak pulang kerumah. Ingat ucapannya padamu kemarin? ""Ck, anak itu anak nakal. Mungkin saja dia tengah bersenang senang dengan teman atau mungkin pacarnya. Kenapa kamu begitu khawatir. Lagi pula peraturan di kantor orang dinyatakan hilang, jika tidak pulang ke rumah dalam kurun waktu 2 x 24 jam. Tunggu saja sampai hari esok. Jika belum juga pulang neneknya suruh buat

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 8

    Ahn Su-ho menarik nafas panjang, memandangi punggung Kim Minji dan Im Si Wan yang perlahan semakin menjauh."Ini bukan seperti apa yang gue rencanain. Sama sekali tak sesuai harapan, sial. "Ahn Su-ho menyulut sebatang rokok yang sudah bertengger di bibirnya. Ia memutar badan dan segera ingat tujuan utama , dirinya kembali ke tempat ini."Gue plin plan banget si! Tujuan gue nyari Hwang Se In. Kenapa malah ketemu dan melow in Minji. Ah otak sama hati gue emang gak pernah sinkron!"Ia terus berjalan menyusuri jalan, mengamati setiap sudut yang ia lewati. Setelah beberapa saat ia mengamati, tiba tiba ia mengingat sesuatu."Terakhir kali Se In masuk ke gang paling ujung sana, dan plot twistnya gang itu buntu. Lebih tololnya gue nggak nyadar itu kemarin dan malah langsung pergi gitu aja! " Ujar Ahn Su-ho merutuki dirinya sendiri.Ahn Su-ho sendiri memang memiliki kepribandian yang aneh. Ia bisa menjadi beberapa orang dalam kondisi yang berbeda. Entah karena trauma masa kecil atau karna ia

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 9

    Kakek itu tersenyum, ia kemudian memutar beberapa menit penggalan video yang berada di layar monitor.Ahn Su-ho mulai mendekat dan mengamati dengan seksama.Disana nampak Hwang Se In yang tengah berjalan, bersama seorang pria yang tak lain adalah Kim Han Bin."Siapa pria itu?" Tanya Ahn Su-ho yang langsung terperanjat , menyaksikan Hwang Se In masuk ke dalam sebuah rumah bersama pria itu.Kemudian sang kakek mengganti layar monitor dengan beberapa foto. Foto itu menunjukan seseorang dengan setelan serba hitam, berdiri di tengah rintikan hujan."Orang orang seperti kami menyebutnya, Puzzle Man. Ia begitu terkenal karena teka teki pembunuhannya begitu rumit. Hingga sampai sekarang tak pernah tertangkap, apalagi terendus keberadaannya oleh pihak kepolisian. Mungkin juga Pelaku pembunuhan Distrik Wei akhir akhir ini adalah Puzzle Man."Ahn Su-ho jadi teringat sebuah artikel yang ia temukan di meja kerja ibunya, yang menyebutkan sesuatu tentang sebuah pembunuhan di Distrik Sei beberapa wa

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 10

    Beberapa saat kemudian, Park Do Ha sampai di kantor. Ia langsung di sambut oleh Lee Ha Na yang berwajah cemberut.Terlihat bersiap mengomel, Park Do Haa buru buru mengeluarkan secuil kertas itu."Dugaanku benar, pembunuh itu kini makin terang terangan. Kita harus segera bertindak, sebelum pembunuh itu kembali menghilang bak di telan bumi kembali."Ha Na yang mendengar hal itu terlihat terkejut. Baru saja ia akan mengomeli rekannya itu, tapi ia urungkan. Dan buru buru mengambil kertas itu.Namun setelah membacanya, ia malah terlihat sedikit tersenyum."Santai saja gak perlu buru buru, kali ini pasti dia tertangkap." Ujar Lee Ha Na bergegas membawa kertas itu masuk."Apa maksudmu santai!? Ada nyawa yang harus kita selamatkan." Ucap Park Do Ha yang berjalan di belakang Ha Na.Wanita itu tak menanggapi dan masih terus berjalan.'Biarin aja gadis itu mampus duluan, dengan begitu tak akan ada lagi yang menggangguku.' batin Ha Na."Apa kamu membencinya gara gara ia tahu sugar dadymu Ha Na?"

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 11

    Lee Jae-myun dengan perasaan terkejut langsung melihat kertas itu. Wajahnya memerah , amarahnya kembali memuncak. Dendam di hatinya kembali timbul, mengetahui sang pelaku pembunuhan kembali meneror."Psikopat gila itu!" Geram Lee Jae-myun," sebenarnya aku sudah punya target sendiri, setelah beberapa bulan ini menyelidikinya."Kini giliran Park Do Ha yang di buat terkejut."Biasanya anda memberitahuku tentang perkembangan apapun yang anda peroleh.""Ini baru dugaan sementaraku. Belum ada bukti konkret yang bisa membuatnya di tetapkan sebagai tersangka. Lagi pula kamu tak mau membantu dengan caraku, dan lebih memilih untuk melakukan cara polisi yang jelas didalamnya banyak manipulasi! Lihat? Sampai saat ini pembunuh itu masih berkeliaran bebas di luar sana! Bahkan mungkin akan ada korban selanjutnya, Hwang Se In mungkin.""Siapa sebenarnya orang itu? Apa maksud anda ? Anda tau keberadaan Hwang Se In? Cepat katakan , Nenek Bo Ra sangat menghawatirkannya. Aku harus segera mencarinya. Sebe

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 12

    Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam dan rintik hujan mulai turun . Lee Jae-myun menghentikan pekerjaanya sejenak. Ia bergegas melihat ponselnya, namun tak ada balasan dari sang cucu kesayangan.Ia berusaha menelfon dan mengirimi beberapa pesan ke Ha Yi. Namun ia tak kunjung mendapatkan balasan."Apa anak itu lupa waktu lagi, dasar anak itu memang selalu seperti ini jika berurusan dengan Novel. Sampai sampai ia tak memperdulikan pesan dan panggilan dariku. Tapi entah mengapa perasaanku sangat tak enak. Lebih baik aku datang saja ke toko buku itu. " Gumam Jae-myun.Kemudian ia berpamitan kepada rekan kerjanya untuk pulang lebih awal. Ia ingin menjemput cucu kesayangannya itu. Rekan rekan yang sudah paham dengan kebiasaan Kepala Seniornya itu, mempersilahkan Jae-myun untuk pulang lebih awal.Karena memang kasus Distrik Sei belum menemukan titik terang, siapa pelaku sebenarnya. Bahkan bukti yang mengarah pada seseorang pun tak ada. Psikopat yang melakukan hal ini memang begitu hati hati

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 13

    Park Do Ha dan Noh Park datang dengan tergesa gesa, setelah mendengar kabar kematian cucu Kepala Senior.Park Do Ha mendekat, berusaha untuk menguatkan Lee Jae-myun yang tak mau beranjak. Sedari tadi tatapannya kosong memandangi jasad cucunya yang sudah hampir selesai dilakukan olah tempat kejadian perkara."Biar polisi yang lain yang melakukan prosedur, anda ikutlah denganku." Ucap Park Do Ha sembari membantu Lee Jae-myun berdiri.Dengan lemah , Jae-myun menuruti kata kata Do Ha. Hingga beberapa saat kemudian, datang salah seorang polisi Distrik Sei yang berhasil menemukan ponsel milik Ha Yi.Polisi itu juga memberi tau bahwa dalam daftar panggilan terakhir ponsel Lee Ha Yi adalah Park Do Ha.Mendengar hal itu Lee Jae-myun, bergegas mengambil ponsel tersebut dan mengeceknya secara langsung.Ia memandang Park Do Ha dengan tatapan penuh tanda tanya."Aku berniat memberitahu anda kalau Lee Ha Yi menelfonku , namun karena ada tugas aku jadi lupa akan hal itu." Jujur Park Do Ha yang meras

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 1

    Pagi ini berita tentang pembunuhan santer terdengar ke seluruh distrik. Sesosok mayat perempuan kembali ditemukan terlentang di tempat pembuangan sampah.Jasad Gadis berseragam SMA itu terlihat begitu mengenaskan. Banyak sayatan di sekujur tubuh dan wajahnya. Kedua sisi mulutnya robek hampir sampai ke telinga.Banyak warga berkerumun untuk menyaksikan kengerian dari psikopat yang akhir akhir ini tengah meneror distrik mereka."Makin gila aja , gimana sih pihak kepolisian masa udah banyak korban gini masih belum nemuin pelakunya.""Iya nih kita yang punya anak remaja kan jadinya was was. Mana akhir akhir ini lagi sering Les buat persiapan ujian. Jadi selalu pulang sore atau menjelang malam.""Kita harus protes nih biar mereka lebih gercep buat nangkap pelakunya. ""Iya betul masa polisi segitu banyaknya nggak bisa nangkap pelakunya!"Semua penghuni distrik merasa resah dan was was pasalnya ini bukan kali pertama penemuan mayat dengan kondisi mengenaskan ditemukan. Seminggu belakangan i

Latest chapter

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 13

    Park Do Ha dan Noh Park datang dengan tergesa gesa, setelah mendengar kabar kematian cucu Kepala Senior.Park Do Ha mendekat, berusaha untuk menguatkan Lee Jae-myun yang tak mau beranjak. Sedari tadi tatapannya kosong memandangi jasad cucunya yang sudah hampir selesai dilakukan olah tempat kejadian perkara."Biar polisi yang lain yang melakukan prosedur, anda ikutlah denganku." Ucap Park Do Ha sembari membantu Lee Jae-myun berdiri.Dengan lemah , Jae-myun menuruti kata kata Do Ha. Hingga beberapa saat kemudian, datang salah seorang polisi Distrik Sei yang berhasil menemukan ponsel milik Ha Yi.Polisi itu juga memberi tau bahwa dalam daftar panggilan terakhir ponsel Lee Ha Yi adalah Park Do Ha.Mendengar hal itu Lee Jae-myun, bergegas mengambil ponsel tersebut dan mengeceknya secara langsung.Ia memandang Park Do Ha dengan tatapan penuh tanda tanya."Aku berniat memberitahu anda kalau Lee Ha Yi menelfonku , namun karena ada tugas aku jadi lupa akan hal itu." Jujur Park Do Ha yang meras

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 12

    Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam dan rintik hujan mulai turun . Lee Jae-myun menghentikan pekerjaanya sejenak. Ia bergegas melihat ponselnya, namun tak ada balasan dari sang cucu kesayangan.Ia berusaha menelfon dan mengirimi beberapa pesan ke Ha Yi. Namun ia tak kunjung mendapatkan balasan."Apa anak itu lupa waktu lagi, dasar anak itu memang selalu seperti ini jika berurusan dengan Novel. Sampai sampai ia tak memperdulikan pesan dan panggilan dariku. Tapi entah mengapa perasaanku sangat tak enak. Lebih baik aku datang saja ke toko buku itu. " Gumam Jae-myun.Kemudian ia berpamitan kepada rekan kerjanya untuk pulang lebih awal. Ia ingin menjemput cucu kesayangannya itu. Rekan rekan yang sudah paham dengan kebiasaan Kepala Seniornya itu, mempersilahkan Jae-myun untuk pulang lebih awal.Karena memang kasus Distrik Sei belum menemukan titik terang, siapa pelaku sebenarnya. Bahkan bukti yang mengarah pada seseorang pun tak ada. Psikopat yang melakukan hal ini memang begitu hati hati

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 11

    Lee Jae-myun dengan perasaan terkejut langsung melihat kertas itu. Wajahnya memerah , amarahnya kembali memuncak. Dendam di hatinya kembali timbul, mengetahui sang pelaku pembunuhan kembali meneror."Psikopat gila itu!" Geram Lee Jae-myun," sebenarnya aku sudah punya target sendiri, setelah beberapa bulan ini menyelidikinya."Kini giliran Park Do Ha yang di buat terkejut."Biasanya anda memberitahuku tentang perkembangan apapun yang anda peroleh.""Ini baru dugaan sementaraku. Belum ada bukti konkret yang bisa membuatnya di tetapkan sebagai tersangka. Lagi pula kamu tak mau membantu dengan caraku, dan lebih memilih untuk melakukan cara polisi yang jelas didalamnya banyak manipulasi! Lihat? Sampai saat ini pembunuh itu masih berkeliaran bebas di luar sana! Bahkan mungkin akan ada korban selanjutnya, Hwang Se In mungkin.""Siapa sebenarnya orang itu? Apa maksud anda ? Anda tau keberadaan Hwang Se In? Cepat katakan , Nenek Bo Ra sangat menghawatirkannya. Aku harus segera mencarinya. Sebe

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 10

    Beberapa saat kemudian, Park Do Ha sampai di kantor. Ia langsung di sambut oleh Lee Ha Na yang berwajah cemberut.Terlihat bersiap mengomel, Park Do Haa buru buru mengeluarkan secuil kertas itu."Dugaanku benar, pembunuh itu kini makin terang terangan. Kita harus segera bertindak, sebelum pembunuh itu kembali menghilang bak di telan bumi kembali."Ha Na yang mendengar hal itu terlihat terkejut. Baru saja ia akan mengomeli rekannya itu, tapi ia urungkan. Dan buru buru mengambil kertas itu.Namun setelah membacanya, ia malah terlihat sedikit tersenyum."Santai saja gak perlu buru buru, kali ini pasti dia tertangkap." Ujar Lee Ha Na bergegas membawa kertas itu masuk."Apa maksudmu santai!? Ada nyawa yang harus kita selamatkan." Ucap Park Do Ha yang berjalan di belakang Ha Na.Wanita itu tak menanggapi dan masih terus berjalan.'Biarin aja gadis itu mampus duluan, dengan begitu tak akan ada lagi yang menggangguku.' batin Ha Na."Apa kamu membencinya gara gara ia tahu sugar dadymu Ha Na?"

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 9

    Kakek itu tersenyum, ia kemudian memutar beberapa menit penggalan video yang berada di layar monitor.Ahn Su-ho mulai mendekat dan mengamati dengan seksama.Disana nampak Hwang Se In yang tengah berjalan, bersama seorang pria yang tak lain adalah Kim Han Bin."Siapa pria itu?" Tanya Ahn Su-ho yang langsung terperanjat , menyaksikan Hwang Se In masuk ke dalam sebuah rumah bersama pria itu.Kemudian sang kakek mengganti layar monitor dengan beberapa foto. Foto itu menunjukan seseorang dengan setelan serba hitam, berdiri di tengah rintikan hujan."Orang orang seperti kami menyebutnya, Puzzle Man. Ia begitu terkenal karena teka teki pembunuhannya begitu rumit. Hingga sampai sekarang tak pernah tertangkap, apalagi terendus keberadaannya oleh pihak kepolisian. Mungkin juga Pelaku pembunuhan Distrik Wei akhir akhir ini adalah Puzzle Man."Ahn Su-ho jadi teringat sebuah artikel yang ia temukan di meja kerja ibunya, yang menyebutkan sesuatu tentang sebuah pembunuhan di Distrik Sei beberapa wa

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 8

    Ahn Su-ho menarik nafas panjang, memandangi punggung Kim Minji dan Im Si Wan yang perlahan semakin menjauh."Ini bukan seperti apa yang gue rencanain. Sama sekali tak sesuai harapan, sial. "Ahn Su-ho menyulut sebatang rokok yang sudah bertengger di bibirnya. Ia memutar badan dan segera ingat tujuan utama , dirinya kembali ke tempat ini."Gue plin plan banget si! Tujuan gue nyari Hwang Se In. Kenapa malah ketemu dan melow in Minji. Ah otak sama hati gue emang gak pernah sinkron!"Ia terus berjalan menyusuri jalan, mengamati setiap sudut yang ia lewati. Setelah beberapa saat ia mengamati, tiba tiba ia mengingat sesuatu."Terakhir kali Se In masuk ke gang paling ujung sana, dan plot twistnya gang itu buntu. Lebih tololnya gue nggak nyadar itu kemarin dan malah langsung pergi gitu aja! " Ujar Ahn Su-ho merutuki dirinya sendiri.Ahn Su-ho sendiri memang memiliki kepribandian yang aneh. Ia bisa menjadi beberapa orang dalam kondisi yang berbeda. Entah karena trauma masa kecil atau karna ia

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 7

    Park Do Ha segera menghubungi Lee Ha-na, untuk membantunya mencari keberadaan Hwang Se In. Ia yakin kalau omongan anak SMA waktu itu pada Lee Ha-na adalah kesungguhan.'Jangan jangan Hwang Se In ditangkap oleh psikopat itu. Bagaimana jika ia korban selanjutnya' batin Park Do Ha gelisah."Hallo ada apa? Kenapa kamu belum datang ke kantor? Apa terjadi sesuatu?" tanya Lee Ha-na dari sebrang telepon."Kumpulkan tim kita akan melakukan pencarian orang hilang. Kemungkinan ini ada hubungannya dengan psikopat yang tengah kita buru." ujar Park Do Ha tanpa basa basi."Memang siapa yang menghilang?""Hwang Se In. sejak kemarin dia tak pulang kerumah. Ingat ucapannya padamu kemarin? ""Ck, anak itu anak nakal. Mungkin saja dia tengah bersenang senang dengan teman atau mungkin pacarnya. Kenapa kamu begitu khawatir. Lagi pula peraturan di kantor orang dinyatakan hilang, jika tidak pulang ke rumah dalam kurun waktu 2 x 24 jam. Tunggu saja sampai hari esok. Jika belum juga pulang neneknya suruh buat

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 6

    "Kamu cukup pintar untuk terlihat bingung seperti itu Se In. " Kim Han Bin menarik kedua sudut bibirnya.Di tengah kebingungannya, Hwang Se In masih berusaha untuk berpikir . Disisi lain Kim Han Bin mendekat dan sepersekian detik kemudian, ia dengan cepat menyuntikkan sebuah cairan ke leher Hwang Se In. Entah di mana suntikan itu ia sembunyikan, yang jelas kini ia berhasil.Gadis itu terkejut namun sudah terlambat, badanya kini terasa lemas, kepalanya pusing dan pandangannya mulai kabur. Hwang Se In pingsan dan tubuhnya hampir menghantam lantai.Namun dengan sigap Kim Han Bin meraihnya. Ia menatapnya dalam dan mengelus pipi Se In yang begitu mulus."Mari kita mulai permainan yang sesungguhnya cantik." gumam Kim Han Bin seraya meletakkan tubuh gadis itu diatas ranjang.Keesokan harinya, Ahn Su-ho sudah berangkat ke sekolah. Ia memarkirkan mobilnya dan bergegas keluar menuju ruang pribadi ayahnya."Ahn Sung Hwang!" teriak Su-ho yang tanpa aba aba menendang pintu ruang pribadi ayahnya it

  • Puzzle Killer   Puzzle Killer 5

    Pria itu masih menatap wajah Se In tanpa berkedip. Gadis itu berusaha mundur namun selangkah ia mundur, selangkah pula pria dihadapannya itu maju.Hwang Se In meneguk salivanya kasar, ia kini terpojok pada dinding di belakangnnya. Ia mulai berpikir untuk berani, tapi saat ia memperhatikan wajah pria dihadapannya. Ia seakan tak asing, seperti pernah bertemu dengannya disuatu tempat."Kamu mengenalku? " tanya pria itu.Se In berpikir keras berusaha mengingat wajah dihadapannya saat ini."Tentu saja kamu pernah melihatku, aku seniormu disekolah. "Se In kembali menimbang dan berusaha mengingatnya dengan keras.'Gue rasa bukan disekolah , melainkan di suatu tempat. Tapi di mana ya? 'Batin Se In."Hwang Se In... "Belum selesai ia berpikir, sebuah teriakan terdengar memanggil namanya. Gadis itu menengok berusaha mencari arah datangnya suara."Anh Su-ho tuh. ""Lo anteknya Bedebah gila itu ya? " tanya Se In berusaha tenang. Namun wajahnya sama sekali tak menunjukan sebuah ketenangan.Pria

DMCA.com Protection Status