Share

Puzzle Killer 6

"Kamu cukup pintar untuk terlihat bingung seperti itu Se In. " Kim Han Bin menarik kedua sudut bibirnya.

Di tengah kebingungannya, Hwang Se In masih berusaha untuk berpikir . Disisi lain Kim Han Bin mendekat dan sepersekian detik kemudian, ia dengan cepat menyuntikkan sebuah cairan ke leher Hwang Se In. Entah di mana suntikan itu ia sembunyikan, yang jelas kini ia berhasil.

Gadis itu terkejut namun sudah terlambat, badanya kini terasa lemas, kepalanya pusing dan pandangannya mulai kabur. Hwang Se In pingsan dan tubuhnya hampir menghantam lantai.

Namun dengan sigap Kim Han Bin meraihnya. Ia menatapnya dalam dan mengelus pipi Se In yang begitu mulus.

"Mari kita mulai permainan yang sesungguhnya cantik." gumam Kim Han Bin seraya meletakkan tubuh gadis itu diatas ranjang.

Keesokan harinya, Ahn Su-ho sudah berangkat ke sekolah. Ia memarkirkan mobilnya dan bergegas keluar menuju ruang pribadi ayahnya.

"Ahn Sung Hwang!" teriak Su-ho yang tanpa aba aba menendang pintu ruang pribadi ayahnya itu. Ia terlihat begitu marah.

Ahn Sung Hwang yang terlihat tengah bermesraan dengan salah satu guru muda disekolah itu terlihat kelabakan.

"Tua bangka gila! " gumam Ahn Su-ho sembari masuk.

Guru wanita yang tadi bermesraan dengan ayah Su-ho, langsung membereskan pakaiannya dan berlari kecil keluar dari ruangan itu.

Ahn Sung Hwan setengah gelisah berusaha menenangkan anaknya yang kelihatan marah besar.

Sebelumnya saat perjalanan ke sekolah, Ahn Su-ho mendapat telfon dari informannya yang mengabarkan suatu hal tentang keluarganya.

"Masukan kembali Minji ke sekolah ini, dan jangan  ikut campur urusanku lagi!" marah Ahn Su-ho.

"Tenang dulu, kamu ini kenapa? Ada apa dengan Minji? Bukankah dia sendiri yang mengundurkan diri dari sekolah ini?"

"Cih" Ahn Su-ho meludah, "Ayah jangan pura pura bodoh, atau aku laporin ayah ke Ibu. "

"Kamu itu bicara apa sih? Tenang dan jelaskan pokok permasalahannya pada ayah."

Ahn Su-ho menarik kerah baju milik ayahnya sendiri.

"Kasus pembunuhan Distrik Wei dan Minji, itu ada kaitannya karena kesengajaan dari ayah! Apa ayah psikopat itu! Apa alasan ayah melakukan semua ini? "

"Tenang, kamu jelas salah paham. Duduklah dengan tenang dan panggil ibumu untuk datang kita akan membicarakan hal ini bersama. "

"Ayah saja yang menjelaskan , kenapa melibatkan ibu?!"

"Telfon saja ibumu sekarang."

Ahn Su-ho masih menatap sang ayah dengan tatapan marah. Namun tangannya juga segera mengambil benda pipih dari saku celananya.

Ia tau ayahnya cukup takut dengan sang ibu. Hanya saja sang ayah adalah orang yang gila perempuan.  Jadi jika tidak ada sangkut pautnya dengan sang ibu, sang ayah pasti tak akan mengusiknya.

"Halo bu, " ucap Ahn Su-ho saat telfon terbuhung.

Suara tawa terdengar dari seberang telfon," ibu sudah mendugannya , kamu pasti akan cepat mengetahui semuanya. Kita berkumpul saja dirumah. Jangan membuat keributan disekolah dan awasi ayahmu yang mata keranjang itu."

Segera telfon terputus, sang Ibu yang bernama Choi Sang-A itu seakan sudah tau maksud anak semata wayangnya itu menelfon dirinya.

Sang ayah menghembuskan nafas dengan lega dan sedikit tersenyum.

"Lupain kejadian tadi ya, jangan bilang pada ibu." ujar sang ayah.

Ahn Su-ho tak memperdulikannya dan beranjak keluar dari ruangan itu.

"Ahn Su-hoooo," teriak sang ayah," berandalan satu itu benar benar makin kurang ajar."

Raut wajah Ahn Sung Hwan seketika berubah.

.

.

.

.

.

Didepan kedai yang masih tutup itu. Seorang nenek tengah berdiri dengan wajah was was.

Ia adalah Hwang Bo Ra , nenek Hwang Se In yang tengah mencemaskan kondisi cucu kesayangannya itu.

"Tidak biasanya Se In tak pulang kerumah, kalaupun dia menginap di tempat Hong Shi Ah pasti akan selalu memberi tahu sebelumnya." Gumam Bo Ra beberapa kali bolak balik ke sudut jalan.

Park Do Ha yang Tengah berjalan hendak menuju kedai , seketika terhenti dan memperhatikan Nenek Bo Ra.

"Apa terjadi sesuatu nek, saya rasa anda terlihat begitu gelisah?" tanya Do Ha berjalan mendekati sang nenek.

"Syukurlah aku bertemu denganmu disini Pak polisi. Cucuku, Hwang Se In belum pulang dari kemarin. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak baik padanya. Tidak biasanya ia tak pulang. Bagaimana ini Pak polisi, aku sungguh takut terjadi sesuatu yang mengerikan pada cucuku itu." Nenek Bo Ra mulai terisak.

Terlihat jelas betapa khawatirnya Nenek Bo Ra pada Hwang Se In.

Park Do Ha mengelus pelan pundak nenek, berusaha membuat sang nenek tenang.

"Tenanglah nek, saya yakin Hwang Se In akan baik baik saja. "

"Bagaimana jika sesuatu yang buruk telah terjadi? Aku tidak sanggup bila harus hidup tanpa cucu kesayanganku itu." isakan Nenek Bo Ra bertambah kencang.

"Saya akan membantu mencarinya sekarang,  supaya nenek bisa tenang oke. Sekarang nenek bisa istirahat saja, jangan lupa makan ya. Saya yakin Se In baik baik saja. "

Nenek Bo Ra mengangguk dan berterimakasih pada Park Do Ha, yang sudah bersedia membantunya. Meskipun dalam peraturan kepolisian orang dinyatakan hilang jika tak pulang ke rumah dalam waktu 2 x 24 jam.

Tanpa basa basi lagi, Park Do Ha bergegas pergi. Tempat yang pertama ia tuju adalah SMA Sei tempat Hwang Se In bersekolah.

Setelah mendapat izin dan  menanyakan ruang kelas Hwang Se In. Park Do Ha bergegas menuju ruang kelas 2a.

Beberapa murid yang melihat kedatangan seorang anggota polisi mulai bertanya tanya.

"Apa ada sesuatu yang terjadi di sekolah kita? Kenapa ada polisi datang?"

"Tapi sumpah ya demi apapun , ganteng banget tuh polisi aaaaaaa."

"Mau dong kenalan sama polisi ganteng."

"Liat deh ototnya gila bikin ngiler."

Park Do Ha berdiri diambang pintu dan meneriakan nama Hwang Se In.

Tak ada jawaban namun seorang siswi yang tak lain dalah Hong Shi Ah teman dekat Hwang Se In berjalan mendekati Park Do Ha.

"Hwang Se In hari ini absen. Aku sudah menghubunginya puluhan kali namun nihil. Ponselnya tak dapat dihubungi, apa ada sesuaatu pak? Kenapa anda mencari sahabat saya?"

Raut wajah Park Do Ha kini berubah. Kekhawatiran mulai menghantuinya, pikiran tentang pembunuhan yang akhir akhir ini tengah santer kini memenuhi kepalanya.

"Pak polisi apa terjadi sesuatu pada Se In? " tanya Shi Ah kembali saat pertanyaannya tak dijawab.

" Hubungi aku jika Se In menghubungimu!" perintah Park Do Ha memberikan kartu namanya dan bergegas pergi.

"Tapi kenapa?" bingung Hong Shi Ah.

Ahn Su-ho yang hendak menuju kelas Se In, dibuat penasaran oleh adanya Polisi yang terlihat  tengah berlari keluar dari ruang kelas 2a.

"Ada apa? Kenapa polisi kesini?" tanya Ahn Su-ho pada Hong Shi Ah yang berdiri di ambang pintu.

"Aku juga nggak tau, setelah bertanya tentang Hwang Se In . Polisi itu terlihat panik dan bergegas pergi. Dia juga meninggalkan kartu namanya padaku, agar aku bisa menghubunginya saat Se In sudah ada kabar."

"Memang Hwang Se In kemana? " tanya Ahn Su-ho .

"Kemarin dia bolos dan sekarang dia absen. Aku nggak tau kemana karena ponselnya nggak bisa dihubungi."

Mendengar penuturan gadis di depannya itu, Ahn Su-ho terkejut dan segera berlari pergi.

"Kamu mau kemana?" teriak Hong Shi Ah . Ia terlihat kebingungan karena 2 orang yang mendengar Hwang Se In absen. Langsung berubah panik dan segera pergi.

"Orang orang pada kenapa sih, ini lagi Se In . Kenapa coba nggak bisa dihubungin." gumam Shi Ah polos.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status