Share

Puzzle Killer 5

Pria itu masih menatap wajah Se In tanpa berkedip. Gadis itu berusaha mundur namun selangkah ia mundur, selangkah pula pria dihadapannya itu maju.

Hwang Se In meneguk salivanya kasar, ia kini terpojok pada dinding  di belakangnnya. Ia mulai berpikir untuk berani, tapi saat ia memperhatikan wajah pria dihadapannya. Ia seakan tak asing, seperti pernah bertemu dengannya disuatu tempat.

"Kamu mengenalku? " tanya pria itu.

Se In berpikir keras berusaha mengingat wajah dihadapannya saat ini.

"Tentu saja kamu pernah melihatku, aku seniormu disekolah. "

Se In kembali menimbang dan berusaha mengingatnya dengan keras.

'Gue rasa bukan disekolah , melainkan di suatu tempat. Tapi di mana ya? 'Batin Se In.

"Hwang Se In... "

Belum selesai ia berpikir, sebuah teriakan terdengar memanggil namanya. Gadis itu menengok berusaha mencari arah datangnya suara.

"Anh Su-ho tuh. "

"Lo anteknya Bedebah gila itu ya? " tanya Se In berusaha tenang. Namun wajahnya sama sekali tak menunjukan sebuah ketenangan.

Pria itu menggeleng, "dulu temen deketnya tapi sekarang bukan lagi. "

Mendengar itu, gadis yang memiliki smile eyes itu sedikit bernafas lega

"Kalo gitu tolongin gue, ajak gue kabur please. Males banget gue ketemu dia lagi. " pinta Se In pada pria yang bahkan belum ia ketahui namanya itu.

"Kenapa? Dia kan kaya , tampan, keren. Semua cewe mau kali sama dia kok kamu aneh si? "

"Udah ah buruan please tolongin gue, dia tuh orang gila . Tangan gue memar gara gara dia. " ujar Se In sembari menunjukan lengannya yang membiru.

Pria itu terdiam sejenak namun kemudian tersenyum.

"Dengan senang hati." Pria itu menarik tangan Se In membawannya berlari kecil masuk ke sebuah bangunan.

Anh Su-ho datang ketempat Hwang Se In dan pria itu bertemu. Namun untungnya mereka sudah berhasil masuk ke dalam bangunan.

"Gue bego banget sih astaga, padahal gue bisa lebih deket lagi sama cewek itu. Ah bego bego bego. " rutuk Anh Su-ho pada dirinya sendiri.

Ia bergegas kembali menuju mobil yang terparkir jauh dari tempatnya berdiri.

Sementara itu didalam bangunan yang Hwang Se In masuki, Pria yang bersamanya melirik sekilas pada gadis yang berada di sampingnya itu.

Dari raut wajahnya jelas terlihat tanda tanya begitu besar. Namun entah hal apa yang membuatnya demikian.

"Makasih udah bantuin gue." Ucap Hwang Se In sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Pria itu tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya, " Senang bisa membantumu Hwang Se In. "

"Tapi ngomong ngomong ini rumah siapa? Kita bisa kena masalah kalo masuk ke rumah orang sembarangan. "

"Rumah Kim Han Bin, jangan khawatir dia orangnya baik hati jadi nggak akan marah. "

"Serius? Emang Kim Han Bin itu siapa lo? Kok bisa seenaknya ngijinin orang lain masuk ke rumahnya? "

"Itu nama gue sendiri. "

"Sialan." Hwang Se In menarik kedua sudut bibirnya.

Pria yang mengaku bernama Kim Han Bin itu bergegas mengunci pintu depan rumah itu dengan begitu rapat .

Hwang Se In kembali merasa panik, setelah menyadari apa yang pria itu lakuin.

"Lo ngapain ngunci pintu depan? Gue mau keluar. Jangan macem macem lo ya! Gue cewe baik baik tau! "

Han Bin meletakan jari telunjuknya ditengah bibir dan berjalan mendekati gadis itu. Membuat Hwang Se In makin waspada.

"Gue teriak ya kalo lo sampe macem macem! "

Pria itu masih meletakan telunjuknya di tengah bibir dan makin mendekati Hwang Se In.

" To.... "

Belum sempat berteriak Kim Han Bin membekap mulut Se In , membut gadis itu berusaha berontak. Namun sepersekian detik kemudian terdengar suara gedoran keras di pintu depan.

Berulang ulang hingga pintu terlihat bergetar.

Kim Han Bin menatap mata Se In, sembari mengisyaratkan untuk tetap diam.

Gadis yang semula ketakutan itu dengan cepat mencerna sesuatu yang barusan terjadi dan mengangguk. Itu membuat Kim Han Bin melepaskan tangannya dari mulut Se In.

Gedoran dipintu masih terdengar keras. Namun tak ada suara sedikitpun yang terdengar dari sana.

"Ada apa? " tanya Se In tanpa bersuara.

Kim Han Bin tak menjawab daan malah menuntun Se In untuk berjalan ke sebuah ruangan dengan sangat hati hati.

"Masuk kita akan aman di dalam. " ujar Kim Han Bin berbisik.

Hwang Se In ragu dan menggeleng, ia takut kalau ini hanya akal akal pria dihadapannya untuk bisa berbuat tidak baik padannya.

"Aku tidak akan berbuat jahat padamu, percaya padaku. Kamu bisa memegang pisau ini dan menusukku jika aku berbuat macam macam sama kamu. " kembali Kim Han Bin berbisik.

Ia menyerahkan sebilah pisau yang berada di saku jaketnya.

Hwang Se In dengan cepat mengambilnya dan masuk ke dalam.

"Kamu bisa berbicara dengan keras sekarang, kamar ini kedap suara. " ucap Kim Han Bin sembari melepas jaketnya.

Hwang Se In masih terus waspada, jantungnya berdegup dengan kencang.

"Santai saja dan duduklah. Aku tidak akan berbuat jahat padamu. Kamu tau beberapa kasus pembunuhan yang terjadi di Distrik tempatmu tinggal? " tanya Kim Han Bin mulai membuka percakapan. Ia kemudian duduk disebuah ranjang besar yang berada di tengah ruangan.

"Distrikku? Kenapa kamu tau tempat tinggalku? " tanya Hwang Se In yang mulai penasaran dan mengesampingkan rasa takutnya.

"Kamu cukup populer dikalangan kami anak kelas 3. Jadi kami banyak tau tentangmu. "

Hwang Se In mengangkat sebelah alisnya, " populer? Aku kok nggak ngerasa sih. Nggak ada tuh yang ngenalin atau nyapa gue dulu kalo ketemu."

"Itu karena pengaruh Su-ho , mereka jelas takut. "

"Anh Su-ho? "

Hwang Se In bertambah bingung.

"Apa hubungannya? Kenapa Anh Su-ho? Hah apa sih yang sebenarnya terjadi. Tapi mula mula jelaskan dulu padaku, siapa Kim Minji? Betul pacarnya Anh Su-ho? Apa dia selamat dari Psikopat gila itu?"

Kim Han Bin terkekeh, " Itu tipuannya. "

"Yang Kim Minji Keluar dari sekolah? Yang katanya dia selamat dari psikopat? Yang katanya dia hamil sama om om? Itu semua rekayasa Anh Su-ho? "

Kim Han Bin mengangguk.

"Seefort itu dia?! Gila sih bener bener gak waras tu orang! "

"Dia bisa lebih gila dari itu. Kamu tau siapa yang menggedor pintu rumahku setiap hari di jam setengah 12 seperti tadi? "

Hwang Se In menggeleng.

"Itu preman suruhan Anh Su-ho untuk menghabisiku. "

"Hah? Emang lo salah apa?"

"Aku tau sebagian rencananya, tapi aku tidak mau membantunya."

"Kenapa? Kamu kan berteman baik dengannya bukan?"

"Karena itu berhubungan denganmu. "

"Denganku? " Hwang Se In terkejut, " memangnya aku kenapa? Kenapa Anh Su-ho mengincarku? "

Se In dibuat semakin pusing dengan penuturan Kim Han Bin.

"Aku tidak tau pastinya. "

"Sekarang kesampingin dulu Anh Su-ho dan gue mau tanya tentang pembunuhan di distrik gue. Lo tau sesuatu kan pastinya? Karena diawal tadi lo tanya tentang pembunuhan itu."

Kim Han Bin menggeleng, " Aku ingin bergabung denganmu untuk menangkap  psikopat gila itu. "

Hwang Se In melotot terkejut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status