Share

Bab 170

Author: Zaina Aulia
Andini kembali menatap Abimana. Tatapannya tajam ketika berucap, "Tuan Abimana tentu saja nggak akan berani merencanakan pembunuhan terhadap Pangeran. Kamu cuma berani menargetkan aku, 'kan?"

Setiap kata yang diucapkan Andini menusuk hati. Namun, Abimana yang telah diprovokasi olehnya hanya bisa bungkam saat ini.

Andini melanjutkan dengan nada dingin, "Tapi aku mau kamu paham satu hal, kelinci yang terdesak pun akan menggigit. Kalau kamu berani mengusikku lagi, aku nggak akan keberatan menyeret kalian semua ke lokasi eksekusi untuk dipenggal bersama-sama!"

Hukuman mati seluruh keluarga? Itu tidak masalah bagi Andini. Jika nyawanya bisa ditukar dengan kehancuran seluruh Keluarga Biantara, bukankah itu kesepakatan yang menguntungkan?

Wajah Abimana kini benar-benar pucat pasi. Kata-kata Andini begitu tajam hingga membuat lututnya gemetar. Rencana untuk menipu Baskoro ke Lembah Raja Obat memang berasal dari Rangga, tetapi Abimana yang melaksanakannya.

Namun, Abimana tidak seperti Rangga ya
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Evi Yulianti
duh masalah lagi kayaknya,,
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 171

    Tulisan pada secarik kertas itu terlihat agak miring, bahkan kata "arwah" pun salah ditulis. Huruf "h" nya terlihat lebih mirip dengan huruf "n".Andini meremas kertas itu hingga menjadi bola kecil dan menyembunyikannya di telapak tangannya. Di benaknya, dia teringat pada sosok Ambar. Surat ini kemungkinan besar adalah tulisan Ambar. Jadi, orang yang meminta Andini melakukan pernikahan arwah dengan Baskoro tak lain adalah Haira.Baskoro adalah satu-satunya putra Haira. Kini setelah Baskoro tewas tragis, dalam kesedihan mendalamnya, Haira benar-benar mungkin membuat keputusan seperti ini.Andini menarik napas dalam-dalam. Dia mengucapkan terima kasih kepada kepala pelayan, lalu berjalan menuju halaman kediaman Ainun.Laras mengikuti di belakangnya dengan raut wajah penuh kekhawatiran. Dia bertanya, "Nona, surat itu ...."Laras ingin bertanya apa rencana Andini selanjutnya. Jika benar nanti ada perintah dari istana yang menginginkan Andini melakukan pernikahan arwah dengan Baskoro, bukan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 172

    Saat itu, Ainun pasti tidak akan tinggal diam melihat putra dan cucunya menderita. Dia pasti akan maju ke depan, menggunakan statusnya sebagai wanita bergelar kehormatan kekaisaran untuk melindungi Keluarga Adipati, bahkan dengan mengorbankan nyawanya.Namun kalau hal itu benar terjadi, bagaimana mungkin Andini bisa menjalani hidup dengan tenang, apalagi dengan membawa harta dan perhiasan yang diberikan oleh Ainun?Jawabannya jelas tidak mungkin. Melihat Ainun terdiam, Andini berucap sambil tersenyum untuk menenangkannya, "Nenek nggak perlu khawatir. Selir Agung Haira sangat baik padaku. Besok, aku akan masuk ke istana untuk menemaninya melewati masa-masa sulit ini. Segalanya pasti akan berlalu."Namun, Ainun terlihat kurang percaya. Dia berujar, "Selir Agung Haira memang terlihat baik hati, tapi sebenarnya pikirannya sangat dalam. Andin, ingat baik-baik, wanita yang mampu bertahan di dalam istana bukanlah orang yang sederhana."Andini tahu betul hal itu. Hanya saja demi menenangkan Ai

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 173

    Keesokan harinya, Andini terlebih dahulu pergi ke aula duka Baskoro untuk memberikan penghormatan. Setelah itu, dia menuju ke kediaman Haira.Ketika para dayang melihatnya, ekspresi mereka menunjukkan berbagai macam makna yang sulit dipahami. Namun, Andini pura-pura tidak menyadari apa-apa. Seorang dayang mengantar Andini hingga ke luar kamar pribadi Haira, lalu memberi isyarat agar dia masuk ke dalam.Andini mendorong pintu dan melangkah masuk. Dari balik tirai tipis yang berayun lembut, dia melihat Haira sedang setengah duduk di atas ranjang, sementara seorang dayang di sisinya terus memijat pelipisnya.Andini berjalan mendekat, lalu berlutut dan memberi penghormatan, "Salam hormat pada Selir Agung."Namun, tidak ada respons sama sekali. Andini tahu bahwa Haira tidak sedang tidur. Sesekali, dia masih bisa mendengar suara isak tangis pelan dari balik tirai.Setelah beberapa lama menunggu tanpa jawaban, Andini akhirnya tak kuasa berucap, "Selir Agung, yang telah tiada biarlah berlalu .

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 174

    "Baik!" Para dayang menjawab serempak, lalu keluar dari kamar. Setelah pintu ditutup, ruangan itu seketika menjadi gelap dan suram.Barulah Andini perlahan berbicara, "Aku bertemu dengan Pangeran ketika dia sudah lama disiksa oleh para bandit. Tubuhnya penuh luka dan dia berlutut di tanah memohon agar mereka melepaskannya. Dia memohon seperti seekor anjing!"Haira ingin mengetahui kebenaran, bukan? Inilah kebenarannya. Putra satu-satunya yang paling dia cintai, kehilangan seluruh wibawa dan martabatnya sebagai seorang pangeran di depan para bandit itu.Hanya dengan membayangkan pemandangan tersebut, hati Haira terasa seperti dihancurkan berkeping-keping. Namun, dia juga tahu bahwa dibandingkan cerita tentang pengorbanan demi melindungi calon istri, apa yang baru saja dikatakan Andini jauh lebih masuk akal.Andini melepaskan tangan Haira dari dirinya dan berdiri dari lantai. Sementara itu, Haira masih berlutut di lantai seolah semua kekuatannya telah lenyap.Andini melanjutkan, "Selir A

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 175

    Andini langsung terkejut. Sebelum sempat bereaksi, Haira tiba-tiba berbalik dan mencengkeram lengannya.Wajah Haira yang basah oleh air mata kini menampilkan senyum licik. Dia berucap, "Kemarin, aku suruh Ambar keluar istana untuk membeli perlengkapan ritual.""Hari ini, kamu datang ke istana dan mengatakan semua ini padaku. Kenapa? Kamu takut aku benar-benar akan memaksamu melakukan pernikahan arwah dengan Bas dan dikuburkan bersamanya?" tanya Haira.Andini menarik napas dalam-dalam, tetapi tetap tenang. Dia bahkan mengangkat tangan untuk menyeka air mata di wajah Haira, lalu membalas, "Benar. Meskipun nyawaku nggak berharga, aku tetap takut mati."Jari-jari Andini yang kasar menyentuh pipi halus Haira. Itu membuatnya merinding. Haira tak pernah membayangkan ada wanita dengan tangan sekasar itu. Bahkan dayang-dayangnya yang bekerja keras pun tidak memiliki sentuhan sekeras dan sekasar Andini.Namun, Andini tidak menyadari hal itu. Sebaliknya, dia berucap sambil tersenyum lembut pada H

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 176

    Haira meminta Andini mengantar Baskoro untuk terakhir kalinya, itu tentu bukan berarti hanya memberikan penghormatan.Setelah memberikan penghormatan, Andini membakar dupa untuk Baskoro.Ketika melihat pemandangan ini, dua kasim muda yang ada di luar aula duka berbisik-bisik."Nona Andini kelihatan sangat mencintai Pangeran Baskoro. Dia baru kemari pagi tadi, sekarang datang lagi.""Benar. Kamu nggak lihat matanya memerah saat menatap peti mati Pangeran Baskoro barusan? Kasihan sekali.""Aduh .... Cinta yang dalam selalu meninggalkan penyesalan." Setelah melontarkan ini, Rangga tiba-tiba datnag. Kasim itu terkejut dan menyapa, "Ah! Salam, Tuan Rangga."Ekspresi Rangga sangat dingin. Tatapannya tertuju pada dua kasim itu. Dia berucap dengan suara yang penuh niat membunuh, "Apa aturan di istana mengajarkan kalian membicarakan majikan?"Dua kasim itu tertegun. Mereka berpikir, bukankah Andini tidak termasuk majikan? Namun, ketika melihat ekspresi Rangga yang dingin, mereka panik dan seger

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 177

    Kaisar tampak terkejut saat mendengar Safira menyebutkan keinginan terakhir Baskoro.Begitu melihat Kaisar mempertimbangkan hal ini, Andini merasa cemas.Kala ini, Rangga memberikan hormat sebelum berkomentar, "Nggak bisa. Andini hanya terikat perjanjian pernikahan dengan Pangeran Baskoro. Kalau Andini mengantarnya ke pemakaman sebagai seorang janda, takutnya akan menimbulkan kecaman."Yang paling penting, jika Andini benar-benar menganggap dirinya sebagai janda, dia tidak boleh menikah lagi dalam waktu tiga tahun sesuai aturan Negara Darsa.Usai mendengar ucapan Rangga, Kaisar mengangguk sambil membalas, "Masuk akal. Safira, jangan sembarangan beri usulan. Kalau sampai menimbulkan kecaman, Keluarga Kekaisaran yang akan malu."Safira hanya menjulurkan lidah. Dia bersandar di bahu Kaisar dengan manja seraya menyahut, "Aku cuma asal bicara."Kaisar hanya punya satu putri. Dia tentu tidak akan menyalahkan Safira, sebaliknya malah menepuk punggung tangan Safira dengan penuh kasih sayang.S

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 178

    Andini akui dirinya memang ingin membiarkan Safira menghadapi Dianti. Namun, tidak sampai menyingkirkannya. Apalagi, gaun itu sama sekali tidak ada kaitan dengannya.Andini mengernyit sembari menjelaskan, "Hamba sudah kembalikan toko pakaian itu ke Selir Agung Haira."Safira membentak, "Tapi, gaun itu milikmu! Aku sudah minta orang untuk selidiki keesokan harinya! Rangga memesan gaun itu sesuai ukuranmu!"Andini tercengang. Itu adalah gaun sutra yang langka. Gaun yang belum tentu bisa dibuat meski sudah menunggu tiga sampai lima tahun. Rangga memberikan gaun itu padanya?Melihat ekspresi Andini yang tercengang, Safira malah makin geram. Dia menyergah, "Jangan berpura-pura lagi! Andini, sekarang kamu sudah tahu Rangga itu orang yang aku suka. Sebaiknya kamu sadar diri dan jauhi dia!"Andini langsung bersujud pada Safira seraya memohon, "Putri, tenanglah. Kalau gaun itu benar-benar diberikan Jenderal Rangga pada hamba, itu berarti hanya ada satu kemungkinan, yaitu untuk menebus kesalahan

Pinakabagong kabanata

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 558

    Dalam keadaan linglung, Andini teringat saat dulu dirinya ditangkap oleh Panji dan dibawa masuk ke gua.Waktu itu, dia juga berlari sekuat tenaga ke dalam hutan, hingga akhirnya tidak tahu sudah berapa lama dia terjebak di sana. Pada akhirnya, Rangga yang menggendongnya keluar dari hutan itu.Andini tak ingin mengulang nasib yang sama. Jadi, sambil terus berlari, dia juga memperhatikan keadaan di belakangnya. Melihat Anom masih belum menyerah mengejar, dia mulai panik.Malam kian larut. Hanya dalam waktu singkat setelah menerobos masuk ke hutan, Andini sudah tidak bisa melihat apa-apa saking gelapnya. Hal yang paling dia khawatirkan akhirnya terjadi.Krek! Suara tajam menggema. Kakinya terjepit jebakan hewan!"Anom! Jangan ke sini lagi!" teriak Andini panik. "Di sini banyak jebakan! Aku juga kena!"Mendengar itu, suara langkah kaki Anom pun terhenti. Mungkin karena teringat pada temannya yang juga cedera, Anom akhirnya memutuskan untuk tidak lanjut mengejar, lalu berbalik dan pergi.Di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 557

    Tepat saat itu, terdengar suara samar-samar dari arah halaman.Andini tersentak, segera bangkit dan mengintip ke luar. Dia pun melihat bayangan seseorang yang mondar-mandir di halaman."Siapa di sana?""Aku."Suara itu terdengar cukup familier.Andini mencoba menebak, "Anom?""Benar!" sahut Anom, lalu berjalan ke depan pintu sambil berkata, "Ibuku masak sup ayam malam ini. Tapi gara-gara kejadian Bi Diah, jadi lupa. Tadi baru dipanaskan lagi, terus aku disuruh antar ke sini."Memang benar, Endah sering membuatkan sup ayam untuknya setiap beberapa hari sekali. Andini tidak terlalu curiga, jadi berkata, "Taruh saja di depan pintu, nanti aku ambil.""Baik!" Jawaban Anom cepat dan ringan.Tak lama kemudian, Andini melihat Anom keluar dari halaman. Dia bangkit, tertatih-tatih menuju pintu.Begitu membuka pintu, memang benar ada semangkuk sup ayam di atas lantai. Dia perlahan berjongkok, hendak mengambil mangkuk itu.Tepat saat itu, dari sudut halaman, tiba-tiba muncul bayangan. Sebelum Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 556

    Saat Surya kembali ke Desa Teluk Horta, matahari sudah terbenam. Dari kejauhan, dia langsung melihat halaman rumahnya dikerumuni oleh banyak orang.Hatinya langsung mencelos, tak tahu apa yang sedang terjadi. Seseorang melihatnya dan langsung berteriak, "Itu dia! Dia sudah kembali!"Semua orang pun serentak menoleh ke arah Surya.Begitu memasuki halaman, Surya langsung melihat Diah terbaring di tengah halaman. Di samping, Andini sedang berlutut.Terlihat dia memegang sebatang jarum sulam dan sedang menusukkannya ke tubuh Diah, yang matanya tampak sayu, antara sadar dan tidak."Ada apa ini?" Suara Surya terdengar dalam.Endah segera melangkah ke depan, menjelaskan, "Ihatra bertengkar sama ayahnya, terus kabur ke dalam hutan. Ayahnya takut terjadi apa-apa, jadi ikut masuk hutan juga.""Diah menunggu di rumah sampai langit hampir gelap. Dia panik dan langsung pingsan. Untungnya gadis ini menguasai ilmu medis. Baru dua tusukan jarum saja, Diah langsung siuman."Mendengar itu, tatapan Surya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 555

    Melihat punggung Surya yang semakin menjauh, Endah hanya bisa menghela napas, lalu berbalik dan berkata kepada Andini, "Aku rebus dulu ayamnya, nanti aku balik lagi ke sini."Usai berkata begitu, dia pun pergi.Andini duduk di dalam rumah, memandangi punggung Endah yang perlahan menghilang. Dia juga melihat dengan jelas bahwa Anom belum pergi.Anak itu masih berdiri di tempatnya, menatap Andini dari balik jendela. Saat Andini memandang balik ke arahnya, Anom buru-buru mengalihkan pandangan dan berseru, "Bu, tunggu aku!"Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi. Namun, sorot mata Anom tak luput dari pandangan Andini.Tatapan yang dilontarkan padanya mengandung kebencian. Perasaan itu terlalu familier bagi Andini. Dulu ketika Dianti diam-diam memandangnya, sorot mata itu sama persis.Dua jam kemudian, Surya akhirnya tiba di kota kecil. Dia menjual hasil buruannya ke rumah makan yang sudah akrab dengannya, lalu berkeliling sesaat dan masuk ke sebuah gang kecil. Kemudian, dia mendorong pint

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status