Share

Bab 169

Author: Zaina Aulia
Di sisi lain, di Kediaman Adipati. Ketika Andini baru saja turun dari kereta kuda, Kirana segera bergegas menghampirinya. "Andin!"

Kirana memegang erat kedua lengan Andini, lalu menatapnya dengan penuh kekhawatiran sambil memeriksa dirinya dari atas hingga bawah. Dia berujar, "Cepat biarkan Ibu melihatmu. Apa kamu terluka?"

Pakaian Andini masih basah. Celana panjangnya kotor akibat tersandung beberapa kali di dalam hutan. Ini membuatnya terlihat berantakan.

Namun, ini semua sengaja dilakukan Andini. Dia tidak mengganti pakaiannya sebelum masuk ke istana. Makin dia terlihat kusut dan menyedihkan, makin besar rasa belas kasih Kaisar kepadanya. Bahkan sedikit simpati saja sudah cukup untuk memberinya harapan agar tetap hidup.

Semua ini bukan dilakukan untuk Kirana. Jadi ketika Kirana menangis sambil meneteskan air mata, Andini hanya mendorong tangannya dengan paksa dan berucap dingin, "Aku baik-baik saja."

Setelah mengatakan itu, Andini langsung berjalan masuk ke dalam kediaman. Dia senga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 170

    Andini kembali menatap Abimana. Tatapannya tajam ketika berucap, "Tuan Abimana tentu saja nggak akan berani merencanakan pembunuhan terhadap Pangeran. Kamu cuma berani menargetkan aku, 'kan?"Setiap kata yang diucapkan Andini menusuk hati. Namun, Abimana yang telah diprovokasi olehnya hanya bisa bungkam saat ini.Andini melanjutkan dengan nada dingin, "Tapi aku mau kamu paham satu hal, kelinci yang terdesak pun akan menggigit. Kalau kamu berani mengusikku lagi, aku nggak akan keberatan menyeret kalian semua ke lokasi eksekusi untuk dipenggal bersama-sama!"Hukuman mati seluruh keluarga? Itu tidak masalah bagi Andini. Jika nyawanya bisa ditukar dengan kehancuran seluruh Keluarga Biantara, bukankah itu kesepakatan yang menguntungkan?Wajah Abimana kini benar-benar pucat pasi. Kata-kata Andini begitu tajam hingga membuat lututnya gemetar. Rencana untuk menipu Baskoro ke Lembah Raja Obat memang berasal dari Rangga, tetapi Abimana yang melaksanakannya.Namun, Abimana tidak seperti Rangga ya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 171

    Tulisan pada secarik kertas itu terlihat agak miring, bahkan kata "arwah" pun salah ditulis. Huruf "h" nya terlihat lebih mirip dengan huruf "n".Andini meremas kertas itu hingga menjadi bola kecil dan menyembunyikannya di telapak tangannya. Di benaknya, dia teringat pada sosok Ambar. Surat ini kemungkinan besar adalah tulisan Ambar. Jadi, orang yang meminta Andini melakukan pernikahan arwah dengan Baskoro tak lain adalah Haira.Baskoro adalah satu-satunya putra Haira. Kini setelah Baskoro tewas tragis, dalam kesedihan mendalamnya, Haira benar-benar mungkin membuat keputusan seperti ini.Andini menarik napas dalam-dalam. Dia mengucapkan terima kasih kepada kepala pelayan, lalu berjalan menuju halaman kediaman Ainun.Laras mengikuti di belakangnya dengan raut wajah penuh kekhawatiran. Dia bertanya, "Nona, surat itu ...."Laras ingin bertanya apa rencana Andini selanjutnya. Jika benar nanti ada perintah dari istana yang menginginkan Andini melakukan pernikahan arwah dengan Baskoro, bukan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 172

    Saat itu, Ainun pasti tidak akan tinggal diam melihat putra dan cucunya menderita. Dia pasti akan maju ke depan, menggunakan statusnya sebagai wanita bergelar kehormatan kekaisaran untuk melindungi Keluarga Adipati, bahkan dengan mengorbankan nyawanya.Namun kalau hal itu benar terjadi, bagaimana mungkin Andini bisa menjalani hidup dengan tenang, apalagi dengan membawa harta dan perhiasan yang diberikan oleh Ainun?Jawabannya jelas tidak mungkin. Melihat Ainun terdiam, Andini berucap sambil tersenyum untuk menenangkannya, "Nenek nggak perlu khawatir. Selir Agung Haira sangat baik padaku. Besok, aku akan masuk ke istana untuk menemaninya melewati masa-masa sulit ini. Segalanya pasti akan berlalu."Namun, Ainun terlihat kurang percaya. Dia berujar, "Selir Agung Haira memang terlihat baik hati, tapi sebenarnya pikirannya sangat dalam. Andin, ingat baik-baik, wanita yang mampu bertahan di dalam istana bukanlah orang yang sederhana."Andini tahu betul hal itu. Hanya saja demi menenangkan Ai

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 173

    Keesokan harinya, Andini terlebih dahulu pergi ke aula duka Baskoro untuk memberikan penghormatan. Setelah itu, dia menuju ke kediaman Haira.Ketika para dayang melihatnya, ekspresi mereka menunjukkan berbagai macam makna yang sulit dipahami. Namun, Andini pura-pura tidak menyadari apa-apa. Seorang dayang mengantar Andini hingga ke luar kamar pribadi Haira, lalu memberi isyarat agar dia masuk ke dalam.Andini mendorong pintu dan melangkah masuk. Dari balik tirai tipis yang berayun lembut, dia melihat Haira sedang setengah duduk di atas ranjang, sementara seorang dayang di sisinya terus memijat pelipisnya.Andini berjalan mendekat, lalu berlutut dan memberi penghormatan, "Salam hormat pada Selir Agung."Namun, tidak ada respons sama sekali. Andini tahu bahwa Haira tidak sedang tidur. Sesekali, dia masih bisa mendengar suara isak tangis pelan dari balik tirai.Setelah beberapa lama menunggu tanpa jawaban, Andini akhirnya tak kuasa berucap, "Selir Agung, yang telah tiada biarlah berlalu .

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 174

    "Baik!" Para dayang menjawab serempak, lalu keluar dari kamar. Setelah pintu ditutup, ruangan itu seketika menjadi gelap dan suram.Barulah Andini perlahan berbicara, "Aku bertemu dengan Pangeran ketika dia sudah lama disiksa oleh para bandit. Tubuhnya penuh luka dan dia berlutut di tanah memohon agar mereka melepaskannya. Dia memohon seperti seekor anjing!"Haira ingin mengetahui kebenaran, bukan? Inilah kebenarannya. Putra satu-satunya yang paling dia cintai, kehilangan seluruh wibawa dan martabatnya sebagai seorang pangeran di depan para bandit itu.Hanya dengan membayangkan pemandangan tersebut, hati Haira terasa seperti dihancurkan berkeping-keping. Namun, dia juga tahu bahwa dibandingkan cerita tentang pengorbanan demi melindungi calon istri, apa yang baru saja dikatakan Andini jauh lebih masuk akal.Andini melepaskan tangan Haira dari dirinya dan berdiri dari lantai. Sementara itu, Haira masih berlutut di lantai seolah semua kekuatannya telah lenyap.Andini melanjutkan, "Selir A

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 175

    Andini langsung terkejut. Sebelum sempat bereaksi, Haira tiba-tiba berbalik dan mencengkeram lengannya.Wajah Haira yang basah oleh air mata kini menampilkan senyum licik. Dia berucap, "Kemarin, aku suruh Ambar keluar istana untuk membeli perlengkapan ritual.""Hari ini, kamu datang ke istana dan mengatakan semua ini padaku. Kenapa? Kamu takut aku benar-benar akan memaksamu melakukan pernikahan arwah dengan Bas dan dikuburkan bersamanya?" tanya Haira.Andini menarik napas dalam-dalam, tetapi tetap tenang. Dia bahkan mengangkat tangan untuk menyeka air mata di wajah Haira, lalu membalas, "Benar. Meskipun nyawaku nggak berharga, aku tetap takut mati."Jari-jari Andini yang kasar menyentuh pipi halus Haira. Itu membuatnya merinding. Haira tak pernah membayangkan ada wanita dengan tangan sekasar itu. Bahkan dayang-dayangnya yang bekerja keras pun tidak memiliki sentuhan sekeras dan sekasar Andini.Namun, Andini tidak menyadari hal itu. Sebaliknya, dia berucap sambil tersenyum lembut pada H

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 176

    Haira meminta Andini mengantar Baskoro untuk terakhir kalinya, itu tentu bukan berarti hanya memberikan penghormatan.Setelah memberikan penghormatan, Andini membakar dupa untuk Baskoro.Ketika melihat pemandangan ini, dua kasim muda yang ada di luar aula duka berbisik-bisik."Nona Andini kelihatan sangat mencintai Pangeran Baskoro. Dia baru kemari pagi tadi, sekarang datang lagi.""Benar. Kamu nggak lihat matanya memerah saat menatap peti mati Pangeran Baskoro barusan? Kasihan sekali.""Aduh .... Cinta yang dalam selalu meninggalkan penyesalan." Setelah melontarkan ini, Rangga tiba-tiba datnag. Kasim itu terkejut dan menyapa, "Ah! Salam, Tuan Rangga."Ekspresi Rangga sangat dingin. Tatapannya tertuju pada dua kasim itu. Dia berucap dengan suara yang penuh niat membunuh, "Apa aturan di istana mengajarkan kalian membicarakan majikan?"Dua kasim itu tertegun. Mereka berpikir, bukankah Andini tidak termasuk majikan? Namun, ketika melihat ekspresi Rangga yang dingin, mereka panik dan seger

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 177

    Kaisar tampak terkejut saat mendengar Safira menyebutkan keinginan terakhir Baskoro.Begitu melihat Kaisar mempertimbangkan hal ini, Andini merasa cemas.Kala ini, Rangga memberikan hormat sebelum berkomentar, "Nggak bisa. Andini hanya terikat perjanjian pernikahan dengan Pangeran Baskoro. Kalau Andini mengantarnya ke pemakaman sebagai seorang janda, takutnya akan menimbulkan kecaman."Yang paling penting, jika Andini benar-benar menganggap dirinya sebagai janda, dia tidak boleh menikah lagi dalam waktu tiga tahun sesuai aturan Negara Darsa.Usai mendengar ucapan Rangga, Kaisar mengangguk sambil membalas, "Masuk akal. Safira, jangan sembarangan beri usulan. Kalau sampai menimbulkan kecaman, Keluarga Kekaisaran yang akan malu."Safira hanya menjulurkan lidah. Dia bersandar di bahu Kaisar dengan manja seraya menyahut, "Aku cuma asal bicara."Kaisar hanya punya satu putri. Dia tentu tidak akan menyalahkan Safira, sebaliknya malah menepuk punggung tangan Safira dengan penuh kasih sayang.S

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 562

    Penjahat yang satu lagi adalah seorang duda tua di desa, bernama Dierja. Dia adalah orang yang dulu mengajari Anom berjudi.Lucunya, saat warga desa datang menghadapinya, Dierja masih berani menunjukkan kakinya yang terjepit perangkap hewan dan mengaku kalau itu akibat kecelakaan saat pergi mencari Ihatra dan ayahnya di hutan.Niatnya sebenarnya adalah untuk memeras keluarga Diah. Kalau gagal, setidaknya dia bisa mengemis sedikit uang dari kepala desa. Namun tak disangkanya, para warga langsung mengikatnya dan menyeretnya ke hadapan Surya.Mengenai kelanjutannya, Andini sendiri tidak tahu. Dia hanya tahu, keesokan paginya saat bangun tidur, Dierja sudah diseret dan dikirim ke kantor pemerintahan. Sementara itu, Anom sudah dibawa Surya ke ladang sejak pagi.Dulu, Endah selalu memanjakan anaknya dan tidak pernah membiarkan Anom menyentuh pekerjaan ladang. Namun hari ini, di bawah pengawasan langsung dari Surya, Anom dipaksa bekerja keras di bawah terik matahari selama empat jam penuh seb

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 561

    "Dasar nggak peka," ujar Endah tiba-tiba.Surya mengerutkan alis. "Apa maksudnya?"Barulah Endah menurunkan suaranya dan berkata, "Kaki kiri gadis itu terluka, kenapa kamu nggak langsung gendong saja?"Surya tidak merasa dirinya salah. Dia hanya menjawab dengan tenang, "Dia bilang bisa jalan, cukup minta aku bantu topang sedikit.""Itulah kenapa aku bilang kamu ini nggak peka!" Endah menggeleng tak berdaya, lalu menghela napas, "Dasar si Anom ... sampai melakukan hal seperti ini. Arjuna, tolong bantu aku kasih dia pelajaran, ya."Tatapan Arjuna seketika berubah dingin. "Takutnya Bibi nggak tega.""Nggak ada yang perlu ditakuti," Endah menghela napas panjang. "Kamu benar. Lebih baik aku lihat dia dihukum sekarang, daripada nanti harus memungut kepalanya di lapangan eksekusi.""Mm." Arjuna mengangguk ringan, menandakan bahwa dia menerima permintaan untuk mendidik Anom.Tak lama kemudian, rombongan mereka pun kembali ke halaman rumah berpagar bambu.Mereka melihat Anom sudah berlutut di t

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 560

    Andini benar-benar tidak punya tenaga untuk membuka jebakan hewan itu. Namun, setelah dia mengutak-atik sebentar, dia menyadari bahwa jebakan itu diikat dengan rantai besi tipis dan ujung rantainya terimpit di bawah sebuah batu besar.Dengan sisa tenaga yang dia punya, Andini berjuang keras menarik rantai itu keluar dari bawah batu dan akhirnya berhasil membawa jebakan yang masih menjepit kakinya. Dia pun terpincang-pincang keluar dari hutan.Meskipun tidak tahu persis arah jalan pulang, dia masih ingat dari mana dia datang tadi. Namun, sebelum berjalan jauh, dia justru melihat sosok seseorang berlari ke arahnya dari kejauhan.Sesaat, Andini merasa bimbang. Dia hampir mengira itu adalah Byakta. Dia terlalu merindukan Byakta.Namun, dia segera tersadar bahwa sosok yang dulu selalu menemani di saat terpuruk dan tak berdaya, tidak akan pernah kembali.Jadi, Andini langsung mengenali sosok yang datang itu, menepis perasaan duka dalam hatinya, memaksakan senyuman, dan berseru pelan, "Kak Ar

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 559

    Anom bersikeras. "Ma ... mana aku tahu dia ke mana!"Surya menatapnya dengan sorot mata yang semakin suram. "Bi Endah hanya tanya soal sup ayam, nggak pernah bilang hilangnya gadis itu ada hubungannya denganmu. Tapi, kamu langsung panik sendiri. Itu namanya mengaku sebelum ditanya."Mendengar itu, Anom semakin gelisah. "Aku nggak salah! Jangan fitnah aku! Aku nggak punya dendam sama dia, kenapa harus mencelakainya?"Justru karena sikapnya yang begitu, semakin terlihat bahwa dia memang merahasiakan sesuatu.Endah juga marah. Dia langsung mengambil sapu dari balik pintu dan menghajarnya tanpa ampun, "Dasar anak setan! Kau bawa gadis itu ke mana, cepat bilang!"Anom menjerit-jerit, berlari ke sana sini untuk menghindari amukan Endah. Namun, dia tetap saja bersikeras. "Aku nggak tahu! Aku benar-benar nggak tahu!"Tanpa sadar, dia berlari ke arah Surya yang langsung menangkapnya dan menekan tengkuknya ke tanah. Seketika, Anom tak bisa bergerak.Suara Surya rendah dan dingin, mengandung kema

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 558

    Dalam keadaan linglung, Andini teringat saat dulu dirinya ditangkap oleh Panji dan dibawa masuk ke gua.Waktu itu, dia juga berlari sekuat tenaga ke dalam hutan, hingga akhirnya tidak tahu sudah berapa lama dia terjebak di sana. Pada akhirnya, Rangga yang menggendongnya keluar dari hutan itu.Andini tak ingin mengulang nasib yang sama. Jadi, sambil terus berlari, dia juga memperhatikan keadaan di belakangnya. Melihat Anom masih belum menyerah mengejar, dia mulai panik.Malam kian larut. Hanya dalam waktu singkat setelah menerobos masuk ke hutan, Andini sudah tidak bisa melihat apa-apa saking gelapnya. Hal yang paling dia khawatirkan akhirnya terjadi.Krek! Suara tajam menggema. Kakinya terjepit jebakan hewan!"Anom! Jangan ke sini lagi!" teriak Andini panik. "Di sini banyak jebakan! Aku juga kena!"Mendengar itu, suara langkah kaki Anom pun terhenti. Mungkin karena teringat pada temannya yang juga cedera, Anom akhirnya memutuskan untuk tidak lanjut mengejar, lalu berbalik dan pergi.Di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 557

    Tepat saat itu, terdengar suara samar-samar dari arah halaman.Andini tersentak, segera bangkit dan mengintip ke luar. Dia pun melihat bayangan seseorang yang mondar-mandir di halaman."Siapa di sana?""Aku."Suara itu terdengar cukup familier.Andini mencoba menebak, "Anom?""Benar!" sahut Anom, lalu berjalan ke depan pintu sambil berkata, "Ibuku masak sup ayam malam ini. Tapi gara-gara kejadian Bi Diah, jadi lupa. Tadi baru dipanaskan lagi, terus aku disuruh antar ke sini."Memang benar, Endah sering membuatkan sup ayam untuknya setiap beberapa hari sekali. Andini tidak terlalu curiga, jadi berkata, "Taruh saja di depan pintu, nanti aku ambil.""Baik!" Jawaban Anom cepat dan ringan.Tak lama kemudian, Andini melihat Anom keluar dari halaman. Dia bangkit, tertatih-tatih menuju pintu.Begitu membuka pintu, memang benar ada semangkuk sup ayam di atas lantai. Dia perlahan berjongkok, hendak mengambil mangkuk itu.Tepat saat itu, dari sudut halaman, tiba-tiba muncul bayangan. Sebelum Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 556

    Saat Surya kembali ke Desa Teluk Horta, matahari sudah terbenam. Dari kejauhan, dia langsung melihat halaman rumahnya dikerumuni oleh banyak orang.Hatinya langsung mencelos, tak tahu apa yang sedang terjadi. Seseorang melihatnya dan langsung berteriak, "Itu dia! Dia sudah kembali!"Semua orang pun serentak menoleh ke arah Surya.Begitu memasuki halaman, Surya langsung melihat Diah terbaring di tengah halaman. Di samping, Andini sedang berlutut.Terlihat dia memegang sebatang jarum sulam dan sedang menusukkannya ke tubuh Diah, yang matanya tampak sayu, antara sadar dan tidak."Ada apa ini?" Suara Surya terdengar dalam.Endah segera melangkah ke depan, menjelaskan, "Ihatra bertengkar sama ayahnya, terus kabur ke dalam hutan. Ayahnya takut terjadi apa-apa, jadi ikut masuk hutan juga.""Diah menunggu di rumah sampai langit hampir gelap. Dia panik dan langsung pingsan. Untungnya gadis ini menguasai ilmu medis. Baru dua tusukan jarum saja, Diah langsung siuman."Mendengar itu, tatapan Surya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 555

    Melihat punggung Surya yang semakin menjauh, Endah hanya bisa menghela napas, lalu berbalik dan berkata kepada Andini, "Aku rebus dulu ayamnya, nanti aku balik lagi ke sini."Usai berkata begitu, dia pun pergi.Andini duduk di dalam rumah, memandangi punggung Endah yang perlahan menghilang. Dia juga melihat dengan jelas bahwa Anom belum pergi.Anak itu masih berdiri di tempatnya, menatap Andini dari balik jendela. Saat Andini memandang balik ke arahnya, Anom buru-buru mengalihkan pandangan dan berseru, "Bu, tunggu aku!"Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi. Namun, sorot mata Anom tak luput dari pandangan Andini.Tatapan yang dilontarkan padanya mengandung kebencian. Perasaan itu terlalu familier bagi Andini. Dulu ketika Dianti diam-diam memandangnya, sorot mata itu sama persis.Dua jam kemudian, Surya akhirnya tiba di kota kecil. Dia menjual hasil buruannya ke rumah makan yang sudah akrab dengannya, lalu berkeliling sesaat dan masuk ke sebuah gang kecil. Kemudian, dia mendorong pint

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status