Share

Bab 2.3 | Anak Kampus

Author: Archie Romadhoni
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Rumahnya besar. Kira-kira penghuni kosnya banyak nggak?” gumam Asri.

Kayaknya sih enggak. Buktinya sudah dipencet bel nggak ada yang keluar,” jawab Tyas.

Lagian orang bego mana yang buka tempat kos di daerah terpencil seperti ini? Jauh pula dari kampus. Tapi apa boleh buat, aku memang ingin nggak bisa dilacak oleh keluargaku,” ujar Asri.

Iya, tempat ini cocok untuk persembunyian,” kata Tyas setuju dengan pendapat Asri.

Ada yang bisa dibantu?” tiba-tiba ada suara mengejutkan dari belakang keduanya.

Asri dan Tyas terperanjat. Nyaris jantung mereka copot. Asri lebih dikejutkan lagi melihat siapa yang baru saja menyapanya. Dia adalah cowok yang ada di perkuliahannya pagi tadi.

K-kau?” Asri terperangah.

Kau tahu dia?” tanya Tyas.

Asri menggeleng. “Bukan, maksudku... dia tadi ikut perkuliahan kita,” jawab Asri.

Aku Aryanaga, pemilik tempat ini. Kalian mau cari tempat kos?” tanya si pemuda.

Aryanaga? Nama yang aneh,” gumam Tyas.

Keberatan dengan namaku?” tanya Aryanaga.

Eh, enggak. Sama sekali enggak. Cuma aneh saja ada orang memiliki nama itu,” ucap Tyas.

Antoite Gravitia Rosalina Sebraska Voljicya,” kata Aryanaga.

Hah? Apa itu?”

Itu nama yang lebih aneh lagi. Aku menjumpainya di kampus, coba kalian sesekali main ke tempat anak-anak FISIP ada mahasiswi dengan nama seperti itu,” jelas Aryanga.

Asri tertawa. “Iya, aku pernah dengar nama itu. Tapi nggak begitu ingat namanya. Ada teman yang cerita.”

Kok aku nggak tahu ya?”

Ngomong-ngomong, yakin mau kos di sini? Jaraknya jauh dari kampusmu, tapi lebih dekat ama kampus Ma-Chung,” jelas Aryanaga.

Tak apa-apa. Emangnya ada kamar kosong?” tanya Asri.

Banyak. Kami belum ada satupun penghuni,” jawab Aryanaga.

Jadi Mas Aryanaga, bisa saya lihat-lihat dulu?”

Panggil saja Arya,” ujar Aryanaga. Dia lalu segera membuka pagar setelah membuka gemboknya. Aryanaga mengajak kedua cewek itu untuk masuk ke dalam halaman rumahnya yang sangat luas. Ada banyak pohon dan tanamanya. Sepertinya penghuni rumah ini sangat menyukai tanaman.

Kau tinggal sendiri? Masih mahasiswa, bukan?” tanya Asri.

Aku tinggal dengan pembantuku. Namanya Bandi. Dia yang mendekor semua taman ini. Hebat yah? Aku saja tak telaten untuk memelihara tanaman-tanaman itu,” tunjuk Aryanaga ke arah tanaman-tanaman yang tersebar di seluruh penjuru pekarangan.

Aryanaga mengajak ke salah satu bangunan dengan kamar berjajar. Bandi mempersilakan Asri dan Tyas untuk melihat-lihat keadaan kamar-kamar itu.

Belum ada yang menghuni ya?”

Tempat ini baru buka, jadinya belum ada satu orang pun yang tinggal. Hanya saja, karena kalian orang pertama yang ingin menempati, mungkin aku akan mengganti tulisan papan di depan dengan tulisan KOS PUTRI,” ujar Aryanaga.

Asri penasaran. Dia lalu membuka salah satu kamar. Dia sangat takjub dengan isi kamarnya. Sangat rapi dan bersih. Sudah ada dipan dan almari baju, ada juga meja kecil yang bisa dia gunakan untuk belajar. Ada kamar mandi di dalam dan ada dapur kecil, satu kamar bisa muat banyak. Asri sangat menyukainya.

Waw, ini satu kamar berapa sebulan?” tanya Asri.

Aryanaga berpikir keras. Dia menggaruk-garuk dagunya. Sebenarnya ia ragu. “Aku tak tahu, emangnya yang pantas berapa?”

Asri tertawa. “Kau ini, lucu deh. Emangnya tak pernah tahu harga kamar kos?”

Aryanaga menggeleng. “Aku tak pernah ngekos. Ini rumahku, kenapa aku harus tahu?”

Oh iya, lupa. Bener sih, kamu nggak pernah ngekos. Tapi setidaknya kamu bisa dong tahu dari teman-temanmu,” ujar Asri.

Aryanaga mengangkat bahunya. “Aku memang tak tahu. Tapi berapapun harganya yang kau sebutkan, aku akan terima. Kau penghuni pertama, anggap saja sebagai penglaris. Nanti penghuni berikutnya tentunya harganya akan aku naikkan.”

Baiklah, aku akan bayar Rp. 500.000,- sebulan. Mengingat fasilitasnya cukup bagus,” ucap Asri langsung.

Tyas terperangah. “Yang bener. Itu nggak kemurahan?”

Deal, baiklah. Silakan kau pilih kamar mana saja. Isinya sama kok,” ucap Aryanaga.

Waaah, terima kasih!”

Tyas makin terperangah. Ia seperti mendengar kambing congek mengembik. Dua orang di hadapannya ini setengah gila. Yang satu ingin kabur dari kejaran suruhan orang tuanya, yang satu lagi orang yang tidak bisa berbisnis. Entah jadi apa nanti kalau mereka bisa tinggal satu komplek. Tyas tak bisa membayangkannya.

* * *

Padang Granit, Dunia Bawah

Dunia bawah, tempat para naga bersemayam, sekaligus juga makhluk-makhluk bawah yang tak pernah terlihat oleh manusia ataupun dikenal oleh manusia berada. Tempat bersembunyinya para peri dengan segala kekuatan magisnya. Bebatuan granit berserakan di atas pasir yang panas. Di tempat yang penuh siksaan itu ada seorang perempuan dengan baju compang-camping dengan beberapa perban terbalut di tubuh, lengan dan kakinya. Di tubuhnya terdapat beberapa luka, sebagian membentuk luka memar di pelipis dan juga di lengan. Napasnya terengah-engah, sementara tanduk kecilnya terlihat berkilat-kilat di kepalanya.

Sudah cukup! Kau sudah melakukan dengan baik,” ucap seorang pria paruh baya berjanggut yang berdiri tak jauh dari tempatnya.

Ini masih belum cukup. Masih kurang. Aku bisa melakukannya lagi,” ucap si perempuan naga.

Sudah cukup, aku tahu kau bisa melakukannya lagi, tetapi tubuhmu menolaknya. Ini hanya latihan Aprilia, hanya latihan. Kau tak perlu memaksakan dirimu. Suatu saat nanti kalau sudah saatnya kau bertarung di medan pertempuran, bertarunglah dengan sungguh-sungguh. Ketahanan tubuhmu sudah cukup baik,” kata lelaki tua tersebut. Meskipun tua, terlihat lengannya kokoh seperti baja. Wajahnya memancarkan sinar kewibaan yang bisa membuat siapapun tidak akan mampu menatapnya langsung.

Aprilia mengatur napasnya, setelah itu ia lemas. Belzagum, sang ayah segera dengan cekatan menangkapnya sebelum putrinya jatuh di atas tanah yang keras. Dia pun membopong putrinya pergi. Aprilia masih tersadar, meskipun tubuhnya penuh luka. Latihannya dari hari ke hari makin berat.

Ayah, apa aku sudah siap?” tanya Aprilia.

Kau sudah siap, tetapi ada yang harus dibenahi dari dirimu terlebih dulu,” jawab Belzagum.

Apa?”

Kau harus menyingkirkan pikiran ingin matimu itu. Hal yang sangat berbahaya, bagaimana kau bisa melindungi orang lain kalau kau ingin mati?”

Dalam gendongan ayahnya, Aprilia meringkuk. Dia tak menyangka ayahnya mampu membaca hatinya. Meskipun sang ayah telah lama tidak menemuinya, tetapi lelaki ini sangat peka. Aprilia masih ingat bagaimana ketika kecil ia diberitahu kalau ayahnya meninggal dalam kecelakaan, nyatanya itu semua dilakukan sang ayah agar bisa menyelamatkan nyawanya. Sebab ada peraturan di dalam klan naga, kalau tidak boleh naga berhubungan dengan manusia. Apabila melanggar, maka mereka akan dihukum dengan hukuman yang cukup keras. Belzagum bisa melarikan diri dari hukuman, hanya saja peristiwa nahas terjadi. Saat melahirkan Aprilia, sang ibu meninggal. Aprilia kemudian dirawat oleh seorang bidan dan menjadi ibu angkatnya. Belzagum berpesan kepada ibu angkatnya untuk merawat Aprilia dengan baik. Aprilia tumbuh menjadi anak yang tomboy, tangguh dan suka berkelahi. Maka dari itulah ia dijuluki Lady Rose saat masih sekolah dulu. Pantaslah ia sangat suka berkelahi, mudah panas, karena ada darah naga di dalam tubuhnya.

Aprilia baru mengetahui siapa dia sebenarnya setelah bertemu Belzagum. Dia menemui Aprilia saat membakar dirinya menyelamatkan seorang Geostreamer. Aprilia membakar dirinya hanya agar orang yang dicintainya selamat. Akhirnya Aprilia bisa diselamatkan oleh ayahnya, dari sinilah kemudian Aprilia tahu siapa dia sebenarnya. Ia sangat bahagia ketika bertemu dengan ayahnya untuk pertama kali. Walaupun ia cukup shock dengan siapa dirinya sebenarnya.

Kenapa aku tak boleh mati ayah? Apa karena perjodohan itu?”

Belzagum menghentikan langkahnya. Dia mengamati Aprilia, “Karena aku sudah berjanji kepada ibumu untuk menjagamu. Kau tak boleh mati sebelum aku mati. Jadi kalau kau ingin mati, langkahi mayatku dulu.”

Mata Aprilia terpejam. Dia tak akan mungkin menyakiti ayahnya. Perlahan-lahan tubuh Belzagum membesar, awalnya punggungnya, yang kemudian disusul muncul sepasang sayap hitam besar, tubuhnya berubah menjadi merah darah, setelah itu sisik-sisik tumbuh di sekujur tubuhnya. Tangannya pun membesar. Kalau tadi dia membopong Aprilia dengan susah payah, kini ia cukup menggenggam Aprilia dengan satu tangan, setelah itu dia pun terbang, menyisakan jejak pijakan di atas bebatuan granit.

* * *

Related chapters

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 3.1 | Mengikuti

    Asri terbangun. Hawa dingin menusuk tulang. Kamarnya masih berantakan karena tadi malam ia sekadar memasukkan saja tanpa menatanya. Dia langsung tidur begitu saja setelah barang-barangnya dimasukkan. Sementara itu Tyas sudah pergi, walaupun tak rela meninggalkan Asri seorang diri. Asri baru tahu kalau hawanya cukup dingin, lebih dingin daripada saat dia masih tinggal di daerah Sumbersari. Untuk sesaat ia nyaris panik saat terbangun di tempat yang asing, tetapi ia langsung sadar kalau dia sudah pindah. Memang bikin kesal. Dia tak ingin keluarganya tahu dia tinggal di mana sekarang. Maka dari itulah keputusannya untuk pindah sudah tepat, meskipun mungkin membuat dia lebih lelah dari biasanya. Asri melihat jam di layar pon

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 3.2 | Mengikuti

    “Bwahahahahahaha,” suara tawa Tyas langsung pecah setelah Asri menceritakan apa yang terjadi. Untungnya mereka berada di tempat sepi sehingga tak ada orang yang melihat. “Aku malu, anjir!” Asri mengerucutkan bibirnya. “Aku lupa kalau ini bukan kosku yang lama. Kan kosku yang lama kos cewek. Kalau pun seharian mondar-mandir nggak pake bra juga nggak masalah, kan tamu cowok hanya diterima di depan, nggak sampai masuk kamar. Lha ini? Aduh, benar-benar memalukan.”“Kalau aku jadi kau, aku nggak mau lagi ketemu ama dia,” ujar Tyas. “Gimana nggak ketemu coba. Itu kamu kan nyaris telenji!”

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 4.1 | Canggung

    “Wong edan, nyari di mana?” tanya Tyas saat Asri membujuknya untuk mencarikan tempat kos baru. “Tempat kosmu itu sudah cukup bagus loh, bahkan letaknya nggak mudah dilacak orang. Baru juga satu malam kamu nginep situ.”Asri sedari tadi menutupi wajah dengan kedua lengannya. Mereka sedang berada di salah satu gazebo yang ada di area kampus. “Aku kan cuma penasaran saja tadi. Soalnya aku itu paling gatel kalau lihat ada cowok mau baca buku, semacam seksi gitu,” ujar Asri jujur.“Sompret! Kadang aku nggak ngerti sih jalan pikiranmu,” ucap Tyas sambil memutar bola matanya.

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 4.2 | Canggung

    Jam 00.00 Asri baru keluar dari kantor. Shift sore, pulang tengah malam. Ini adalah rutinitas dia sehari-hari. Mau bagaimana lagi, kalau dia tidak bekerja seperti ini ia tidak akan survive. Uang yang dia hasilkan dari pekerjaannya ini bisa dia gunakan untuk membayar perkuliahan, juga untuk makan dia sehari-hari. Asri sudah pantang meminta bantuan keluarganya meskipun harta keluarganya tidak akan habis hingga tujuh turunan maupun tujuh tanjakan. Dia ingin membuktikan kepada keluarganya kalau ia bisa mandiri tanpa bantuan mereka. Asri masih berada di teras kantornya, duduk di bangku menunggu jemputan taksi online. Dari layar ponselnya, posisi kendaraan tersebut terlihat merambat cukup pelan tapi pasti. Lima menit lagi mobil itu sampai di kantornya.

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 5.1 | Dua Nasib

    3 tahun yang laluKoper besar berisi pakaian sudah disiapkan Asri. Dia bertekad untuk pergi. Satu hal yang pasti ia akan merindukan kamar ini. Kamar yang menemaninya dari kecil sampai dewasa. Ia juga akan rindu dengan sobat kecilnya yang berada di dalam kotak kaca. Seekor tokek atau bunglon atau mungkin iguana, Asri tak bisa memastikannya. Namun, yang pasti hewan tersebut sudh jinak, karena dipelihara selama beberapa bulan. Setiap hari dia memberinya makan dan rasa sayang mulai tumbuh di hati Asri. Dia beri nama hewan kecil itu Damar.Perjuampaannya dengan Damar memang unik. Saat itu sedang ada kegiatan naik gunung di Lereng Gunung Lawu. Dia menemukan reptil ini nyaris terluka di sekujur tubuhnya. Asri menolong reptil itu tanpa takut, sedangkan teman-teman yang lainnya merasa jijik. Dia langsung tertarik dengan hewan itu, selain bentuknya yang unik, Asri juga memang penyayang bin

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 5.2 | Dua Nasib

    Malang, sekarangPonsel Asri berbunyi, ia terbangun. Matanya masih setengah terbuka sambil ia meraih-raih ponselnya yang ada di ranjang. Ada telepon dari nomor tak dikenal. Asri mengernyit. Dilihat jam sudah menunjukkan pukul 07.00. Dia terlambat bangun.“Halo, siapa ya?” sapa Asri.“Aku Aryanaga,” jawab suara di teleponnya.Asri terkejut. Dia menatap layar ponselnya. Dari mana cowok itu tahu nomor teleponnya. “Kok kamu tahu nomor teleponku?”“Dari aplikasi taksi online,” jawab Aryanaga. “Aku kemarin belum minta nomor teleponmu. Jadinya kebetulan aku lihat di aplikasi ada nomormu.”“Ehm... begitu,” ucap Asri sambil menggeliat.“Mau sarapan gratis?” tawar Aryanaga.“Hah? Sa

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 5.2 | Dua Nasib

    Gunung Lawu, beberapa tahun yang laluMimpi itu kembali lagi. Aryanaga berubah dengan wujud hybrid-nya. Dia berlari dengan kecepatan luar biasa menembus rimba. Dari belakang terdengar suara gemerisik dedaunan dan patahan ranting. Suara geraman dan auman terdengar jelas. Mata naganya menembus kegelapan, memancarkan cahaya yang bisa membuatnya melihat dalam kegelapan.Kabut dari atas gunung mulai turun menghalangi jarak pandang, sementara itu suara yang mengikutinya sedari tadi terasa makin dekat. Dia tak tahu Bandi ada di mana sekarang. Di saat ia sangat membutuhkan bantuan pembantunya itu, yang terjadi malah sebaliknya. Dia sendirian menghadapi para goblin yang mengejarnya.Ada sesuatu yang tiba-tiba menghantam punggungnya. Hal itu membuatnya tersungkur dan berguling-guling beberapa kali sebelum tubuhnya menghantam sebuah pohon besar. Terlihat sesosok bayangan hitam gelap d

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 6.1 | Tanda Sang Ratu

    Kota Malang, sekarangAryanaga membuka mata. Dia terjaga saat matahari masih belum sempurna. Di luar embun masih menyelimuti daerah Tidar. Tidak ada ayam berkokok, karena tempat tinggalnya jauh dari perkampungan, apalagi di sekitar tempat itu tak ada yang memelihara ayam jantan. Aryanaga menggeliat di atas kasurnya yang empuk. Ia enggan untuk segera bangun. Berkali-kali Bandi selalu menasihatinya untuk tidak bermalas-malasan, latihan tiap hari dan jangan tidur terlalu nyenyak. Namun, apa yang dilakukan oleh Aryanaga ini lebih baik daripada dirinya dulu, sebelum peristiwa yang nyaris mencelakainya di Lereng Gunung Lawu.Pemuda itu beranjak dari tempat tidur menuju ke jendela. Dari atas, ia mengintip bangunan kos yang ada di samping rumah. Dia sangat merindukan Asri, lebih dari apa yang diketahui. Dia juga terkejut bertemu dengan gadis itu di kota ini. Ia sama sekali tak pernah men

Latest chapter

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab E-2 | Pangeran Yang Terbuang

    Ternyata serangan tersebut tidak hanya dari satu sisi bumi saja. Daratan lain pun sudah mulai diserang. Para naga tersebut mulai memasuki pantai dari daratan yang lain, hingga setiap manusia yang mereka temui pun dimangsa. Mereka tidak melihat apakah itu orang dewasa atau anak-anak. Lelouch dan pasukan naganya tak mampu berbuat apa-apa selain menghalau apa yang mereka bisa. Hari itu mereka kalah, meskipun memenangkan pertempuran.Lelouch bertengger di atas bukit. Dari kejauhan dia melihat bangkai-bangkai naga bergelimpangan di tepi pantai. Sesaat dia mendongak ke atas, seolah-olah meminta bantuan kepada Sang Pencipta. Setelah itu dia menunduk, menutup sayapnya, berada dalam kebimbangan.“Yang Mulia,” panggil salah satu naga yang mengampirinya.“Aku sedang ingin sendiri,” ucap Lelouch.“Tidak, bukan begitu Yang Mulia. Lihat ke atas!” ucap naga tersebut.Lelouch mendongak. Tidak pernah disangka sebelumnya oleh Lelo

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bag E-1 | Pangeran yang Terbuang

    “Bagaimana awalnya kita, para naga bisa menempati bumi ini?” tanya sesosok naga bersirip hitam dan putih. Di depannya tampak naga-naga kecil sedang duduk mendengarkan petuah-petuahnya. Hari ini adalah hari rutin untuk anak-anak naga mendapatkan pelajaran dari naga Lelouch. “Kita adalah makhluk yang dikutuk, tetapi sebagian dari kita dimaafkan. Bapak kita, adalah naga yang membuat bumi ini jadi ditempati oleh manusia. Namanya Azrael, dia penguasa lautan, sedangkan kita penguasa daratan,” lanjut Lelouch. “Yang Mulia, apakah kita akan terus bertempur dengan mereka?” tanya salah seekor naga kecil. “Pertempuran ini akan terus berlanjut sampai akhir zaman. Kita hanya bisa mengusirnya agar tidak sampai menguasai daratan. Daratan adalah tempat para manusia dan makhluk-makhluk lainnya, lautan adalah tempat kekuasaannya. Sebab, di sana dia bersama Iblis dan menjadi kaki tangannya,” jawab Lelouch. “Apakah dia bisa dikalahkan?” tanya naga kecil yang lain.

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 32.2 | Pangeran Yang Terbuang

    “Penjara apa?” tanya Aryanaga. “Eee… sebentar yang Mulia, apa tidak bisa diringankan hukumannya? Itu Penjara yang mengerikan. Tidak ada satupun yang keluar dari penjara itu sampai sekarang!” ucap sang Pembela. “Penjara apa? Apa itu?” “Pangeran Aryanaga, Penjara Tujuh Pintu adalah Penjara yang berada di kegelapan bumi. Kau tak akan bisa menghirup udara bebas. Di dalamnya ada tujuh pintu yang mana semuanya mewakili tujuh dosa mematikan. Selama jiwamu ada dosa itu, kau tak akan bisa keluar.” Aryanaga terkekeh. “Masukkan aku ke penjara itu. Aku tak keberatan.” “Sudah diputuskan, bawa dia!” ucap seseorang anggota Dewan Kehormatan Naga. Palu pun diketok dan sang pembela tak bisa meringankan hukuman Pangeran Aryanaga. Arya

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 32.1 | Pangeran Yang Terbuang

    Aprilia berada di depan dua gundukan tanah. Air matanya terus berderai seperti tak akan pernah habis. Bandi menepuk pundaknya, berusaha menenangkan Aprilia, bagaimana pun Aprilia adalah wanita dan hatinya lembut. Kepergian Raja Primadigda dan Asri membuatnya sedih. Keduanya dikuburkan di tanah terbaik dan tempat terbaik, yaitu di pemakaman para raja. Di tempat ini juga ada makam para raja sebelum Raja Primadigda.Orang-orang banyak yang menghadiri pemakaman itu. Mulai dari para prajurit, menteri dan juga para pejabat kerajaan. Hari itu rakyat berkabung atas gugurnya Raja Primadigda. Rumor pun cepat menyebar kalau Raja Primadigda dikalahkan oleh anaknya sendiri. Orang-orang mulai bertanya-tanya tentang motif pembunuhan ini. Aprilia dan Bandi sengaja tidak memberitahu, karena saat ini Antabogolah yang berkuasa. Nyaris semua lini kekuatan militer sekarang di pegang oleh Antabogo, sehingga mustahil baginya membuat su

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 31.3 | Jiwa Yang Hampa

    Aryanaga sama sekali tak bercanda. Dia kembali mengeluarkan tombak elemental dari telapak tangannya, kali ini warnanya kekuningan dengan percikan energi listrik di sekitar ujung tombaknya. Menyadari ada bahaya, Pangeran Bagar menjauh. Aryanaga tetap fokus kepadanya. Setiap pergerakan Pangeran Bagar, bisa dilihatnya. Dan ternyata, Aryanaga tak hanya mengeluarkan satu tombak, tapi lagi, lagi dan lagi hingga sepuluh tombak dengan energi listrik melayang di atasnya. Aryanaga mengambil satu per satu tombaknya, melemparkannya dengan kuat.Pangeran Bagar tak bisa kabur dari serangan itu. Sepuluh tombak beruntun menghantam di sekitarnya. Sepuluh kali petir menyambar-nyambar, jutaan volt menghantam tanah hingga menimbulkan ledakan listrik yang menggelegar.Aprilia dan Bandi yang menyaksikan pertarungan itu dari jauh cukup ngeri dengan kekuatan yang dimiliki

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 31.2 | Jiwa Yang Hampa

    Bandi masih menangis, tetapi ia juga harus membawa jenazah Raja Primadigda. Dengan tersedu-sedu dia menggendong jenazah tersebut. Aprilia juga melakukannya. Aprilia sekarang yang gantian bermandikan darah Asri. Dia dan Bandi pergi dari tempat tersebut, meninggalkan Aryanaga yang tak terkendali.Pangeran Bagar menjauh. Kini ratusan prajuritnya menghadapi Aryanaga. Mereka terdiri dari ras naga pilihan yang dilatih dengan ilmu perang yang cukup andal. Pangeran Bagar, tidak pernah salah dalam memilih anak buah. Mereka ahli pedang, tombak dan panah. Para prajurit membentuk formasi mengepung Aryanaga. Aryanaga mengamati mereka. Tombak-tombak terhunus ke arah Aryanaga, setiap tombak ini tentu saja ada bagian dari tubuh para naga, sebagian lagi adalah besi yang ditempa oleh para peri, sehingga bisa melukai para naga.Aryanaga sama sekali tak gentar. Ia mengeluarkan kekuatan yang san

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 31.1 | Jiwa Yang Hampa

    “Pangeran Bagar, kenapa kau lakukan ini? Bukannya kau hanya menginginkan Aryanaga? Kenapa kau lukai Asri?” tanya Aprilia. Air matanya tak mampu lagi dibendung. Ia memeluk tubuh Asri yang terbujur kaku.Tangan Asri meremas lengan Aprilia. Suaranya terbata-bata lirih terdengar di telinga Aprilia yang sangat peka. Pangeran Bagar merasa tak bersalah. Dia telah menuntaskan rencananya agar Aryanaga kehilangan sesuatu yang ia cintai. Pangeran Bagar menganggap Asri adalah orang yang dicintai oleh Pangeran Aryanaga, maka dari itu misinya hanya satu yaitu membunuh Asri, tetapi tanpa mengotori tangannya. Sayang sekali rencananya meleset.“Omong kosong semua ini. Kenapa kalian mengacaukan semua rencanaku?” gerutu Pangeran Bagar, “aku adalah ahli strategi terbaik. Kalau begini caranya, ayahku tak akan mengakuiku.”

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 30.3 | Latihan Terakhir

    “Ayah mengamuk!” seru Aryanaga.“Aku bisa melihatnya. Yang Mulia Primadigda akan berubah ke wujud naganya, kesempatan kita cuma satu. Kamu bisa?” tanya Aprilia.Aryanaga menggeleng. “Aku tak bisa.”“Pangeran!” Aprilia memegang bahu Aryanaga. “Semuanya akan baik-baik saja, kau tidak bersalah atas hal ini. Ini yang diinginkan ayahmu.”“Tapi...”Aryanaga menatap mata Aprilia. Untuk beberapa detik mereka saling berpandangan satu sama lain. Aryanaga mencari sudut mata Aprilia, di sudut mata Aprilia ada rasa percaya kepadanya. Aprilia tahu, ini ujian terberat Aryanaga untuk saat ini. Kalau mereka kalah sekarang, semuanya akan sia-sia belaka.“Bantu ak

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 30.2 | Latihan Terakhir

    Primadigda memulai menerjang ke arah Asri. Aryanaga mencoba menghalangi, tubuhnya menghadang Raja Primadigda, sayangnya Primadigda memutar tubuhnya sehingga bisa mengecoh Aryanaga begitu saja. Namun, Aprilia dengan cepat menendang tubuh Primadigda sehingga sang Raja terempas ke belakang. Aryanaga tak tega melihat ayahnya diperlakukan seperti itu.Aprilia tiba-tiba melayangkan tamparannya dengan keras ke pipi Aryanaga. “BANGUN! Apa yang kau lakukan?”Aryanaga terkejut.“Kau mau Asri tewas? Bertarunglah dengan sungguh-sungguh! Aku tahu dia ayahmu, tapi saat ini kau tak punya pilihan. Kalahkan beliau, lalu kita sama-sama menghajar Bagar,” ucap Aprilia menyemangati Aryanaga, “kau tak perlu khawatir, ayahmu yang menginginkan ini. Nyawanya tidak akan sia-sia. Ia bangga melatih anaknya untuk terakhir kali. Ia juga

DMCA.com Protection Status