Share

Darah mengucur dari pelipisnya

Luka di wajahnya saja belum hilang, Gio justru membuat luka baru dengan memukulkan tangannya ke tembok.

"Argh!!" Gio berteriak seperti orang kesetanan. Beberapa kali ia terus melukai dirinya, dan itu membuat Wulan bingung penuh tanya.

Dalam hati sejujurnya Wulan sangat kesal dengan perlakuan Gio padanya. Namun, melihat Gio yang melukai dirinya karena merasa bersalah Wulan jadi iba.

'Aku yakin, pasti ada yang tidak beres dengan Pak Gio,' batin Wulan.

"Stop!" teriak Wulan saat Gio menjedotkan kepalanya ke tembok.

"Saya mohon berhenti! Tolong hentikan semua ini Pak!" ucap Wulan berjalan menghampiri pria itu.

Wulan menutup mulutnya, ia begitu terkejut melihat darah yang mengucur dari pelipis Gio.

"Astagfirullah," bisik Wulan.

"Maafkan saya, Wulan! Saya khilaf, saya mabuk!" ucap Gio dengan dada naik turun mengatur nafas yang memburu, ia menatap Wulan penuh penyesalan.

Rasa kasihan Wulan terhadap Gio jauh lebih besar dibanding dengan rasa kesalnya pada pria misterius ini. Wulan yakin, Gio
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status