Nona Yue berada di posisi yang berat, menolak Qibo akan dianggap tidak memberikan wajah kepadanya. Meskipun ia tidak takut, namun ia juga tidak bisa tidak memberikan muka kepada Qibo atas nama klannya. Klannya dan klan Qibo adalah dua dari empat klan besar yang menguasai wilayah tempat mereka berasal.
Dalam kebuntuan itu, tiba-tiba dua sosok mendekati, satu orang gemuk dan satu lagi tinggi tegap dengan jubah abu-abu. "Yue, Xia. Beri hormat sesepuh klan Arsena." Paman Hong memberi perintah kepada kedua gadis keponakannya. "Salam, Tuan Mutsa." Serempak kedua gadis itu menyatukan kedua telapak tangan di depan dada dan memberi hormat. Tuan Mutsa tertawa sambil mengusap janggutnya. "Sungguh anak-anak yang sopan," ujarnya. "Kalian bertiga juga beri hormat kepada Tuan Hong," suruh tuan Mutsa kepada Qibo dan kedua yang lainnya. Suaranya berat dan berwibawa. Tuan Mutsa adalah penatua yang memimpin rombongan untuk menjaga tiga orang tersebut diperjalanan. Paman Hong menyambut salam mereka dengan tersenyum, melirik sekilas ia melihat Aaron berada di sana. "Aaron, bantu Lei menyiapkan makan malam, bergegaslah!" perintahnya kepada Aaron. Memberi hormat, Aaron segera mundur dan berjalan pergi. Yue menghela napas lega, paman Hong pasti sekilas bisa mengerti situasinya. Perintahnya adalah penyelamat bagi Yue, dengan demikian ia terlepas dari kesulitan yang didapatkannya dari Qibo. Namun berbeda dengan Yue, Qibo dan Luche menunjukkan ekspresi tidak senang, mata mereka berkilat memandangi punggung Aaron yang berjalan menjauh. ... Aaron dengan bakat dan kecerdasannya yang luar biasa, meskipun tidak didukung oleh kekayaan dan sumber daya yang mumpuni dari klannya, ia adalah seorang anak muda yang bekerja dengan gigih dan pantang menyerah. Ayahnya telah mengajarkan bagaimana menghadapi kehidupan yang keras dengan tidak bergantung kepada orang lain. Hari-hari pelatihan kultivasinya dilakukan dengan tekun. Sumber daya ia dapatkan dengan cara mencarinya di dalam hutan bersama ayahnya, rumput roh, ramuan penguat tubuh dan inti monster bagi keperluan kultivasinya sendiri. Namun ia agak takjub dengan ibunya, meskipun klan mereka kecil, tetapi ibunya memiliki banyak keterampilan dan teknik yang bagus. Entah dari mana ibunya mendapatkan, Aaron hanya bisa mensyukuri. Di dalam kekurangan ia masih memiliki kelebihan pada hal lainnya. Paman Lei melemparkan sebuah bungkusan kepadanya, Aaron membuka dan menemukan selembar roti dan sepotong daging kering di dalamnya. "Jangan terlalu dekat dengan orang-orang itu, mereka suka menindas dan tidak menghargai orang," ujar Paman Lei kepadanya. Ia melihat seluruh kejadian antara Aaron dan Qibo. "Bukan niatku, Paman, tetapi mereka memaksa menjadikanku sansak latihannya," jawab Aaron. Ia memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya. Paman Lei terdiam, ia tahu Aaron benar. Beberapa saat kemudian nona Yue dan Xia datang menghampiri. Paman Lei telah menyiapkan meja kecil untuk mereka berikut beberapa makanan di atasnya. Yue dan Xia memandangi Aaron yang terlihat rakus melahap makanannya. "Sudah berapa hari kamu tidak makan?" Suara Xia terdengar ketus mengejutkan Aaron. Ia menoleh, setelah memastikan nona Xia berbicara kepadanya, Aaron jadi tersipu. "Maaf, Nona, saya kelaparan," balasnya sambil tertawa. Namun Xia hanya memandang dengan dingin. Merasakan Xia bukan bermaksud beramah-tamah, Aaron meluruskan duduknya. Ia mengubah cara makannya dengan lebih pelan. "Makanlah perlahan, nanti kamu bisa tersedak kalau buru-buru." Suara manis dan menyenangkan terdengar mengingatkannya. Aaron melirik pemilik suara tersebut, Nona Yue memandangnya dengan ramah. "Terima kasih, Nona," balas Aaron singkat. "Ini masih ada makanan kalau kamu belum kenyang." Yue menunjuk sepiring daging kering di atas mejanya. Sejujurnya sepotong daging dan roti yang diberikan paman Lei belum mengenyangkannya, tetapi mengingat ekpsresi dingin nona Xia, ia merasa sungkan untuk menerima tawaran Yue. "Tidak, ini sudah cukup, Nona Yue," tolak Aaron. "Siapa namamu?" tanya Yue. "Aaron," jawabnya dengan mulut penuh makanan. "Apa tujuanmu pergi ke kota?" tanya Yue lagi. Menelan sekaligus Aaron menjawab, "Aku mendengar akademi akan menerima siswa baru, jadi saya ke kota untuk mendaftar." Xia mengernyitkan kening. "Apa kultivasimu?" ia bertanya dengan suara yang terdengar agak ketus. "Aku baru naik ke tingkat Mortal Jiwa sehari sebelum berangkat ke kota, Nona," jawab Aaron sambil mengelap mulutnya, ia agak malu dengan cara makannya yang kasar. "Tingkat pertama?" tanya Xia lagi. Aaron mengangguk. Xia dan Yue takjub, mereka telah mengira kalau Aaron berada di ranah Mortal Jiwa, namun tidak menyangka hanya tingkat pertama. Untuk menghadapi serangan Qibo seharusnya ia haruslah di peringkat yang sama untuk memblokir Qibo. "Aku hanya beruntung tuan muda Qibo tidak menggunakan kekuatan penuhnya," jawab Aaron merendah ketika Xia bertanya bagaimana ia bisa memblokir serangan Qibo yang berada pada tahap kedua ranah Mortal Jiwa. Xia percaya, meskipun ia agak takjub dengan kejadian itu, namun ia tidak terlalu memikirkannya. Dengan ketekunan dan kecerdasan seseorang untuk mencapai hal baik pada permulaan, hasil akhirnya tetaplah pada dukungan sumber daya klan. Tanpa sumber daya untuk berkultivasi tentu saja ujung-ujungnya sang genius hanya akan menjadi biasa-biasa saja. Melihat penampilan Aaron, ia telah memutuskan bahwa anak itu hanya akan mentok dan sulit untuk maju. "Apakah kamu sudah menyiapkan persyaratan untuk ikut ujian?" tanya Xia. Aaron tercengang. "Persyaratan apa?" Ia sama sekali tidak tahu bahwa harus menyiapkan persyaratan. "Tiga rumput roh fajar, sepuluh kristal kultivasi tingkat rendah dan inti monster tingkat satu," jawab Xia. Wajah Aaron berubah jelek. "Aku tidak tahu kalau harus membawa segala persyaratan seperti itu," ujarnya. Persis seperti dugaan Xia, bahkan anak itu tidak menyiapkan persyaratan untuk ikut ujian akademi. Aaron tercenung, tiga rumput roh dan inti monster masih bisa diusahakannya. Untuk kristal kultivasi? Ia tidak tahu bagaimana mencarinya, Aaron sakit kepala sekarang. Kristal kultivasi adalah sebuah batu kristal sebesar jempol orang dewasa yang berisi energi untuk diserap kultivator. Cara itu akan lebih efektif daripada menyerap Qi dari alam, karena di dalam kristal tersebut tersimpan Qi instant. Kristal ini pun di bagi tiga tingkatan, kelas rendah, menengah dan tinggi. Jumlah energi Qi yang terdapat di dalamnya mengikut tingkatannya. Kristal akan langsung menjadi abu begitu Qi di dalamnya habis terserap. Namun, tentu saja tidak mudah untuk mendapatkan kristal tersebut. Jika satu koin emas adalah sepuluh koin perak, maka satu butir kristal kultivasi sama dengan sepuluh koin emas, dan itu masih kristal tingkat rendah. Harga sebanyak itu tidak terjangkau bagi Aaron. Nona Yue memperhatikan semua percakapan itu, hatinya merasa kasihan. "Jadi kamu berjalan kaki sejauh itu hanya untuk ke akademi?" tanya Yue mengalihkan topik, seharusnya ia sudah tahu jawabannya. Aaron mengangguk lemah, bagaimanapun ia memikirkan kristal itu sekarang, raut wajahnya terlihat kebingungan. Aaron merogoh kantong jubahnya dan mengeluarkan selembar kertas lusuh, ada bagian yang telah robek. Yue tertegun, ia tahu itu adalah selebaran akademi yang ditempel di dinding kota. "Kamu mendapatkan informasi dari selebaran itu?" tanya Yue. "Benar, Nona," jawab Aaron. "Tetapi seharusnya di situ tertulis persyaratannya. Coba kulihat," pinta Yue. Aaron berdiri dan berjalan ke depan, memberikan kertas itu ia duduk kembali ke tempatnya semula. Yue mengamati kertas di tangannya, sangat lusuh dan bagian bawah yang seharusnya tertulis persyaratan itu telah hilang. "Di mana kamu mendapatkan ini?" tanya Yue. Mengingat kejadian di mana ia mendapatkan kertas tersebut, raut muka Aaron jadi agak malu. "Itu tergeletak di jalan dan aku mengambilnya," jawab Aaron jujur. Yue terhenyak, ia seperti kehilangan kata-kata. "Daripada memikirkan apa yang tidak bisa dijangkau, kenapa kamu tidak mengikuti paman Hong saja?" Tiba-tiba Xia menyela dan memberi saran. Ia berpikir bocah laki-laki itu terlalu sembrono dan ceroboh. ...Mendengar saran nona Xia, Aaron terdiam. Ia telah berjanji kepada ayah dan ibunya suatu hari nanti akan menjadi seorang yang kuat. Masuk akademi adalah jalan untuknya menjadi terampil dengan cepat, namun membayangkan harapan itu akan hilang sekarang hatinya sangat tidak rela."Aku akan mencoba mencari cara," jawab Aaron menanggapi saran Xia."Bodoh, bahkan jika kamu bisa masuk ke dalam akademi, kamu hanya akan menjadi bahan bully-an siswa lain. Tapi terserahmu, kamu yang akan mengalaminya," ucap Xia dengan sinis. Sebenarnya ia lebih suka jika Aaron ikut dengan paman Hong, dengan demikian mereka akan mendapatkan tenaga yang cukup cekatan dan lincah. Mendengus lalu ia bangkit dan pergi menuju tendanya, suasana hatinya menjadi buruk."Maafkan sikap kakakku, tolong jangan dimasukkan ke dalam hati," kata Yue. Meskipun saat ini Aaron adalah bawahannya, namun setelah pekerjaannya selesai nanti hubungan majikan dan pelayan akan berakhir."Tidak masalah, Nona. Kakak Xia benar dengan perkataann
Dua sosok saling kejar-kejaran di dalam hutan. Satu laki-laki basah kuyup, satunya gadis dengan tubuh menawan mengejar di belakang."Nona, tunggu ... dengarkan penjelasanku!" teriak Aaron. Ia membalikkan tubuhnya.Tetapi gadis itu tidak memberi Aaron kesempatan, ia memanfaatkan momen itu untuk meluncurkan tusukan pedangnya ke arah Aaron."Hanya kematianmu yang bisa menjelaskan, bocah cabul!" teriak gadis itu dengan wajah penuh amarah. Dengan ngeri Aaron membalikkan tubuhnya dan berlari kembali.Sungguh wanita yang ganas, pikirnya. Ia mencari cara untuk meloloskan diri, namun pinggir sungai ini terlalu terbuka dan tidak ada tempat untuk bersembunyi.Mengarahkan pelariannya ke arah hutan, Aaron meliuk dengan gesit di antara pepohonan. Namun gadis di belakangnya sedikit pun tidak melonggarkan pengejarannya. Barangkali jika ia mendapatkan Aaron saat ini, mungkin saja Aaron akan menjadi daging cincang dan terpotong-potong.Semakin lama mereka semakin jauh masuk ke dalam hutan. Bagi Aaron u
Maye tetap berada di dahan pohon sambil matanya celingukkan melihat jika ada gerakan dari anak laki-laki itu. Namun telah beberapa lama, ia tidak melihat satu gerakan pun.Sangat khawatir ia berencana untuk turun, tetapi teringat pesan bocah itu untuk harus terus berada di dahan pohon, ia mengurungkan niatnya.Dalam kebingungan tiba-tiba terdengar suara keresek dari balik pepohonan. Seorang pemuda berjalan sempoyongan dan berlumuran darah berjalan ke arahnya. Bajunya robek di beberapa bagian dan wajahnya penuh cipratan merah yang membuatnya terlihat mengerikan seperti seseorang yang baru saja keluar dari medan pertempuran.Gadis itu segera melompat turun, ia bergegas ke depan dan menghampiri anak muda itu.Namun setelah dekat, tubuh laki-laki muda itu jatuh merosot dan akan tumbang. Maye buru-buru menangkap tubuhnya. Aaron samar-samar mencium aroma harum dan segar dari tubuh wanita itu. Maye terlihat sangat cemas dan berpikir pastilah serigala-serigala itu telah merobek tubuh si peny
Konvoi berhenti di lapangan luas yang dikhususkan untuk parkiran pengunjung pasar kota. Qibo dan yang lainnya segera turun dari kereta. "Apa yang dilakukan anak itu?" tanya Xia sambil mengernyitkan keningnya. Yue menoleh, dan melihat Aaron menjemur pakaiannya di atap kereta barang. Maye yang juga melihat tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Menahan tawa ia berjalan menuju pasar bersama Qibo dan yang lainnya.Aaron tidak menyadari hal itu dan terus menjemur pakaiannya, setelah selesai ia bergabung dengan kakek Long dan paman Lei. Mengobrol sebentar kemudian ia merasa bosan. "Paman, bolehkah aku jalan-jalan ke dalam pasar sebentar?" tanya Aaron."Oh, tentu saja, tapi ingat jangan terlalu lama. Kamu harus kembali sebelum tuan Hong selesai berbelanja," jawab Paman Lei mengizinkan....Pasar itu cukup luas, di sisi kiri dan kanan jalan banyak kios-kios pedagang yang menawarkan barang jualan. Aaron hanya melirik sesekali tanpa niat membeli. Bukan karena tidak tertarik, hanya saja ia tida
Wajah Qibo terlihat merah padam, sementara di hadapannya seorang lelaki bertubuh cukup besar berdiri dengan kokoh dan tegas. Di sampingnya gadis bergaun merah yang terlihat manja sedang memainkan kipas bermotifkan bunga-bunga yang menebarkan aroma harum samar saat itu digerakkan. Seorang pria tampan memakai jubah putih ada di antara mereka yang tampak bersikap dingin dan acuh."Nona Yue terlebih dahulu membeli kipas itu, jadi bagaimanapun juga itu adalah milik Nona Yue. Bujia, kamu tidak bisa bersikap arogan dengan mengatakan itu adalah milik Nona Houlin hanya karena dia menginginkannya." Qibo sangat marah. Ketika mereka sedang tawar-menawar, wanita bergaun merah itu datang dan tiba-tiba saja merebut kipas di tangan Yue. "Milik Nona Yue? Bahkan itu belum dibayar, maka pemiliknya adalah yang mendapatkan barang tersebut. Sudahlah, Qibo, jika kamu ingin bertarung pun kamu tidak memiliki cukup kemampuan untuk itu," cibir Bujia memandang remeh kepada Qibo.Amarah Qibo terlihat dengan jela
Xia memandang pemuda itu dengan tatapan rumit, anak muda yang menolongnya itu siapa lagi kalau bukan Aaron?"Siapa kamu berani ikut campur urusan Tuan Muda ini!" Bujia yang melihat pemuda itu berpenampilan biasa saja, segera membentak dengan marah.Aaron mengabaikannya, lalu berjalan mendekati Xia, "Kamu baik-baik saja?" ia bertanya dan memperhatikan keadaan Xia. Xia mengangguk dengan wajah bingung.Sekilas Aaron melirik Yue dan Maye yang berdiri di pinggir lapangan, mengabaikan Qibo yang masih terduduk membersihkan muntahan darah di bajunya.Mata Qibo terbelalak tidak percaya, anak itu telah memblokir serangan kultivator bintang lima!Pemuda tampan berjubah putih mendengus dingin. "Hmmm ... dengan kekuatan puncak bintang satu kamu bisa memblokir seranganku. Nampaknya kamu memiliki cukup kemampuan tersembunyi di balik lengan bajumu," ujarnya menatap Aaron dengan penuh perhatian."Lupakanlah, kenapa kita tidak saling mundur satu langkah dan melepaskan kejadian hari ini?" ajak Aaron me
Mendapatkan tiga rumput roh fajar seharga tiga koin emas, Aaron tersenyum senang. Tinggal kristal-kristal itu sekarang. Nona Yue telah berjanji untuk meminjamkan sebelumnya, tetapi ia berpikir lebih baik jika mendapatkannya sendiri, meskipun itu tentu saja tidak akan begitu mudah.Saat Aaron selesai melipat pakaiannya yang dijemur di atas kereta barang, Yue bersama Xia datang menghampiri."Aaron, terima kasih telah membantuku tadi," ujar Xia. Nada arogan dan ketus seperti biasanya ia berbicara kepada Aaron telah tidak ada lagi. Tatapan sinisnya berganti dengan rasa malu karena telah menganggap remeh anak muda tersebut sebelumnya."Tidak masalah," jawab Aaron. "Aku hanya melakukannya secara acak, untung saja Hougan memiliki kebijaksanaan, jika tidak ... aku takut mereka akan melibatkan peringkat yang lebih tinggi," jelas Aaron.Xia mendesah ringan. "Yah ... untung saja begitu. Houlin dan Bujia itu sangat tidak masuk akal, dan mereka pendendam. Aku khawatir mereka belum menganggap ini b
Aaron mendengarkan seluruh percakapan itu, ia menjadi tertarik dan ingin untuk bergabung. Dengan sedikit keraguan, Aaron bangkit, berdiri dan mendekati meja pemuda-pemuda itu. Mereka terlihat berusia di antara 20 sampai 25 tahun. Memakai pakaian seragam yang sama dengan tulisan dan logo sebuah perusahaan di dadanya. Melihat Aaron mendekat, mereka memandangnya dengan penuh perhatian. "Maaf, Kakak semua. Kebetulan saya dengan tidak sopan telah mendengar percakapan Kakak. Apakah Kakak semua membutuhkan tambahan orang untuk melakukan pekerjaan?" tanya Aaron. Ketiga orang itu memandangi Aaron dengan tercengang, salah satunya memindai tubuh Aaron dari atas sampai ke bawah. "Bocah, kamu belum cukup umur untuk mengerjakan pekerjaan orang dewasa," ucapnya, disambut tawa dua temannya. Aaron langsung menjadi malu, ia hanya melamar secara acak, tidak tahu misi apa sebenarnya yang dilakukan orang ini. "Pergilah, misi ini tidak cocok untukmu," ujar pria itu sambil melambaikan tangannya menyur
Aaron yang melihat kelima orang itu berada di bawah, hanya mengabaikan mereka dan terus memanen Jamur Api."Woi, apakah kau tuli? Turun ke sini!" bentak Felou dari bawah. Aaron, benar-benar tidak menggubris panggilan itu dan menganggap mereka tidak ada. Mendapatkan perlakuan seperti itu, Felou dan keempat orang-orangnya menjadi sangat marah. Salah satunya langsung memanjat naik ke atas pohon. "Jika kau tidak mau turun, aku akan memaksa dan menjatuhkanmu dari atas," ucap pemuda tersebut. Usianya sekitar sembilan belas tahun, dan tampaknya senior yang telah lama berada di akademi luar dan tidak memiliki kemampuan untuk masuk ke akademi dalam. Di susul salah satu rekannya yang lain yang juga memanjat, dua orang sekarang mengejar Aaron naik ke atas pohon. Aaron mengangkat sudut mulutnya, lalu menyeringai dengan aneh. Kemudian ia mengubah wajahnya menjadi ekspresi ketakutan. "A-apa yang kalian lakukan?" ucapnya sambil melihat ke bawah dengan raut wajah khawatir. Kedua orang yang me
Selesai di pos pendaftaran, mereka berempat masuk ke dalam hutan. Mengikuti saran penjaga di pos yang mengatakan mereka sebaiknya tidak masuk terlalu dalam ke dalam hutan, mereka berencana hanya mengeksplorasi zona aman. Lima puluh mil pertama adalah zona aman yang hanya memiliki penjaga binatang buas tingkat rendah, dua puluh mil setelahnya adalah zona berbahaya dan di luar garis itu, adalah daerah yang ditandai garis merah dan bisa mengancam keselamatan para siswa. Jalur yang mereka lalui memiliki pohon-pohon yang tidak terlalu besar, dengan celah-celah yang masih dapat dimasuki cahaya matahari, sehingga d dalam hutan tidak terlalu gelap. Sesekali mereka bertemu rombongan lainnya yang juga berburu herbal. Melihat banyaknya para siswa yang ada di tempat ini, sepertinya tidak sedikit yang menggunakan cara ini untuk menambah jumlah Poin Kontribusi mereka. Setelah berjalan selama satu jam, akhirnya mereka menemukan target pertama mereka. Tanaman kelas rendah, rumput roh yang tumb
Saat melewati Aaron, keduanya tersenyum dan mengangguk. Lalu mereka mendekati Putri Youya. "Semuanya sudah kami persiapkan, Nona," ucap Jeyun. Mendengar itu, wajah Putri Youya langsung berbinar. "Oh, ya? Kapan kita berangkat?" tanyanya dengan antusias. "Terserah Nona, kami hanya menunggu kapan kamu punya waktu, dan kita bisa pergi kapan saja," jawab Jeyun. "Oh, bagaimana jika sekarang?" Jeyun dan Zemmo langsung tertawa. "Ini sudah terlalu sore. Bagaimana kalau besok pagi saja?" usul Jeyun. Putri Youya mematung, tetapi kemudian memikirkan ini benar-benar telah sore, ia akhirnya mengangguk. "Baik, besok pagi saja kalau begitu," ucapnya. Kemudian ia menoleh kepada Aaron. "Aaron, kamu mau ikut dengan kami?" Aaron yang sejak kedatangan kedua orang itu hanya diam, langsung bertanya, "Ikut kemana, Nona?" Putri Youya berdiri, ia berjalan ke pagar gazebo dan menunjuk ke satu arah, di mana di tempat itu ada hutan dengan lautan pepohonan sejauh mata memandang. "Lembah Seribu Daun, kawas
Putri Youya melangkah keluar halaman paviliun, penampilannya yang begitu mempesona membuat Aaron terpana seolah-olah terakhir dengan seluruh tubuhnya membeku. Melihat ekspresi anak muda itu, Putri Youya mengernyitkan keningnya. "Apa kamu baik-baik saja? Kenapa kamu menjadi seperti itu?" tanyanya ketika berada beberapa langkah di depan Aaron. Aaron langsung tergagap, menundukkan pandangannya dan dengan cepat mengulurkan botol giok di tangannya. "A-aku memberikan ini untuk membalas kebaikan Nona Putri sebelumnya. Maafkan jika ini tidak seperti hasil karya pembuat eliksir terbaik, saya baru belajar," ucapnya dengan gagap. "Apa ini?" Putri Youya meraih botol giok itu dan membukanya. Kemudian menoleh kepada Aaron yang tampak kikuk. "Eliksir Kecantikan," jawab Aaron dengan wajah memerah. Berbeda dengan gadis-gadis lain yang pernah ditemuinya, aura Putri Youya sangat berbeda, terasa agung dan memiliki aura penguasa. "Eliksir ini, kamu yang membuatnya?" tanya Putri Youya. Aaron mengangg
Aaron tercengang sesaat, ia telah mendengar bahwa di aula pertarungan orang-orang bisa memperoleh Poin Kontribusi untuk kemenangan mereka, dan kadang-kadang juga mereka mempertaruhkan poin mereka sendiri, sehingga mendapatkan banyak uang. Yofan ini, sepertinya adalah bandar perjudian yang mengumpulkan orang-orang, mencari penantang untuk jagoannya, dan mendapatkan uang. Meskipun itu cara yang bagus untuk berlatih, tetapi Aaron belum berpikir sampai ke sana. Ia menggelengkan kepalanya. "Mungkin belum sekarang, Kakak Yofan," ucap Aaron menolak dengan sopan. "Aku hanya akan membuat eliksir terlebih dahulu sebelum pergi ke Aula Pertarungan." Jawaban itu jelas membuat Yofan tampak sangat kecewa, tetapi ia juga tidak bisa memaksa. Jika bukan hari ini saatnya, di lain waktu barangkali ia akan memiliki kesempatan. "Baiklah, Aaron. Tetapi jangan lupa hubungi aku kembali jika kamu tertarik. Aku akan selalu berada di sekitar Aula Pertarungan," ucapnya. Aaron mengangguk, setelah memberi sal
Bersikap seolah-olah Aaron tidak ada, Luan benar-benar tidak menghiraukannya. Lalu ia berjalan mendekati etalase di sebelah Yue. "Kakak Senior," panggilnya kepada salah satu pelayan stand yang kebetulan lewat. Ia mengeluarkan kartu kontribusinya lalu dengan sombong berkata, "Apakah dia perhiasan ini yang diinginkan oleh kedua temanku? Berapa harganya? Aku akan membayar untuk mereka," ucapnya. Ia sekilas melirik kepada Aaron yang tercengang di sebelah Maye dan Yue yang berada di antara mereka. Siswa Senior itu melongok sesaat, memegang perhiasan rambut itu lalu menjawab, "Satunya lima puluh Poin Kontribusi, kalau dua jumlahnya seratus." Mendengar harga seratus Poin Kontribusi, Luan terbelalak. Wajahnya langsung merah padam. "M-mahal sekali?!" ucapnya dengan suara hampir setengah berteriak. Siswa senior itu hanya mengangkat bahunya dan berlalu. Aaron hampir tertawa berguling-guling melihat ekspresi Luan. Raut wajahnya yang terkejut mendengar harga seratus poin teramat menggelikan.
Aaron seperti mendapatkan semangat baru ketika mengetahui eliksir-nya dihargai dengan harga cukup tinggi oleh Aula Obat. Meskipun Aula Obat terkenal angkuh dengan orang-orangnya, tampaknya Master Yujin sendiri bukanlah orang yang seperti itu, ia menilai dengan objektif dan adil, membuat Aaron merasa nyaman dan tidak merasa dikecilkan. Berjalan bersama Yue dan Maye, Aaron mengajak keduanya menuju stand pameran yang diadakan di area akademi. Sebelum tahun ajaran di mulai, selalu ada pasar seperti ini setiap tahun. Berbagai macam item yang diperjual belikan, dan tentu saja, semua dihargai dengan Poin Kontribusi, atau barter sesuai kesepakatan penjual dan pembeli. Pasar pameran sangat ramai, dengan belum adanya kegiatan belajar mengajar, para siswa hampir sebagian besar mengunjungi pameran tersebut. Saat memasuki gerbang pameran, beberapa orang memperhatikan Aaron dan kedua gadis yang bersamanya, diikuti bisik-bisik mereka yang sepertinya mengagumi kecantikan dua gadis tersebut. Aaron
Aaron berdiri di depan etalase kaca, tersenyum kepada pemuda berjubah Alkemis yang sama sekali tidak memberikan reaksi apa-apa. "Ada apa? Apakah kau memiliki sesuatu untuk dijual?" ucap pemuda itu dengan raut wajah datar. Aaron langsung menjadi kikuk, menghadapi orang-orang seperti ini, kepercayaan dirinya jadi sedikit terganggu. Tetapi dengan cepat ia melupakannya, ia hanya berniat untuk berdagang. "Aku menawarkan beberapa Eliksir jika Aula Obat berminat," ucapnya dengan suara sedikit bergetar. Pemuda itu mengangkat sedikit dagunya, menunjukkan gestur ia menunggu Aaron mengeluarkan Eliksir obat miliknya. Dengan cepat Aaron mengeluarkan botol-botol giok kecil yang telah dipersiapkannya, dan meletakkan di atas etalase. Pemuda itu mengambilnya satu, membuka sumbatnya dan mengintip ke dalam dengan satu mata menyipit, kemudian ia mencium mendekatkan ke hidungnya.Saat mencium aroma eliksir tersebut, ia sedikit mengernyitkan kening. "Eliksir penyembuhan luka ringan?" ucapnya tak yaki
Kembali ke paviliunnya, Aaron langsung menuju ke halaman belakang, ada sebuah bangunan kecil yang tampaknya adalah sebuah gudang kosong yang disediakan bagi siswa penghuni paviliun. Ukurannya tidak terlalu besar, tetapi juga tidak terlalu kecil.Memperhatikan keadaan di dalam gudang itu yang cukup bersih, Aaron tersenyum, ini adalah tempat yang cocok baginya untuk meramu obat. Aaron mengeluarkan semua bahan-bahan herbal dari tas semestanya, dan menumpuknya di lantai, seluruh herbal-herbal itu terlihat menggunung. Selama perjalanan bersama dengan Tim Meiyo di Gunung Herbal, ia telah mengumpulkan banyak, dari yang kelas rendah, hingga kelas menengah. Herbal tingkat tinggi yang didapatkannya hanyalah Sumsum Pengolah Raga. Selain salep-salep yang lebih pekat, ia juga memiliki tabung-tabung berisi liquid yang lebih cair. Ada enam botol cairan liquid, satu botol telah ia berikan kepada Xia dan Yue, sehingga ia memiliki lima yang tersisa. Sementara Inti Herbal yang berbentuk salep, masih