Beranda / Fantasi / Puncak Benua / Bab 4 Xia yang Kejam

Share

Bab 4 Xia yang Kejam

Penulis: Milky Way
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-17 18:37:59

Nona Yue berada di posisi yang berat, menolak Qibo akan dianggap tidak memberikan wajah kepadanya. Meskipun ia tidak takut, namun ia juga tidak bisa tidak memberikan muka kepada Qibo atas nama klannya. Klannya dan klan Qibo adalah dua dari empat klan besar yang menguasai wilayah tempat mereka berasal.

Dalam kebuntuan itu, tiba-tiba dua sosok mendekati, satu orang gemuk dan satu lagi tinggi tegap dengan jubah abu-abu.

"Yue, Xia. Beri hormat sesepuh klan Arsena." Paman Hong memberi perintah kepada kedua gadis keponakannya.

"Salam, Tuan Mutsa." Serempak kedua gadis itu menyatukan kedua telapak tangan di depan dada dan memberi hormat. Tuan Mutsa tertawa sambil mengusap janggutnya.

"Sungguh anak-anak yang sopan," ujarnya.

"Kalian bertiga juga beri hormat kepada Tuan Hong," suruh tuan Mutsa kepada Qibo dan kedua yang lainnya. Suaranya berat dan berwibawa. Tuan Mutsa adalah penatua yang memimpin rombongan untuk menjaga tiga orang tersebut diperjalanan.

Paman Hong menyambut salam mereka dengan tersenyum, melirik sekilas ia melihat Aaron berada di sana. "Aaron, bantu Lei menyiapkan makan malam, bergegaslah!" perintahnya kepada Aaron.

Memberi hormat, Aaron segera mundur dan berjalan pergi. Yue menghela napas lega, paman Hong pasti sekilas bisa mengerti situasinya. Perintahnya adalah penyelamat bagi Yue, dengan demikian ia terlepas dari kesulitan yang didapatkannya dari Qibo.

Namun berbeda dengan Yue, Qibo dan Luche menunjukkan ekspresi tidak senang, mata mereka berkilat memandangi punggung Aaron yang berjalan menjauh.

...

Aaron dengan bakat dan kecerdasannya yang luar biasa, meskipun tidak didukung oleh kekayaan dan sumber daya yang mumpuni dari klannya, ia adalah seorang anak muda yang bekerja dengan gigih dan pantang menyerah.

Ayahnya telah mengajarkan bagaimana menghadapi kehidupan yang keras dengan tidak bergantung kepada orang lain. Hari-hari pelatihan kultivasinya dilakukan dengan tekun.

Sumber daya ia dapatkan dengan cara mencarinya di dalam hutan bersama ayahnya, rumput roh, ramuan penguat tubuh dan inti monster bagi keperluan kultivasinya sendiri.

Namun ia agak takjub dengan ibunya, meskipun klan mereka kecil, tetapi ibunya memiliki banyak keterampilan dan teknik yang bagus. Entah dari mana ibunya mendapatkan, Aaron hanya bisa mensyukuri. Di dalam kekurangan ia masih memiliki kelebihan pada hal lainnya.

Paman Lei melemparkan sebuah bungkusan kepadanya, Aaron membuka dan menemukan selembar roti dan sepotong daging kering di dalamnya.

"Jangan terlalu dekat dengan orang-orang itu, mereka suka menindas dan tidak menghargai orang," ujar Paman Lei kepadanya. Ia melihat seluruh kejadian antara Aaron dan Qibo.

"Bukan niatku, Paman, tetapi mereka memaksa menjadikanku sansak latihannya," jawab Aaron. Ia memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.

Paman Lei terdiam, ia tahu Aaron benar.

Beberapa saat kemudian nona Yue dan Xia datang menghampiri. Paman Lei telah menyiapkan meja kecil untuk mereka berikut beberapa makanan di atasnya.

Yue dan Xia memandangi Aaron yang terlihat rakus melahap makanannya.

"Sudah berapa hari kamu tidak makan?" Suara Xia terdengar ketus mengejutkan Aaron. Ia menoleh, setelah memastikan nona Xia berbicara kepadanya, Aaron jadi tersipu.

"Maaf, Nona, saya kelaparan," balasnya sambil tertawa.

Namun Xia hanya memandang dengan dingin. Merasakan Xia bukan bermaksud beramah-tamah, Aaron meluruskan duduknya. Ia mengubah cara makannya dengan lebih pelan.

"Makanlah perlahan, nanti kamu bisa tersedak kalau buru-buru." Suara manis dan menyenangkan terdengar mengingatkannya. Aaron melirik pemilik suara tersebut, Nona Yue memandangnya dengan ramah.

"Terima kasih, Nona," balas Aaron singkat.

"Ini masih ada makanan kalau kamu belum kenyang." Yue menunjuk sepiring daging kering di atas mejanya.

Sejujurnya sepotong daging dan roti yang diberikan paman Lei belum mengenyangkannya, tetapi mengingat ekpsresi dingin nona Xia, ia merasa sungkan untuk menerima tawaran Yue.

"Tidak, ini sudah cukup, Nona Yue," tolak Aaron.

"Siapa namamu?" tanya Yue.

"Aaron," jawabnya dengan mulut penuh makanan.

"Apa tujuanmu pergi ke kota?" tanya Yue lagi.

Menelan sekaligus Aaron menjawab, "Aku mendengar akademi akan menerima siswa baru, jadi saya ke kota untuk mendaftar."

Xia mengernyitkan kening. "Apa kultivasimu?" ia bertanya dengan suara yang terdengar agak ketus.

"Aku baru naik ke tingkat Mortal Jiwa sehari sebelum berangkat ke kota, Nona," jawab Aaron sambil mengelap mulutnya, ia agak malu dengan cara makannya yang kasar.

"Tingkat pertama?" tanya Xia lagi.

Aaron mengangguk.

Xia dan Yue takjub, mereka telah mengira kalau Aaron berada di ranah Mortal Jiwa, namun tidak menyangka hanya tingkat pertama. Untuk menghadapi serangan Qibo seharusnya ia haruslah di peringkat yang sama untuk memblokir Qibo.

"Aku hanya beruntung tuan muda Qibo tidak menggunakan kekuatan penuhnya," jawab Aaron merendah ketika Xia bertanya bagaimana ia bisa memblokir serangan Qibo yang berada pada tahap kedua ranah Mortal Jiwa.

Xia percaya, meskipun ia agak takjub dengan kejadian itu, namun ia tidak terlalu memikirkannya. Dengan ketekunan dan kecerdasan seseorang untuk mencapai hal baik pada permulaan, hasil akhirnya tetaplah pada dukungan sumber daya klan. Tanpa sumber daya untuk berkultivasi tentu saja ujung-ujungnya sang genius hanya akan menjadi biasa-biasa saja. Melihat penampilan Aaron, ia telah memutuskan bahwa anak itu hanya akan mentok dan sulit untuk maju.

"Apakah kamu sudah menyiapkan persyaratan untuk ikut ujian?" tanya Xia.

Aaron tercengang. "Persyaratan apa?" Ia sama sekali tidak tahu bahwa harus menyiapkan persyaratan.

"Tiga rumput roh fajar, sepuluh kristal kultivasi tingkat rendah dan inti monster tingkat satu," jawab Xia.

Wajah Aaron berubah jelek. "Aku tidak tahu kalau harus membawa segala persyaratan seperti itu," ujarnya.

Persis seperti dugaan Xia, bahkan anak itu tidak menyiapkan persyaratan untuk ikut ujian akademi.

Aaron tercenung, tiga rumput roh dan inti monster masih bisa diusahakannya. Untuk kristal kultivasi? Ia tidak tahu bagaimana mencarinya, Aaron sakit kepala sekarang.

Kristal kultivasi adalah sebuah batu kristal sebesar jempol orang dewasa yang berisi energi untuk diserap kultivator. Cara itu akan lebih efektif daripada menyerap Qi dari alam, karena di dalam kristal tersebut tersimpan Qi instant. Kristal ini pun di bagi tiga tingkatan, kelas rendah, menengah dan tinggi. Jumlah energi Qi yang terdapat di dalamnya mengikut tingkatannya. Kristal akan langsung menjadi abu begitu Qi di dalamnya habis terserap.

Namun, tentu saja tidak mudah untuk mendapatkan kristal tersebut. Jika satu koin emas adalah sepuluh koin perak, maka satu butir kristal kultivasi sama dengan sepuluh koin emas, dan itu masih kristal tingkat rendah. Harga sebanyak itu tidak terjangkau bagi Aaron.

Nona Yue memperhatikan semua percakapan itu, hatinya merasa kasihan.

"Jadi kamu berjalan kaki sejauh itu hanya untuk ke akademi?" tanya Yue mengalihkan topik, seharusnya ia sudah tahu jawabannya.

Aaron mengangguk lemah, bagaimanapun ia memikirkan kristal itu sekarang, raut wajahnya terlihat kebingungan.

Aaron merogoh kantong jubahnya dan mengeluarkan selembar kertas lusuh, ada bagian yang telah robek.

Yue tertegun, ia tahu itu adalah selebaran akademi yang ditempel di dinding kota. "Kamu mendapatkan informasi dari selebaran itu?" tanya Yue.

"Benar, Nona," jawab Aaron.

"Tetapi seharusnya di situ tertulis persyaratannya. Coba kulihat," pinta Yue.

Aaron berdiri dan berjalan ke depan, memberikan kertas itu ia duduk kembali ke tempatnya semula.

Yue mengamati kertas di tangannya, sangat lusuh dan bagian bawah yang seharusnya tertulis persyaratan itu telah hilang.

"Di mana kamu mendapatkan ini?" tanya Yue.

Mengingat kejadian di mana ia mendapatkan kertas tersebut, raut muka Aaron jadi agak malu. "Itu tergeletak di jalan dan aku mengambilnya," jawab Aaron jujur.

Yue terhenyak, ia seperti kehilangan kata-kata.

"Daripada memikirkan apa yang tidak bisa dijangkau, kenapa kamu tidak mengikuti paman Hong saja?" Tiba-tiba Xia menyela dan memberi saran. Ia berpikir bocah laki-laki itu terlalu sembrono dan ceroboh.

...

Bab terkait

  • Puncak Benua   Bab 5 Majikan Cantik yang Baik Hati

    Mendengar saran nona Xia, Aaron terdiam. Ia telah berjanji kepada ayah dan ibunya suatu hari nanti akan menjadi seorang yang kuat. Masuk akademi adalah jalan untuknya menjadi terampil dengan cepat, namun membayangkan harapan itu akan hilang sekarang hatinya sangat tidak rela."Aku akan mencoba mencari cara," jawab Aaron menanggapi saran Xia."Bodoh, bahkan jika kamu bisa masuk ke dalam akademi, kamu hanya akan menjadi bahan bully-an siswa lain. Tapi terserahmu, kamu yang akan mengalaminya," ucap Xia dengan sinis. Sebenarnya ia lebih suka jika Aaron ikut dengan paman Hong, dengan demikian mereka akan mendapatkan tenaga yang cukup cekatan dan lincah. Mendengus lalu ia bangkit dan pergi menuju tendanya, suasana hatinya menjadi buruk."Maafkan sikap kakakku, tolong jangan dimasukkan ke dalam hati," kata Yue. Meskipun saat ini Aaron adalah bawahannya, namun setelah pekerjaannya selesai nanti hubungan majikan dan pelayan akan berakhir."Tidak masalah, Nona. Kakak Xia benar dengan perkataann

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Puncak Benua   Bab 6 Menyentuh Kelembutan

    Dua sosok saling kejar-kejaran di dalam hutan. Satu laki-laki basah kuyup, satunya gadis dengan tubuh menawan mengejar di belakang."Nona, tunggu ... dengarkan penjelasanku!" teriak Aaron. Ia membalikkan tubuhnya.Tetapi gadis itu tidak memberi Aaron kesempatan, ia memanfaatkan momen itu untuk meluncurkan tusukan pedangnya ke arah Aaron."Hanya kematianmu yang bisa menjelaskan, bocah cabul!" teriak gadis itu dengan wajah penuh amarah. Dengan ngeri Aaron membalikkan tubuhnya dan berlari kembali.Sungguh wanita yang ganas, pikirnya. Ia mencari cara untuk meloloskan diri, namun pinggir sungai ini terlalu terbuka dan tidak ada tempat untuk bersembunyi.Mengarahkan pelariannya ke arah hutan, Aaron meliuk dengan gesit di antara pepohonan. Namun gadis di belakangnya sedikit pun tidak melonggarkan pengejarannya. Barangkali jika ia mendapatkan Aaron saat ini, mungkin saja Aaron akan menjadi daging cincang dan terpotong-potong.Semakin lama mereka semakin jauh masuk ke dalam hutan. Bagi Aaron u

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Puncak Benua   Bab 7 Jangan Mati, Tuan!

    Maye tetap berada di dahan pohon sambil matanya celingukkan melihat jika ada gerakan dari anak laki-laki itu. Namun telah beberapa lama, ia tidak melihat satu gerakan pun.Sangat khawatir ia berencana untuk turun, tetapi teringat pesan bocah itu untuk harus terus berada di dahan pohon, ia mengurungkan niatnya.Dalam kebingungan tiba-tiba terdengar suara keresek dari balik pepohonan. Seorang pemuda berjalan sempoyongan dan berlumuran darah berjalan ke arahnya. Bajunya robek di beberapa bagian dan wajahnya penuh cipratan merah yang membuatnya terlihat mengerikan seperti seseorang yang baru saja keluar dari medan pertempuran.Gadis itu segera melompat turun, ia bergegas ke depan dan menghampiri anak muda itu.Namun setelah dekat, tubuh laki-laki muda itu jatuh merosot dan akan tumbang. Maye buru-buru menangkap tubuhnya. Aaron samar-samar mencium aroma harum dan segar dari tubuh wanita itu. Maye terlihat sangat cemas dan berpikir pastilah serigala-serigala itu telah merobek tubuh si peny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Puncak Benua   Bab 8 Menjual Hasil Buruan

    Konvoi berhenti di lapangan luas yang dikhususkan untuk parkiran pengunjung pasar kota. Qibo dan yang lainnya segera turun dari kereta. "Apa yang dilakukan anak itu?" tanya Xia sambil mengernyitkan keningnya. Yue menoleh, dan melihat Aaron menjemur pakaiannya di atap kereta barang. Maye yang juga melihat tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Menahan tawa ia berjalan menuju pasar bersama Qibo dan yang lainnya.Aaron tidak menyadari hal itu dan terus menjemur pakaiannya, setelah selesai ia bergabung dengan kakek Long dan paman Lei. Mengobrol sebentar kemudian ia merasa bosan. "Paman, bolehkah aku jalan-jalan ke dalam pasar sebentar?" tanya Aaron."Oh, tentu saja, tapi ingat jangan terlalu lama. Kamu harus kembali sebelum tuan Hong selesai berbelanja," jawab Paman Lei mengizinkan....Pasar itu cukup luas, di sisi kiri dan kanan jalan banyak kios-kios pedagang yang menawarkan barang jualan. Aaron hanya melirik sesekali tanpa niat membeli. Bukan karena tidak tertarik, hanya saja ia tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Puncak Benua   Bab 9 Penolong Tak Terduga

    Wajah Qibo terlihat merah padam, sementara di hadapannya seorang lelaki bertubuh cukup besar berdiri dengan kokoh dan tegas. Di sampingnya gadis bergaun merah yang terlihat manja sedang memainkan kipas bermotifkan bunga-bunga yang menebarkan aroma harum samar saat itu digerakkan. Seorang pria tampan memakai jubah putih ada di antara mereka yang tampak bersikap dingin dan acuh."Nona Yue terlebih dahulu membeli kipas itu, jadi bagaimanapun juga itu adalah milik Nona Yue. Bujia, kamu tidak bisa bersikap arogan dengan mengatakan itu adalah milik Nona Houlin hanya karena dia menginginkannya." Qibo sangat marah. Ketika mereka sedang tawar-menawar, wanita bergaun merah itu datang dan tiba-tiba saja merebut kipas di tangan Yue. "Milik Nona Yue? Bahkan itu belum dibayar, maka pemiliknya adalah yang mendapatkan barang tersebut. Sudahlah, Qibo, jika kamu ingin bertarung pun kamu tidak memiliki cukup kemampuan untuk itu," cibir Bujia memandang remeh kepada Qibo.Amarah Qibo terlihat dengan jela

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Puncak Benua   Bab 10 Kalian Tidak Berguna!

    Xia memandang pemuda itu dengan tatapan rumit, anak muda yang menolongnya itu siapa lagi kalau bukan Aaron?"Siapa kamu berani ikut campur urusan Tuan Muda ini!" Bujia yang melihat pemuda itu berpenampilan biasa saja, segera membentak dengan marah.Aaron mengabaikannya, lalu berjalan mendekati Xia, "Kamu baik-baik saja?" ia bertanya dan memperhatikan keadaan Xia. Xia mengangguk dengan wajah bingung.Sekilas Aaron melirik Yue dan Maye yang berdiri di pinggir lapangan, mengabaikan Qibo yang masih terduduk membersihkan muntahan darah di bajunya.Mata Qibo terbelalak tidak percaya, anak itu telah memblokir serangan kultivator bintang lima!Pemuda tampan berjubah putih mendengus dingin. "Hmmm ... dengan kekuatan puncak bintang satu kamu bisa memblokir seranganku. Nampaknya kamu memiliki cukup kemampuan tersembunyi di balik lengan bajumu," ujarnya menatap Aaron dengan penuh perhatian."Lupakanlah, kenapa kita tidak saling mundur satu langkah dan melepaskan kejadian hari ini?" ajak Aaron me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Puncak Benua   Bab 11 Sepuluh Kristal Berharga

    Mendapatkan tiga rumput roh fajar seharga tiga koin emas, Aaron tersenyum senang. Tinggal kristal-kristal itu sekarang. Nona Yue telah berjanji untuk meminjamkan sebelumnya, tetapi ia berpikir lebih baik jika mendapatkannya sendiri, meskipun itu tentu saja tidak akan begitu mudah.Saat Aaron selesai melipat pakaiannya yang dijemur di atas kereta barang, Yue bersama Xia datang menghampiri."Aaron, terima kasih telah membantuku tadi," ujar Xia. Nada arogan dan ketus seperti biasanya ia berbicara kepada Aaron telah tidak ada lagi. Tatapan sinisnya berganti dengan rasa malu karena telah menganggap remeh anak muda tersebut sebelumnya."Tidak masalah," jawab Aaron. "Aku hanya melakukannya secara acak, untung saja Hougan memiliki kebijaksanaan, jika tidak ... aku takut mereka akan melibatkan peringkat yang lebih tinggi," jelas Aaron.Xia mendesah ringan. "Yah ... untung saja begitu. Houlin dan Bujia itu sangat tidak masuk akal, dan mereka pendendam. Aku khawatir mereka belum menganggap ini b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Puncak Benua   Bab 12 Dilamar Kapten Cantik

    Aaron mendengarkan seluruh percakapan itu, ia menjadi tertarik dan ingin untuk bergabung. Dengan sedikit keraguan, Aaron bangkit, berdiri dan mendekati meja pemuda-pemuda itu. Mereka terlihat berusia di antara 20 sampai 25 tahun. Memakai pakaian seragam yang sama dengan tulisan dan logo sebuah perusahaan di dadanya. Melihat Aaron mendekat, mereka memandangnya dengan penuh perhatian. "Maaf, Kakak semua. Kebetulan saya dengan tidak sopan telah mendengar percakapan Kakak. Apakah Kakak semua membutuhkan tambahan orang untuk melakukan pekerjaan?" tanya Aaron. Ketiga orang itu memandangi Aaron dengan tercengang, salah satunya memindai tubuh Aaron dari atas sampai ke bawah. "Bocah, kamu belum cukup umur untuk mengerjakan pekerjaan orang dewasa," ucapnya, disambut tawa dua temannya. Aaron langsung menjadi malu, ia hanya melamar secara acak, tidak tahu misi apa sebenarnya yang dilakukan orang ini. "Pergilah, misi ini tidak cocok untukmu," ujar pria itu sambil melambaikan tangannya menyur

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25

Bab terbaru

  • Puncak Benua   Bab 46 Menjadi Siswa Akademi

    Setelah acara pendaftaran masuk akademi selesai, Aaron dan seluruh murid-murid baru dikumpulkan. Setiap kelompok memiliki instruktur mereka masing-masing. Para instruktur itu menggiring seluruh rombongan menuju pinggang gunung, di mana mereka akan dibawa ke pondok-pondok tempat menginap selama menjadi murid Akademi.Akademi Menara Putih, memiliki dua tingkat pelatihan, Akademi Luar dan Akademi Dalam. Akademi Luar adalah tempat bagi murid-murid tingkat rendah yang baru direkrut masuk ke dalam akademi. Akademi Dalam adalah lingkup inti Akademi, di mana selama di Akademi Luar, mereka adalah murid yang terbaik atau direkrut langsung sebagai murid inti. Perlakuan yang diberikan tentu juga berbeda terhadap kedua akademi ini. Sekte lebih memprioritaskan fasilitas untuk murid-murid Akademi Dalam, seperti teknik tingkat tinggi, harta rahasia, guru terbaik dan pelatihan khusus yang tidak tersedia di Akademi Luar. Namun, itu tidak berlaku bagi seratus murid yang menempati kelas satu Akademi L

  • Puncak Benua   Bab 45 Tuan Serikat Langit Ugura

    Mata Tanggu terbelalak, ia tidak menyangka Tuan Amusa juga akan berada di tempat ini. Bukankah orang itu dikabarkan jatuh sakit dan tidak mampu bahkan untuk berjalan? Tetapi saat ini kondisinya jauh lebih baik. Meskipun auranya tampak sedikit kacau, itu sangat jauh dari lumpuh seperti yang diberitakan.Tanggu memutar tubuhnya ke samping dan berdiri dengan sikap hormat, begitupun seluruh bawahannya, mereka menangkupkan tangan dan memberi salam kepada pimpinan utama serikat tersebut. "Salam, Tuan Amusa," ucap mereka serempak.Termasuk Guyo, yang dalam hal ini benar-benar tidak berkutik. Ia bisa sembarangan terhadap Meiyo, tetapi ia benar-benar tidak bisa untuk tidak memberi hormat kepada ayah gadis itu."Hahaha ... apa yang terjadi di sini?" ucap Tuan Amusa dengan suara berat dan berwibawa. Ia melirik sekilas kepada Tanggu dan bawahannya, selanjutnya kepada Hong dan Mutsa. "Salam, Tuan Serikat," secara bersamaan Hong dan Mutsa menangkupkan tangan. Tuan Amusa membalas dengan anggukan.

  • Puncak Benua   Bab 44 Dendam Guyo

    Gegap gempita terdengar setelah semua siswa kembali berkumpul di lapangan bawah.Tuan Hong dan tuan Mutsa secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada Aaron. Mereka melihat semua penampilan Aaron dan keponakan mereka melalui cermin layar yang ditempatkan pada layar lapangan bawah. Tidak pernah dalam generasi mereka sebelumnya seseorang menempati posisi kelas satu di dalam klan, Maye dan Yue memecahkan rekor itu dan tentu saja tuan Hong dan tuan Mutsa menyambutnya dengan gembira. Jika kabar ini dilaporkan kepada pemimpin klan, mereka yakin klan akan mengadakan pesta untuk beberapa hari. Sebagai anggota siswa kelas satu, akademi akan memberi klan mereka status khusus dan dianggap sebagai mitra khusus akademi, status ini bukanlah main-main, mengingat kekutan akademi sendiri yang sangat kuat.Xia yang pertama kalinya sempat meragukan Aaron, kali ini berterima kasih dengan sepenuh hati. Berbeda saat dirinya mengikuti tes pendaftaran dulu, ia memulai pada tingkat delapan mortal raga, kem

  • Puncak Benua   Bab 43 Kebaikan Sang Putri

    "Teknik apa itu?" gumam pemuda yang memegang kipas."Entahlah, aku tidak pernah melihat teknik seperti itu sebelumnya," balas Youya yang memandang tidak berkedip. Sementara Jeyun menyipitkan matanya. Ia mengenal setiap teknik dari para genius yang dikenalnya, namun baru hari ini ia melihat teknik yang ditampilkan oleh anak muda itu"Ia terlalu memaksakan diri, sepertinya teknik itu belum dikuasainya secara penuh," gumam Jeyun setelah mengamati ekspresi Aaron."Benarkah? Jadi menurutmu siapakah yang akan kalah dalam pertukaran ini?" tanya laki-laki tampan yang memegang kipas.Namun Jeyun hanya diam, ia hanya mendengus dan terus mengamati.Taying yang secara langsung dapat merasakan betapa kuatnya bola matahari tersebut, tertegun sesaat. Namun, dengan geraman berat ia mengabaikan, lalu mengarahkan kedua lengannya ke arah Aaron. Dua naga api yang melilit lengan dan tubuhnya meluncur deras dengan suara gemuruh dan ganas.Rooooooaaarrrr!Aaron tidak ketinggalan dan dengan susah payah mend

  • Puncak Benua   Bab 42 Aaron vs Taying

    Menghadapi serangan Taying tiba-tiba, Aaron menangkis dengan satu lengan yang terbalut energi putih menyilaukan, benturan keras terjadi. Tidak ada yang diuntungkan dari pertukaran pertama ini. Namun Taying agak merasa terkejut Aaron mampu menahan serangan itu tanpa kesulitan. Jika itu bintang dua biasa, paling tidak mereka akan terlempar ke belakang beberapa meter.Merasa serangan pertamanya gagal, Taying meningkatkan kekuatannya dan kembali menyerbu dengan ganas. Aaron tak berkedip, tinju Taying yang datang ke arahnya seperti dibalut ilusi yang menyala. Itu haruslah atribut api yang membakar, sama sepertinya yang juga memiliki atribut api, namun miliknya lebih seperti panas cahaya matahari, itu menyilaukan dan panas dengan terik."Baiklah, siapa yang lebih panas di antara kita," gumam Aaron sambil meledakkan energi Qi dari dantiannya. Semburan terik menyilaukan segera membungkus lengannya dan secara langsung ia meninju ke depan."Anak itu gila, berani bertabrakan dengan bintang lim

  • Puncak Benua   Bab 41 Dendam Taying

    Wajah Aaron berubah dingin, hatinya dipenuhi kemarahan saat ini, anak ini telah mengganggunya berkali-kali dan ia punya batas kesabaran. Merasa tidak ingin untuk memperpanjang debat kata dengan orang itu, Aaron meledak dengan energi Qi di sekujur tubuhnya. Ia membentuk beberapa segel dan tubuhnya berubah menjadi bayangan saat melesat ke depan dan meninju dengan ganas. Felou yang merasakan ancaman bahaya dari serangan ini bergegas menyilangkan kedua tangannya dan membentuk perisai Qi berwarna hijau.Duaaaakkkkk!Pukulan tangan Aaron yang terbungkus Qi perak menghantam perisai itu, benturan langsung tersebut menimbulkan suara keras diikuti suara retak dan perisai itu hancur berkeping-keping.Felou memandang dengan ngeri ketika melihat teror lainnya datang dengan cepat dan menghantam kedua tangannya yang tidak terlindung perisai Qi.Kachaaa!Matanya mendelik tak percaya saat bunyi retak tulang-tulangnya pecah dan tinju itu masih terus melesat menuju dadanya.Duaaakkkkk!Tanpa ampun tub

  • Puncak Benua   Bab 40 Kau Tidak Layak di Kelas Utama!

    Hanya disediakan seratus platform untuk kelas satu, lima ratus untuk kelas dua dan sisanya adalah siswa kelas tiga. Akademi sengaja membuat pengaturan bahwa siswa sendirilah yang harus menentukan di kelas mana mereka berada. Dengan perjuangan dan ketekunan mereka untuk mendapatkan kelas yang lebih tinggi, tentu saja hal tersebut akan menyebabkan konflik di antara para siswa sendiri yang sama-sama menginginkan tempat yang lebih tinggi. Karena itu, pertarungan pun pastinya tidak akan dapat dihindari.Saat aba-aba jatuh dari Master Akademi, letusan energi meledak di seluruh lapangan itu dan ribuan siswa seperti air banjir melesat menuju piramida yang menjulang di depan mereka.Aaron berlari diikuti Maye dan Yue, mereka harus melewati lantai ubin sepanjang satu kilometer untuk mencapai piramida tersebut, dapat di bayangkan itu akan terlihat seperti lautan semut yang mengerubungi piramida gula di depan mereka.Energi Qi mengamuk saat semua orang berlomba untuk lebih cepat dari yang lainny

  • Puncak Benua   Bab 39 Tes Penentuan Kelas

    Insiden kecil itu ditonton oleh banyak orang, melihat hal tersebut tampaknya para siswa senior lainnya yang menjaga meja mulai ketakutan dan berlaku dengan adil. Mereka juga tidak mengerti, biasanya hal tersebut hanya akan diabaikan oleh akademi, jadi mengapa sekarang itu menjadi insiden?Menduga bahwa mungkin saja master akademi sedang dalam suasana hati yang buruk, mereka tidak berani main-main lagi. Beberapa juga memikirkan kemungkinan lain, bisa jadi anak muda itu adalah sosok yang diperhatikan oleh para tetua. Dugaan mana yang benar, mereka segera melupakan kejadian itu dan melayani para calon siswa dengan benar.Yue memandang Aaron dengan sudut matanya, laki-laki muda tersebut semakin berubah dari hari ke hari sejak ia pertama kali bertemu dengannya. Pemuda lusuh itu yang ditemuinya di jalan, hari ini telah membantunya untuk masuk menjadi murid resmi akademi merah putih. Bagaimanapun juga itu adalah sebuah pencapaian bagi dirinya sendiri, sebelumnya ia tidak memiliki keyakinan

  • Puncak Benua   Bab 38 Bantuan Tak Terduga

    Mengetahui bahwa sebenarnya orang yang di depannya ini adalah bawahan Meiyo, yang berarti dia memiliki status lebih rendah di bawahnya, wajah Guyo langsung menjadi gelap. "Beraninya kau, aku adalah putra dari pemimpin serikat, apakah kau tahu hal itu?" teriaknya. Ia mendengus dengan mata berapi-api. Telah terbayang olehnya akan membuat anak laki-laki ini hancur berkeping-keping."Lalu bagaimana jika kau adalah putra pemimpin serikat? Nona Meiyo adalah putri pemilik serikat," cibir Aaron.Wajah Guyo merah padam, apa yang di katakan Aaron benar, Meiyo adalah anak pemilik serikat. Tetapi ia tidak merasa takut sekarang. "Hanya tinggal menunggu waktu, tidak lama lagi serikat akan menjadi milik ayahku," sanggahnya dengan marah. Aaron memandangnya dengan sinis, orang ini bahkan tidak perlu menyembunyikan pengkhianatan yang dilakukan oleh keluarganya. Perdebatan itu berhenti ketika kerumunan orang-orang datang dari arah lain, menyadari mereka telah kehilangan banyak waktu, Aaron segera be

DMCA.com Protection Status