Dua sosok saling kejar-kejaran di dalam hutan. Satu laki-laki basah kuyup, satunya gadis dengan tubuh menawan mengejar di belakang.
"Nona, tunggu ... dengarkan penjelasanku!" teriak Aaron. Ia membalikkan tubuhnya. Tetapi gadis itu tidak memberi Aaron kesempatan, ia memanfaatkan momen itu untuk meluncurkan tusukan pedangnya ke arah Aaron. "Hanya kematianmu yang bisa menjelaskan, bocah cabul!" teriak gadis itu dengan wajah penuh amarah. Dengan ngeri Aaron membalikkan tubuhnya dan berlari kembali. Sungguh wanita yang ganas, pikirnya. Ia mencari cara untuk meloloskan diri, namun pinggir sungai ini terlalu terbuka dan tidak ada tempat untuk bersembunyi. Mengarahkan pelariannya ke arah hutan, Aaron meliuk dengan gesit di antara pepohonan. Namun gadis di belakangnya sedikit pun tidak melonggarkan pengejarannya. Barangkali jika ia mendapatkan Aaron saat ini, mungkin saja Aaron akan menjadi daging cincang dan terpotong-potong. Semakin lama mereka semakin jauh masuk ke dalam hutan. Bagi Aaron untuk berlari di dalam hutan bukanlah hal yang sulit sama sekali. Lokasi tempat dusunnya berada dikelilingi oleh hutan lebat dan itu menjadi tempatnya bermain. Menyadari gadis itu telah tertinggal agak jauh, Aaron bersembunyi di balik sebuah pohon dan memanjatnya perlahan. Ia memperhatikan ke bawah, tidak lama kemudian gadis itu nampak berlari sambil menghunus pedangnya. Napasnya tersengal tetapi wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah. Membiarkannya lewat di bawah, Aaron agak merasa lega. Ia berencana akan dengan diam-diam pergi ke arahnya datang dan meninggalkan gadis itu yang terus mengejarnya ke dalam hutan. Namun saat turun dari pohon, terdengar geraman seekor binatang dari arah tempat gadis itu berlari. Ggrrrrrrhhh! Aaron terkesiap, itu suara Serigala Taring Panjang! Ia sangat mengenali suara binatang buas itu karena mereka suka mendekati area dusunnya dan mencuri ternak warga. Dengan cepat Aaron bergerak maju dari pohon ke pohon, apa yang dilihatnya membuat hatinya berdegup. Gadis itu memegang pedangnya dengan kedua tangan, lalu dengan cemas perlahan mundur ke belakang. Dua ekor serigala dengan taring mencuat panjang dari mulutnya mengawasi dengan mata tajam mengerikan. Wajah ganas gadis itu telah berubah menjadi ketakutan, ia hendak berteriak tetapi khawatir akan memprovokasi serigala-serigala tersebut dan langsung menerkamnya. Tubuh Aaron menegang. Meskipun gadis itu hendak memukulinya, namun ia juga tidak tega jika serigala melukai dan memakannya. Gadis muda itu terus beringsut mundur dan semakin dekat dengan pohon tempat Aaron bersembunyi. Tampaknya serigala itu tidak lagi begitu sabar untuk mencicipi daging segar dihadapan mereka. Menggeram dengan berat, kedua serigala itu langsung meloncat menerkam gadis tersebut. Gadis itu pucat pasi, tubuhnya terasa kaku dan tidak bisa digerakkan saat dua binatang buas itu datang menerkam ke arahnya. Namun di saat ia merasa telah tidak ada harapan, lengannya ditarik dengan kuat oleh seseorang dan ia terlempar ke balik sebatang pohon. Pedangnya terlepas dari tangannya. Belum sempat ia menyadari apa yang terjadi, tangan itu kembali meraihnya dan mengangkat tubuhnya dengan cepat. Seseorang memeluk kedua pahanya dari belakang dan mengangkatnya. "Cabul! Apa yang kau lakukan?!" teriaknya panik. "Naik ke pohon itu! Pegang dahannya!" Sebuah suara meneriakinya dengan keras. Gadis itu sangat gugup, ia melihat ke bawah dan menyadari orang yang mengangkatnya adalah laki-laki yang di kejarnya. Saat amarahnya tiba-tiba muncul, geraman serigala terdengar lagi. Gadis itu kembali pucat dan melihat ke atas. Ada dahan pohon yang menjulur dalam jangkauannya, dengan cepat ia meraihnya. Aaron mendorong bagian bawah tubuh gadis itu dengan paksa. Menahan rasa malu dan marah karena buah bokongnya dipegang oleh anak laki-laki itu, ia menggertakkan giginya. Bagaimanapun ia mengerti ini keadaan darurat. Setelah gadis itu naik ke atas pohon, Aaron mengambil pedang yang terjatuh. Saat itu juga kedua serigala telah berada di hadapannya. "Tetap di atas pohon, jangan ke mana-mana!" Aaron memberikan instruksi kepada gadis itu tanpa menoleh. Matanya waspada mengawasi gerak gerik kedua binatang buas di depannya. Serigala itu sangatlah besar, dalam posisi berdiri kedua tubuh berbulu itu hampir sama tingginya dengan Aaron. Gadis itu mengangguk, meski Aaron tidak akan melihat anggukannya, hanya saja ia merasa harus melakukan itu. Wajahnya pucat memandang ke bawah. Bagaimanapun marahnya ia kepada pemuda itu, namun tindakan anak laki-laki tersebut untuk menyelamatkan hidupnya tidak bisa ia abaikan. Jika anak muda itu tidak selamat, ini seperti pemuda itu telah menukar hidupnya sendiri untuk menyelamatkan dirinya. Maye menggigit bibir, tiba-tiba rasa bersalah merasuki hatinya. Seharusnya ia mendengarkan penjelasan anak laki-laki itu terlebih dahulu. Tetapi mengingat ini adalah pertama kalinya seseorang melihat tubuhnya, wajah Maye kembali menjadi merah padam. "Aku akan memancing binatang ini pergi, jangan turun sebelum keadaan aman!" teriak Aaron dari bawah. "Iya ..." Maye hanya menjawab lirih. Aaron segera beringsut ke belakang, kedua tangannya memegang pedang gadis itu dan menghunusnya ke depan. Kedua serigala itu mengawasinya dengan buas. Setelah merasa jaraknya cukup, Aaron segera berbalik dan berlari sekuat tenaga. Menyadari mangsanya kabur, kedua serigala itu dengan ganas menerjang ke depan mengejar. Beruntung banyak pephonan sehingga menghalangi laju serigala-serigala itu. Aaron dengan gesit berlari ke balik pepohonan. Bersembunyi dari serigala itu adalah hal yang mustahil, karena penciuman mereka sangat tajam. Satu-satunya cara hanya dengan menghabisinya. Namun untuk menghabisi dua sekaligus, Aaron tidak yakin mampu melakukannya tanpa terluka. Sambil berlari ia terus memutar otaknya untuk mencari jalan keluar. Namun tiba-tiba hatinya mencelos, persis tidak jauh di depannya adalah sebuah tebing. Pelariannya adalah jalan buntu dan ia akan segera terpojok di tebing itu. Wajah Aaron menjadi gelap, menyadari jalan keluarnya hanya dengan bertarung, ia berbalik. Melihat mangsanya berhenti dan berbalik, kedua serigala itu langsung menerkam dengan kejam. Cakar-cakar mereka terarah ke tubuh Aaron. Aaron hanya menargetkan satu serigala, dan menghindari serigala satunya. Ia tidak bisa menunggu mereka sampai kepadanya terlebih dahulu. Jadi saat kedua serigala itu menerkam di udara, Aaron juga melompat maju dan menghunus pedangnya ke salah satu mereka. Serigala lainnya kehilangan target. Tusukan pedang langsung menembus leher serigala tersebut. Dengan geraman teredam serigala itu menggelepar di udara lalu menabrak tubuh Aaron didepannya. Bummmm!!! Aaron merasa dihantam benda berat, tubuhnya terasa remuk. Tubuh serigala itu hampir dua kali ukuran badan Aaron. Di saat ia menstabilkan posisinya, serigala satunya meraung dengan ganas melihat kawannya mati. Serigala itu langsung menyerang lagi. Sekuat tenaga Aaron mengangkat tubuh serigala yang telah mati dan menjadikannya tameng untuk melindungi tubuhnya. Benturan keras terjadi, Aaron kembali ditimpa mayat serigala itu. Sementara serigala penyerangnya terlempar ke samping. Sekuat tenaga Aaron mendorong mayat itu dan berjongkok dengan satu lutut di tanah. Mengaktifkan Qi dari dalam dantian di bawah pusarnya, Aaron mengalirkan energi itu ke telapak tangan melalui jalur meridiannya. Pusaran perak terbentuk di telapak tangannya dan segera menjadi bola bersinar. Dengan satu lompatan ia memburu ke arah serigala itu yang juga menerjang untuk menerkamnya. Meteorit Punch! pekik Aaron dalam hati. Itu adalah salah satu teknik terkuatnya. Duaaakkkkkk!!! Sinar perak di tangan Aaron langsung menghantam kepala serigala tersebut dan menimbulkan bunyi teredam. Serigala itu bahkan tidak sempat mengeluarkan suara apa pun saat kepalanya retak dan mati seketika. Sepersekian detik kemudian tubuh besar itu jatuh berdebum di tanah. Sama seperti serigala itu jatuh, tubuh Aaron juga sempoyongan dan tumbang. Ia telah menggunakan terlalu banyak kekuatan untuk menggunakan salah satu teknik terkuatnya dan mengalahkan kedua serigala itu, napasnya terengah-engah. ...Maye tetap berada di dahan pohon sambil matanya celingukkan melihat jika ada gerakan dari anak laki-laki itu. Namun telah beberapa lama, ia tidak melihat satu gerakan pun.Sangat khawatir ia berencana untuk turun, tetapi teringat pesan bocah itu untuk harus terus berada di dahan pohon, ia mengurungkan niatnya.Dalam kebingungan tiba-tiba terdengar suara keresek dari balik pepohonan. Seorang pemuda berjalan sempoyongan dan berlumuran darah berjalan ke arahnya. Bajunya robek di beberapa bagian dan wajahnya penuh cipratan merah yang membuatnya terlihat mengerikan seperti seseorang yang baru saja keluar dari medan pertempuran.Gadis itu segera melompat turun, ia bergegas ke depan dan menghampiri anak muda itu.Namun setelah dekat, tubuh laki-laki muda itu jatuh merosot dan akan tumbang. Maye buru-buru menangkap tubuhnya. Aaron samar-samar mencium aroma harum dan segar dari tubuh wanita itu. Maye terlihat sangat cemas dan berpikir pastilah serigala-serigala itu telah merobek tubuh si peny
Konvoi berhenti di lapangan luas yang dikhususkan untuk parkiran pengunjung pasar kota. Qibo dan yang lainnya segera turun dari kereta. "Apa yang dilakukan anak itu?" tanya Xia sambil mengernyitkan keningnya. Yue menoleh, dan melihat Aaron menjemur pakaiannya di atap kereta barang. Maye yang juga melihat tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Menahan tawa ia berjalan menuju pasar bersama Qibo dan yang lainnya.Aaron tidak menyadari hal itu dan terus menjemur pakaiannya, setelah selesai ia bergabung dengan kakek Long dan paman Lei. Mengobrol sebentar kemudian ia merasa bosan. "Paman, bolehkah aku jalan-jalan ke dalam pasar sebentar?" tanya Aaron."Oh, tentu saja, tapi ingat jangan terlalu lama. Kamu harus kembali sebelum tuan Hong selesai berbelanja," jawab Paman Lei mengizinkan....Pasar itu cukup luas, di sisi kiri dan kanan jalan banyak kios-kios pedagang yang menawarkan barang jualan. Aaron hanya melirik sesekali tanpa niat membeli. Bukan karena tidak tertarik, hanya saja ia tida
Wajah Qibo terlihat merah padam, sementara di hadapannya seorang lelaki bertubuh cukup besar berdiri dengan kokoh dan tegas. Di sampingnya gadis bergaun merah yang terlihat manja sedang memainkan kipas bermotifkan bunga-bunga yang menebarkan aroma harum samar saat itu digerakkan. Seorang pria tampan memakai jubah putih ada di antara mereka yang tampak bersikap dingin dan acuh."Nona Yue terlebih dahulu membeli kipas itu, jadi bagaimanapun juga itu adalah milik Nona Yue. Bujia, kamu tidak bisa bersikap arogan dengan mengatakan itu adalah milik Nona Houlin hanya karena dia menginginkannya." Qibo sangat marah. Ketika mereka sedang tawar-menawar, wanita bergaun merah itu datang dan tiba-tiba saja merebut kipas di tangan Yue. "Milik Nona Yue? Bahkan itu belum dibayar, maka pemiliknya adalah yang mendapatkan barang tersebut. Sudahlah, Qibo, jika kamu ingin bertarung pun kamu tidak memiliki cukup kemampuan untuk itu," cibir Bujia memandang remeh kepada Qibo.Amarah Qibo terlihat dengan jela
Xia memandang pemuda itu dengan tatapan rumit, anak muda yang menolongnya itu siapa lagi kalau bukan Aaron?"Siapa kamu berani ikut campur urusan Tuan Muda ini!" Bujia yang melihat pemuda itu berpenampilan biasa saja, segera membentak dengan marah.Aaron mengabaikannya, lalu berjalan mendekati Xia, "Kamu baik-baik saja?" ia bertanya dan memperhatikan keadaan Xia. Xia mengangguk dengan wajah bingung.Sekilas Aaron melirik Yue dan Maye yang berdiri di pinggir lapangan, mengabaikan Qibo yang masih terduduk membersihkan muntahan darah di bajunya.Mata Qibo terbelalak tidak percaya, anak itu telah memblokir serangan kultivator bintang lima!Pemuda tampan berjubah putih mendengus dingin. "Hmmm ... dengan kekuatan puncak bintang satu kamu bisa memblokir seranganku. Nampaknya kamu memiliki cukup kemampuan tersembunyi di balik lengan bajumu," ujarnya menatap Aaron dengan penuh perhatian."Lupakanlah, kenapa kita tidak saling mundur satu langkah dan melepaskan kejadian hari ini?" ajak Aaron me
Mendapatkan tiga rumput roh fajar seharga tiga koin emas, Aaron tersenyum senang. Tinggal kristal-kristal itu sekarang. Nona Yue telah berjanji untuk meminjamkan sebelumnya, tetapi ia berpikir lebih baik jika mendapatkannya sendiri, meskipun itu tentu saja tidak akan begitu mudah.Saat Aaron selesai melipat pakaiannya yang dijemur di atas kereta barang, Yue bersama Xia datang menghampiri."Aaron, terima kasih telah membantuku tadi," ujar Xia. Nada arogan dan ketus seperti biasanya ia berbicara kepada Aaron telah tidak ada lagi. Tatapan sinisnya berganti dengan rasa malu karena telah menganggap remeh anak muda tersebut sebelumnya."Tidak masalah," jawab Aaron. "Aku hanya melakukannya secara acak, untung saja Hougan memiliki kebijaksanaan, jika tidak ... aku takut mereka akan melibatkan peringkat yang lebih tinggi," jelas Aaron.Xia mendesah ringan. "Yah ... untung saja begitu. Houlin dan Bujia itu sangat tidak masuk akal, dan mereka pendendam. Aku khawatir mereka belum menganggap ini b
Aaron mendengarkan seluruh percakapan itu, ia menjadi tertarik dan ingin untuk bergabung. Dengan sedikit keraguan, Aaron bangkit, berdiri dan mendekati meja pemuda-pemuda itu. Mereka terlihat berusia di antara 20 sampai 25 tahun. Memakai pakaian seragam yang sama dengan tulisan dan logo sebuah perusahaan di dadanya. Melihat Aaron mendekat, mereka memandangnya dengan penuh perhatian. "Maaf, Kakak semua. Kebetulan saya dengan tidak sopan telah mendengar percakapan Kakak. Apakah Kakak semua membutuhkan tambahan orang untuk melakukan pekerjaan?" tanya Aaron. Ketiga orang itu memandangi Aaron dengan tercengang, salah satunya memindai tubuh Aaron dari atas sampai ke bawah. "Bocah, kamu belum cukup umur untuk mengerjakan pekerjaan orang dewasa," ucapnya, disambut tawa dua temannya. Aaron langsung menjadi malu, ia hanya melamar secara acak, tidak tahu misi apa sebenarnya yang dilakukan orang ini. "Pergilah, misi ini tidak cocok untukmu," ujar pria itu sambil melambaikan tangannya menyur
Mata laki-laki angkuh itu memandangi Aaron dari kaki hingga rambutnya, melihat buntalan di bahunya ia terbahak dan geleng-geleng kepala. Tetapi sebelum ia sempat berkata, Meiyo segera mengajak Aaron dan anggotanya untuk menjauhi para lelaki itu.Terdengar tawa ejekan di belakang mereka saat melangkah pergi.Meiyo melemparkan sebuah benda kepada Aaron, "Kamu gunakan tas itu untuk menyimpan barang-barangmu atau jika kamu menemukan sesuatu yang berharga di perjalanan. Kembalikan padaku setelah misi kita selesai," ujarnya, saat melirik buntalan kain yang dibawa oleh Aaron, ia menggelengkan kepalanya. Bocah itu tampaknya benar-benar miskin. Aaron menyambutnya, dan menemukan sebuah tas seukuran kantong yang memiliki kaitan kunci untuk dipasang di dalam saku jubahnya. Itu adalah tas penyimpanan, orang-orang menyebutnya Tas Semesta. Tas Semesta memiliki ruangan spasial di dalamnya dengan fungsi sama seperti cincin penyimpanan, hanya saja Tas Semesta berada pada kelas yang lebih rendah. Namun
Aaron mengambil sebuah botol dari dalam tas semesta. "Apa itu?" tanya Goukin."Ini bubuk penghilang aroma, akan efektif untuk menjauhkan monster evolusi dari kawasan di sekitar kita," jawab Aaron menjelaskan.Goukin mengernyit lalu berkata, "Aku sudah menaburkan itu sebelumnya." "Tidak apa-apa, lebih banyak akan lebih bagus," ujar Aaron. Ia tidak akan mengatakan bahwa miliknya jauh lebih baik, itu akan menyinggung yang lain.Setelah selesai menaburkan bubuk itu ke sekeliling tempat mereka beristirahat, Aaron menaburkan sebagian ke tubuhnya. Kemudian memberikan kepada Goukin sedikit, lalu meminta Goukin meratakan ke tubuhnya sendiri. Goukin mengermyit. "Untuk apa melakukan itu?""Lakukan saja," desak Nero dengan senyum misterius. Goukin terpana sesaat, tetapi ia tetap melakukannya. Ia ingin tahu apa maksud bocah ini."Ayo kita tangkap pengintai itu," ajak Aaron dengan bersemangat. Goukin tercengang. "Apakah kamu tahu apa itu yang mengintai?" tanyanya heran."Ikut saja, tempat ini
Setelah acara pendaftaran masuk akademi selesai, Aaron dan seluruh murid-murid baru dikumpulkan. Setiap kelompok memiliki instruktur mereka masing-masing. Para instruktur itu menggiring seluruh rombongan menuju pinggang gunung, di mana mereka akan dibawa ke pondok-pondok tempat menginap selama menjadi murid Akademi.Akademi Menara Putih, memiliki dua tingkat pelatihan, Akademi Luar dan Akademi Dalam. Akademi Luar adalah tempat bagi murid-murid tingkat rendah yang baru direkrut masuk ke dalam akademi. Akademi Dalam adalah lingkup inti Akademi, di mana selama di Akademi Luar, mereka adalah murid yang terbaik atau direkrut langsung sebagai murid inti. Perlakuan yang diberikan tentu juga berbeda terhadap kedua akademi ini. Sekte lebih memprioritaskan fasilitas untuk murid-murid Akademi Dalam, seperti teknik tingkat tinggi, harta rahasia, guru terbaik dan pelatihan khusus yang tidak tersedia di Akademi Luar. Namun, itu tidak berlaku bagi seratus murid yang menempati kelas satu Akademi L
Mata Tanggu terbelalak, ia tidak menyangka Tuan Amusa juga akan berada di tempat ini. Bukankah orang itu dikabarkan jatuh sakit dan tidak mampu bahkan untuk berjalan? Tetapi saat ini kondisinya jauh lebih baik. Meskipun auranya tampak sedikit kacau, itu sangat jauh dari lumpuh seperti yang diberitakan.Tanggu memutar tubuhnya ke samping dan berdiri dengan sikap hormat, begitupun seluruh bawahannya, mereka menangkupkan tangan dan memberi salam kepada pimpinan utama serikat tersebut. "Salam, Tuan Amusa," ucap mereka serempak.Termasuk Guyo, yang dalam hal ini benar-benar tidak berkutik. Ia bisa sembarangan terhadap Meiyo, tetapi ia benar-benar tidak bisa untuk tidak memberi hormat kepada ayah gadis itu."Hahaha ... apa yang terjadi di sini?" ucap Tuan Amusa dengan suara berat dan berwibawa. Ia melirik sekilas kepada Tanggu dan bawahannya, selanjutnya kepada Hong dan Mutsa. "Salam, Tuan Serikat," secara bersamaan Hong dan Mutsa menangkupkan tangan. Tuan Amusa membalas dengan anggukan.
Gegap gempita terdengar setelah semua siswa kembali berkumpul di lapangan bawah.Tuan Hong dan tuan Mutsa secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada Aaron. Mereka melihat semua penampilan Aaron dan keponakan mereka melalui cermin layar yang ditempatkan pada layar lapangan bawah. Tidak pernah dalam generasi mereka sebelumnya seseorang menempati posisi kelas satu di dalam klan, Maye dan Yue memecahkan rekor itu dan tentu saja tuan Hong dan tuan Mutsa menyambutnya dengan gembira. Jika kabar ini dilaporkan kepada pemimpin klan, mereka yakin klan akan mengadakan pesta untuk beberapa hari. Sebagai anggota siswa kelas satu, akademi akan memberi klan mereka status khusus dan dianggap sebagai mitra khusus akademi, status ini bukanlah main-main, mengingat kekutan akademi sendiri yang sangat kuat.Xia yang pertama kalinya sempat meragukan Aaron, kali ini berterima kasih dengan sepenuh hati. Berbeda saat dirinya mengikuti tes pendaftaran dulu, ia memulai pada tingkat delapan mortal raga, kem
"Teknik apa itu?" gumam pemuda yang memegang kipas."Entahlah, aku tidak pernah melihat teknik seperti itu sebelumnya," balas Youya yang memandang tidak berkedip. Sementara Jeyun menyipitkan matanya. Ia mengenal setiap teknik dari para genius yang dikenalnya, namun baru hari ini ia melihat teknik yang ditampilkan oleh anak muda itu"Ia terlalu memaksakan diri, sepertinya teknik itu belum dikuasainya secara penuh," gumam Jeyun setelah mengamati ekspresi Aaron."Benarkah? Jadi menurutmu siapakah yang akan kalah dalam pertukaran ini?" tanya laki-laki tampan yang memegang kipas.Namun Jeyun hanya diam, ia hanya mendengus dan terus mengamati.Taying yang secara langsung dapat merasakan betapa kuatnya bola matahari tersebut, tertegun sesaat. Namun, dengan geraman berat ia mengabaikan, lalu mengarahkan kedua lengannya ke arah Aaron. Dua naga api yang melilit lengan dan tubuhnya meluncur deras dengan suara gemuruh dan ganas.Rooooooaaarrrr!Aaron tidak ketinggalan dan dengan susah payah mend
Menghadapi serangan Taying tiba-tiba, Aaron menangkis dengan satu lengan yang terbalut energi putih menyilaukan, benturan keras terjadi. Tidak ada yang diuntungkan dari pertukaran pertama ini. Namun Taying agak merasa terkejut Aaron mampu menahan serangan itu tanpa kesulitan. Jika itu bintang dua biasa, paling tidak mereka akan terlempar ke belakang beberapa meter.Merasa serangan pertamanya gagal, Taying meningkatkan kekuatannya dan kembali menyerbu dengan ganas. Aaron tak berkedip, tinju Taying yang datang ke arahnya seperti dibalut ilusi yang menyala. Itu haruslah atribut api yang membakar, sama sepertinya yang juga memiliki atribut api, namun miliknya lebih seperti panas cahaya matahari, itu menyilaukan dan panas dengan terik."Baiklah, siapa yang lebih panas di antara kita," gumam Aaron sambil meledakkan energi Qi dari dantiannya. Semburan terik menyilaukan segera membungkus lengannya dan secara langsung ia meninju ke depan."Anak itu gila, berani bertabrakan dengan bintang lim
Wajah Aaron berubah dingin, hatinya dipenuhi kemarahan saat ini, anak ini telah mengganggunya berkali-kali dan ia punya batas kesabaran. Merasa tidak ingin untuk memperpanjang debat kata dengan orang itu, Aaron meledak dengan energi Qi di sekujur tubuhnya. Ia membentuk beberapa segel dan tubuhnya berubah menjadi bayangan saat melesat ke depan dan meninju dengan ganas. Felou yang merasakan ancaman bahaya dari serangan ini bergegas menyilangkan kedua tangannya dan membentuk perisai Qi berwarna hijau.Duaaaakkkkk!Pukulan tangan Aaron yang terbungkus Qi perak menghantam perisai itu, benturan langsung tersebut menimbulkan suara keras diikuti suara retak dan perisai itu hancur berkeping-keping.Felou memandang dengan ngeri ketika melihat teror lainnya datang dengan cepat dan menghantam kedua tangannya yang tidak terlindung perisai Qi.Kachaaa!Matanya mendelik tak percaya saat bunyi retak tulang-tulangnya pecah dan tinju itu masih terus melesat menuju dadanya.Duaaakkkkk!Tanpa ampun tub
Hanya disediakan seratus platform untuk kelas satu, lima ratus untuk kelas dua dan sisanya adalah siswa kelas tiga. Akademi sengaja membuat pengaturan bahwa siswa sendirilah yang harus menentukan di kelas mana mereka berada. Dengan perjuangan dan ketekunan mereka untuk mendapatkan kelas yang lebih tinggi, tentu saja hal tersebut akan menyebabkan konflik di antara para siswa sendiri yang sama-sama menginginkan tempat yang lebih tinggi. Karena itu, pertarungan pun pastinya tidak akan dapat dihindari.Saat aba-aba jatuh dari Master Akademi, letusan energi meledak di seluruh lapangan itu dan ribuan siswa seperti air banjir melesat menuju piramida yang menjulang di depan mereka.Aaron berlari diikuti Maye dan Yue, mereka harus melewati lantai ubin sepanjang satu kilometer untuk mencapai piramida tersebut, dapat di bayangkan itu akan terlihat seperti lautan semut yang mengerubungi piramida gula di depan mereka.Energi Qi mengamuk saat semua orang berlomba untuk lebih cepat dari yang lainny
Insiden kecil itu ditonton oleh banyak orang, melihat hal tersebut tampaknya para siswa senior lainnya yang menjaga meja mulai ketakutan dan berlaku dengan adil. Mereka juga tidak mengerti, biasanya hal tersebut hanya akan diabaikan oleh akademi, jadi mengapa sekarang itu menjadi insiden?Menduga bahwa mungkin saja master akademi sedang dalam suasana hati yang buruk, mereka tidak berani main-main lagi. Beberapa juga memikirkan kemungkinan lain, bisa jadi anak muda itu adalah sosok yang diperhatikan oleh para tetua. Dugaan mana yang benar, mereka segera melupakan kejadian itu dan melayani para calon siswa dengan benar.Yue memandang Aaron dengan sudut matanya, laki-laki muda tersebut semakin berubah dari hari ke hari sejak ia pertama kali bertemu dengannya. Pemuda lusuh itu yang ditemuinya di jalan, hari ini telah membantunya untuk masuk menjadi murid resmi akademi merah putih. Bagaimanapun juga itu adalah sebuah pencapaian bagi dirinya sendiri, sebelumnya ia tidak memiliki keyakinan
Mengetahui bahwa sebenarnya orang yang di depannya ini adalah bawahan Meiyo, yang berarti dia memiliki status lebih rendah di bawahnya, wajah Guyo langsung menjadi gelap. "Beraninya kau, aku adalah putra dari pemimpin serikat, apakah kau tahu hal itu?" teriaknya. Ia mendengus dengan mata berapi-api. Telah terbayang olehnya akan membuat anak laki-laki ini hancur berkeping-keping."Lalu bagaimana jika kau adalah putra pemimpin serikat? Nona Meiyo adalah putri pemilik serikat," cibir Aaron.Wajah Guyo merah padam, apa yang di katakan Aaron benar, Meiyo adalah anak pemilik serikat. Tetapi ia tidak merasa takut sekarang. "Hanya tinggal menunggu waktu, tidak lama lagi serikat akan menjadi milik ayahku," sanggahnya dengan marah. Aaron memandangnya dengan sinis, orang ini bahkan tidak perlu menyembunyikan pengkhianatan yang dilakukan oleh keluarganya. Perdebatan itu berhenti ketika kerumunan orang-orang datang dari arah lain, menyadari mereka telah kehilangan banyak waktu, Aaron segera be