Beranda / Fantasi / Puncak Benua / Bab 7 Jangan Mati, Tuan!

Share

Bab 7 Jangan Mati, Tuan!

Penulis: Milky Way
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-20 14:44:02

Maye tetap berada di dahan pohon sambil matanya celingukkan melihat jika ada gerakan dari anak laki-laki itu. Namun telah beberapa lama, ia tidak melihat satu gerakan pun.

Sangat khawatir ia berencana untuk turun, tetapi teringat pesan bocah itu untuk harus terus berada di dahan pohon, ia mengurungkan niatnya.

Dalam kebingungan tiba-tiba terdengar suara keresek dari balik pepohonan. Seorang pemuda berjalan sempoyongan dan berlumuran darah berjalan ke arahnya. Bajunya robek di beberapa bagian dan wajahnya penuh cipratan merah yang membuatnya terlihat mengerikan seperti seseorang yang baru saja keluar dari medan pertempuran.

Gadis itu segera melompat turun, ia bergegas ke depan dan menghampiri anak muda itu.

Namun setelah dekat, tubuh laki-laki muda itu jatuh merosot dan akan tumbang. Maye buru-buru menangkap tubuhnya. Aaron samar-samar mencium aroma harum dan segar dari tubuh wanita itu.

Maye terlihat sangat cemas dan berpikir pastilah serigala-serigala itu telah merobek tubuh si penyelamatnya ini.

Membaringkan kepala pemuda itu di pangkuannya, gadis itu mengambil sehelai sapu tangan dan membersihkan noda darah di wajah anak laki-laki itu.

Aaron mengerang, meracau tidak jelas. Sepertinya ia benar-benar akan segera mati, hingga membuat gadis itu semakin ketakutan.

Mengangkat satu tangannya dan berusaha menunjuk sesuatu, Aaron berkata terbata-bata, "Katakan ... ke... kepada .. Nona Yue ..." Belum sempat ucapannya sampai, tangannya jatuh kembali ke tanah dan kepalanya tergolek ke satu sisi.

Maye panik. "Kamu, jangan mati!" teriaknya. "Tolooong!" ia berteriak lagi sekuat tenaga berharap seseorang mendengar.

Berpikir anak ini kehabisan darah, ia memeriksa sekujur tubuhnya mencari di mana luka parahnya berada. Namun setelah beberapa saat, ia tidak menemukan luka di mana pun.

Maye agak bingung, tidak ada luka di tubuhnya. Memeriksa sekali lagi, tetap tidak menemukan satu sayatan pun. Darah di bajunya bukanlah keluar dari luka fisik anak ini.

Mengamati wajah anak itu, Maye tertegun. Anak ini cukup tampan, hidungnya sedikit mancung, alis hitamnya yang tegas, bulu matanya ... tiba-tiba wajah Maye berubah gelap, bulu mata itu bergerak-gerak, anak ini sama sekali tidak pingsan!

Sangat keras ia menarik hidung laki-laki itu. "Jangan pura-pura! Kamu tidak pingsan!" sungut Maye dengan marah.

Merasakan hidungnya sangat sakit, Aaron terlonjak dan membuka matanya, ia bergegas menjauh. "Nona, kejam sekali!" protesnya. Ia menggosok hidungnya yang terasa mau copot.

Maye tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis, laki-laki ini terlalu berakting. Sesaat hatinya lega anak muda itu baik-baik saja, namun amarahnya muncul lagi teringat tubuhnya telah ditonton sedemikian rupa sebelumnya.

Dengan satu gerakan ia menghunus pedangnya dan mengarahkannya ke leher Aaron. Perasaan dingin menyebabkan bulu kuduk Aaron merinding, ia mengangkat kedua tangannya berharap untuk menjernihkan kesalah pahaman.

"A ... aku bisa menjelaskan ... " ucapnya terbata. Dengan cepat Aaron menjelaskan apa yang dialaminya sehingga ia berakhir di dalam sungai.

Maye menggigit bibir, sekilas tatapan rumit melintas di matanya. Apapun alasannya itu tetap saja tidak merubah kenyataan bahwa Aaron telah melihat tubuhnya. Meski kebenarannya ia melihat kelinci itu sebelumnya.

"Siapa namamu?"

"Aaron ... " jawab Aron. Dengan lambat ia menurunkan tangannya dan menggeser perlahan ujung pedang gadis itu.

Merasa tidak dapat melakukan apa-apa terhadap anak ini, Maye menghela napas dengan sedih lalu menarik pedangnya dengan lemah. "Aku harap kamu bijaksana dan berpura-pura hari ini tidak ada yang terjadi. Jika saja ini menyebar, akibatnya tidak akan baik untukmu." Maye berbalik dan melangkah pergi.

Aaron memandangi lekuk tubuh wanita menawan itu yang berjalan menjauh. Memejamkan matanya dengan pahit ia

mengambil bungkusan di tanah yang berisi empat taring serigala.

Memang seharusnya itu tidak perlu diingat, meskipun pernah jatuh di lubang yang sama namun pada akhirnya wanita itu tetaplah berada pada tempat yang tidak bisa dijangkaunya saat ini. Matanya melirik sepotong kain penuh darah, ia mengambilnya dan mengetahui kalau itu adalah milik gadis tersebut. Sekilas ia melihat sebuah nama di salah satu sudutnya, Aaron jadi tahu nama gadis pemilik sapu tangan itu adalah Maye.

Aaron berjalan mengikuti di belakang dengan menjaga jarak, khawatir gadis itu akan kembali menjadi gila dan melakukan hal-hal bodoh seperti mencongkel matanya.

Sesampai di pinggir sungai, Aaron langsung menceburkan dirinya ke dalam sungai. Maye terkejut dan menoleh ke belakang. Melihat anak itu bertelanjang dada wajahnya jadi merah, "Cabul! Kenapa kamu tidak menungguku pergi terlebih dahulu?!" bentaknya dengan marah.

Aaron tertegun, menyadari keadaan dirinya ia membenamkan tubuhnya lalu menatap gadis itu dengan tatapan tak bersalah.

Gadis itu merengut, lalu menghentakkan kakinya dan berbalik. Namun suara Aaron menghentikannya.

"Tunggu, maukah Nona melemparkan bajuku yang tertinggal di atas tebing?" pintanya.

Wajah Maye merah padam, sejak kapan ada seorang pelayan yang berani memerintahnya?

"Apa kamu pikir aku pembantumu?!" teriaknya dengan marah.Tanpa menoleh ia terus berjalan menaiki tangga menuju ke atas tebing. Sesampai di atas ia melihat buntalan kain. Maye hendak mengabaikannya, namun beberapa langkah kemudian ia memejamkan mata. Menggigit bibirnya ia berbalik, dengan kesal disepaknya buntalan kain itu hingga jatuh ke dalam jurang tempat Aaron sedang mandi. Namun memperhatikan arah jatuhnya buntalan itu, mau tidak mau gadis itu menutup mulutnya dan tertawa geli.

Aaron melihat buntalan kainnya meluncur jatuh ke dalam sungai, terlonjak ia berusaha mengejar agar itu tidak terendam air. Namun terlambat, buntalannya itu langsung tenggelam begitu menyentuh permukaan sungai.

Sungguh gadis yang kejam! teriaknya di dalam hati dengan marah.

...

Kembali ke perkemahan, paman Lei tertegun saat melihat Aaron datang dengan memakai pakaian yang basah.

"Ada apa denganmu?" tanya Paman Lei sambil melepaskan tenda dari kait tiangnya.

"Aku terjatuh, Paman," jawab Aaron. Paman Lei geleng-geleng kepala lalu mengalihkan perhatiannya.

Segera Aaron bergegas membantu paman Lei membongkar tenda-tenda dan peralatan untuk memasukkannya kembali ke dalam gerbong barang.

Seperti seorang majikan pada umumnya, Nona Yue terlihat acuh pagi ini. Ia hanya melirik sekilas kepada Aaron dan tidak menyapanya. Aaron menjadi agak kikuk. Tentang itu tidak ada yang perlu dikatakannya, ia hanyalah seorang pelayan kecil sekarang.

Seperti yang telah disepakati, iring-iringan kereta tuan Hong dan tuan Mutsa berangkat bersamaan.

Kereta yang di tumpangi Aaron tetap berada di paling belakang, kakek Long mengendalikan kuda-kuda dengan santai.

Melirik ke kereta di depannya Aaron menyaksikan Xia dan yang lainnya asik bercerita. Mereka berada dalam satu kereta yang tirainya dibiarkan terbuka, sehingga Aaron dapat melihatnya dengan jelas.

Bertemu tatapan dengan kedua mata cantik milik Maye, Maye segera membuang pandangannya dan mengacuhkan Aaron seperti ia tidak mengenalinya. Aaron hanya tersipu dengan canggung.

Tidak lama kemudian, iring-iringan kereta memasuki sebuah kota persinggahan untuk mereka semua mengisi bekal kembali.

...

Bab terkait

  • Puncak Benua   Bab 8 Menjual Hasil Buruan

    Konvoi berhenti di lapangan luas yang dikhususkan untuk parkiran pengunjung pasar kota. Qibo dan yang lainnya segera turun dari kereta. "Apa yang dilakukan anak itu?" tanya Xia sambil mengernyitkan keningnya. Yue menoleh, dan melihat Aaron menjemur pakaiannya di atap kereta barang. Maye yang juga melihat tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Menahan tawa ia berjalan menuju pasar bersama Qibo dan yang lainnya.Aaron tidak menyadari hal itu dan terus menjemur pakaiannya, setelah selesai ia bergabung dengan kakek Long dan paman Lei. Mengobrol sebentar kemudian ia merasa bosan. "Paman, bolehkah aku jalan-jalan ke dalam pasar sebentar?" tanya Aaron."Oh, tentu saja, tapi ingat jangan terlalu lama. Kamu harus kembali sebelum tuan Hong selesai berbelanja," jawab Paman Lei mengizinkan....Pasar itu cukup luas, di sisi kiri dan kanan jalan banyak kios-kios pedagang yang menawarkan barang jualan. Aaron hanya melirik sesekali tanpa niat membeli. Bukan karena tidak tertarik, hanya saja ia tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Puncak Benua   Bab 9 Penolong Tak Terduga

    Wajah Qibo terlihat merah padam, sementara di hadapannya seorang lelaki bertubuh cukup besar berdiri dengan kokoh dan tegas. Di sampingnya gadis bergaun merah yang terlihat manja sedang memainkan kipas bermotifkan bunga-bunga yang menebarkan aroma harum samar saat itu digerakkan. Seorang pria tampan memakai jubah putih ada di antara mereka yang tampak bersikap dingin dan acuh."Nona Yue terlebih dahulu membeli kipas itu, jadi bagaimanapun juga itu adalah milik Nona Yue. Bujia, kamu tidak bisa bersikap arogan dengan mengatakan itu adalah milik Nona Houlin hanya karena dia menginginkannya." Qibo sangat marah. Ketika mereka sedang tawar-menawar, wanita bergaun merah itu datang dan tiba-tiba saja merebut kipas di tangan Yue. "Milik Nona Yue? Bahkan itu belum dibayar, maka pemiliknya adalah yang mendapatkan barang tersebut. Sudahlah, Qibo, jika kamu ingin bertarung pun kamu tidak memiliki cukup kemampuan untuk itu," cibir Bujia memandang remeh kepada Qibo.Amarah Qibo terlihat dengan jela

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Puncak Benua   Bab 10 Kalian Tidak Berguna!

    Xia memandang pemuda itu dengan tatapan rumit, anak muda yang menolongnya itu siapa lagi kalau bukan Aaron?"Siapa kamu berani ikut campur urusan Tuan Muda ini!" Bujia yang melihat pemuda itu berpenampilan biasa saja, segera membentak dengan marah.Aaron mengabaikannya, lalu berjalan mendekati Xia, "Kamu baik-baik saja?" ia bertanya dan memperhatikan keadaan Xia. Xia mengangguk dengan wajah bingung.Sekilas Aaron melirik Yue dan Maye yang berdiri di pinggir lapangan, mengabaikan Qibo yang masih terduduk membersihkan muntahan darah di bajunya.Mata Qibo terbelalak tidak percaya, anak itu telah memblokir serangan kultivator bintang lima!Pemuda tampan berjubah putih mendengus dingin. "Hmmm ... dengan kekuatan puncak bintang satu kamu bisa memblokir seranganku. Nampaknya kamu memiliki cukup kemampuan tersembunyi di balik lengan bajumu," ujarnya menatap Aaron dengan penuh perhatian."Lupakanlah, kenapa kita tidak saling mundur satu langkah dan melepaskan kejadian hari ini?" ajak Aaron me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Puncak Benua   Bab 11 Sepuluh Kristal Berharga

    Mendapatkan tiga rumput roh fajar seharga tiga koin emas, Aaron tersenyum senang. Tinggal kristal-kristal itu sekarang. Nona Yue telah berjanji untuk meminjamkan sebelumnya, tetapi ia berpikir lebih baik jika mendapatkannya sendiri, meskipun itu tentu saja tidak akan begitu mudah.Saat Aaron selesai melipat pakaiannya yang dijemur di atas kereta barang, Yue bersama Xia datang menghampiri."Aaron, terima kasih telah membantuku tadi," ujar Xia. Nada arogan dan ketus seperti biasanya ia berbicara kepada Aaron telah tidak ada lagi. Tatapan sinisnya berganti dengan rasa malu karena telah menganggap remeh anak muda tersebut sebelumnya."Tidak masalah," jawab Aaron. "Aku hanya melakukannya secara acak, untung saja Hougan memiliki kebijaksanaan, jika tidak ... aku takut mereka akan melibatkan peringkat yang lebih tinggi," jelas Aaron.Xia mendesah ringan. "Yah ... untung saja begitu. Houlin dan Bujia itu sangat tidak masuk akal, dan mereka pendendam. Aku khawatir mereka belum menganggap ini b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Puncak Benua   Bab 12 Dilamar Kapten Cantik

    Aaron mendengarkan seluruh percakapan itu, ia menjadi tertarik dan ingin untuk bergabung. Dengan sedikit keraguan, Aaron bangkit, berdiri dan mendekati meja pemuda-pemuda itu. Mereka terlihat berusia di antara 20 sampai 25 tahun. Memakai pakaian seragam yang sama dengan tulisan dan logo sebuah perusahaan di dadanya. Melihat Aaron mendekat, mereka memandangnya dengan penuh perhatian. "Maaf, Kakak semua. Kebetulan saya dengan tidak sopan telah mendengar percakapan Kakak. Apakah Kakak semua membutuhkan tambahan orang untuk melakukan pekerjaan?" tanya Aaron. Ketiga orang itu memandangi Aaron dengan tercengang, salah satunya memindai tubuh Aaron dari atas sampai ke bawah. "Bocah, kamu belum cukup umur untuk mengerjakan pekerjaan orang dewasa," ucapnya, disambut tawa dua temannya. Aaron langsung menjadi malu, ia hanya melamar secara acak, tidak tahu misi apa sebenarnya yang dilakukan orang ini. "Pergilah, misi ini tidak cocok untukmu," ujar pria itu sambil melambaikan tangannya menyur

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Puncak Benua   Bab 13 Tas Semesta

    Mata laki-laki angkuh itu memandangi Aaron dari kaki hingga rambutnya, melihat buntalan di bahunya ia terbahak dan geleng-geleng kepala. Tetapi sebelum ia sempat berkata, Meiyo segera mengajak Aaron dan anggotanya untuk menjauhi para lelaki itu.Terdengar tawa ejekan di belakang mereka saat melangkah pergi.Meiyo melemparkan sebuah benda kepada Aaron, "Kamu gunakan tas itu untuk menyimpan barang-barangmu atau jika kamu menemukan sesuatu yang berharga di perjalanan. Kembalikan padaku setelah misi kita selesai," ujarnya, saat melirik buntalan kain yang dibawa oleh Aaron, ia menggelengkan kepalanya. Bocah itu tampaknya benar-benar miskin. Aaron menyambutnya, dan menemukan sebuah tas seukuran kantong yang memiliki kaitan kunci untuk dipasang di dalam saku jubahnya. Itu adalah tas penyimpanan, orang-orang menyebutnya Tas Semesta. Tas Semesta memiliki ruangan spasial di dalamnya dengan fungsi sama seperti cincin penyimpanan, hanya saja Tas Semesta berada pada kelas yang lebih rendah. Namun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Puncak Benua   Bab 14 Kerusuhan di Malam Buta

    Aaron mengambil sebuah botol dari dalam tas semesta. "Apa itu?" tanya Goukin."Ini bubuk penghilang aroma, akan efektif untuk menjauhkan monster evolusi dari kawasan di sekitar kita," jawab Aaron menjelaskan.Goukin mengernyit lalu berkata, "Aku sudah menaburkan itu sebelumnya." "Tidak apa-apa, lebih banyak akan lebih bagus," ujar Aaron. Ia tidak akan mengatakan bahwa miliknya jauh lebih baik, itu akan menyinggung yang lain.Setelah selesai menaburkan bubuk itu ke sekeliling tempat mereka beristirahat, Aaron menaburkan sebagian ke tubuhnya. Kemudian memberikan kepada Goukin sedikit, lalu meminta Goukin meratakan ke tubuhnya sendiri. Goukin mengermyit. "Untuk apa melakukan itu?""Lakukan saja," desak Nero dengan senyum misterius. Goukin terpana sesaat, tetapi ia tetap melakukannya. Ia ingin tahu apa maksud bocah ini."Ayo kita tangkap pengintai itu," ajak Aaron dengan bersemangat. Goukin tercengang. "Apakah kamu tahu apa itu yang mengintai?" tanyanya heran."Ikut saja, tempat ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Puncak Benua   Bab 15 Merampok Hasil Buruan

    "Sungguh tangkapan yang besar," ujar Ciyo. "Tuan muda ini tidak menyangka tim Nona Meiyo sanggup menundukkan monster ganas ini." "Pergilah, Ciyo. Kami tidak mengharapkan kehadiranmu di sini. Tangkapan itu, jangan pernah punya ide tentangnya," ketus Meiyo. Ia berdiri dan membenahi roknya. "Sebenarnya kami telah mengejar badak ini selama beberapa hari, Tuan Muda ini sangat berterima kasih tim Nona Meiyo telah menangkapnya untuk kami. Sebagai kompensasi, Tuan Muda ini dengan murah hati akan memberikan dua puluh batu kristal," ucap Ciyo tanpa merasa malu. Kontan tim Meiyo yang mendengar menjadi marah. Badak itu keseluruhan bernilai tidak akan kurang dari dua ratus batu kristal. "Omong kosong! Tutup mulutmu dan menjauhlah," teriak Meiyo sambil meludah ke tanah. Namun Ciyo hanya tertawa dengan santai, di belakangnya sepuluh orang bertubuh kekar terlihat bersiap, meskipun mereka anak buah Ciyo, namun sedikit rasa sungkan mereka terhadap putri pemilik serikat masih ada. Jadi mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • Puncak Benua   Bab 19 Tubuh Mulus Itu

    Meiyo segera mengeluarkan beberapa buah tabung dari tas semestanya. Melakukan itu membuatnya terus meringis kesakitan. Aaron membantunya, lalu mengisi seluruh tabung itu dengan cairan Sumsum. Saat semuanya telah terisi, Meiyo mengatakan kalau tabung untuk menyimpan cairan sudah habis. Ada dua belas seluruhnya, dan di dalam kolam masih banyak cairan itu. Aaron memberikan enam tabung untuk Meiyo dan menyimpan enam lainnya untuk dirinya sendiri. "Tidak apa-apa, lain kali kita bisa datang lagi kesini dan mengambilnya," ujar Aaron. Namun, segera ia teringat sesuatu, bagian paling berharga dari cairan sumsum ini adalah endapan di dasar paling bawah kolam. Matanya segera berbinar. Tanpa pikir panjang ia segera mengeluarkan beberapa botol giok dari tas semestanya, melupakan ada Meiyo di sampingnya ia membuka baju. Meiyo memalingkan mukanya dengan malu. Aaron mengabaikan lalu perlahan masuk ke dalam kolam, air kolam itu tidak terlalu dalam, hanya setinggi lehernya jika ia duduk di dala

  • Puncak Benua   Bab 18 Menerobos Meiyo

    Aaron merasakan tubuhnya remuk, menyadari tempat terjatuhnya berada di dekat lorong tempatnya masuk sebelumnya, ia mengumpulkan seluruh tenaganya dan membuang tubuh Meiyo yang tidak sadarkan diri ke dalam lorong itu. Dua belalai kembali menjulang di kolam, sepertinya binatang monster itu tidak akan membiarkan Aaron lolos dan menghujaninya dengan serangan membabi buta, dengan sisa tenaganya Aaron merangkak masuk ke dalam terowongan menyusul Meiyo. Suara hantaman belalai itu membuat bunyi gemuruh dan gua serasa akan runtuh, batu-batu bulan berjatuhan dan berserakan di lantai. Tidak ingin berada di lorong itu lebih lama, Aaron sekuat tenaga mengangkat tubuh Meiyo dan berjalan tertatih menuju tempat mereka pertama datang.Ia mendengar suara gaduh dan keributan hebat di belakang. Suara pekik dan jerit kemarahan monster itu terdengar mengerikan, namun Aaron tidak memikirkan itu, yang paling penting adalah menjauh sesegera mungkin. Beruntung sepertinya makhluk tersebut tidak bisa melewati

  • Puncak Benua   Bab 17 Anggrek Spektrum Api

    Di ujung lorong, mereka menemukan ruangan yang cukup luas. Sama seperti ruangan sebelumnya, ruangan ini juga dipenuhi dengan batu bulan. Di tengah-tengah ruangan mereka melihat ada sebuah kolam yang mengepulkan uap panas, Meiyo dan Aaron mendekati. Samar-samar di balik uap tersebut mereka melihat tiga pilar batu yang mencuat dari dalam kolam. Memperhatikan lebih teliti, Meiyo menarik napas lega. Dengan tersenyum ia berkata, "Kita tidak salah, memang di sini tempatnya."Aaron memperhatikan apa yang dimaksud Meiyo, segera ia menemukan tumbuhan seperti bunga anggrek di puncak ketiga pilar tersebut. Bunga itu menyemburkan sinar merah muda, di bagian bawah bunga itu ada beberapa daun berwarna gelap tua. Terasa konsentrasi aliran energi panas seperti berkumpul di sekitar bunga itu. Herbal mistis itu tampak belum terlalu tua, tetapi telah memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai bahan obat.Meiyo berjongkok di pinggir kolam, memperhatikan air berwarna merah bening dengan uap hangat. Dengan s

  • Puncak Benua   Bab 16 Pintu Rahasia

    Pagi hari mereka mengetahui ternyata tempat mereka bermalam adalah lokasi badak trisula untuk minum air di sungai dekat mereka bermalam, mereka menemukan jejak-jejak kaki badak itu di pinggirannya.Tim Meiyo melanjutkan perjalanan lebih jauh masuk ke dalam hutan, mereka menuju bagian barat Hutan Herbal untuk menelusuri keberadaan barang yang mereka cari.Sepanjang perjalanan Aaron terus mengambil daging dendengnya satu per satu dan mengunyahnya. Anggota lainnya sangat heran dengan nafsu makan anak itu yang besar, bahkan mereka mengejeknya dengan mengalahkan nafsu makan si gendut Goukin.Aaron hanya tertawa menanggapi, Setelah berjalan setengah hari, mereka menemukan sebuah danau yang cukup luas. Danau besar itu dikitari oleh bukit-bukit di sekelilingnya. "Di sinilah tempatnya," kata Meiyo."Di sebelah mana gua itu?" tanya Guzo, yang lain memperhatikan sekeliling."Andai saja begitu mudah. Informan itu hanya mengatakan bahwa gua itu ada di dekat danau, dia tidak memberitahukan di man

  • Puncak Benua   Bab 15 Merampok Hasil Buruan

    "Sungguh tangkapan yang besar," ujar Ciyo. "Tuan muda ini tidak menyangka tim Nona Meiyo sanggup menundukkan monster ganas ini." "Pergilah, Ciyo. Kami tidak mengharapkan kehadiranmu di sini. Tangkapan itu, jangan pernah punya ide tentangnya," ketus Meiyo. Ia berdiri dan membenahi roknya. "Sebenarnya kami telah mengejar badak ini selama beberapa hari, Tuan Muda ini sangat berterima kasih tim Nona Meiyo telah menangkapnya untuk kami. Sebagai kompensasi, Tuan Muda ini dengan murah hati akan memberikan dua puluh batu kristal," ucap Ciyo tanpa merasa malu. Kontan tim Meiyo yang mendengar menjadi marah. Badak itu keseluruhan bernilai tidak akan kurang dari dua ratus batu kristal. "Omong kosong! Tutup mulutmu dan menjauhlah," teriak Meiyo sambil meludah ke tanah. Namun Ciyo hanya tertawa dengan santai, di belakangnya sepuluh orang bertubuh kekar terlihat bersiap, meskipun mereka anak buah Ciyo, namun sedikit rasa sungkan mereka terhadap putri pemilik serikat masih ada. Jadi mereka

  • Puncak Benua   Bab 14 Kerusuhan di Malam Buta

    Aaron mengambil sebuah botol dari dalam tas semesta. "Apa itu?" tanya Goukin."Ini bubuk penghilang aroma, akan efektif untuk menjauhkan monster evolusi dari kawasan di sekitar kita," jawab Aaron menjelaskan.Goukin mengernyit lalu berkata, "Aku sudah menaburkan itu sebelumnya." "Tidak apa-apa, lebih banyak akan lebih bagus," ujar Aaron. Ia tidak akan mengatakan bahwa miliknya jauh lebih baik, itu akan menyinggung yang lain.Setelah selesai menaburkan bubuk itu ke sekeliling tempat mereka beristirahat, Aaron menaburkan sebagian ke tubuhnya. Kemudian memberikan kepada Goukin sedikit, lalu meminta Goukin meratakan ke tubuhnya sendiri. Goukin mengermyit. "Untuk apa melakukan itu?""Lakukan saja," desak Nero dengan senyum misterius. Goukin terpana sesaat, tetapi ia tetap melakukannya. Ia ingin tahu apa maksud bocah ini."Ayo kita tangkap pengintai itu," ajak Aaron dengan bersemangat. Goukin tercengang. "Apakah kamu tahu apa itu yang mengintai?" tanyanya heran."Ikut saja, tempat ini

  • Puncak Benua   Bab 13 Tas Semesta

    Mata laki-laki angkuh itu memandangi Aaron dari kaki hingga rambutnya, melihat buntalan di bahunya ia terbahak dan geleng-geleng kepala. Tetapi sebelum ia sempat berkata, Meiyo segera mengajak Aaron dan anggotanya untuk menjauhi para lelaki itu.Terdengar tawa ejekan di belakang mereka saat melangkah pergi.Meiyo melemparkan sebuah benda kepada Aaron, "Kamu gunakan tas itu untuk menyimpan barang-barangmu atau jika kamu menemukan sesuatu yang berharga di perjalanan. Kembalikan padaku setelah misi kita selesai," ujarnya, saat melirik buntalan kain yang dibawa oleh Aaron, ia menggelengkan kepalanya. Bocah itu tampaknya benar-benar miskin. Aaron menyambutnya, dan menemukan sebuah tas seukuran kantong yang memiliki kaitan kunci untuk dipasang di dalam saku jubahnya. Itu adalah tas penyimpanan, orang-orang menyebutnya Tas Semesta. Tas Semesta memiliki ruangan spasial di dalamnya dengan fungsi sama seperti cincin penyimpanan, hanya saja Tas Semesta berada pada kelas yang lebih rendah. Namun

  • Puncak Benua   Bab 12 Dilamar Kapten Cantik

    Aaron mendengarkan seluruh percakapan itu, ia menjadi tertarik dan ingin untuk bergabung. Dengan sedikit keraguan, Aaron bangkit, berdiri dan mendekati meja pemuda-pemuda itu. Mereka terlihat berusia di antara 20 sampai 25 tahun. Memakai pakaian seragam yang sama dengan tulisan dan logo sebuah perusahaan di dadanya. Melihat Aaron mendekat, mereka memandangnya dengan penuh perhatian. "Maaf, Kakak semua. Kebetulan saya dengan tidak sopan telah mendengar percakapan Kakak. Apakah Kakak semua membutuhkan tambahan orang untuk melakukan pekerjaan?" tanya Aaron. Ketiga orang itu memandangi Aaron dengan tercengang, salah satunya memindai tubuh Aaron dari atas sampai ke bawah. "Bocah, kamu belum cukup umur untuk mengerjakan pekerjaan orang dewasa," ucapnya, disambut tawa dua temannya. Aaron langsung menjadi malu, ia hanya melamar secara acak, tidak tahu misi apa sebenarnya yang dilakukan orang ini. "Pergilah, misi ini tidak cocok untukmu," ujar pria itu sambil melambaikan tangannya menyur

  • Puncak Benua   Bab 11 Sepuluh Kristal Berharga

    Mendapatkan tiga rumput roh fajar seharga tiga koin emas, Aaron tersenyum senang. Tinggal kristal-kristal itu sekarang. Nona Yue telah berjanji untuk meminjamkan sebelumnya, tetapi ia berpikir lebih baik jika mendapatkannya sendiri, meskipun itu tentu saja tidak akan begitu mudah.Saat Aaron selesai melipat pakaiannya yang dijemur di atas kereta barang, Yue bersama Xia datang menghampiri."Aaron, terima kasih telah membantuku tadi," ujar Xia. Nada arogan dan ketus seperti biasanya ia berbicara kepada Aaron telah tidak ada lagi. Tatapan sinisnya berganti dengan rasa malu karena telah menganggap remeh anak muda tersebut sebelumnya."Tidak masalah," jawab Aaron. "Aku hanya melakukannya secara acak, untung saja Hougan memiliki kebijaksanaan, jika tidak ... aku takut mereka akan melibatkan peringkat yang lebih tinggi," jelas Aaron.Xia mendesah ringan. "Yah ... untung saja begitu. Houlin dan Bujia itu sangat tidak masuk akal, dan mereka pendendam. Aku khawatir mereka belum menganggap ini b

DMCA.com Protection Status