Home / Fantasi / Puncak Benua / Bab 5 Majikan Cantik yang Baik Hati

Share

Bab 5 Majikan Cantik yang Baik Hati

Author: Milky Way
last update Last Updated: 2024-11-17 18:38:37

Mendengar saran nona Xia, Aaron terdiam. Ia telah berjanji kepada ayah dan ibunya suatu hari nanti akan menjadi seorang yang kuat. Masuk akademi adalah jalan untuknya menjadi terampil dengan cepat, namun membayangkan harapan itu akan hilang sekarang hatinya sangat tidak rela.

"Aku akan mencoba mencari cara," jawab Aaron menanggapi saran Xia.

"Bodoh, bahkan jika kamu bisa masuk ke dalam akademi, kamu hanya akan menjadi bahan bully-an siswa lain. Tapi terserahmu, kamu yang akan mengalaminya," ucap Xia dengan sinis. Sebenarnya ia lebih suka jika Aaron ikut dengan paman Hong, dengan demikian mereka akan mendapatkan tenaga yang cukup cekatan dan lincah. Mendengus lalu ia bangkit dan pergi menuju tendanya, suasana hatinya menjadi buruk.

"Maafkan sikap kakakku, tolong jangan dimasukkan ke dalam hati," kata Yue. Meskipun saat ini Aaron adalah bawahannya, namun setelah pekerjaannya selesai nanti hubungan majikan dan pelayan akan berakhir.

"Tidak masalah, Nona. Kakak Xia benar dengan perkataannya. Aku hanya harus berjuang lebih keras," balas Aaron.

"Ambil ini, makanlah jika kamu kelaparan tengah malam." Yue mendorong piring berisi daging ke depan.

Aaron melirik paman Lei meminta persetujuan. Paman Lei mengedipkan matanya, lalu tanpa ragu Aaron berjalan dan mengambil potongan daging tersebut.

Setelah Aaron mendekat, Yue berkata dengan suara lambat. "Tentang persyaratan itu tidak usah khawatir, aku akan meminjamkannya kepadamu nanti," ujarnya.

Aaron terkejut, ia tidak percaya telah mendengar kata-kata itu. "Maaf, Nona?" Aaron ingin Yue mengulangi kalimatnya.

"Aku akan meminjamkanmu sepuluh kristal, rumput roh dan inti monster nanti. Tapi kamu harus mengembalikan jika telah memilikinya," ulang Yue menjelaskan.

Aaron tertegun, kata-kata Nona Yue adalah penyelamat jiwa baginya. Jika ia tidak ingin kehilangan harapan dan tujuannya maka jalan satu-satunya saat ini adalah menerima kebaikan nona Yue.

Menangkupkan kedua tangan dengan cepat ia berkata, "Karena seperti itu, Aaron mengucapkan terima kasih atas pertolongan Nona Yue. Aaron pastinya akan membalas kebaikan Nona Yue di masa depan."

"Tidak masalah, lagipula itu hanya pinjaman. Tidak perlu dibesar-besarkan," ujar Yue tersenyum. Ia berdiri dan mengangguk, lalu berjalan menyusul kakaknya ke dalam tenda.

Aaron memandangi punggung Yue yang menjauh. Menyadari sosok Yue telah menghilang ke dalam tenda, Aaron menarik napas, lalu berbalik kepada paman Lei.

"Paman Lei, apakah tuan Hong tidak keberatan dengan apa yang ditawarkan nona Yue kepadaku?" tanya Aaron setelah nona Yue pergi.

Paman Lei jelas mendengarkan ketika Yue menawarkannya bantuannya.

"Hahaha ... mereka orang kaya, tidak perlu khawatir. Lagipula jika kamu tidak menerimanya, lantas bagaimana kamu akan mendapatkan persyaratan itu?" jawab Paman Lei. Ia cukup suka dengan bocah laki-laki ini, selain cekatan tampaknya anak ini juga cukup cerdas.

Aaron sedikit lega mendengar kata-kata paman Lei, dalam hati ia bersyukur telah bertemu orang baik diperjalanannya.

Dengan riang ia membereskan meja tempat makan kedua nona itu dan menyimpannya ke dalam gerbong barang.

Selesai dengan pekerjaan itu Aaron mengambil buntalan kainnya, lalu merebahkan tubuhnya di tikar dekat api unggun.

Tidak lama kemudian Aaron pun jatuh tertidur.

...

"Kamu tidak perlu begitu baik, Yue. Ingat dia itu orang asing, dirimu terlalu mudah dimanfaatkan," tegur Xia setelah Yue masuk ke dalam tenda mereka.

Yue baru menyadari kakak Xia ternyata mendengar obrolannya dengan Aaron. "Tidak apa-apa, Kak. Dia tidak memanfaatkanku tetapi akulah yang menawarkan pinjaman kepadanya. Lagipula dia bekerja dengan kita. Sedikit memberinya kebaikan barangkali ada gunanya," kilah Yue beralasan.

"Berguna? Huh ... aku tidak percaya seorang gelandangan akan berguna bagimu," cibir Xia. Ia kesal adiknya tidak menuruti kata katanya.

"Sudahlah ... Aku mau tidur, Kak," pungkas Yue mengakhiri obrolan, ia malas berdebat.

Tetapi Xia sepertinya belum ingin berhenti. "Bagaimana menurutmu tuan muda Qibo? Sepertinya cukup cocok untukmu?" Xia mengalihkan pembicaraan.

"Qibo? Aku tidak tertarik sama sekali," jawab Yue acuh.

"Semua orang tahu kalau Qibo suka padamu, kenapa kamu tidak memberinya sedikit perhatian?" Xia terus mendesaknya dengan topik itu.

"Aku hanya ingin fokus berkultivasi, Kak, tidak memikirkan hal-hal yang seperti itu," elak Yue. Ia menarik selimut dan memejamkan mata.

"Ah, andai saja klan kita dan klan Qibo bisa dipersatukan. Dua klan lainnya akan tunduk di bawah kita," gumam Xia. Namun Yue pura-pura tidak mendengar.

Menyadari Yue tidak merespon lagi, Xia pun menarik selimut dan memejamkan mata.

...

Pagi subuh Aaron terbangun, ia meregangkan tubuhnya dan menguap kemudian berjalan menuju ke arah sungai di dalam hutan.

Cahaya temaram fajar masih muram namun tidak membatasi pandangannya ke sekeliling. Ia dengan jelas dapat melihat pepohonan dan jalan yang ditapakinya.

Tiba-tiba sesuatu terlihat berlari di depannya, memperhatikan dengan cermat Aaron melihat seekor kelinci menyembunyikan dirinya ke dalam semak-semak.

Aaron sangat menyukai daging kelinci. Selama dalam perjalanan ia telah berburu kelinci untuk menjadi santapannya. Dengan bumbu racikan yang dibekali ibunya, kelinci itu akan terasa sangat gurih dan lezat.

Melemparkan buntalan kainnya, Aaron mengendap-endap. Ia telah cukup mahir untuk menangkap hewan lincah yang satu ini.

Mengambil sebongkah batu seukuran kepalan tangan, Aaron melemparnya ke samping persembunyian kelinci tersebut. Hewan kecil itu terkejut lalu melompat hendak melarikan diri. Namun Aaron telah siap dengan itu, telah mengukur sebelumnya dengan presisi, Aaron secepat-kilat menerkam kelinci tersebut dan mengulurkan kedua tangannya.

Happp!

"Kena kau!" teriak Aaron dengan gembira. Namun ia segera menjadi pucat karena tempatnya menangkap kelinci tersebut adalah sebuah tebing terjal. Aaron tidak menyadari sebelumnya sebab tebing itu terhalang semak-semak.

Hilang keseimbangan tubuhnya tanpa ampun meluncur tak terkendali bersama kelinci yang dipegangnya.

Dengan panik Aaron berusaha meraih sesuatu, namun tidak menemukan apa pun untuk menjadi pegangan tangannya.

Gluduk! gluduk! gluduk!

Tubuhnya terus berguling di tebing tersebut. Sekarang kelinci itu telah terlepas dari tangannya, makhluk kecil malang itu juga ikut bergulingan. Di ujung tebing ia merasakan tubuhnya melayang, lalu jatuh ke dalam sungai.

Byurrrr!

Karena tidak siap akan jatuh masuk ke dalam air, Aaron gelagapan. Merasakan kakinya menyentuh dasar sungai ia segera menginjaknya dengan kuat, lalu mendorong tubuhnya meluncur ke atas.

Tetapi alangkah terkejutnya Aaron ketika kepalanya menyembul di permukaan sungai, pandangannya langsung tertumpu pada tatapan panik seorang gadis yang berusaha menutupi tubuh telanjangnya dengan selembar kain.

"Dasar mesum! Kau mengintipku?!" bentak suara itu dengan marah.

Aaron gugup, mengalihkan pandangannya dari tubuh yang sebagian terbuka itu ia segera berenang ke arah berlawanan.

Sekilas Aaron sempat melihat wajahnya, itu adalah gadis yang bersama Qibo.

Aku dalam masalah! rutuknya dalam hati dengan panik.

Gadis itu buru-buru mengenakkan pakaiannya, meraih pedang yang tergeletak, wajahnya merah padam dan langsung mengejar Aaron. Ia sempat melirik seekor kelinci melintas di sampingnya yang basah kuyup menyelamatkan diri.

Aaron bergegas naik ke tepi sungai. Tanpa menoleh ke gadis itu ia berlari sekuat tenaga. Sementara wanita itu terus mengejar di belakangnya dengan pedang terhunus. Sepertinya ia benar-benar berniat akan menguliti Aaron hidup-hidup.

...

Related chapters

  • Puncak Benua   Bab 6 Menyentuh Kelembutan

    Dua sosok saling kejar-kejaran di dalam hutan. Satu laki-laki basah kuyup, satunya gadis dengan tubuh menawan mengejar di belakang."Nona, tunggu ... dengarkan penjelasanku!" teriak Aaron. Ia membalikkan tubuhnya.Tetapi gadis itu tidak memberi Aaron kesempatan, ia memanfaatkan momen itu untuk meluncurkan tusukan pedangnya ke arah Aaron."Hanya kematianmu yang bisa menjelaskan, bocah cabul!" teriak gadis itu dengan wajah penuh amarah. Dengan ngeri Aaron membalikkan tubuhnya dan berlari kembali.Sungguh wanita yang ganas, pikirnya. Ia mencari cara untuk meloloskan diri, namun pinggir sungai ini terlalu terbuka dan tidak ada tempat untuk bersembunyi.Mengarahkan pelariannya ke arah hutan, Aaron meliuk dengan gesit di antara pepohonan. Namun gadis di belakangnya sedikit pun tidak melonggarkan pengejarannya. Barangkali jika ia mendapatkan Aaron saat ini, mungkin saja Aaron akan menjadi daging cincang dan terpotong-potong.Semakin lama mereka semakin jauh masuk ke dalam hutan. Bagi Aaron u

    Last Updated : 2024-11-19
  • Puncak Benua   Bab 7 Jangan Mati, Tuan!

    Maye tetap berada di dahan pohon sambil matanya celingukkan melihat jika ada gerakan dari anak laki-laki itu. Namun telah beberapa lama, ia tidak melihat satu gerakan pun.Sangat khawatir ia berencana untuk turun, tetapi teringat pesan bocah itu untuk harus terus berada di dahan pohon, ia mengurungkan niatnya.Dalam kebingungan tiba-tiba terdengar suara keresek dari balik pepohonan. Seorang pemuda berjalan sempoyongan dan berlumuran darah berjalan ke arahnya. Bajunya robek di beberapa bagian dan wajahnya penuh cipratan merah yang membuatnya terlihat mengerikan seperti seseorang yang baru saja keluar dari medan pertempuran.Gadis itu segera melompat turun, ia bergegas ke depan dan menghampiri anak muda itu.Namun setelah dekat, tubuh laki-laki muda itu jatuh merosot dan akan tumbang. Maye buru-buru menangkap tubuhnya. Aaron samar-samar mencium aroma harum dan segar dari tubuh wanita itu. Maye terlihat sangat cemas dan berpikir pastilah serigala-serigala itu telah merobek tubuh si peny

    Last Updated : 2024-11-20
  • Puncak Benua   Bab 8 Menjual Hasil Buruan

    Konvoi berhenti di lapangan luas yang dikhususkan untuk parkiran pengunjung pasar kota. Qibo dan yang lainnya segera turun dari kereta. "Apa yang dilakukan anak itu?" tanya Xia sambil mengernyitkan keningnya. Yue menoleh, dan melihat Aaron menjemur pakaiannya di atap kereta barang. Maye yang juga melihat tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Menahan tawa ia berjalan menuju pasar bersama Qibo dan yang lainnya.Aaron tidak menyadari hal itu dan terus menjemur pakaiannya, setelah selesai ia bergabung dengan kakek Long dan paman Lei. Mengobrol sebentar kemudian ia merasa bosan. "Paman, bolehkah aku jalan-jalan ke dalam pasar sebentar?" tanya Aaron."Oh, tentu saja, tapi ingat jangan terlalu lama. Kamu harus kembali sebelum tuan Hong selesai berbelanja," jawab Paman Lei mengizinkan....Pasar itu cukup luas, di sisi kiri dan kanan jalan banyak kios-kios pedagang yang menawarkan barang jualan. Aaron hanya melirik sesekali tanpa niat membeli. Bukan karena tidak tertarik, hanya saja ia tida

    Last Updated : 2024-11-21
  • Puncak Benua   Bab 9 Penolong Tak Terduga

    Wajah Qibo terlihat merah padam, sementara di hadapannya seorang lelaki bertubuh cukup besar berdiri dengan kokoh dan tegas. Di sampingnya gadis bergaun merah yang terlihat manja sedang memainkan kipas bermotifkan bunga-bunga yang menebarkan aroma harum samar saat itu digerakkan. Seorang pria tampan memakai jubah putih ada di antara mereka yang tampak bersikap dingin dan acuh."Nona Yue terlebih dahulu membeli kipas itu, jadi bagaimanapun juga itu adalah milik Nona Yue. Bujia, kamu tidak bisa bersikap arogan dengan mengatakan itu adalah milik Nona Houlin hanya karena dia menginginkannya." Qibo sangat marah. Ketika mereka sedang tawar-menawar, wanita bergaun merah itu datang dan tiba-tiba saja merebut kipas di tangan Yue. "Milik Nona Yue? Bahkan itu belum dibayar, maka pemiliknya adalah yang mendapatkan barang tersebut. Sudahlah, Qibo, jika kamu ingin bertarung pun kamu tidak memiliki cukup kemampuan untuk itu," cibir Bujia memandang remeh kepada Qibo.Amarah Qibo terlihat dengan jela

    Last Updated : 2024-11-22
  • Puncak Benua   Bab 10 Kalian Tidak Berguna!

    Xia memandang pemuda itu dengan tatapan rumit, anak muda yang menolongnya itu siapa lagi kalau bukan Aaron?"Siapa kamu berani ikut campur urusan Tuan Muda ini!" Bujia yang melihat pemuda itu berpenampilan biasa saja, segera membentak dengan marah.Aaron mengabaikannya, lalu berjalan mendekati Xia, "Kamu baik-baik saja?" ia bertanya dan memperhatikan keadaan Xia. Xia mengangguk dengan wajah bingung.Sekilas Aaron melirik Yue dan Maye yang berdiri di pinggir lapangan, mengabaikan Qibo yang masih terduduk membersihkan muntahan darah di bajunya.Mata Qibo terbelalak tidak percaya, anak itu telah memblokir serangan kultivator bintang lima!Pemuda tampan berjubah putih mendengus dingin. "Hmmm ... dengan kekuatan puncak bintang satu kamu bisa memblokir seranganku. Nampaknya kamu memiliki cukup kemampuan tersembunyi di balik lengan bajumu," ujarnya menatap Aaron dengan penuh perhatian."Lupakanlah, kenapa kita tidak saling mundur satu langkah dan melepaskan kejadian hari ini?" ajak Aaron me

    Last Updated : 2024-11-23
  • Puncak Benua   Bab 11 Sepuluh Kristal Berharga

    Mendapatkan tiga rumput roh fajar seharga tiga koin emas, Aaron tersenyum senang. Tinggal kristal-kristal itu sekarang. Nona Yue telah berjanji untuk meminjamkan sebelumnya, tetapi ia berpikir lebih baik jika mendapatkannya sendiri, meskipun itu tentu saja tidak akan begitu mudah.Saat Aaron selesai melipat pakaiannya yang dijemur di atas kereta barang, Yue bersama Xia datang menghampiri."Aaron, terima kasih telah membantuku tadi," ujar Xia. Nada arogan dan ketus seperti biasanya ia berbicara kepada Aaron telah tidak ada lagi. Tatapan sinisnya berganti dengan rasa malu karena telah menganggap remeh anak muda tersebut sebelumnya."Tidak masalah," jawab Aaron. "Aku hanya melakukannya secara acak, untung saja Hougan memiliki kebijaksanaan, jika tidak ... aku takut mereka akan melibatkan peringkat yang lebih tinggi," jelas Aaron.Xia mendesah ringan. "Yah ... untung saja begitu. Houlin dan Bujia itu sangat tidak masuk akal, dan mereka pendendam. Aku khawatir mereka belum menganggap ini b

    Last Updated : 2024-11-24
  • Puncak Benua   Bab 12 Dilamar Kapten Cantik

    Aaron mendengarkan seluruh percakapan itu, ia menjadi tertarik dan ingin untuk bergabung. Dengan sedikit keraguan, Aaron bangkit, berdiri dan mendekati meja pemuda-pemuda itu. Mereka terlihat berusia di antara 20 sampai 25 tahun. Memakai pakaian seragam yang sama dengan tulisan dan logo sebuah perusahaan di dadanya. Melihat Aaron mendekat, mereka memandangnya dengan penuh perhatian. "Maaf, Kakak semua. Kebetulan saya dengan tidak sopan telah mendengar percakapan Kakak. Apakah Kakak semua membutuhkan tambahan orang untuk melakukan pekerjaan?" tanya Aaron. Ketiga orang itu memandangi Aaron dengan tercengang, salah satunya memindai tubuh Aaron dari atas sampai ke bawah. "Bocah, kamu belum cukup umur untuk mengerjakan pekerjaan orang dewasa," ucapnya, disambut tawa dua temannya. Aaron langsung menjadi malu, ia hanya melamar secara acak, tidak tahu misi apa sebenarnya yang dilakukan orang ini. "Pergilah, misi ini tidak cocok untukmu," ujar pria itu sambil melambaikan tangannya menyur

    Last Updated : 2024-11-25
  • Puncak Benua   Bab 13 Tas Semesta

    Mata laki-laki angkuh itu memandangi Aaron dari kaki hingga rambutnya, melihat buntalan di bahunya ia terbahak dan geleng-geleng kepala. Tetapi sebelum ia sempat berkata, Meiyo segera mengajak Aaron dan anggotanya untuk menjauhi para lelaki itu.Terdengar tawa ejekan di belakang mereka saat melangkah pergi.Meiyo melemparkan sebuah benda kepada Aaron, "Kamu gunakan tas itu untuk menyimpan barang-barangmu atau jika kamu menemukan sesuatu yang berharga di perjalanan. Kembalikan padaku setelah misi kita selesai," ujarnya, saat melirik buntalan kain yang dibawa oleh Aaron, ia menggelengkan kepalanya. Bocah itu tampaknya benar-benar miskin. Aaron menyambutnya, dan menemukan sebuah tas seukuran kantong yang memiliki kaitan kunci untuk dipasang di dalam saku jubahnya. Itu adalah tas penyimpanan, orang-orang menyebutnya Tas Semesta. Tas Semesta memiliki ruangan spasial di dalamnya dengan fungsi sama seperti cincin penyimpanan, hanya saja Tas Semesta berada pada kelas yang lebih rendah. Namun

    Last Updated : 2024-12-06

Latest chapter

  • Puncak Benua   Bab 56 Dikejar Felou

    Aaron yang melihat kelima orang itu berada di bawah, hanya mengabaikan mereka dan terus memanen Jamur Api."Woi, apakah kau tuli? Turun ke sini!" bentak Felou dari bawah. Aaron, benar-benar tidak menggubris panggilan itu dan menganggap mereka tidak ada. Mendapatkan perlakuan seperti itu, Felou dan keempat orang-orangnya menjadi sangat marah. Salah satunya langsung memanjat naik ke atas pohon. "Jika kau tidak mau turun, aku akan memaksa dan menjatuhkanmu dari atas," ucap pemuda tersebut. Usianya sekitar sembilan belas tahun, dan tampaknya senior yang telah lama berada di akademi luar dan tidak memiliki kemampuan untuk masuk ke akademi dalam. Di susul salah satu rekannya yang lain yang juga memanjat, dua orang sekarang mengejar Aaron naik ke atas pohon. Aaron mengangkat sudut mulutnya, lalu menyeringai dengan aneh. Kemudian ia mengubah wajahnya menjadi ekspresi ketakutan. "A-apa yang kalian lakukan?" ucapnya sambil melihat ke bawah dengan raut wajah khawatir. Kedua orang yang me

  • Puncak Benua   Bab 55 Kejar Kalau Bisa!

    Selesai di pos pendaftaran, mereka berempat masuk ke dalam hutan. Mengikuti saran penjaga di pos yang mengatakan mereka sebaiknya tidak masuk terlalu dalam ke dalam hutan, mereka berencana hanya mengeksplorasi zona aman. Lima puluh mil pertama adalah zona aman yang hanya memiliki penjaga binatang buas tingkat rendah, dua puluh mil setelahnya adalah zona berbahaya dan di luar garis itu, adalah daerah yang ditandai garis merah dan bisa mengancam keselamatan para siswa. Jalur yang mereka lalui memiliki pohon-pohon yang tidak terlalu besar, dengan celah-celah yang masih dapat dimasuki cahaya matahari, sehingga d dalam hutan tidak terlalu gelap. Sesekali mereka bertemu rombongan lainnya yang juga berburu herbal. Melihat banyaknya para siswa yang ada di tempat ini, sepertinya tidak sedikit yang menggunakan cara ini untuk menambah jumlah Poin Kontribusi mereka. Setelah berjalan selama satu jam, akhirnya mereka menemukan target pertama mereka. Tanaman kelas rendah, rumput roh yang tumb

  • Puncak Benua   Bab 54 Lembah Seribu Daun

    Saat melewati Aaron, keduanya tersenyum dan mengangguk. Lalu mereka mendekati Putri Youya. "Semuanya sudah kami persiapkan, Nona," ucap Jeyun. Mendengar itu, wajah Putri Youya langsung berbinar. "Oh, ya? Kapan kita berangkat?" tanyanya dengan antusias. "Terserah Nona, kami hanya menunggu kapan kamu punya waktu, dan kita bisa pergi kapan saja," jawab Jeyun. "Oh, bagaimana jika sekarang?" Jeyun dan Zemmo langsung tertawa. "Ini sudah terlalu sore. Bagaimana kalau besok pagi saja?" usul Jeyun. Putri Youya mematung, tetapi kemudian memikirkan ini benar-benar telah sore, ia akhirnya mengangguk. "Baik, besok pagi saja kalau begitu," ucapnya. Kemudian ia menoleh kepada Aaron. "Aaron, kamu mau ikut dengan kami?" Aaron yang sejak kedatangan kedua orang itu hanya diam, langsung bertanya, "Ikut kemana, Nona?" Putri Youya berdiri, ia berjalan ke pagar gazebo dan menunjuk ke satu arah, di mana di tempat itu ada hutan dengan lautan pepohonan sejauh mata memandang. "Lembah Seribu Daun, kawas

  • Puncak Benua   Bab 53 Bertemu Jeyun Gutha

    Putri Youya melangkah keluar halaman paviliun, penampilannya yang begitu mempesona membuat Aaron terpana seolah-olah terakhir dengan seluruh tubuhnya membeku. Melihat ekspresi anak muda itu, Putri Youya mengernyitkan keningnya. "Apa kamu baik-baik saja? Kenapa kamu menjadi seperti itu?" tanyanya ketika berada beberapa langkah di depan Aaron. Aaron langsung tergagap, menundukkan pandangannya dan dengan cepat mengulurkan botol giok di tangannya. "A-aku memberikan ini untuk membalas kebaikan Nona Putri sebelumnya. Maafkan jika ini tidak seperti hasil karya pembuat eliksir terbaik, saya baru belajar," ucapnya dengan gagap. "Apa ini?" Putri Youya meraih botol giok itu dan membukanya. Kemudian menoleh kepada Aaron yang tampak kikuk. "Eliksir Kecantikan," jawab Aaron dengan wajah memerah. Berbeda dengan gadis-gadis lain yang pernah ditemuinya, aura Putri Youya sangat berbeda, terasa agung dan memiliki aura penguasa. "Eliksir ini, kamu yang membuatnya?" tanya Putri Youya. Aaron mengangg

  • Puncak Benua   Bab 52 Hadiah Untuk Putri Youya

    Aaron tercengang sesaat, ia telah mendengar bahwa di aula pertarungan orang-orang bisa memperoleh Poin Kontribusi untuk kemenangan mereka, dan kadang-kadang juga mereka mempertaruhkan poin mereka sendiri, sehingga mendapatkan banyak uang. Yofan ini, sepertinya adalah bandar perjudian yang mengumpulkan orang-orang, mencari penantang untuk jagoannya, dan mendapatkan uang. Meskipun itu cara yang bagus untuk berlatih, tetapi Aaron belum berpikir sampai ke sana. Ia menggelengkan kepalanya. "Mungkin belum sekarang, Kakak Yofan," ucap Aaron menolak dengan sopan. "Aku hanya akan membuat eliksir terlebih dahulu sebelum pergi ke Aula Pertarungan." Jawaban itu jelas membuat Yofan tampak sangat kecewa, tetapi ia juga tidak bisa memaksa. Jika bukan hari ini saatnya, di lain waktu barangkali ia akan memiliki kesempatan. "Baiklah, Aaron. Tetapi jangan lupa hubungi aku kembali jika kamu tertarik. Aku akan selalu berada di sekitar Aula Pertarungan," ucapnya. Aaron mengangguk, setelah memberi sal

  • Puncak Benua   Bab 51 Bersikap Besar Malah Malu Sendiri

    Bersikap seolah-olah Aaron tidak ada, Luan benar-benar tidak menghiraukannya. Lalu ia berjalan mendekati etalase di sebelah Yue. "Kakak Senior," panggilnya kepada salah satu pelayan stand yang kebetulan lewat. Ia mengeluarkan kartu kontribusinya lalu dengan sombong berkata, "Apakah dia perhiasan ini yang diinginkan oleh kedua temanku? Berapa harganya? Aku akan membayar untuk mereka," ucapnya. Ia sekilas melirik kepada Aaron yang tercengang di sebelah Maye dan Yue yang berada di antara mereka. Siswa Senior itu melongok sesaat, memegang perhiasan rambut itu lalu menjawab, "Satunya lima puluh Poin Kontribusi, kalau dua jumlahnya seratus." Mendengar harga seratus Poin Kontribusi, Luan terbelalak. Wajahnya langsung merah padam. "M-mahal sekali?!" ucapnya dengan suara hampir setengah berteriak. Siswa senior itu hanya mengangkat bahunya dan berlalu. Aaron hampir tertawa berguling-guling melihat ekspresi Luan. Raut wajahnya yang terkejut mendengar harga seratus poin teramat menggelikan.

  • Puncak Benua   Bab 50 Pasar Pameran Akademi

    Aaron seperti mendapatkan semangat baru ketika mengetahui eliksir-nya dihargai dengan harga cukup tinggi oleh Aula Obat. Meskipun Aula Obat terkenal angkuh dengan orang-orangnya, tampaknya Master Yujin sendiri bukanlah orang yang seperti itu, ia menilai dengan objektif dan adil, membuat Aaron merasa nyaman dan tidak merasa dikecilkan. Berjalan bersama Yue dan Maye, Aaron mengajak keduanya menuju stand pameran yang diadakan di area akademi. Sebelum tahun ajaran di mulai, selalu ada pasar seperti ini setiap tahun. Berbagai macam item yang diperjual belikan, dan tentu saja, semua dihargai dengan Poin Kontribusi, atau barter sesuai kesepakatan penjual dan pembeli. Pasar pameran sangat ramai, dengan belum adanya kegiatan belajar mengajar, para siswa hampir sebagian besar mengunjungi pameran tersebut. Saat memasuki gerbang pameran, beberapa orang memperhatikan Aaron dan kedua gadis yang bersamanya, diikuti bisik-bisik mereka yang sepertinya mengagumi kecantikan dua gadis tersebut. Aaron

  • Puncak Benua   Bab 49 Apakah Kau Seorang Alkemis?

    Aaron berdiri di depan etalase kaca, tersenyum kepada pemuda berjubah Alkemis yang sama sekali tidak memberikan reaksi apa-apa. "Ada apa? Apakah kau memiliki sesuatu untuk dijual?" ucap pemuda itu dengan raut wajah datar. Aaron langsung menjadi kikuk, menghadapi orang-orang seperti ini, kepercayaan dirinya jadi sedikit terganggu. Tetapi dengan cepat ia melupakannya, ia hanya berniat untuk berdagang. "Aku menawarkan beberapa Eliksir jika Aula Obat berminat," ucapnya dengan suara sedikit bergetar. Pemuda itu mengangkat sedikit dagunya, menunjukkan gestur ia menunggu Aaron mengeluarkan Eliksir obat miliknya. Dengan cepat Aaron mengeluarkan botol-botol giok kecil yang telah dipersiapkannya, dan meletakkan di atas etalase. Pemuda itu mengambilnya satu, membuka sumbatnya dan mengintip ke dalam dengan satu mata menyipit, kemudian ia mencium mendekatkan ke hidungnya.Saat mencium aroma eliksir tersebut, ia sedikit mengernyitkan kening. "Eliksir penyembuhan luka ringan?" ucapnya tak yaki

  • Puncak Benua   Bab 48 Eliksir Kecantikan

    Kembali ke paviliunnya, Aaron langsung menuju ke halaman belakang, ada sebuah bangunan kecil yang tampaknya adalah sebuah gudang kosong yang disediakan bagi siswa penghuni paviliun. Ukurannya tidak terlalu besar, tetapi juga tidak terlalu kecil.Memperhatikan keadaan di dalam gudang itu yang cukup bersih, Aaron tersenyum, ini adalah tempat yang cocok baginya untuk meramu obat. Aaron mengeluarkan semua bahan-bahan herbal dari tas semestanya, dan menumpuknya di lantai, seluruh herbal-herbal itu terlihat menggunung. Selama perjalanan bersama dengan Tim Meiyo di Gunung Herbal, ia telah mengumpulkan banyak, dari yang kelas rendah, hingga kelas menengah. Herbal tingkat tinggi yang didapatkannya hanyalah Sumsum Pengolah Raga. Selain salep-salep yang lebih pekat, ia juga memiliki tabung-tabung berisi liquid yang lebih cair. Ada enam botol cairan liquid, satu botol telah ia berikan kepada Xia dan Yue, sehingga ia memiliki lima yang tersisa. Sementara Inti Herbal yang berbentuk salep, masih

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status