Home / Fantasi / Puncak Benua / Bab 5 Majikan Cantik yang Baik Hati

Share

Bab 5 Majikan Cantik yang Baik Hati

Author: Milky Way
last update Last Updated: 2024-11-17 18:38:37

Mendengar saran nona Xia, Aaron terdiam. Ia telah berjanji kepada ayah dan ibunya suatu hari nanti akan menjadi seorang yang kuat. Masuk akademi adalah jalan untuknya menjadi terampil dengan cepat, namun membayangkan harapan itu akan hilang sekarang hatinya sangat tidak rela.

"Aku akan mencoba mencari cara," jawab Aaron menanggapi saran Xia.

"Bodoh, bahkan jika kamu bisa masuk ke dalam akademi, kamu hanya akan menjadi bahan bully-an siswa lain. Tapi terserahmu, kamu yang akan mengalaminya," ucap Xia dengan sinis. Sebenarnya ia lebih suka jika Aaron ikut dengan paman Hong, dengan demikian mereka akan mendapatkan tenaga yang cukup cekatan dan lincah. Mendengus lalu ia bangkit dan pergi menuju tendanya, suasana hatinya menjadi buruk.

"Maafkan sikap kakakku, tolong jangan dimasukkan ke dalam hati," kata Yue. Meskipun saat ini Aaron adalah bawahannya, namun setelah pekerjaannya selesai nanti hubungan majikan dan pelayan akan berakhir.

"Tidak masalah, Nona. Kakak Xia benar dengan perkataannya. Aku hanya harus berjuang lebih keras," balas Aaron.

"Ambil ini, makanlah jika kamu kelaparan tengah malam." Yue mendorong piring berisi daging ke depan.

Aaron melirik paman Lei meminta persetujuan. Paman Lei mengedipkan matanya, lalu tanpa ragu Aaron berjalan dan mengambil potongan daging tersebut.

Setelah Aaron mendekat, Yue berkata dengan suara lambat. "Tentang persyaratan itu tidak usah khawatir, aku akan meminjamkannya kepadamu nanti," ujarnya.

Aaron terkejut, ia tidak percaya telah mendengar kata-kata itu. "Maaf, Nona?" Aaron ingin Yue mengulangi kalimatnya.

"Aku akan meminjamkanmu sepuluh kristal, rumput roh dan inti monster nanti. Tapi kamu harus mengembalikan jika telah memilikinya," ulang Yue menjelaskan.

Aaron tertegun, kata-kata Nona Yue adalah penyelamat jiwa baginya. Jika ia tidak ingin kehilangan harapan dan tujuannya maka jalan satu-satunya saat ini adalah menerima kebaikan nona Yue.

Menangkupkan kedua tangan dengan cepat ia berkata, "Karena seperti itu, Aaron mengucapkan terima kasih atas pertolongan Nona Yue. Aaron pastinya akan membalas kebaikan Nona Yue di masa depan."

"Tidak masalah, lagipula itu hanya pinjaman. Tidak perlu dibesar-besarkan," ujar Yue tersenyum. Ia berdiri dan mengangguk, lalu berjalan menyusul kakaknya ke dalam tenda.

Aaron memandangi punggung Yue yang menjauh. Menyadari sosok Yue telah menghilang ke dalam tenda, Aaron menarik napas, lalu berbalik kepada paman Lei.

"Paman Lei, apakah tuan Hong tidak keberatan dengan apa yang ditawarkan nona Yue kepadaku?" tanya Aaron setelah nona Yue pergi.

Paman Lei jelas mendengarkan ketika Yue menawarkannya bantuannya.

"Hahaha ... mereka orang kaya, tidak perlu khawatir. Lagipula jika kamu tidak menerimanya, lantas bagaimana kamu akan mendapatkan persyaratan itu?" jawab Paman Lei. Ia cukup suka dengan bocah laki-laki ini, selain cekatan tampaknya anak ini juga cukup cerdas.

Aaron sedikit lega mendengar kata-kata paman Lei, dalam hati ia bersyukur telah bertemu orang baik diperjalanannya.

Dengan riang ia membereskan meja tempat makan kedua nona itu dan menyimpannya ke dalam gerbong barang.

Selesai dengan pekerjaan itu Aaron mengambil buntalan kainnya, lalu merebahkan tubuhnya di tikar dekat api unggun.

Tidak lama kemudian Aaron pun jatuh tertidur.

...

"Kamu tidak perlu begitu baik, Yue. Ingat dia itu orang asing, dirimu terlalu mudah dimanfaatkan," tegur Xia setelah Yue masuk ke dalam tenda mereka.

Yue baru menyadari kakak Xia ternyata mendengar obrolannya dengan Aaron. "Tidak apa-apa, Kak. Dia tidak memanfaatkanku tetapi akulah yang menawarkan pinjaman kepadanya. Lagipula dia bekerja dengan kita. Sedikit memberinya kebaikan barangkali ada gunanya," kilah Yue beralasan.

"Berguna? Huh ... aku tidak percaya seorang gelandangan akan berguna bagimu," cibir Xia. Ia kesal adiknya tidak menuruti kata katanya.

"Sudahlah ... Aku mau tidur, Kak," pungkas Yue mengakhiri obrolan, ia malas berdebat.

Tetapi Xia sepertinya belum ingin berhenti. "Bagaimana menurutmu tuan muda Qibo? Sepertinya cukup cocok untukmu?" Xia mengalihkan pembicaraan.

"Qibo? Aku tidak tertarik sama sekali," jawab Yue acuh.

"Semua orang tahu kalau Qibo suka padamu, kenapa kamu tidak memberinya sedikit perhatian?" Xia terus mendesaknya dengan topik itu.

"Aku hanya ingin fokus berkultivasi, Kak, tidak memikirkan hal-hal yang seperti itu," elak Yue. Ia menarik selimut dan memejamkan mata.

"Ah, andai saja klan kita dan klan Qibo bisa dipersatukan. Dua klan lainnya akan tunduk di bawah kita," gumam Xia. Namun Yue pura-pura tidak mendengar.

Menyadari Yue tidak merespon lagi, Xia pun menarik selimut dan memejamkan mata.

...

Pagi subuh Aaron terbangun, ia meregangkan tubuhnya dan menguap kemudian berjalan menuju ke arah sungai di dalam hutan.

Cahaya temaram fajar masih muram namun tidak membatasi pandangannya ke sekeliling. Ia dengan jelas dapat melihat pepohonan dan jalan yang ditapakinya.

Tiba-tiba sesuatu terlihat berlari di depannya, memperhatikan dengan cermat Aaron melihat seekor kelinci menyembunyikan dirinya ke dalam semak-semak.

Aaron sangat menyukai daging kelinci. Selama dalam perjalanan ia telah berburu kelinci untuk menjadi santapannya. Dengan bumbu racikan yang dibekali ibunya, kelinci itu akan terasa sangat gurih dan lezat.

Melemparkan buntalan kainnya, Aaron mengendap-endap. Ia telah cukup mahir untuk menangkap hewan lincah yang satu ini.

Mengambil sebongkah batu seukuran kepalan tangan, Aaron melemparnya ke samping persembunyian kelinci tersebut. Hewan kecil itu terkejut lalu melompat hendak melarikan diri. Namun Aaron telah siap dengan itu, telah mengukur sebelumnya dengan presisi, Aaron secepat-kilat menerkam kelinci tersebut dan mengulurkan kedua tangannya.

Happp!

"Kena kau!" teriak Aaron dengan gembira. Namun ia segera menjadi pucat karena tempatnya menangkap kelinci tersebut adalah sebuah tebing terjal. Aaron tidak menyadari sebelumnya sebab tebing itu terhalang semak-semak.

Hilang keseimbangan tubuhnya tanpa ampun meluncur tak terkendali bersama kelinci yang dipegangnya.

Dengan panik Aaron berusaha meraih sesuatu, namun tidak menemukan apa pun untuk menjadi pegangan tangannya.

Gluduk! gluduk! gluduk!

Tubuhnya terus berguling di tebing tersebut. Sekarang kelinci itu telah terlepas dari tangannya, makhluk kecil malang itu juga ikut bergulingan. Di ujung tebing ia merasakan tubuhnya melayang, lalu jatuh ke dalam sungai.

Byurrrr!

Karena tidak siap akan jatuh masuk ke dalam air, Aaron gelagapan. Merasakan kakinya menyentuh dasar sungai ia segera menginjaknya dengan kuat, lalu mendorong tubuhnya meluncur ke atas.

Tetapi alangkah terkejutnya Aaron ketika kepalanya menyembul di permukaan sungai, pandangannya langsung tertumpu pada tatapan panik seorang gadis yang berusaha menutupi tubuh telanjangnya dengan selembar kain.

"Dasar mesum! Kau mengintipku?!" bentak suara itu dengan marah.

Aaron gugup, mengalihkan pandangannya dari tubuh yang sebagian terbuka itu ia segera berenang ke arah berlawanan.

Sekilas Aaron sempat melihat wajahnya, itu adalah gadis yang bersama Qibo.

Aku dalam masalah! rutuknya dalam hati dengan panik.

Gadis itu buru-buru mengenakkan pakaiannya, meraih pedang yang tergeletak, wajahnya merah padam dan langsung mengejar Aaron. Ia sempat melirik seekor kelinci melintas di sampingnya yang basah kuyup menyelamatkan diri.

Aaron bergegas naik ke tepi sungai. Tanpa menoleh ke gadis itu ia berlari sekuat tenaga. Sementara wanita itu terus mengejar di belakangnya dengan pedang terhunus. Sepertinya ia benar-benar berniat akan menguliti Aaron hidup-hidup.

...

Related chapters

  • Puncak Benua   Bab 6 Menyentuh Kelembutan

    Dua sosok saling kejar-kejaran di dalam hutan. Satu laki-laki basah kuyup, satunya gadis dengan tubuh menawan mengejar di belakang."Nona, tunggu ... dengarkan penjelasanku!" teriak Aaron. Ia membalikkan tubuhnya.Tetapi gadis itu tidak memberi Aaron kesempatan, ia memanfaatkan momen itu untuk meluncurkan tusukan pedangnya ke arah Aaron."Hanya kematianmu yang bisa menjelaskan, bocah cabul!" teriak gadis itu dengan wajah penuh amarah. Dengan ngeri Aaron membalikkan tubuhnya dan berlari kembali.Sungguh wanita yang ganas, pikirnya. Ia mencari cara untuk meloloskan diri, namun pinggir sungai ini terlalu terbuka dan tidak ada tempat untuk bersembunyi.Mengarahkan pelariannya ke arah hutan, Aaron meliuk dengan gesit di antara pepohonan. Namun gadis di belakangnya sedikit pun tidak melonggarkan pengejarannya. Barangkali jika ia mendapatkan Aaron saat ini, mungkin saja Aaron akan menjadi daging cincang dan terpotong-potong.Semakin lama mereka semakin jauh masuk ke dalam hutan. Bagi Aaron u

    Last Updated : 2024-11-19
  • Puncak Benua   Bab 7 Jangan Mati, Tuan!

    Maye tetap berada di dahan pohon sambil matanya celingukkan melihat jika ada gerakan dari anak laki-laki itu. Namun telah beberapa lama, ia tidak melihat satu gerakan pun.Sangat khawatir ia berencana untuk turun, tetapi teringat pesan bocah itu untuk harus terus berada di dahan pohon, ia mengurungkan niatnya.Dalam kebingungan tiba-tiba terdengar suara keresek dari balik pepohonan. Seorang pemuda berjalan sempoyongan dan berlumuran darah berjalan ke arahnya. Bajunya robek di beberapa bagian dan wajahnya penuh cipratan merah yang membuatnya terlihat mengerikan seperti seseorang yang baru saja keluar dari medan pertempuran.Gadis itu segera melompat turun, ia bergegas ke depan dan menghampiri anak muda itu.Namun setelah dekat, tubuh laki-laki muda itu jatuh merosot dan akan tumbang. Maye buru-buru menangkap tubuhnya. Aaron samar-samar mencium aroma harum dan segar dari tubuh wanita itu. Maye terlihat sangat cemas dan berpikir pastilah serigala-serigala itu telah merobek tubuh si peny

    Last Updated : 2024-11-20
  • Puncak Benua   Bab 8 Menjual Hasil Buruan

    Konvoi berhenti di lapangan luas yang dikhususkan untuk parkiran pengunjung pasar kota. Qibo dan yang lainnya segera turun dari kereta. "Apa yang dilakukan anak itu?" tanya Xia sambil mengernyitkan keningnya. Yue menoleh, dan melihat Aaron menjemur pakaiannya di atap kereta barang. Maye yang juga melihat tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Menahan tawa ia berjalan menuju pasar bersama Qibo dan yang lainnya.Aaron tidak menyadari hal itu dan terus menjemur pakaiannya, setelah selesai ia bergabung dengan kakek Long dan paman Lei. Mengobrol sebentar kemudian ia merasa bosan. "Paman, bolehkah aku jalan-jalan ke dalam pasar sebentar?" tanya Aaron."Oh, tentu saja, tapi ingat jangan terlalu lama. Kamu harus kembali sebelum tuan Hong selesai berbelanja," jawab Paman Lei mengizinkan....Pasar itu cukup luas, di sisi kiri dan kanan jalan banyak kios-kios pedagang yang menawarkan barang jualan. Aaron hanya melirik sesekali tanpa niat membeli. Bukan karena tidak tertarik, hanya saja ia tida

    Last Updated : 2024-11-21
  • Puncak Benua   Bab 9 Penolong Tak Terduga

    Wajah Qibo terlihat merah padam, sementara di hadapannya seorang lelaki bertubuh cukup besar berdiri dengan kokoh dan tegas. Di sampingnya gadis bergaun merah yang terlihat manja sedang memainkan kipas bermotifkan bunga-bunga yang menebarkan aroma harum samar saat itu digerakkan. Seorang pria tampan memakai jubah putih ada di antara mereka yang tampak bersikap dingin dan acuh."Nona Yue terlebih dahulu membeli kipas itu, jadi bagaimanapun juga itu adalah milik Nona Yue. Bujia, kamu tidak bisa bersikap arogan dengan mengatakan itu adalah milik Nona Houlin hanya karena dia menginginkannya." Qibo sangat marah. Ketika mereka sedang tawar-menawar, wanita bergaun merah itu datang dan tiba-tiba saja merebut kipas di tangan Yue. "Milik Nona Yue? Bahkan itu belum dibayar, maka pemiliknya adalah yang mendapatkan barang tersebut. Sudahlah, Qibo, jika kamu ingin bertarung pun kamu tidak memiliki cukup kemampuan untuk itu," cibir Bujia memandang remeh kepada Qibo.Amarah Qibo terlihat dengan jela

    Last Updated : 2024-11-22
  • Puncak Benua   Bab 10 Kalian Tidak Berguna!

    Xia memandang pemuda itu dengan tatapan rumit, anak muda yang menolongnya itu siapa lagi kalau bukan Aaron?"Siapa kamu berani ikut campur urusan Tuan Muda ini!" Bujia yang melihat pemuda itu berpenampilan biasa saja, segera membentak dengan marah.Aaron mengabaikannya, lalu berjalan mendekati Xia, "Kamu baik-baik saja?" ia bertanya dan memperhatikan keadaan Xia. Xia mengangguk dengan wajah bingung.Sekilas Aaron melirik Yue dan Maye yang berdiri di pinggir lapangan, mengabaikan Qibo yang masih terduduk membersihkan muntahan darah di bajunya.Mata Qibo terbelalak tidak percaya, anak itu telah memblokir serangan kultivator bintang lima!Pemuda tampan berjubah putih mendengus dingin. "Hmmm ... dengan kekuatan puncak bintang satu kamu bisa memblokir seranganku. Nampaknya kamu memiliki cukup kemampuan tersembunyi di balik lengan bajumu," ujarnya menatap Aaron dengan penuh perhatian."Lupakanlah, kenapa kita tidak saling mundur satu langkah dan melepaskan kejadian hari ini?" ajak Aaron me

    Last Updated : 2024-11-23
  • Puncak Benua   Bab 11 Sepuluh Kristal Berharga

    Mendapatkan tiga rumput roh fajar seharga tiga koin emas, Aaron tersenyum senang. Tinggal kristal-kristal itu sekarang. Nona Yue telah berjanji untuk meminjamkan sebelumnya, tetapi ia berpikir lebih baik jika mendapatkannya sendiri, meskipun itu tentu saja tidak akan begitu mudah.Saat Aaron selesai melipat pakaiannya yang dijemur di atas kereta barang, Yue bersama Xia datang menghampiri."Aaron, terima kasih telah membantuku tadi," ujar Xia. Nada arogan dan ketus seperti biasanya ia berbicara kepada Aaron telah tidak ada lagi. Tatapan sinisnya berganti dengan rasa malu karena telah menganggap remeh anak muda tersebut sebelumnya."Tidak masalah," jawab Aaron. "Aku hanya melakukannya secara acak, untung saja Hougan memiliki kebijaksanaan, jika tidak ... aku takut mereka akan melibatkan peringkat yang lebih tinggi," jelas Aaron.Xia mendesah ringan. "Yah ... untung saja begitu. Houlin dan Bujia itu sangat tidak masuk akal, dan mereka pendendam. Aku khawatir mereka belum menganggap ini b

    Last Updated : 2024-11-24
  • Puncak Benua   Bab 12 Dilamar Kapten Cantik

    Aaron mendengarkan seluruh percakapan itu, ia menjadi tertarik dan ingin untuk bergabung. Dengan sedikit keraguan, Aaron bangkit, berdiri dan mendekati meja pemuda-pemuda itu. Mereka terlihat berusia di antara 20 sampai 25 tahun. Memakai pakaian seragam yang sama dengan tulisan dan logo sebuah perusahaan di dadanya. Melihat Aaron mendekat, mereka memandangnya dengan penuh perhatian. "Maaf, Kakak semua. Kebetulan saya dengan tidak sopan telah mendengar percakapan Kakak. Apakah Kakak semua membutuhkan tambahan orang untuk melakukan pekerjaan?" tanya Aaron. Ketiga orang itu memandangi Aaron dengan tercengang, salah satunya memindai tubuh Aaron dari atas sampai ke bawah. "Bocah, kamu belum cukup umur untuk mengerjakan pekerjaan orang dewasa," ucapnya, disambut tawa dua temannya. Aaron langsung menjadi malu, ia hanya melamar secara acak, tidak tahu misi apa sebenarnya yang dilakukan orang ini. "Pergilah, misi ini tidak cocok untukmu," ujar pria itu sambil melambaikan tangannya menyur

    Last Updated : 2024-11-25
  • Puncak Benua   Bab 13 Tas Semesta

    Mata laki-laki angkuh itu memandangi Aaron dari kaki hingga rambutnya, melihat buntalan di bahunya ia terbahak dan geleng-geleng kepala. Tetapi sebelum ia sempat berkata, Meiyo segera mengajak Aaron dan anggotanya untuk menjauhi para lelaki itu.Terdengar tawa ejekan di belakang mereka saat melangkah pergi.Meiyo melemparkan sebuah benda kepada Aaron, "Kamu gunakan tas itu untuk menyimpan barang-barangmu atau jika kamu menemukan sesuatu yang berharga di perjalanan. Kembalikan padaku setelah misi kita selesai," ujarnya, saat melirik buntalan kain yang dibawa oleh Aaron, ia menggelengkan kepalanya. Bocah itu tampaknya benar-benar miskin. Aaron menyambutnya, dan menemukan sebuah tas seukuran kantong yang memiliki kaitan kunci untuk dipasang di dalam saku jubahnya. Itu adalah tas penyimpanan, orang-orang menyebutnya Tas Semesta. Tas Semesta memiliki ruangan spasial di dalamnya dengan fungsi sama seperti cincin penyimpanan, hanya saja Tas Semesta berada pada kelas yang lebih rendah. Namun

    Last Updated : 2024-12-06

Latest chapter

  • Puncak Benua   Bab 19 Tubuh Mulus Itu

    Meiyo segera mengeluarkan beberapa buah tabung dari tas semestanya. Melakukan itu membuatnya terus meringis kesakitan. Aaron membantunya, lalu mengisi seluruh tabung itu dengan cairan Sumsum. Saat semuanya telah terisi, Meiyo mengatakan kalau tabung untuk menyimpan cairan sudah habis. Ada dua belas seluruhnya, dan di dalam kolam masih banyak cairan itu. Aaron memberikan enam tabung untuk Meiyo dan menyimpan enam lainnya untuk dirinya sendiri. "Tidak apa-apa, lain kali kita bisa datang lagi kesini dan mengambilnya," ujar Aaron. Namun, segera ia teringat sesuatu, bagian paling berharga dari cairan sumsum ini adalah endapan di dasar paling bawah kolam. Matanya segera berbinar. Tanpa pikir panjang ia segera mengeluarkan beberapa botol giok dari tas semestanya, melupakan ada Meiyo di sampingnya ia membuka baju. Meiyo memalingkan mukanya dengan malu. Aaron mengabaikan lalu perlahan masuk ke dalam kolam, air kolam itu tidak terlalu dalam, hanya setinggi lehernya jika ia duduk di dala

  • Puncak Benua   Bab 18 Menerobos Meiyo

    Aaron merasakan tubuhnya remuk, menyadari tempat terjatuhnya berada di dekat lorong tempatnya masuk sebelumnya, ia mengumpulkan seluruh tenaganya dan membuang tubuh Meiyo yang tidak sadarkan diri ke dalam lorong itu. Dua belalai kembali menjulang di kolam, sepertinya binatang monster itu tidak akan membiarkan Aaron lolos dan menghujaninya dengan serangan membabi buta, dengan sisa tenaganya Aaron merangkak masuk ke dalam terowongan menyusul Meiyo. Suara hantaman belalai itu membuat bunyi gemuruh dan gua serasa akan runtuh, batu-batu bulan berjatuhan dan berserakan di lantai. Tidak ingin berada di lorong itu lebih lama, Aaron sekuat tenaga mengangkat tubuh Meiyo dan berjalan tertatih menuju tempat mereka pertama datang.Ia mendengar suara gaduh dan keributan hebat di belakang. Suara pekik dan jerit kemarahan monster itu terdengar mengerikan, namun Aaron tidak memikirkan itu, yang paling penting adalah menjauh sesegera mungkin. Beruntung sepertinya makhluk tersebut tidak bisa melewati

  • Puncak Benua   Bab 17 Anggrek Spektrum Api

    Di ujung lorong, mereka menemukan ruangan yang cukup luas. Sama seperti ruangan sebelumnya, ruangan ini juga dipenuhi dengan batu bulan. Di tengah-tengah ruangan mereka melihat ada sebuah kolam yang mengepulkan uap panas, Meiyo dan Aaron mendekati. Samar-samar di balik uap tersebut mereka melihat tiga pilar batu yang mencuat dari dalam kolam. Memperhatikan lebih teliti, Meiyo menarik napas lega. Dengan tersenyum ia berkata, "Kita tidak salah, memang di sini tempatnya."Aaron memperhatikan apa yang dimaksud Meiyo, segera ia menemukan tumbuhan seperti bunga anggrek di puncak ketiga pilar tersebut. Bunga itu menyemburkan sinar merah muda, di bagian bawah bunga itu ada beberapa daun berwarna gelap tua. Terasa konsentrasi aliran energi panas seperti berkumpul di sekitar bunga itu. Herbal mistis itu tampak belum terlalu tua, tetapi telah memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai bahan obat.Meiyo berjongkok di pinggir kolam, memperhatikan air berwarna merah bening dengan uap hangat. Dengan s

  • Puncak Benua   Bab 16 Pintu Rahasia

    Pagi hari mereka mengetahui ternyata tempat mereka bermalam adalah lokasi badak trisula untuk minum air di sungai dekat mereka bermalam, mereka menemukan jejak-jejak kaki badak itu di pinggirannya.Tim Meiyo melanjutkan perjalanan lebih jauh masuk ke dalam hutan, mereka menuju bagian barat Hutan Herbal untuk menelusuri keberadaan barang yang mereka cari.Sepanjang perjalanan Aaron terus mengambil daging dendengnya satu per satu dan mengunyahnya. Anggota lainnya sangat heran dengan nafsu makan anak itu yang besar, bahkan mereka mengejeknya dengan mengalahkan nafsu makan si gendut Goukin.Aaron hanya tertawa menanggapi, Setelah berjalan setengah hari, mereka menemukan sebuah danau yang cukup luas. Danau besar itu dikitari oleh bukit-bukit di sekelilingnya. "Di sinilah tempatnya," kata Meiyo."Di sebelah mana gua itu?" tanya Guzo, yang lain memperhatikan sekeliling."Andai saja begitu mudah. Informan itu hanya mengatakan bahwa gua itu ada di dekat danau, dia tidak memberitahukan di man

  • Puncak Benua   Bab 15 Merampok Hasil Buruan

    "Sungguh tangkapan yang besar," ujar Ciyo. "Tuan muda ini tidak menyangka tim Nona Meiyo sanggup menundukkan monster ganas ini." "Pergilah, Ciyo. Kami tidak mengharapkan kehadiranmu di sini. Tangkapan itu, jangan pernah punya ide tentangnya," ketus Meiyo. Ia berdiri dan membenahi roknya. "Sebenarnya kami telah mengejar badak ini selama beberapa hari, Tuan Muda ini sangat berterima kasih tim Nona Meiyo telah menangkapnya untuk kami. Sebagai kompensasi, Tuan Muda ini dengan murah hati akan memberikan dua puluh batu kristal," ucap Ciyo tanpa merasa malu. Kontan tim Meiyo yang mendengar menjadi marah. Badak itu keseluruhan bernilai tidak akan kurang dari dua ratus batu kristal. "Omong kosong! Tutup mulutmu dan menjauhlah," teriak Meiyo sambil meludah ke tanah. Namun Ciyo hanya tertawa dengan santai, di belakangnya sepuluh orang bertubuh kekar terlihat bersiap, meskipun mereka anak buah Ciyo, namun sedikit rasa sungkan mereka terhadap putri pemilik serikat masih ada. Jadi mereka

  • Puncak Benua   Bab 14 Kerusuhan di Malam Buta

    Aaron mengambil sebuah botol dari dalam tas semesta. "Apa itu?" tanya Goukin."Ini bubuk penghilang aroma, akan efektif untuk menjauhkan monster evolusi dari kawasan di sekitar kita," jawab Aaron menjelaskan.Goukin mengernyit lalu berkata, "Aku sudah menaburkan itu sebelumnya." "Tidak apa-apa, lebih banyak akan lebih bagus," ujar Aaron. Ia tidak akan mengatakan bahwa miliknya jauh lebih baik, itu akan menyinggung yang lain.Setelah selesai menaburkan bubuk itu ke sekeliling tempat mereka beristirahat, Aaron menaburkan sebagian ke tubuhnya. Kemudian memberikan kepada Goukin sedikit, lalu meminta Goukin meratakan ke tubuhnya sendiri. Goukin mengermyit. "Untuk apa melakukan itu?""Lakukan saja," desak Nero dengan senyum misterius. Goukin terpana sesaat, tetapi ia tetap melakukannya. Ia ingin tahu apa maksud bocah ini."Ayo kita tangkap pengintai itu," ajak Aaron dengan bersemangat. Goukin tercengang. "Apakah kamu tahu apa itu yang mengintai?" tanyanya heran."Ikut saja, tempat ini

  • Puncak Benua   Bab 13 Tas Semesta

    Mata laki-laki angkuh itu memandangi Aaron dari kaki hingga rambutnya, melihat buntalan di bahunya ia terbahak dan geleng-geleng kepala. Tetapi sebelum ia sempat berkata, Meiyo segera mengajak Aaron dan anggotanya untuk menjauhi para lelaki itu.Terdengar tawa ejekan di belakang mereka saat melangkah pergi.Meiyo melemparkan sebuah benda kepada Aaron, "Kamu gunakan tas itu untuk menyimpan barang-barangmu atau jika kamu menemukan sesuatu yang berharga di perjalanan. Kembalikan padaku setelah misi kita selesai," ujarnya, saat melirik buntalan kain yang dibawa oleh Aaron, ia menggelengkan kepalanya. Bocah itu tampaknya benar-benar miskin. Aaron menyambutnya, dan menemukan sebuah tas seukuran kantong yang memiliki kaitan kunci untuk dipasang di dalam saku jubahnya. Itu adalah tas penyimpanan, orang-orang menyebutnya Tas Semesta. Tas Semesta memiliki ruangan spasial di dalamnya dengan fungsi sama seperti cincin penyimpanan, hanya saja Tas Semesta berada pada kelas yang lebih rendah. Namun

  • Puncak Benua   Bab 12 Dilamar Kapten Cantik

    Aaron mendengarkan seluruh percakapan itu, ia menjadi tertarik dan ingin untuk bergabung. Dengan sedikit keraguan, Aaron bangkit, berdiri dan mendekati meja pemuda-pemuda itu. Mereka terlihat berusia di antara 20 sampai 25 tahun. Memakai pakaian seragam yang sama dengan tulisan dan logo sebuah perusahaan di dadanya. Melihat Aaron mendekat, mereka memandangnya dengan penuh perhatian. "Maaf, Kakak semua. Kebetulan saya dengan tidak sopan telah mendengar percakapan Kakak. Apakah Kakak semua membutuhkan tambahan orang untuk melakukan pekerjaan?" tanya Aaron. Ketiga orang itu memandangi Aaron dengan tercengang, salah satunya memindai tubuh Aaron dari atas sampai ke bawah. "Bocah, kamu belum cukup umur untuk mengerjakan pekerjaan orang dewasa," ucapnya, disambut tawa dua temannya. Aaron langsung menjadi malu, ia hanya melamar secara acak, tidak tahu misi apa sebenarnya yang dilakukan orang ini. "Pergilah, misi ini tidak cocok untukmu," ujar pria itu sambil melambaikan tangannya menyur

  • Puncak Benua   Bab 11 Sepuluh Kristal Berharga

    Mendapatkan tiga rumput roh fajar seharga tiga koin emas, Aaron tersenyum senang. Tinggal kristal-kristal itu sekarang. Nona Yue telah berjanji untuk meminjamkan sebelumnya, tetapi ia berpikir lebih baik jika mendapatkannya sendiri, meskipun itu tentu saja tidak akan begitu mudah.Saat Aaron selesai melipat pakaiannya yang dijemur di atas kereta barang, Yue bersama Xia datang menghampiri."Aaron, terima kasih telah membantuku tadi," ujar Xia. Nada arogan dan ketus seperti biasanya ia berbicara kepada Aaron telah tidak ada lagi. Tatapan sinisnya berganti dengan rasa malu karena telah menganggap remeh anak muda tersebut sebelumnya."Tidak masalah," jawab Aaron. "Aku hanya melakukannya secara acak, untung saja Hougan memiliki kebijaksanaan, jika tidak ... aku takut mereka akan melibatkan peringkat yang lebih tinggi," jelas Aaron.Xia mendesah ringan. "Yah ... untung saja begitu. Houlin dan Bujia itu sangat tidak masuk akal, dan mereka pendendam. Aku khawatir mereka belum menganggap ini b

DMCA.com Protection Status