Mendengar saran nona Xia, Aaron terdiam. Ia telah berjanji kepada ayah dan ibunya suatu hari nanti akan menjadi seorang yang kuat. Masuk akademi adalah jalan untuknya menjadi terampil dengan cepat, namun membayangkan harapan itu akan hilang sekarang hatinya sangat tidak rela.
"Aku akan mencoba mencari cara," jawab Aaron menanggapi saran Xia. "Bodoh, bahkan jika kamu bisa masuk ke dalam akademi, kamu hanya akan menjadi bahan bully-an siswa lain. Tapi terserahmu, kamu yang akan mengalaminya," ucap Xia dengan sinis. Sebenarnya ia lebih suka jika Aaron ikut dengan paman Hong, dengan demikian mereka akan mendapatkan tenaga yang cukup cekatan dan lincah. Mendengus lalu ia bangkit dan pergi menuju tendanya, suasana hatinya menjadi buruk. "Maafkan sikap kakakku, tolong jangan dimasukkan ke dalam hati," kata Yue. Meskipun saat ini Aaron adalah bawahannya, namun setelah pekerjaannya selesai nanti hubungan majikan dan pelayan akan berakhir. "Tidak masalah, Nona. Kakak Xia benar dengan perkataannya. Aku hanya harus berjuang lebih keras," balas Aaron. "Ambil ini, makanlah jika kamu kelaparan tengah malam." Yue mendorong piring berisi daging ke depan. Aaron melirik paman Lei meminta persetujuan. Paman Lei mengedipkan matanya, lalu tanpa ragu Aaron berjalan dan mengambil potongan daging tersebut. Setelah Aaron mendekat, Yue berkata dengan suara lambat. "Tentang persyaratan itu tidak usah khawatir, aku akan meminjamkannya kepadamu nanti," ujarnya. Aaron terkejut, ia tidak percaya telah mendengar kata-kata itu. "Maaf, Nona?" Aaron ingin Yue mengulangi kalimatnya. "Aku akan meminjamkanmu sepuluh kristal, rumput roh dan inti monster nanti. Tapi kamu harus mengembalikan jika telah memilikinya," ulang Yue menjelaskan. Aaron tertegun, kata-kata Nona Yue adalah penyelamat jiwa baginya. Jika ia tidak ingin kehilangan harapan dan tujuannya maka jalan satu-satunya saat ini adalah menerima kebaikan nona Yue. Menangkupkan kedua tangan dengan cepat ia berkata, "Karena seperti itu, Aaron mengucapkan terima kasih atas pertolongan Nona Yue. Aaron pastinya akan membalas kebaikan Nona Yue di masa depan." "Tidak masalah, lagipula itu hanya pinjaman. Tidak perlu dibesar-besarkan," ujar Yue tersenyum. Ia berdiri dan mengangguk, lalu berjalan menyusul kakaknya ke dalam tenda. Aaron memandangi punggung Yue yang menjauh. Menyadari sosok Yue telah menghilang ke dalam tenda, Aaron menarik napas, lalu berbalik kepada paman Lei. "Paman Lei, apakah tuan Hong tidak keberatan dengan apa yang ditawarkan nona Yue kepadaku?" tanya Aaron setelah nona Yue pergi. Paman Lei jelas mendengarkan ketika Yue menawarkannya bantuannya. "Hahaha ... mereka orang kaya, tidak perlu khawatir. Lagipula jika kamu tidak menerimanya, lantas bagaimana kamu akan mendapatkan persyaratan itu?" jawab Paman Lei. Ia cukup suka dengan bocah laki-laki ini, selain cekatan tampaknya anak ini juga cukup cerdas. Aaron sedikit lega mendengar kata-kata paman Lei, dalam hati ia bersyukur telah bertemu orang baik diperjalanannya. Dengan riang ia membereskan meja tempat makan kedua nona itu dan menyimpannya ke dalam gerbong barang. Selesai dengan pekerjaan itu Aaron mengambil buntalan kainnya, lalu merebahkan tubuhnya di tikar dekat api unggun. Tidak lama kemudian Aaron pun jatuh tertidur. ... "Kamu tidak perlu begitu baik, Yue. Ingat dia itu orang asing, dirimu terlalu mudah dimanfaatkan," tegur Xia setelah Yue masuk ke dalam tenda mereka. Yue baru menyadari kakak Xia ternyata mendengar obrolannya dengan Aaron. "Tidak apa-apa, Kak. Dia tidak memanfaatkanku tetapi akulah yang menawarkan pinjaman kepadanya. Lagipula dia bekerja dengan kita. Sedikit memberinya kebaikan barangkali ada gunanya," kilah Yue beralasan. "Berguna? Huh ... aku tidak percaya seorang gelandangan akan berguna bagimu," cibir Xia. Ia kesal adiknya tidak menuruti kata katanya. "Sudahlah ... Aku mau tidur, Kak," pungkas Yue mengakhiri obrolan, ia malas berdebat. Tetapi Xia sepertinya belum ingin berhenti. "Bagaimana menurutmu tuan muda Qibo? Sepertinya cukup cocok untukmu?" Xia mengalihkan pembicaraan. "Qibo? Aku tidak tertarik sama sekali," jawab Yue acuh. "Semua orang tahu kalau Qibo suka padamu, kenapa kamu tidak memberinya sedikit perhatian?" Xia terus mendesaknya dengan topik itu. "Aku hanya ingin fokus berkultivasi, Kak, tidak memikirkan hal-hal yang seperti itu," elak Yue. Ia menarik selimut dan memejamkan mata. "Ah, andai saja klan kita dan klan Qibo bisa dipersatukan. Dua klan lainnya akan tunduk di bawah kita," gumam Xia. Namun Yue pura-pura tidak mendengar. Menyadari Yue tidak merespon lagi, Xia pun menarik selimut dan memejamkan mata. ... Pagi subuh Aaron terbangun, ia meregangkan tubuhnya dan menguap kemudian berjalan menuju ke arah sungai di dalam hutan. Cahaya temaram fajar masih muram namun tidak membatasi pandangannya ke sekeliling. Ia dengan jelas dapat melihat pepohonan dan jalan yang ditapakinya. Tiba-tiba sesuatu terlihat berlari di depannya, memperhatikan dengan cermat Aaron melihat seekor kelinci menyembunyikan dirinya ke dalam semak-semak. Aaron sangat menyukai daging kelinci. Selama dalam perjalanan ia telah berburu kelinci untuk menjadi santapannya. Dengan bumbu racikan yang dibekali ibunya, kelinci itu akan terasa sangat gurih dan lezat. Melemparkan buntalan kainnya, Aaron mengendap-endap. Ia telah cukup mahir untuk menangkap hewan lincah yang satu ini. Mengambil sebongkah batu seukuran kepalan tangan, Aaron melemparnya ke samping persembunyian kelinci tersebut. Hewan kecil itu terkejut lalu melompat hendak melarikan diri. Namun Aaron telah siap dengan itu, telah mengukur sebelumnya dengan presisi, Aaron secepat-kilat menerkam kelinci tersebut dan mengulurkan kedua tangannya. Happp! "Kena kau!" teriak Aaron dengan gembira. Namun ia segera menjadi pucat karena tempatnya menangkap kelinci tersebut adalah sebuah tebing terjal. Aaron tidak menyadari sebelumnya sebab tebing itu terhalang semak-semak. Hilang keseimbangan tubuhnya tanpa ampun meluncur tak terkendali bersama kelinci yang dipegangnya. Dengan panik Aaron berusaha meraih sesuatu, namun tidak menemukan apa pun untuk menjadi pegangan tangannya. Gluduk! gluduk! gluduk! Tubuhnya terus berguling di tebing tersebut. Sekarang kelinci itu telah terlepas dari tangannya, makhluk kecil malang itu juga ikut bergulingan. Di ujung tebing ia merasakan tubuhnya melayang, lalu jatuh ke dalam sungai. Byurrrr! Karena tidak siap akan jatuh masuk ke dalam air, Aaron gelagapan. Merasakan kakinya menyentuh dasar sungai ia segera menginjaknya dengan kuat, lalu mendorong tubuhnya meluncur ke atas. Tetapi alangkah terkejutnya Aaron ketika kepalanya menyembul di permukaan sungai, pandangannya langsung tertumpu pada tatapan panik seorang gadis yang berusaha menutupi tubuh telanjangnya dengan selembar kain. "Dasar mesum! Kau mengintipku?!" bentak suara itu dengan marah. Aaron gugup, mengalihkan pandangannya dari tubuh yang sebagian terbuka itu ia segera berenang ke arah berlawanan. Sekilas Aaron sempat melihat wajahnya, itu adalah gadis yang bersama Qibo. Aku dalam masalah! rutuknya dalam hati dengan panik. Gadis itu buru-buru mengenakkan pakaiannya, meraih pedang yang tergeletak, wajahnya merah padam dan langsung mengejar Aaron. Ia sempat melirik seekor kelinci melintas di sampingnya yang basah kuyup menyelamatkan diri. Aaron bergegas naik ke tepi sungai. Tanpa menoleh ke gadis itu ia berlari sekuat tenaga. Sementara wanita itu terus mengejar di belakangnya dengan pedang terhunus. Sepertinya ia benar-benar berniat akan menguliti Aaron hidup-hidup. ...Dua sosok saling kejar-kejaran di dalam hutan. Satu laki-laki basah kuyup, satunya gadis dengan tubuh menawan mengejar di belakang."Nona, tunggu ... dengarkan penjelasanku!" teriak Aaron. Ia membalikkan tubuhnya.Tetapi gadis itu tidak memberi Aaron kesempatan, ia memanfaatkan momen itu untuk meluncurkan tusukan pedangnya ke arah Aaron."Hanya kematianmu yang bisa menjelaskan, bocah cabul!" teriak gadis itu dengan wajah penuh amarah. Dengan ngeri Aaron membalikkan tubuhnya dan berlari kembali.Sungguh wanita yang ganas, pikirnya. Ia mencari cara untuk meloloskan diri, namun pinggir sungai ini terlalu terbuka dan tidak ada tempat untuk bersembunyi.Mengarahkan pelariannya ke arah hutan, Aaron meliuk dengan gesit di antara pepohonan. Namun gadis di belakangnya sedikit pun tidak melonggarkan pengejarannya. Barangkali jika ia mendapatkan Aaron saat ini, mungkin saja Aaron akan menjadi daging cincang dan terpotong-potong.Semakin lama mereka semakin jauh masuk ke dalam hutan. Bagi Aaron u
Maye tetap berada di dahan pohon sambil matanya celingukkan melihat jika ada gerakan dari anak laki-laki itu. Namun telah beberapa lama, ia tidak melihat satu gerakan pun.Sangat khawatir ia berencana untuk turun, tetapi teringat pesan bocah itu untuk harus terus berada di dahan pohon, ia mengurungkan niatnya.Dalam kebingungan tiba-tiba terdengar suara keresek dari balik pepohonan. Seorang pemuda berjalan sempoyongan dan berlumuran darah berjalan ke arahnya. Bajunya robek di beberapa bagian dan wajahnya penuh cipratan merah yang membuatnya terlihat mengerikan seperti seseorang yang baru saja keluar dari medan pertempuran.Gadis itu segera melompat turun, ia bergegas ke depan dan menghampiri anak muda itu.Namun setelah dekat, tubuh laki-laki muda itu jatuh merosot dan akan tumbang. Maye buru-buru menangkap tubuhnya. Aaron samar-samar mencium aroma harum dan segar dari tubuh wanita itu. Maye terlihat sangat cemas dan berpikir pastilah serigala-serigala itu telah merobek tubuh si peny
Konvoi berhenti di lapangan luas yang dikhususkan untuk parkiran pengunjung pasar kota. Qibo dan yang lainnya segera turun dari kereta. "Apa yang dilakukan anak itu?" tanya Xia sambil mengernyitkan keningnya. Yue menoleh, dan melihat Aaron menjemur pakaiannya di atap kereta barang. Maye yang juga melihat tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Menahan tawa ia berjalan menuju pasar bersama Qibo dan yang lainnya.Aaron tidak menyadari hal itu dan terus menjemur pakaiannya, setelah selesai ia bergabung dengan kakek Long dan paman Lei. Mengobrol sebentar kemudian ia merasa bosan. "Paman, bolehkah aku jalan-jalan ke dalam pasar sebentar?" tanya Aaron."Oh, tentu saja, tapi ingat jangan terlalu lama. Kamu harus kembali sebelum tuan Hong selesai berbelanja," jawab Paman Lei mengizinkan....Pasar itu cukup luas, di sisi kiri dan kanan jalan banyak kios-kios pedagang yang menawarkan barang jualan. Aaron hanya melirik sesekali tanpa niat membeli. Bukan karena tidak tertarik, hanya saja ia tida
Wajah Qibo terlihat merah padam, sementara di hadapannya seorang lelaki bertubuh cukup besar berdiri dengan kokoh dan tegas. Di sampingnya gadis bergaun merah yang terlihat manja sedang memainkan kipas bermotifkan bunga-bunga yang menebarkan aroma harum samar saat itu digerakkan. Seorang pria tampan memakai jubah putih ada di antara mereka yang tampak bersikap dingin dan acuh."Nona Yue terlebih dahulu membeli kipas itu, jadi bagaimanapun juga itu adalah milik Nona Yue. Bujia, kamu tidak bisa bersikap arogan dengan mengatakan itu adalah milik Nona Houlin hanya karena dia menginginkannya." Qibo sangat marah. Ketika mereka sedang tawar-menawar, wanita bergaun merah itu datang dan tiba-tiba saja merebut kipas di tangan Yue. "Milik Nona Yue? Bahkan itu belum dibayar, maka pemiliknya adalah yang mendapatkan barang tersebut. Sudahlah, Qibo, jika kamu ingin bertarung pun kamu tidak memiliki cukup kemampuan untuk itu," cibir Bujia memandang remeh kepada Qibo.Amarah Qibo terlihat dengan jela
Xia memandang pemuda itu dengan tatapan rumit, anak muda yang menolongnya itu siapa lagi kalau bukan Aaron?"Siapa kamu berani ikut campur urusan Tuan Muda ini!" Bujia yang melihat pemuda itu berpenampilan biasa saja, segera membentak dengan marah.Aaron mengabaikannya, lalu berjalan mendekati Xia, "Kamu baik-baik saja?" ia bertanya dan memperhatikan keadaan Xia. Xia mengangguk dengan wajah bingung.Sekilas Aaron melirik Yue dan Maye yang berdiri di pinggir lapangan, mengabaikan Qibo yang masih terduduk membersihkan muntahan darah di bajunya.Mata Qibo terbelalak tidak percaya, anak itu telah memblokir serangan kultivator bintang lima!Pemuda tampan berjubah putih mendengus dingin. "Hmmm ... dengan kekuatan puncak bintang satu kamu bisa memblokir seranganku. Nampaknya kamu memiliki cukup kemampuan tersembunyi di balik lengan bajumu," ujarnya menatap Aaron dengan penuh perhatian."Lupakanlah, kenapa kita tidak saling mundur satu langkah dan melepaskan kejadian hari ini?" ajak Aaron me
Mendapatkan tiga rumput roh fajar seharga tiga koin emas, Aaron tersenyum senang. Tinggal kristal-kristal itu sekarang. Nona Yue telah berjanji untuk meminjamkan sebelumnya, tetapi ia berpikir lebih baik jika mendapatkannya sendiri, meskipun itu tentu saja tidak akan begitu mudah.Saat Aaron selesai melipat pakaiannya yang dijemur di atas kereta barang, Yue bersama Xia datang menghampiri."Aaron, terima kasih telah membantuku tadi," ujar Xia. Nada arogan dan ketus seperti biasanya ia berbicara kepada Aaron telah tidak ada lagi. Tatapan sinisnya berganti dengan rasa malu karena telah menganggap remeh anak muda tersebut sebelumnya."Tidak masalah," jawab Aaron. "Aku hanya melakukannya secara acak, untung saja Hougan memiliki kebijaksanaan, jika tidak ... aku takut mereka akan melibatkan peringkat yang lebih tinggi," jelas Aaron.Xia mendesah ringan. "Yah ... untung saja begitu. Houlin dan Bujia itu sangat tidak masuk akal, dan mereka pendendam. Aku khawatir mereka belum menganggap ini b
Aaron mendengarkan seluruh percakapan itu, ia menjadi tertarik dan ingin untuk bergabung. Dengan sedikit keraguan, Aaron bangkit, berdiri dan mendekati meja pemuda-pemuda itu. Mereka terlihat berusia di antara 20 sampai 25 tahun. Memakai pakaian seragam yang sama dengan tulisan dan logo sebuah perusahaan di dadanya. Melihat Aaron mendekat, mereka memandangnya dengan penuh perhatian. "Maaf, Kakak semua. Kebetulan saya dengan tidak sopan telah mendengar percakapan Kakak. Apakah Kakak semua membutuhkan tambahan orang untuk melakukan pekerjaan?" tanya Aaron. Ketiga orang itu memandangi Aaron dengan tercengang, salah satunya memindai tubuh Aaron dari atas sampai ke bawah. "Bocah, kamu belum cukup umur untuk mengerjakan pekerjaan orang dewasa," ucapnya, disambut tawa dua temannya. Aaron langsung menjadi malu, ia hanya melamar secara acak, tidak tahu misi apa sebenarnya yang dilakukan orang ini. "Pergilah, misi ini tidak cocok untukmu," ujar pria itu sambil melambaikan tangannya menyur
Mata laki-laki angkuh itu memandangi Aaron dari kaki hingga rambutnya, melihat buntalan di bahunya ia terbahak dan geleng-geleng kepala. Tetapi sebelum ia sempat berkata, Meiyo segera mengajak Aaron dan anggotanya untuk menjauhi para lelaki itu.Terdengar tawa ejekan di belakang mereka saat melangkah pergi.Meiyo melemparkan sebuah benda kepada Aaron, "Kamu gunakan tas itu untuk menyimpan barang-barangmu atau jika kamu menemukan sesuatu yang berharga di perjalanan. Kembalikan padaku setelah misi kita selesai," ujarnya, saat melirik buntalan kain yang dibawa oleh Aaron, ia menggelengkan kepalanya. Bocah itu tampaknya benar-benar miskin. Aaron menyambutnya, dan menemukan sebuah tas seukuran kantong yang memiliki kaitan kunci untuk dipasang di dalam saku jubahnya. Itu adalah tas penyimpanan, orang-orang menyebutnya Tas Semesta. Tas Semesta memiliki ruangan spasial di dalamnya dengan fungsi sama seperti cincin penyimpanan, hanya saja Tas Semesta berada pada kelas yang lebih rendah. Namun
Setelah acara pendaftaran masuk akademi selesai, Aaron dan seluruh murid-murid baru dikumpulkan. Setiap kelompok memiliki instruktur mereka masing-masing. Para instruktur itu menggiring seluruh rombongan menuju pinggang gunung, di mana mereka akan dibawa ke pondok-pondok tempat menginap selama menjadi murid Akademi.Akademi Menara Putih, memiliki dua tingkat pelatihan, Akademi Luar dan Akademi Dalam. Akademi Luar adalah tempat bagi murid-murid tingkat rendah yang baru direkrut masuk ke dalam akademi. Akademi Dalam adalah lingkup inti Akademi, di mana selama di Akademi Luar, mereka adalah murid yang terbaik atau direkrut langsung sebagai murid inti. Perlakuan yang diberikan tentu juga berbeda terhadap kedua akademi ini. Sekte lebih memprioritaskan fasilitas untuk murid-murid Akademi Dalam, seperti teknik tingkat tinggi, harta rahasia, guru terbaik dan pelatihan khusus yang tidak tersedia di Akademi Luar. Namun, itu tidak berlaku bagi seratus murid yang menempati kelas satu Akademi L
Mata Tanggu terbelalak, ia tidak menyangka Tuan Amusa juga akan berada di tempat ini. Bukankah orang itu dikabarkan jatuh sakit dan tidak mampu bahkan untuk berjalan? Tetapi saat ini kondisinya jauh lebih baik. Meskipun auranya tampak sedikit kacau, itu sangat jauh dari lumpuh seperti yang diberitakan.Tanggu memutar tubuhnya ke samping dan berdiri dengan sikap hormat, begitupun seluruh bawahannya, mereka menangkupkan tangan dan memberi salam kepada pimpinan utama serikat tersebut. "Salam, Tuan Amusa," ucap mereka serempak.Termasuk Guyo, yang dalam hal ini benar-benar tidak berkutik. Ia bisa sembarangan terhadap Meiyo, tetapi ia benar-benar tidak bisa untuk tidak memberi hormat kepada ayah gadis itu."Hahaha ... apa yang terjadi di sini?" ucap Tuan Amusa dengan suara berat dan berwibawa. Ia melirik sekilas kepada Tanggu dan bawahannya, selanjutnya kepada Hong dan Mutsa. "Salam, Tuan Serikat," secara bersamaan Hong dan Mutsa menangkupkan tangan. Tuan Amusa membalas dengan anggukan.
Gegap gempita terdengar setelah semua siswa kembali berkumpul di lapangan bawah.Tuan Hong dan tuan Mutsa secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada Aaron. Mereka melihat semua penampilan Aaron dan keponakan mereka melalui cermin layar yang ditempatkan pada layar lapangan bawah. Tidak pernah dalam generasi mereka sebelumnya seseorang menempati posisi kelas satu di dalam klan, Maye dan Yue memecahkan rekor itu dan tentu saja tuan Hong dan tuan Mutsa menyambutnya dengan gembira. Jika kabar ini dilaporkan kepada pemimpin klan, mereka yakin klan akan mengadakan pesta untuk beberapa hari. Sebagai anggota siswa kelas satu, akademi akan memberi klan mereka status khusus dan dianggap sebagai mitra khusus akademi, status ini bukanlah main-main, mengingat kekutan akademi sendiri yang sangat kuat.Xia yang pertama kalinya sempat meragukan Aaron, kali ini berterima kasih dengan sepenuh hati. Berbeda saat dirinya mengikuti tes pendaftaran dulu, ia memulai pada tingkat delapan mortal raga, kem
"Teknik apa itu?" gumam pemuda yang memegang kipas."Entahlah, aku tidak pernah melihat teknik seperti itu sebelumnya," balas Youya yang memandang tidak berkedip. Sementara Jeyun menyipitkan matanya. Ia mengenal setiap teknik dari para genius yang dikenalnya, namun baru hari ini ia melihat teknik yang ditampilkan oleh anak muda itu"Ia terlalu memaksakan diri, sepertinya teknik itu belum dikuasainya secara penuh," gumam Jeyun setelah mengamati ekspresi Aaron."Benarkah? Jadi menurutmu siapakah yang akan kalah dalam pertukaran ini?" tanya laki-laki tampan yang memegang kipas.Namun Jeyun hanya diam, ia hanya mendengus dan terus mengamati.Taying yang secara langsung dapat merasakan betapa kuatnya bola matahari tersebut, tertegun sesaat. Namun, dengan geraman berat ia mengabaikan, lalu mengarahkan kedua lengannya ke arah Aaron. Dua naga api yang melilit lengan dan tubuhnya meluncur deras dengan suara gemuruh dan ganas.Rooooooaaarrrr!Aaron tidak ketinggalan dan dengan susah payah mend
Menghadapi serangan Taying tiba-tiba, Aaron menangkis dengan satu lengan yang terbalut energi putih menyilaukan, benturan keras terjadi. Tidak ada yang diuntungkan dari pertukaran pertama ini. Namun Taying agak merasa terkejut Aaron mampu menahan serangan itu tanpa kesulitan. Jika itu bintang dua biasa, paling tidak mereka akan terlempar ke belakang beberapa meter.Merasa serangan pertamanya gagal, Taying meningkatkan kekuatannya dan kembali menyerbu dengan ganas. Aaron tak berkedip, tinju Taying yang datang ke arahnya seperti dibalut ilusi yang menyala. Itu haruslah atribut api yang membakar, sama sepertinya yang juga memiliki atribut api, namun miliknya lebih seperti panas cahaya matahari, itu menyilaukan dan panas dengan terik."Baiklah, siapa yang lebih panas di antara kita," gumam Aaron sambil meledakkan energi Qi dari dantiannya. Semburan terik menyilaukan segera membungkus lengannya dan secara langsung ia meninju ke depan."Anak itu gila, berani bertabrakan dengan bintang lim
Wajah Aaron berubah dingin, hatinya dipenuhi kemarahan saat ini, anak ini telah mengganggunya berkali-kali dan ia punya batas kesabaran. Merasa tidak ingin untuk memperpanjang debat kata dengan orang itu, Aaron meledak dengan energi Qi di sekujur tubuhnya. Ia membentuk beberapa segel dan tubuhnya berubah menjadi bayangan saat melesat ke depan dan meninju dengan ganas. Felou yang merasakan ancaman bahaya dari serangan ini bergegas menyilangkan kedua tangannya dan membentuk perisai Qi berwarna hijau.Duaaaakkkkk!Pukulan tangan Aaron yang terbungkus Qi perak menghantam perisai itu, benturan langsung tersebut menimbulkan suara keras diikuti suara retak dan perisai itu hancur berkeping-keping.Felou memandang dengan ngeri ketika melihat teror lainnya datang dengan cepat dan menghantam kedua tangannya yang tidak terlindung perisai Qi.Kachaaa!Matanya mendelik tak percaya saat bunyi retak tulang-tulangnya pecah dan tinju itu masih terus melesat menuju dadanya.Duaaakkkkk!Tanpa ampun tub
Hanya disediakan seratus platform untuk kelas satu, lima ratus untuk kelas dua dan sisanya adalah siswa kelas tiga. Akademi sengaja membuat pengaturan bahwa siswa sendirilah yang harus menentukan di kelas mana mereka berada. Dengan perjuangan dan ketekunan mereka untuk mendapatkan kelas yang lebih tinggi, tentu saja hal tersebut akan menyebabkan konflik di antara para siswa sendiri yang sama-sama menginginkan tempat yang lebih tinggi. Karena itu, pertarungan pun pastinya tidak akan dapat dihindari.Saat aba-aba jatuh dari Master Akademi, letusan energi meledak di seluruh lapangan itu dan ribuan siswa seperti air banjir melesat menuju piramida yang menjulang di depan mereka.Aaron berlari diikuti Maye dan Yue, mereka harus melewati lantai ubin sepanjang satu kilometer untuk mencapai piramida tersebut, dapat di bayangkan itu akan terlihat seperti lautan semut yang mengerubungi piramida gula di depan mereka.Energi Qi mengamuk saat semua orang berlomba untuk lebih cepat dari yang lainny
Insiden kecil itu ditonton oleh banyak orang, melihat hal tersebut tampaknya para siswa senior lainnya yang menjaga meja mulai ketakutan dan berlaku dengan adil. Mereka juga tidak mengerti, biasanya hal tersebut hanya akan diabaikan oleh akademi, jadi mengapa sekarang itu menjadi insiden?Menduga bahwa mungkin saja master akademi sedang dalam suasana hati yang buruk, mereka tidak berani main-main lagi. Beberapa juga memikirkan kemungkinan lain, bisa jadi anak muda itu adalah sosok yang diperhatikan oleh para tetua. Dugaan mana yang benar, mereka segera melupakan kejadian itu dan melayani para calon siswa dengan benar.Yue memandang Aaron dengan sudut matanya, laki-laki muda tersebut semakin berubah dari hari ke hari sejak ia pertama kali bertemu dengannya. Pemuda lusuh itu yang ditemuinya di jalan, hari ini telah membantunya untuk masuk menjadi murid resmi akademi merah putih. Bagaimanapun juga itu adalah sebuah pencapaian bagi dirinya sendiri, sebelumnya ia tidak memiliki keyakinan
Mengetahui bahwa sebenarnya orang yang di depannya ini adalah bawahan Meiyo, yang berarti dia memiliki status lebih rendah di bawahnya, wajah Guyo langsung menjadi gelap. "Beraninya kau, aku adalah putra dari pemimpin serikat, apakah kau tahu hal itu?" teriaknya. Ia mendengus dengan mata berapi-api. Telah terbayang olehnya akan membuat anak laki-laki ini hancur berkeping-keping."Lalu bagaimana jika kau adalah putra pemimpin serikat? Nona Meiyo adalah putri pemilik serikat," cibir Aaron.Wajah Guyo merah padam, apa yang di katakan Aaron benar, Meiyo adalah anak pemilik serikat. Tetapi ia tidak merasa takut sekarang. "Hanya tinggal menunggu waktu, tidak lama lagi serikat akan menjadi milik ayahku," sanggahnya dengan marah. Aaron memandangnya dengan sinis, orang ini bahkan tidak perlu menyembunyikan pengkhianatan yang dilakukan oleh keluarganya. Perdebatan itu berhenti ketika kerumunan orang-orang datang dari arah lain, menyadari mereka telah kehilangan banyak waktu, Aaron segera be